Anda di halaman 1dari 52

STRUKTUR BAJA

PROYEK AKHIR

Oleh:

I KADEK YUDI PERMADI

1805511026

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Data Perencanaan
Dimensi bangunan
Lx : 6,260 m
Ly : 6,260 m
H : 4,260 m
Data material
BJ 50
Fy : 290 MPa 6,...
Fu : 500 MPa
6,...
Mutu beton : fc' 20 MPa
Profil baja yang direncanakan
Kolom : W250x49,1
Balok Induk : W200x31.3
Balok Anak : W150x29.8
Beban
Beban finish atap : 200 kg/m2
Beban Hidup Atap : 100 kg/m2
Gempa Px : 1000 kg
pakai auto
Gempa Py : 300 kg lateral load
2. Tahap pemodelan
a. Define material
Baja Beton

boleh tidak dilampirkan


b. Define section
Kolom W250x49,1 Balok Induk W200x31.3

Balok anak W150x29.8

Pelat beton
c. Buat pengaku pada balok dengan membagi balok dan pelat dengan ukuran yang sama
d. Model

e. Beban dan kombinasi beban


Load patern

Beban:
Beban finish atap = 200 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
B. Gempa Px/Py = 1000/300 kg

Kombinasi beban
f. Penempatan beban
Beban hidup atap dan Beban finish atap diberikan pada plat seperti gambar dibawah

area load
uniform shell

Beban gempa
g. Hasil analisis berupa stress ratio

klick kanan untuk melihat details stress ratio dll


A. Perancangann Kolom
Drancang berdasarkan SNI 1729-2020
1. Data Perencanaan
Kolom direncanakan menggunakan propil W250x49,1 dengan material baja BJ50
a. Properties profil
d= 247 mm rx = 106 mm
bf = 202 mm ry = 49.276 mm
tf = 11 mm Sx = 574000 mm3
tw = 7.37 mm Sy = 151000 mm3
h/tw 27.10 Cw = 2.12E+11 mm6
h= 199.727 mm rts= 55.9
ho = 236 mm Data Material
b= 101 mm Mutu beton
A= 6260 mm2 f'c = 20 MPa
J= 243000 mm4 Mutu baja = bj 50
Ix = 71200000 mm4 fy = 290 MPa
Iy = 15200000 mm4 fu = 500 MPa
Zx = 636000 mm3 E= 200000 MPa
Zy = 229000 mm3 G= 77200 MPa
b. Dimensi bangunan
Lx = 6.NN0= 6.26 m
Ly = 6.NN0= 6.26 m
H= 4.NN0= 4.26 m

c. Beban yang Bekerja Pada Struktur


Beban finish atap = 200 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
B. Gempa Px = 1000 kg
B. Gempa Py = 300 kg

2.Model pada SAP2000

Model dan beban Stress rartio


ultimit
3. Beban maksimal yang bekerja berdasarkan hasil analisis SAP2000
Mux Muy Vux Vuy Pu
Kolom
Nmm Nmm N N N
1 35060975 165996000 8230 3489 82778
2 9303161 26525052 2184 6227 67670
3 74496913 1118095 17488 262 86356
4 74249498 26183893 17429 6146 94364

Komponen Struktur Simetris Ganda dan Tunggal Menahan Lentur dan Gaya Aksial (Bab H)
Komponen struktur simetris ganda dan tunggal menahan lentur dan tekan

Pr= Kekuatan aksial perlu menggunakan kombinasi beban DFBK


Pc= Kekuatan aksial desain, ditentukan menurut Bab E SNI 1729:2020
Mr= kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK
Mc= kekuatan lentur desain ditentukan menurut Bab F SNI 1729:2020
x = indeks sehubungan dengan sumbu kuat lentur
y = indeks sehubungan dengan sumbu lemah lentur
fb = faktor ketahanan untuk lentur = 0.9
fc = faktor ketahanan untuk tekan = 0.9

4. Kapasitas Aksial Batang Tekan (BAB B SNI 1729:2020)


a. Klasifikasi penampang tekan Sayap

λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 9.18
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing
b. Klasifikasi penampang tekan Badan

λr = 1.49*(E/Fy)^0.5 = 39.13
λ = b/t = 27.1
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing

c. Perhitungan Kapasitas Aksial


Profil yang digunakan adalah elemen non langsing, berdasarkan Tabel E.1.1,
perhitungan kapasitas aksial penampang menggunakan sub bab E3 dan E4 SNI 1729:2020
Menghitung faktor panjang efektif pada kolom

Kolom yang ditinjau (Kolom 4)

h 4260 mm

Lx 6260 mm
#Kolom 4
Profil Balok W200x31.3
Ix = 31300000 mm4
Pada Joint di bagian atas (GA)
Ic = 71200000 mm4
Lc = 4260 mm
Ig = 31300000 mm4
Lg = 3130 mm
GA = ΣIc/Lc =
0.84
ΣIg/Lg
GB = 10 Perletakan Sendi dan dibawahnya tidak ada balok

Dari nomograf untuk panjang efektif kolom pada rangka menerus untuk batang
tidak diperkaku nilai K = 0.85 Karena nilai K<1 maka K = 1
L kolom =h 4260
KL/r = 86.45
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Fcr= persamaan E3-2
φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 264.11 MPa
Fy/Fe = 1.10
Fcr = 183.15 MPa
Pn = 1146509.95 N
φPn = 1031858.95 N

Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing (E4)
φPn berdasarkan keadaan batas berupa tekuk torsi dan tekuk torsi lentur

Fe = 483.74 MPa
Fy/Fe = 0.60
Fcr = 225.65 MPa
Pn = 1412539.529 N
φPn = 1271285.58 N

Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 1031858.95 N

Kontrol dengan hasil SAP2000


φPn SAP2000 φPn Manual Selisih
1031857 1031859 0.000%

5. Kapasitas Lentur (BAB F SNI 1729-2020 hal. 43)


Penentuan klasifikasi penampang
a. Badan
Rasio tebal terhadap lebar (Tabel B4 1b)

λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 27.1
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak
b. Sayap
λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 9.18
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak

Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor mengikuti Sub
bab F6

Komponen Struktur Profil I Kompak Simetris Ganda & Kanal Melengkung di Sumbu Major (F2)

c. Kapasitas Lentur Sumbu Mayor


Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I simetris ganda dan kanal melentur
di sumbu major, memiliki badan kompak dan sayap kompak.
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral

Kapasitas lentur Kondisi tekuk torsi lateral (LTB)


Lb = 4260 mm

Lp = 2277.53 mm
Lb > Lp Keadaan batas tekuk torsi lateral berlaku

= 0.001793835

Lr= 7582 mm
Lp < Lb < Lr
Sehingga Rumus Mn adalah :

Mp=Fy.Zx= 184440000 Nmm


Cb= 1
Mn= 159058270.8
fMn = 143152443.7

Akibat pelelehan
Mn=Mp=FyZx= 184440000 Nmm
fMn= 165996000 Nmm
Kontrol dengan SAP2000
Kondisi φMnx SAP2000 φMnx Manual Selisih
LTB 143212883 143152443.7 0.0%
Non LTB 165996000 165996000 0.0%
Karena pada keadaan diatas nilai Lp<Lb<Lr maka Kapasitas lentur yang dipakai Kondisi
tekuk torsi lateral (LTB) : 143152443.7 Nmm
d. Kapasitas Lentur Sumbu Minor
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang melengkung di
sumbu minornya
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral

Kondisi Pelelehan

Mny = 66410000 N.mm


1,6FySy = 70064000 N.mm OK

Tekuk Lokal Sayap


Untuk penampang dengan sayap kompak, keadaan batas dari tekuk lokal sayap
tidak diterapkan. Jadi nilai Mn yang digunakan adalah Mny
Mny = 66410000 N.mm
φMny = 59769000 N.mm
Kontrol dengan SAP2000
φMny SAP2000 φMny Manual Selisih
59769000 59769000 0%

e. Kontrol D/C Ratio


Pr=Pu= 94364.31 N
Pc=fPn= 1031859.0 N
Mrx 74249498.00 N.mm
Mry 26183893.40 N.mm
Mcx 165996000 N.mm
Mcy 59769000 N.mm

Pr/Pc = 0.09 < 0.2 Persamaan H-1b

Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0.046 0.447 0.438 0.931
Manual 0.046 0.447 0.438 0.931
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

perlu dilampirkan output SAP untuk melihat angka2 yang diklaim sama

ada di belakang
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 70)

a. Kapasitas Geser Sumbu Mayor (G2)


Menghitung nilai kv

h/tw = 27.1 < 260


kv = 5
Menghitung Cv
1.10(kvE/fy)^0.5 = 64.59422415
h/tw = 27.1 < 64.5942241
Nilai h/tw memenuhi persamaan G2-3, maka nilai Cv1 = 1
Kekuatan Geser

Aw = d.tw = 1820.39 mm2


Vnx = 316747.86 N

2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 27.1 < 58.8252819
fv = 1
fVnx = 316747.86 N

Kontrol SAP2000
φVnx SAP2000 φVnx Manual Selisih
316748 316748 0%

fVnx = 316747.86 > Vux = 17429.46 OK


D/c ratio 0.055
Kontrol SAP2000
D/C Ratio SAP200 D/C Ratio Manual Selisih
0.055 0.055 0%
b. Kapasitas Geser Sumbu Minor (G6)

Aw = 4444 mm2
h/tw = 9.181818182 < 58.8252819
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 773256 N
fvVny = 695930.4 N

Kontrol SAP 2000


φVny SAP2000 φVny Manual Selisih
695930 695930 0%

fVny = 695930.4 > Vuy = 6146.45 Ok


D/c ratio 0.009
Kontrol SAP2000
D/C Ratio SAP2000 D/C Ratio Manual Selisih
0.009 0.009 0%

stress ratio untuk Geser sangat kecil. Ini berarti ......


Summary SAP 2000
B. Perancangann Balok Induk
Perencanaan Balok Induk sesuai SNI 1729-2020
1. Data Perencanaan
Balok induk direncanakan menggunakan profil W200x31.3 dengan material baja BJ 50
a.Properties profil
d= 210 mm rx = 88.6 mm
bf = 134.00 mm ry = 32.019 mm
tf = 10.20 mm Sx = 298000 mm3
tw = 6.35 mm Sy = 60800 mm3
h/tw 27.50 Cw = 4.08E+10 mm6
h= 174.625 mm
ho = 200 mm Data Material
b= 67 mm Mutu beton
A= 3970 mm2 f'c = 20 MPa
J= 117000 mm4 Mutu baja = bj 50
Ix = 31300000 mm4 fy = 290 MPa
Iy = 4070000 mm4 fu = 500 MPa
Zx = 334000 mm3 E= 200000 MPa
Zy = 93200 mm3 G= 77200 MPa

b.Dimensi bangunan
Lx = 6.NN0= 6.26 m
Ly = 6.NN0= 6.26 m
H= 4.NN0= 4.26 m

c.Beban yang bekerja


Beban finish atap = 200 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
B. Gempa Px = 1000 kg
B. Gempa Py = 300 kg

2.Model pada SAP 2000

Model dan beban Stress rartio


3. Beban maksimal yang bekerja berdasarkan hasil analisis SAP2000

Mux Muy Vux Vuy Pu


Balok Induk
Nmm Nmm N N N
5 53260124 12351 47997 22 2633
6 52212472 12277 46051 22 2611
9 25557120 128 2236 1 195
10 25557120 128 2236 1 195
11 25557120 128 2236 1 195
12 25557120 128 2236 1 195
Komponen Struktur Simetris Ganda dan Tunggal Menahan Lentur
dan Gaya Aksial (Bab H)
Komponen struktur simetris ganda dan tunggal menahan lentur dan tekan

berulang kali
ditampilkan. cukup
sekali saja.
selanjutnya dirujuk
saja

Pr= Kekuatan aksial perlu menggunakan kombinasi beban DFBK


Pc= Kekuatan aksial desain, ditentukan menurut Bab E SNI 1729:2020
Mr= kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK
Mc= kekuatan lentur desain ditentukan menurut Bab F SNI 1729:2020
x = indeks sehubungan dengan sumbu kuat lentur
y = indeks sehubungan dengan sumbu lemah lentur
fb = faktor ketahanan untuk lentur = 0.9
fc = faktor ketahanan untuk tekan = 0.9

4. Kapasitas Aksial Batang Tekan (BAB B SNI 1729:2020)


a. Klasifikasi penampang tekan Sayap

λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 6.57
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing

b. Klasifikasi penampang tekan Badan

λr = 1.49*(E/Fy)^0.5 = 39.13
λ = b/t = 27.5
Karena rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya,
maka penampang diklasifikasikan Non Langsing

c. Perhitungan Kapasitas Aksial


Profil yang digunakan adalah elemen non langsing, berdasarkan Tabel E.1.1,
maka perhitungan kapasitas aksial penampang menggunakan
sub bab E3 dan E4 SNI 1729:2020
Menghitung faktor panjang efektif pada balok

h= 6260 mm

Lx= 6260 mm

K= 1
KL/r = 195.51
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Persamaan E3-3
Menghitung φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 51.64 MPa
Fy/Fe = 5.62 Persamaan E3-3
Fcr = 45.29 Mpa
Pn = 179798.76 N
φPn = 161818.89 N

Menghitung φPn Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa
Elemen Langsing (E4)

Fe = 313.41 MPa
Fy/Fe = 0.93
Fcr = 278.00 MPa
Pn = 1103653.203 N
φPn = 993287.88 N

Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 161818.89 N

Kontrol dengan hasil SAP2000


φPn SAP2000 φPn Manual Selisih
161815 161819 0.0027%
5. Kapasitas Lentur BAB F SNI 1729-2020 hal 43
Penentuan klasifikasi penampang
a. Badan
Rasio lebar terhadap tebal (Tabel B4 1b)

λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 27.5
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak
b. Sayap
Rasio lebar terhadap tebal (Tabel B4 1b)

λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 6.57
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak
Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor
mengikuti Sub bab F6

Komponen Struktur Profil I Kompak Simetris Ganda & Kanal Melengkung di


c. Kapasitas Sumbu Major (F2)
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I simetris ganda dan kanal melentur
di sumbu major, memiliki badan kompak dan sayap kompak.
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral
Kondisi tekuk torsi lateral
Lb = 782.5 mm

Lp = 38864.44 mm
Nilai Lb < Lp
maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan sehingga yang
dipakai adalah kondisi pelelehan
Kondisi Pelelehan
Mnx = 96860000 Nmm
φMnx = 87174000 Nmm

Kontrol dengan SAP2000


φMnx SAP2000 φMnx Manual Selisih
87174000 87174000 0%

d. Kapasitas Lentur Sumbu Minor


Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang melengkung di
sumbu minornya
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral

Kondisi Pelelehan

Mny = 27028000 Nmm OK


1,6FySy = 28211200 Nmm
Karena Mny < 1,6.Fy.Sy sehingga kapasitas lentur bisa digunakan

Tekuk Lokal Sayap


Untuk penampang dengan sayap kompak, keadaan batas dari tekuk lokal sayap
tidak diterapkan. Jadi nilai Mn yang digunakan adalah
Mny = 27028000 Nmm
φMny = 24325200 Nmm

Kontrol dengan SAP2000


φMny SAP2000 φMny Manual Selisih
24325200 24325200 0.00%

e. Kontrol D/C Ratio


Pr 2611.07 N
Pc 161818.9 N
Mrx 53260124.00 N.mm
Mry 12277.21 N.mm
Mcx 87174000 N.mm
Mcy 24325200 N.mm

Pr/Pc = 0.02 < 0.2 persamaanH1-1b

Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0.008 0.611 0.00 0.62
Manual 0.008 0.611 0.00 0.62
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00

jika aksial di balok tidak diperhitungkan maka akan ada selisih nilai
tidak banyak. untuk penyederhanaan boleh diabaikan.
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 69)

a. Kapasitas Geser Sumbu Mayor (G2)


h/tw = 27.5 mm
Menghitung nilai kv

h/tw = 27.5 < 260


kv = 5
1.10(kvE/fy)^0.5 = 64.59422415
h/tw = 27.5 < 64.59422415
Nilai h/tw memenuhi persamaan G2-3, maka nilai Cv = 1

Kekuatan Geser

Aw = dxtw = 1333.5 mm2


Vnx = 232029 N

2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 27.5 < 58.82528192
fv = 1
fVnx = 232029 N

Kontrol SAP 2000


φVnx SAP2000 φVnx Manual Selisih
232029 232029 0%

fVnx = 232029 > Vux = 47996.86 OK


D/C Ratio = 0.207
Kontrol SAP 2000
D/C Ratio SAP2000 D/C Ratio Manual Selisih
0.207 0.207 0%
b. Kapasitas Geser Sumbu Minor (G6)

Aw = 2733.6 mm2
h/tw = 6.568627451 < 31.6445779
kv = 1.2
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 475646.4 N
fVny = 428081.76 N

Kontrol SAP 2000


φVny SAP2000 φVny Manual Selisih
428081.76 428081.76 0%

fVny = 428081.76 > Vuy = 22.00 OK


D/C Ratio = 5.13827E-05
Kontrol SAP 2000
D/C Ratio SAP2000 D/C Ratio Manual Selisih
0.000051 0.000051 0%

Lendutan
Δijin 26.08333333 mm
Δterjadi 13.57 mm OK
Summary SAP 2000
C. Perancangann Balok Anak
Perencanaan Balok Anak sesuai SNI 1729-2020
1. Data Perencanaan
Balok anak direncanakan menggunakan profil W150x29.8 dengan material baja BJ 50
a.Properties profil
d= 157 mm rx = 67.6 mm
bf = 153.00 mm ry = 38.233 mm
tf = 9.27 mm Sx = 220000 mm3
tw = 6.60 mm Sy = 72300 mm3
h/tw= 19.10 mm Cw = 3.03E+10 mm6
h= 126.06 mm
ho = 148 mm Data Material
b= 76.5 mm Mutu beton
A= 3790 mm2 f'c = 20 MPa
J= 99900 mm4 Mutu baja = bj 50
Ix = 17200000 mm4 fy = 290 MPa
Iy = 5540000 mm4 fu = 500 MPa
Zx = 246000 mm3 E= 200000 MPa
Zy = 110000 mm3 G= 77200 MPa
b.Dimensi bangunan
Lx = 6.26 m
Ly = 6.26 m
H= 4.26 m

c.Beban yang bekerja


Beban finish atap = 200 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
B. Gempa Px = 1000 kg
B. Gempa Py = 300 kg

2.Model pada SAP 2000

Model dan beban Stress rartio


3.Berdasarkan hasil analisis SAP2000, beban maksimal yang bekerja
pada kolom, sebagai berikut

Mux Muy Vux Vuy Pu


Balok Anak Nmm Nmm N N N
6878524.00 0.00 522.81 0.00 31.36

Komponen Struktur Simetris Ganda dan Tunggal Menahan Lentur


dan Gaya Aksial (Bab H)
Komponen struktur simetris ganda dan tunggal menahan lentur dan tekan
kecil sekali
bisa
diabaikan

Pr= Kekuatan aksial perlu menggunakan kombinasi beban DFBK


Pc= Kekuatan aksial desain, ditentukan menurut Bab E SNI 1729:2020
Mr= kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK
Mc= kekuatan lentur desain ditentukan menurut Bab F SNI 1729:2020
x = indeks sehubungan dengan sumbu kuat lentur
y = indeks sehubungan dengan sumbu lemah lentur
fb = faktor ketahanan untuk lentur = 0.9
fc = faktor ketahanan untuk tekan = 0.9

4. Kapasitas Aksial Batang Tekan (BAB B SNI 1729:2020)


a. Klasifikasi penampang tekan Sayap

λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 8.25
Karena rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya,
maka penampang diklasifikasikan Non Langsing

b. Klasifikasi penampang tekan Badan


λr = 1.49*(E/Fy)^0.5 = 39.13
λ = b/t = 19.1
Karena rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya,
maka penampang diklasifikasikan Non Langsing

c.Perhitungan Kapasitas Aksial


Profil yang digunakan adalah elemen non langsing, berdasarkan Tabel E.1.1,
maka perhitungan kapasitas aksial penampang menggunakan
sub bab E3 dan E4 SNI 1729:2020
Menghitung faktor panjang efektif pada kolom

6260 mm

6260 mm

K= 1
KL/r = 163.73
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Persamaan E3-3
Menghitung φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 73.63 MPa
Fy/Fe = 3.94 Persamaan E3-3
Fcr = 64.57 Mpa
Pn = 244735.31 N
φPn = 220261.78 N

Menghitung φPn Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa
Elemen Langsing (E4)

Fe = 406.20 MPa
Fy/Fe = 0.71
Fcr = 356.24 MPa
Pn = 1350137.988 N
φPn = 1215124.19 N

Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 220261.78 N

Kontrol dengan hasil SAP2000


φPn SAP2000 φPn Manual Selisih
220258.6 220261.78 0.0014%
5. Kapasitas Lentur BAB F SNI 1729-2020 hal. 43
Penentuan klasifikasi penampang
a. Badan
Rasio tebal terhadap lebar (Tabel B4 1b)

λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 19.1
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak

b. Sayap

λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 8.25
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak
Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor
mengikuti Sub bab F6

Komponen Struktur Profil I Kompak Simetris Ganda & Kanal Melengkung di


c.Sumbu Major (F2)
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I simetris ganda dan kanal melentur
di sumbu major, memiliki badan kompak dan sayap kompak.
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral
Kondisi tekuk torsi lateral
Lb = 782.5 mm

Lp = 1767.12 mm
Nilai Lb < Lp maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan sehingga yang
dipakai adalah kondisi pelelehan
Kondisi Pelelehan

Mnx = 71340000 Nmm


φMnx = 64206000 Nmm
sehingga nilai fMnx: 64206000
Kontrol dengan SAP2000
φMnx SAP2000 φMnx Manual Selisih
64206000 64206000 0%

d.Kapasitas Lentur Sumbu Minor


Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang melengkung di
sumbu minornya
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral

Kondisi Pelelehan

Mny = 31900000 Nmm OK


1,6FySy = 33547200 Nmm
Karena Mny < 1,6.Fy.Sy sehingga kapasitas lentur bisa digunakan

Tekuk Lokal Sayap


Untuk penampang dengan sayap kompak, keadaan batas dari tekuk lokal sayap
tidak diterapkan. Jadi nilai Mn yang digunakan adalah
Mny = 31900000 Nmm
φMny = 28710000 Nmm
Kontrol dengan SAP2000
φMny SAP2000 φMny Manual Selisih
28710000 28710000 0.00%

Kontrol D/C Ratio


Pr=Pu 31.36 N
Mrx 6878524.00 Nmm
Mry 0.00 Nmm
Mcx 53315004.8 Nmm
Mcy 28710000 Nmm
Pc 220261.8 N

Pr/Pc = 0.00 < 0.2 persamaanH1-1b

Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0 0.129 0 0.129
Manual 0.0 0.129 0.0000 0.129
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 69)

a. Kapasitas Geser Sumbu Mayor (G2)


h/tw = 19.10 mm
Menghitung nilai kv

h/tw = 19.10 < 260


kv = 5
1.10(kvE/fy)^0.5 = 64.59422415
h/tw = 19.1 < 64.59422415
Nilai h/tw memenuhi persamaan G2-3, maka nilai Cv = 1

Kekuatan Geser

Aw = d.tw = 1036.2 mm2


Vnx = 180298.8 N

2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 19.1 < 58.82528192
fv = 1
fVnx = 180298.8 N

Kontrol SAP 2000


φVnx SAP2000 φVnx Manual Selisih
180299 180299 0%

fVnx = 180298.8 > Vux = 522.81 OK


D/c ratio 0.003
Kontrol SAP2000
D/C Ratio SAP200 D/C Ratio Manual Selisih
0.003 0.003 0%
b. Kapasitas Geser Sumbu Minor (G6)

Aw = 2836.62 mm2
h/tw = 8.252427184 < 31.6445779
kv = 1.2
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 493571.88 N
fVny = 444214.692 N

Kontrol SAP 2000


φVny SAP2000 φVny Manual Selisih
444215 444215 0%

fVny = 444214.692 > Vuy = 0.00 OK


D/c ratio= 0
Kontrol SAP2000
D/C Ratio SAP200 D/C Ratio Manual Selisih
0.000 0.000 0%
Lendutan
Δijin 26.08333333 mm
Δterjadi 8.58 mm OK
Summary SAP 2000
D.Perencanaan Sambungan Sendi sesuai SNI 1729-2020 BAB J

1. Data penampang baut (Tabel J3.2 SNI 1729:2020)


Baut kelompok A (misal, A325), apabila
ulir ada di bidang geser
Kuat geser nominal Fnv = 372 MPa
Material baja BJ 34 fy = 210 MPa
fu = 340 MPa
2. Data penampang balok
Balok anak W150x13.5 Balok induk W200x31.3
d= 157 mm d= 210 mm
bf = 153.00 mm bf = 134.00 mm
tw = 6.60 mm tw = 6.35 mm
tf = 9.27 mm tf = 10.20 mm
h= 126.06 mm h = 174.625 mm
Clearance = 5 mm

3. Gaya Geser Balok anak


Vu BA = 801.862 N SAP2000

4. Sketsa sambungan
Balok induk Balok anak

5. Perhitungan kekuatan sambungan


a. Sambungan badan balok anak ke siku L
#Kuat geser baut

Baut direncanakan menggunakan diameter (db)= 16 mm; luas baut (Ab) = 150.8 mm2
Lubang baut (D) = 18 mm
Jumlah bid. Geser (m) = = 2 buah
Ø = 0.75
Rn = m x Fnv x Ab = 112195.2 N
ØRn = 84146.4 N
Jumlah baut perlu pakai baut yg
n = Vu/ØRn = 0.009529368 lebih kecil
Kuat tumpu plat
#Kekuatan geser siku L yang disambung
Direncanakan digunakan L75x75x9 sebagai plat penyambung
Data plat penyambung:
Fyp = 290 MPa d= 80 mm Panjang siku = 100 mm
Fup = 500 MPa bf = 80 mm
tf = 9 mm
tw = 9 mm
h= 70 mm

a.Leleh pada daerah tanpa lubang

Luas bruto yang menahan geser (Agv) :


Agv = panjang x tebal plat
Agv = 900 mm2
ØRn = 156600 N

b. Putus pada daerah yang berlubang:

Luas netto yang menahan geser (Anv):


Anv = (panjang - diameter lubang) x tebal siku
Anv = 576 mm2
ØRn = 129600 N

#Kekuatan tumpuan pada lubang - lubang baut

Spasi dan jarak ke tepi minimum


Spasi antar baut: Jarak ke tepi:
Smin = 2.5db = 40 mm S'min = 25.6 mm
Smax = 14tw = 92.4 mm S'max = 72.6 mm

Untuk lubang pada tepi:


Jarak ke tepi yang digunakan = 30 mm
lc = h/2 - le = 5 mm
1.2lc x tw x Fu = 27000 N
Cek batas atas =
2.4d x tw x Fu = 864000 N
Berdasarkan keadaan tersebut, maka nilai yang dipilih adalah nilaii terkecil: 27000 N

Untuk lubang lainnya:


Jarak antar baut = 40 mm
lc = h - s = 30 mm
1.2lc x tw x Fu = 162000 N
Cek batas atas
2.4d x tw x Fu = 864000 N
Berdasarkan keadaan tersebut, maka nilai yang dipilih adalah nilai terkecil: 162000 N
Kontrol kekuatan tumpuan pada lubang baut, digunakan nilai yang lebih rendah=
27000 N > Vu = 801.862 N OK

b.Sambungan siku L ke balok induk


#Kuat geser baut

Baut direncanakan menggunakan diameter (db)= 16 mm Luas baut (Ab) = 150.8 mm2
Lubang baut (D) = 18 mm
Jumlah bid. Geser = 1 buah
Rn = m x Fnv x Ab = 56097.6 N
ØRn = 42073.2 N
Jumlah baut perlu (n)n =(Vu/2)/ØRn = 0.00953
Jumlah baut dipasang = 2 baut D16

Kuat tumpu plat


#Kekuatan geser siku L yang disambung ke balok induk
a. Leleh pada daerah tanpa lubang

Agv =panjang x tebal pelat = 900 mm2


ØRn = 156600 N
b. Putus pada daerah lubang:

Anv = (panjang - diameter lubang) x tebal siku= 576 mm2


ØRn= (1) (0.6) Fu Anv = 172800 N

#Kekuatan tumpuan pada lubang baut


Untuk lubang pada tepi:
Jarak ke tepi yang digunakan= 30 mm
lc = h/2 - le = 5 mm
1.2lc x tw x Fu = 27000 N
Cek batas atas
2.4d x tw x Fu = 864000 N
Berdasarkan keadaan tersebut, maka nilai yang digunakan adalah nilai terkecil: 27000 N
Untuk lubang lainnya
Jarak antar baut = 40 mm
lc = h -s 30 mm
1.2lc x tw x Fu = 162000 N
Cek batas atas
2.4d x tw x Fu = 864000 N
Berdasarkan keadaan tersebut, maka nilai yang digunakan adalah nilai terkecil: 162000 N
Kontrol kekuatan tumpuan pada lubang baut, digunakan nilai yang lebih rendah=
27000 N > Vu/2 = 400.931 N OK
Summary SAP 2000
E. Perencanaan Sambungan Momen (SNI 7972:2020 BAB 6)
Sambungan Balok Induk ke Kolom (Sambungan Momen)

Sambungan momen pelat-ujung yang diperpanjang terprakualifikasi untuk digunakan


dalam sistem Rangka Momen Khusus (RMK) dan Rangka Momen Menengah (RMM).

Pendetailan Sambungan pada masing-masing tipe dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan 6.3 SNI
7972:2020
1. Data perencanaan
Kolom W250x49,1 Balok Induk W200x31.3
d= 247 mm d= 210 mm
bf= 202 mm bf= 134.00 mm
tw= 7.37 mm tw= 6.35 mm
tf= 11 mm tf= 10.20 mm
h= 199.7 mm Zx=Ze 334000 mm3
Data material
Baut (Baut kelompok A (misal, A325), apabila ulir ada di bidang geser)
Fnt 620 Mpa
Fnv 372 Mpa
Baja Fyp 210 Mpa
fup 340 Mpa
E 200000 Mpa
G 77200 Mpa

Jarak baut
Smin 102 mm
Smax 152 mm

Sambungan yang ditinjau


2.Prosedur Desain
Tipe sambungan yang dipilih adalah tipe 4E, yaitu menggunakan 4 buah baut tanpa pengaku
Tentukan ukuran-ukuran komponen struktur yang disambung (balok dan kolom) dan

a. hitung momen pada muka kolom, Mf.

Mpr = Cpr . Ry . Fy . Ze
Cpr= 1.1
Ry= 1.3
Fy= 210 Mpa
Ze= 334000 mm3
Vu= 63819 N (Gaya Geser di ujung balok)
Sh= d/2
= 105 mm
= 3xbf
= 402 mm
Dipakai nilai d/2 terkecil yaitu: 105 mm
Mpr = 100300200 Nmm
Mf = 107001151.7 Nmm

b. Pilih satu dari tiga konfigurasi sambungan pelat-ujung dan menetapkan nilai-nilai yang mula-mula
untuk geometri sambungan (g, pfi, pfo, pb, g, hi, dan seterusnya) dan mutu baut.

g= 122.00 mm
pfi= 40 mm
pfo= 40 mm
bp= 202.00 mm
s= 78 mm
h0= d-0.5tf+pfo
= 244.9 mm
h1= d-tf-0.5tf-pfi
= 154.7 mm
de= 40 mm

c. Menentukan diameter baut yang dibutuhkan

db req=

fn= 0.9
db= 17 Dipakai db= 19 mm
Diameter lubang = 21 mm
d. Tentukan ketebalan pelat-ujung yang disyaratkan, tp, req
tp req=

fd= 1
yp= 1458.054533
tp = 20 mm

e. Hitung Ffu, gaya sayap balok terfaktor.


Ffu=

= 535541 N
f. Periksa pelelehan geser bagian yang diperpanjang dari pelat-ujung tanpa pengaku
diperpanjang empat-baut (4E)

bp = 202 mm
fd= 1
fd Rn= 501280.8329 N
Ffu/2= 267770.65 N Ok

di mana bp adalah lebar pelat-ujung, in. (mm), diambil sebagai tidak lebih besar dari lebar
sayap balok ditambah 1 in. (25 mm).
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ketebalan pelat-ujung atau tingkatkan tegangan
leleh material pelat-ujung.

g. Periksa keruntuhan geser bagian pelat-ujung yang diperpanjang pada pelat-ujung tanpa
pengaku yang diperpanjang empat-baut (4E):

fn= 0.9
Fup= 340 Mpa
An= tp.(bp-2(db+3))
= 3111.832924
Ffu/2= 267770.7 N < fn.Rn= 571332.5 N Ok
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ketebalan pelat-ujung atau tingkatkan
tegangan leleh material pelat-ujung.
h. Kekuatan runtuh geser baut dari sambungan yang disediakan oleh baut pada satu (gaya tekan) sayap

Ab= 283.385 mm2


fn= 0.9
nb= 4 buah

Vu= 63819 N < fn.Rn= 379509 N OK

3. Desain Bagian Kolom dengan continue plat


a. Periksa sayap kolom untuk pelelehan lentur

tcf= 11 mm

= 78.49 mm
g= 122 mm
bcf= 202 mm
c= 91 mm
fd= 1 45.5
h0= 245.3 mm
h1= 154.3 mm
Yc= 9218905.4
tcf= 11 mm > tcf= 0.2477 mm OK
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ukuran kolom atau tambah pelat penerus
Jika pelat penerus ditambah, periksa Persamaan menggunakan Yc untuk sayap kolom
diperkaku dari Tabel 6.5 and 6.6
Persamaan 6.8-13 dipenuhi, maka tidak perlu di tambah pelat penerus.
b. Jika pelat penerus disyaratkan untuk pelelehan lentur sayap kolom, tentukan gaya pengaku
yang disyaratkan

Kekuatan desain lentur sayap kolom

= 234252386204.20 Nmm
di mana Yc adalah parameter mekanisme garis leleh kolom tanpa pengaku dari
Tabel 6.5 atau Tabel 6.6, in. (mm). Karena itu, gaya desain sayap kolom ekivalen adalah

= 3082268240 N

c. Periksa kekuatan pelelehan badan kolom lokal dari badan

Ct= 1
finger shims= 6 mm
weld= 6 mm
kc= 40 mm
fd= 1
Rn= 639804.1521 N
fRn= 639804.2 N > Ffu= 535541 N OK

Bila persyaratan tidak terpenuhi, diperlukan pelat penerus badan kolom


Summary SAP 2000
F. Sambungan Kolom ke Pondasi (AISC Design Example Ver.14)
1. Data penampang baut
a. Data penampang baut
Baut yang digunakan menggunakan Baut A325 dengan spesifikasi kekuatan geser nominal (Fnv):
Data Penampang Baut (Tabel J3.2 SNI 1729:2020)
Fnv= 372 MPa
Mutu baja (BJ34)
Fy= 210 MPa
Fu= 340 MPa
Beton (f'c)= 27.5 MPa

b. Data profil kolom W250x49,1


d= 247 mm
bf= 202 mm
tw= 7.37 mm
tf= 11 mm

c. Gaya-gaya yang terjadi pada sambungan


Vux= 17273 N
Vuy= 6000 N
Pu= 94364 N

d. Posisi dan Sketsa Sambungan Kolom ke Pondasi

Posisi sambungan yang direncanakan Sketsa sambungan


2. Perencanaan Dimensi Base Plate (AISC Design Example Ver.14)
a. Hitung luas base plate yang dibutuhkan (AISC Design Example Ver.14 J-17)

fc= 0.65
A1 req= 6210.732 mm2

Coba-coba dimensi
N=d= 247 mm N+2(75)= 397 mm
B=bf= 202 mm B+2(75)= 352 mm
Maka dipakai base plate dengan dimensi : 400 x 400
N=B= 400 mm

Cek luas base plate perlu (A1): 160000 mm2 > 6210.732 mm2 OK
Luas Base Plate telah memenuhi luas perlu, sehingga dimensi N = B = 410 mm dapat digunakan

b. Luas Penumpu Beton Pedestal


Dimensi penumpu beton
N'=N+50= 450 mm
B'=B+50= 450 mm
A2=N'B'= 202500 mm2

Kekuatan tumpu yang tersedia

fc= 0.65
fc Pp= 2734875 N < fc1,7.f'c.A1=4862000 N OK

Kontrol kekuatan terhadap gaya yang terjadi:


fc Pp>Pu
fc Pp= 2734875 N < Pu= 94364 OK

c. Menghitung ketebalan base plate

m= 82.675 mm n= 119.2 mm

n'= 55.84241 mm X= 0.034157

l= 0.200835 < 1 OK
Karena nilai λ < 1 , maka nilai λ yang digunakan adalah: 0.147
ln'= 8.2088346 mm
l=max (m,n,l,n')= 119.2 mm

Kebetebalan pelat minimum

fpu= 0.589777 MPa

tmin= 9.41682
tp= 15 mm
Digunakan =tebal pelat= 15 mm

3. Perencanaan sambungan
a. Kuat geser baut

db rencana = 16 mm
Ab = 200.96 mm2
Lubang Baut (D) = 18 mm
Jml bidang seser (m)= 1
Rn = m Fnv Ab
= 74757.12 N
fRn = 56067.84 N
b. Menghitung kebutuhan baut
Kebutuhan baut arah X Kebutuhan baut arah Y

n= Vux/fRn n= Vuy/fRn
= 0.31 = 0.11

Dipasang 2 buah baut arah X Dipasang 2 buah baut arah Y


c. gambar sambungan

400 450

Base plate 400x400 t=15 mm

W250x49,1

Base plate 450x450


Summary SAP 2000

Anda mungkin juga menyukai