PROYEK AKHIR
Oleh:
1805511026
Pelat beton
c. Buat pengaku pada balok dengan membagi balok dan pelat dengan ukuran yang sama
d. Model
Beban:
Beban finish atap = 200 kg/m2
Beban hidup atap = 100 kg/m2
B. Gempa Px/Py = 1000/300 kg
Kombinasi beban
f. Penempatan beban
Beban hidup atap dan Beban finish atap diberikan pada plat seperti gambar dibawah
area load
uniform shell
Beban gempa
g. Hasil analisis berupa stress ratio
Komponen Struktur Simetris Ganda dan Tunggal Menahan Lentur dan Gaya Aksial (Bab H)
Komponen struktur simetris ganda dan tunggal menahan lentur dan tekan
λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 9.18
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing
b. Klasifikasi penampang tekan Badan
λr = 1.49*(E/Fy)^0.5 = 39.13
λ = b/t = 27.1
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing
h 4260 mm
Lx 6260 mm
#Kolom 4
Profil Balok W200x31.3
Ix = 31300000 mm4
Pada Joint di bagian atas (GA)
Ic = 71200000 mm4
Lc = 4260 mm
Ig = 31300000 mm4
Lg = 3130 mm
GA = ΣIc/Lc =
0.84
ΣIg/Lg
GB = 10 Perletakan Sendi dan dibawahnya tidak ada balok
Dari nomograf untuk panjang efektif kolom pada rangka menerus untuk batang
tidak diperkaku nilai K = 0.85 Karena nilai K<1 maka K = 1
L kolom =h 4260
KL/r = 86.45
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Fcr= persamaan E3-2
φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 264.11 MPa
Fy/Fe = 1.10
Fcr = 183.15 MPa
Pn = 1146509.95 N
φPn = 1031858.95 N
Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing (E4)
φPn berdasarkan keadaan batas berupa tekuk torsi dan tekuk torsi lentur
Fe = 483.74 MPa
Fy/Fe = 0.60
Fcr = 225.65 MPa
Pn = 1412539.529 N
φPn = 1271285.58 N
Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 1031858.95 N
λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 27.1
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak
b. Sayap
λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 9.18
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak
Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor mengikuti Sub
bab F6
Komponen Struktur Profil I Kompak Simetris Ganda & Kanal Melengkung di Sumbu Major (F2)
Lp = 2277.53 mm
Lb > Lp Keadaan batas tekuk torsi lateral berlaku
= 0.001793835
Lr= 7582 mm
Lp < Lb < Lr
Sehingga Rumus Mn adalah :
Akibat pelelehan
Mn=Mp=FyZx= 184440000 Nmm
fMn= 165996000 Nmm
Kontrol dengan SAP2000
Kondisi φMnx SAP2000 φMnx Manual Selisih
LTB 143212883 143152443.7 0.0%
Non LTB 165996000 165996000 0.0%
Karena pada keadaan diatas nilai Lp<Lb<Lr maka Kapasitas lentur yang dipakai Kondisi
tekuk torsi lateral (LTB) : 143152443.7 Nmm
d. Kapasitas Lentur Sumbu Minor
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang melengkung di
sumbu minornya
Kekuatan lentur nominal, Mn, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan
keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral
Kondisi Pelelehan
Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0.046 0.447 0.438 0.931
Manual 0.046 0.447 0.438 0.931
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
perlu dilampirkan output SAP untuk melihat angka2 yang diklaim sama
ada di belakang
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 70)
2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 27.1 < 58.8252819
fv = 1
fVnx = 316747.86 N
Kontrol SAP2000
φVnx SAP2000 φVnx Manual Selisih
316748 316748 0%
Aw = 4444 mm2
h/tw = 9.181818182 < 58.8252819
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 773256 N
fvVny = 695930.4 N
b.Dimensi bangunan
Lx = 6.NN0= 6.26 m
Ly = 6.NN0= 6.26 m
H= 4.NN0= 4.26 m
berulang kali
ditampilkan. cukup
sekali saja.
selanjutnya dirujuk
saja
λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 6.57
Rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya, sehingga penampang diklasifikasikan
Non Langsing
λr = 1.49*(E/Fy)^0.5 = 39.13
λ = b/t = 27.5
Karena rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya,
maka penampang diklasifikasikan Non Langsing
h= 6260 mm
Lx= 6260 mm
K= 1
KL/r = 195.51
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Persamaan E3-3
Menghitung φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 51.64 MPa
Fy/Fe = 5.62 Persamaan E3-3
Fcr = 45.29 Mpa
Pn = 179798.76 N
φPn = 161818.89 N
Menghitung φPn Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa
Elemen Langsing (E4)
Fe = 313.41 MPa
Fy/Fe = 0.93
Fcr = 278.00 MPa
Pn = 1103653.203 N
φPn = 993287.88 N
Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 161818.89 N
λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 27.5
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak
b. Sayap
Rasio lebar terhadap tebal (Tabel B4 1b)
λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 6.57
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak
Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor
mengikuti Sub bab F6
Lp = 38864.44 mm
Nilai Lb < Lp
maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan sehingga yang
dipakai adalah kondisi pelelehan
Kondisi Pelelehan
Mnx = 96860000 Nmm
φMnx = 87174000 Nmm
Kondisi Pelelehan
Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0.008 0.611 0.00 0.62
Manual 0.008 0.611 0.00 0.62
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00
jika aksial di balok tidak diperhitungkan maka akan ada selisih nilai
tidak banyak. untuk penyederhanaan boleh diabaikan.
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 69)
Kekuatan Geser
2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 27.5 < 58.82528192
fv = 1
fVnx = 232029 N
Aw = 2733.6 mm2
h/tw = 6.568627451 < 31.6445779
kv = 1.2
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 475646.4 N
fVny = 428081.76 N
Lendutan
Δijin 26.08333333 mm
Δterjadi 13.57 mm OK
Summary SAP 2000
C. Perancangann Balok Anak
Perencanaan Balok Anak sesuai SNI 1729-2020
1. Data Perencanaan
Balok anak direncanakan menggunakan profil W150x29.8 dengan material baja BJ 50
a.Properties profil
d= 157 mm rx = 67.6 mm
bf = 153.00 mm ry = 38.233 mm
tf = 9.27 mm Sx = 220000 mm3
tw = 6.60 mm Sy = 72300 mm3
h/tw= 19.10 mm Cw = 3.03E+10 mm6
h= 126.06 mm
ho = 148 mm Data Material
b= 76.5 mm Mutu beton
A= 3790 mm2 f'c = 20 MPa
J= 99900 mm4 Mutu baja = bj 50
Ix = 17200000 mm4 fy = 290 MPa
Iy = 5540000 mm4 fu = 500 MPa
Zx = 246000 mm3 E= 200000 MPa
Zy = 110000 mm3 G= 77200 MPa
b.Dimensi bangunan
Lx = 6.26 m
Ly = 6.26 m
H= 4.26 m
λr = 0.56*(E/Fy)^0.5 = 14.71
λ = b/t = 8.25
Karena rasio tebal terhadap lebar lebih kecil daripada batasnya,
maka penampang diklasifikasikan Non Langsing
6260 mm
6260 mm
K= 1
KL/r = 163.73
4.71(E/Fy)^0.5 = 123.69 Persamaan E3-3
Menghitung φPn berdasarkan keadaan batas tekuk lentur.
Fe = 73.63 MPa
Fy/Fe = 3.94 Persamaan E3-3
Fcr = 64.57 Mpa
Pn = 244735.31 N
φPn = 220261.78 N
Menghitung φPn Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari Komponen Struktur Tanpa
Elemen Langsing (E4)
Fe = 406.20 MPa
Fy/Fe = 0.71
Fcr = 356.24 MPa
Pn = 1350137.988 N
φPn = 1215124.19 N
Nilai φPn yang digunakan nilai yang lebih kecil, yaitu :Kondisi Tekuk Lentur
φPn = 220261.78 N
λp = 3.76*(E/Fy)^0.5= 98.74
λr = 5.70*(E/Fy)^0.5 = 149.69
λ = h/tw = 19.1
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan, sehingga
penampang diklasifikasikan Kompak
b. Sayap
λp = 0.38*(E/Fy)^0.5 = 9.98
λr = 1.0*(E/Fy)^0.5 = 26.26
λ = b/t 8.25
Rasio tebal penampang terhadap lebar lebih kecil dari batasan yang ditentukan,
sehingga penampang diklasifikasikan Kompak
Propil yang digunakan yaitu profil dengan badan dan sayap kompak.
Berdasarkan Tabel F.1.1 hal.48, maka perhitungan kapasitas lentur sumbu minor
mengikuti Sub bab F6
Lp = 1767.12 mm
Nilai Lb < Lp maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan sehingga yang
dipakai adalah kondisi pelelehan
Kondisi Pelelehan
Kondisi Pelelehan
Kontrol SAP2000
Tinjauan Pr/2Pc Mrx/Mcx Mry/Mcy D/C
SAP2000 0 0.129 0 0.129
Manual 0.0 0.129 0.0000 0.129
Selisih 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
6. Kapasitas Geser SNI 1729-2020 Bab G Hal. 69)
Kekuatan Geser
2.24(E/fy)^0.5 = 58.82528192
h/tw = 19.1 < 58.82528192
fv = 1
fVnx = 180298.8 N
Aw = 2836.62 mm2
h/tw = 8.252427184 < 31.6445779
kv = 1.2
Cv = 1
fv = 0.9
Vny = 493571.88 N
fVny = 444214.692 N
4. Sketsa sambungan
Balok induk Balok anak
Baut direncanakan menggunakan diameter (db)= 16 mm; luas baut (Ab) = 150.8 mm2
Lubang baut (D) = 18 mm
Jumlah bid. Geser (m) = = 2 buah
Ø = 0.75
Rn = m x Fnv x Ab = 112195.2 N
ØRn = 84146.4 N
Jumlah baut perlu pakai baut yg
n = Vu/ØRn = 0.009529368 lebih kecil
Kuat tumpu plat
#Kekuatan geser siku L yang disambung
Direncanakan digunakan L75x75x9 sebagai plat penyambung
Data plat penyambung:
Fyp = 290 MPa d= 80 mm Panjang siku = 100 mm
Fup = 500 MPa bf = 80 mm
tf = 9 mm
tw = 9 mm
h= 70 mm
Baut direncanakan menggunakan diameter (db)= 16 mm Luas baut (Ab) = 150.8 mm2
Lubang baut (D) = 18 mm
Jumlah bid. Geser = 1 buah
Rn = m x Fnv x Ab = 56097.6 N
ØRn = 42073.2 N
Jumlah baut perlu (n)n =(Vu/2)/ØRn = 0.00953
Jumlah baut dipasang = 2 baut D16
Pendetailan Sambungan pada masing-masing tipe dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan 6.3 SNI
7972:2020
1. Data perencanaan
Kolom W250x49,1 Balok Induk W200x31.3
d= 247 mm d= 210 mm
bf= 202 mm bf= 134.00 mm
tw= 7.37 mm tw= 6.35 mm
tf= 11 mm tf= 10.20 mm
h= 199.7 mm Zx=Ze 334000 mm3
Data material
Baut (Baut kelompok A (misal, A325), apabila ulir ada di bidang geser)
Fnt 620 Mpa
Fnv 372 Mpa
Baja Fyp 210 Mpa
fup 340 Mpa
E 200000 Mpa
G 77200 Mpa
Jarak baut
Smin 102 mm
Smax 152 mm
Mpr = Cpr . Ry . Fy . Ze
Cpr= 1.1
Ry= 1.3
Fy= 210 Mpa
Ze= 334000 mm3
Vu= 63819 N (Gaya Geser di ujung balok)
Sh= d/2
= 105 mm
= 3xbf
= 402 mm
Dipakai nilai d/2 terkecil yaitu: 105 mm
Mpr = 100300200 Nmm
Mf = 107001151.7 Nmm
b. Pilih satu dari tiga konfigurasi sambungan pelat-ujung dan menetapkan nilai-nilai yang mula-mula
untuk geometri sambungan (g, pfi, pfo, pb, g, hi, dan seterusnya) dan mutu baut.
g= 122.00 mm
pfi= 40 mm
pfo= 40 mm
bp= 202.00 mm
s= 78 mm
h0= d-0.5tf+pfo
= 244.9 mm
h1= d-tf-0.5tf-pfi
= 154.7 mm
de= 40 mm
db req=
fn= 0.9
db= 17 Dipakai db= 19 mm
Diameter lubang = 21 mm
d. Tentukan ketebalan pelat-ujung yang disyaratkan, tp, req
tp req=
fd= 1
yp= 1458.054533
tp = 20 mm
= 535541 N
f. Periksa pelelehan geser bagian yang diperpanjang dari pelat-ujung tanpa pengaku
diperpanjang empat-baut (4E)
bp = 202 mm
fd= 1
fd Rn= 501280.8329 N
Ffu/2= 267770.65 N Ok
di mana bp adalah lebar pelat-ujung, in. (mm), diambil sebagai tidak lebih besar dari lebar
sayap balok ditambah 1 in. (25 mm).
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ketebalan pelat-ujung atau tingkatkan tegangan
leleh material pelat-ujung.
g. Periksa keruntuhan geser bagian pelat-ujung yang diperpanjang pada pelat-ujung tanpa
pengaku yang diperpanjang empat-baut (4E):
fn= 0.9
Fup= 340 Mpa
An= tp.(bp-2(db+3))
= 3111.832924
Ffu/2= 267770.7 N < fn.Rn= 571332.5 N Ok
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ketebalan pelat-ujung atau tingkatkan
tegangan leleh material pelat-ujung.
h. Kekuatan runtuh geser baut dari sambungan yang disediakan oleh baut pada satu (gaya tekan) sayap
tcf= 11 mm
= 78.49 mm
g= 122 mm
bcf= 202 mm
c= 91 mm
fd= 1 45.5
h0= 245.3 mm
h1= 154.3 mm
Yc= 9218905.4
tcf= 11 mm > tcf= 0.2477 mm OK
Jika Persamaan tidak dipenuhi, tambah ukuran kolom atau tambah pelat penerus
Jika pelat penerus ditambah, periksa Persamaan menggunakan Yc untuk sayap kolom
diperkaku dari Tabel 6.5 and 6.6
Persamaan 6.8-13 dipenuhi, maka tidak perlu di tambah pelat penerus.
b. Jika pelat penerus disyaratkan untuk pelelehan lentur sayap kolom, tentukan gaya pengaku
yang disyaratkan
= 234252386204.20 Nmm
di mana Yc adalah parameter mekanisme garis leleh kolom tanpa pengaku dari
Tabel 6.5 atau Tabel 6.6, in. (mm). Karena itu, gaya desain sayap kolom ekivalen adalah
= 3082268240 N
Ct= 1
finger shims= 6 mm
weld= 6 mm
kc= 40 mm
fd= 1
Rn= 639804.1521 N
fRn= 639804.2 N > Ffu= 535541 N OK
fc= 0.65
A1 req= 6210.732 mm2
Coba-coba dimensi
N=d= 247 mm N+2(75)= 397 mm
B=bf= 202 mm B+2(75)= 352 mm
Maka dipakai base plate dengan dimensi : 400 x 400
N=B= 400 mm
Cek luas base plate perlu (A1): 160000 mm2 > 6210.732 mm2 OK
Luas Base Plate telah memenuhi luas perlu, sehingga dimensi N = B = 410 mm dapat digunakan
fc= 0.65
fc Pp= 2734875 N < fc1,7.f'c.A1=4862000 N OK
m= 82.675 mm n= 119.2 mm
l= 0.200835 < 1 OK
Karena nilai λ < 1 , maka nilai λ yang digunakan adalah: 0.147
ln'= 8.2088346 mm
l=max (m,n,l,n')= 119.2 mm
tmin= 9.41682
tp= 15 mm
Digunakan =tebal pelat= 15 mm
3. Perencanaan sambungan
a. Kuat geser baut
db rencana = 16 mm
Ab = 200.96 mm2
Lubang Baut (D) = 18 mm
Jml bidang seser (m)= 1
Rn = m Fnv Ab
= 74757.12 N
fRn = 56067.84 N
b. Menghitung kebutuhan baut
Kebutuhan baut arah X Kebutuhan baut arah Y
n= Vux/fRn n= Vuy/fRn
= 0.31 = 0.11
400 450
W250x49,1