Anda di halaman 1dari 10

Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

PUNTIRAN / TORSI
Puntiran / Torsi merupakan peristiwa dimana sebuah batang yang dibebani oleh

kopel-kopel yang menghasilkan putaran terhadap sumbu longitudinalnya atau sumbu

memanjangnya. Lihat gambar 1.

Gambar 1

Lebih jelasnya kita tinjau sebuah batang yang berpenampang lingkaran yang dipuntir

oleh kopel-kopel T yang bekerja pada ujung batang, batang yang dibebani dengan cara ini

akan mengalami puntiran murni, dan berdasarkan pertimbangan simetris, maka dapat dilihat

bahwa penampang akan berputan kaku terhadap sumbu longitudinalnya dengan jari-jari tetap

lurus dan penampang tetap berbentuk bidang bulat. Juga bila sudut puntiran total batangnya

kecil, maka baik panjang dan jari-jari batang tidak akan mengalami perubahan.

Selama puntiran, akan terjadi perputaran terhadap longitudinal dari salah satu ujung

batang terhadap yang lainnya. Misalnya ujung sebelah kiri batang dijepit, maka ujung sebelah

kanannya akan berputar melalui sebuah sudut kecil terhadap ujung sebelah kirinya. Lihat

gambar 2. Sudut ini disebut sudut puntir.

Ir.James Nurtanio,M.Si 1
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

Gambar 2.

Peristiwa ini dapat dilihat bila sebuah garis longitudinal pada permukaan batang

seperti garis nn akan berputar dengan sudut yang kecil pula terhadap kedudukan nn’ Karena

perputaran ini. Maka sebuah elemen empat persegi panjang pada permukaan batang dengan

panjang dx bentuknya akan berubah menjadi sebuah romboid, dimana bagian batang yang

berbentuk piringan dipisahkan dari sisa bagian batang lainnya.

Bila susunan elemen ini diberi nama abcd, maka selama pemuntiran penampang sebelah kanan

berputar terhadap permukaan yang berhadapan dengannya, dan titik b dan c berturut-turut

bergerak ke b’ dan c’ Panjang dari rusuk-rusuk elemen ini tidak mengalami perubahan selama

perputan ini, tetapi sudut-sudut pada titik-titik sudutnya tidak lagi sama dengan 90 o jadi

elemen ini berada dalam keadaan geser murni, dan besarnya regangan puntir/geser sama

dengan mengecilnya sudut siku-siku a, besarnya pengurangan sudut ini adalah :

Dimana bb’ adalah panjang dari busur kecil berjari-jari r yang mengapit sudut yang

berupakan sudut putar dari salah satu penampang terhadap yang lainnya, jadi diperoleh

bahwa , dan ab sama dx dengan dengan mengsubsitusikan hasil ini kepersamaan di

atas, maka diperoleh regangan puntir/geser . Dimana besaran menyatakan

perubahan sudut puntir. bila , maka rumus regangan puntir/geser akan menjadi

Dalam keadaan khusus untuk puntir murni, maka perubahan sudut puntir akan

konstan sepanjang arah memanjang batang, karena tiap-tiap penampang dikenakan momen

puntir yang sama. Oleh karena itu kita peroleh , dimana L adalah panjang sumbu,

sehingga rumus regangan puntir/geser berubah menjadi :

Ir.James Nurtanio,M.Si 2
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

karena penurunan rumus di atas hanya berdasarkan kosep geometrik saja, maka

dengan demikian rumus yang diperoleh dapat berlaku bagi semua batang bundar, tidak perduli

dari bahan apa batang tersebut dibuat, apakah elastis, tak elastis, linier atau non linier.

Tegangan geser dalam batang bundar memiliki arah-arah yang diperlihatakan

dalam gambar 2. Untuk suatu bahan elastis linier, maka tegangan geser ini berhubungan

dengan regangan geser melalui hukum Hooke untuk keadaan geseran, sehingga diperoleh :

; dimana G adalah modulus geser elastis.

Regangan dan tegangan di bagian dalam dapat ditentukan dengan cara yang sama

seperti yang dipergunakan bagi sebuah elemen pada permukaan poros. Karena jari-jari

penampang batang tetap lurus dan ridak berubah bentuk selama pemuntiran, maka kita dapat

kita lihat bahwa pembahasan untuk elemen abcd permukaan luar di atas akan tetap berlaku

untuk elemen yang sama yang terdapat pada permukaan bagian dalam dari sebuah selinder

berjari-jari . Oleh karena itu elemen bagian dalam juga akan berada dalam geser murni

dengan regangan geser dan regangan geser bersangkutan diperoleh dari persamaan :

Persamaan ini memperlihatkan bahwa regangan dan tegangan dalam batang bundar

berubah secara linier terhadap jarak radial dari pusat, dan memiliki harga maksimum

pada suatu elemen di permukaan luar.

Tegangan puntir disebabkan oleh momen torsi yang bekerja pada penampang batang.

Dalam menganalisa tegangan puntir,momen torsi yang biasanya dinyatakan dalam vektor

rotasi diubah menjadi vektor translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan. Lipatan jari

tangan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor translasi.

Seperti halnya Gaya Aksial, teganan puntir muncul ( momen puntir ada ) bila batang tersebut

dipotong.

Metoda irisan tetap digunakan untuk mendapatkan momen puntir dalam sehingga

tegangan puntir dapat dicari. Momen puntir dalam ini yang akan mengimbangi momen puntir

luar sehingga bagian struktur tetap dalam kondisi setimbang.

Ir.James Nurtanio,M.Si 3
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

Gambar 1. Poros yang mengalami momen puntir.

Untuk mencari hubungan antara momen puntir dalam dengan tegangan pada penampang

batang bulat, perlu dibuatkan asumsi sebelumnya

Asumsi-asumsi yang diambil:

1.Potongan normal tetap dibidang datar sebelum maupun sesudah puntiran.

2.Regangan geser berbanding lurus terhadap sumbu pusat.

3.Potongan normal tetap berbentuk bulat selama puntiran.

4.Batang dibebani momen puntir dalam bidang tegak lurus sumbu batang.

5.Tegangan puntir tidak melebihi batas proporsional.

6.Tegangan geser berubah sebanding dengan regangan linier.

Gambar 2. Potongan penampang.

Berdasarkan asumsi yang diambil ( butir 2 dan 6 ) maka tegangan geser maksimum terletak
pada keliling penampang sehingga dapat dicari hubungan antara tegangan geser dengan jarak

Ir.James Nurtanio,M.Si 4
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

terhadap sumbu pusat.

Didapat :

Gaya geser inilah nantinya akan megantisipasi momen torsi luar.

Besar adalah momen inersia polar dari luas penampang. dinotasi


sebagai Ip (momen inersia polar)
Sehingga :

Besarnya tegangan geser secara umum :

Dimana :

: teganngan geser
: jarak titik yang dinyatakan terhadap pusat

: momen inersia polar penampang luas.

Misalkan penampang batang bulat maka harga momen inersia polar :

Ir.James Nurtanio,M.Si 5
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

==> I polar lingkaran

Dimana C : jari-jari lingkaran dan I polar lingkaran.


Sedangkan untuk silinder berongga harga Ip :

Dimana b : jari-jari dalam.

Bila tabung itu tipis maka b sebanding dengan c dan c-b=t yaitu tebal tabung, maka :

Dalam mendesain bagian-bagian struktur yang menyangkut kekuatan, maka tegangan geser
yang memenuhi syaratlah yang dipilih. Karena batang yang mengalami puntiran sering dipakai
untuk meneruskan daya, maka percobaan fatique pada batang sering dilakukan.

1.Hubungan Daya dengan Torsi.

dimana:

Maka :

2.Sudut Puntir Batang Bulat.

Poros penerus daya dirancang bukan saja mengenai kekuatan tetapi poros juga tidak boleh

Ir.James Nurtanio,M.Si 6
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

mengalami deformasi yang

berlebihan.

Gambar 3. Batang mengalami puntiran.

Gambar diatas :

Didapat :

CONTOH :

Ir.James Nurtanio,M.Si 7
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

1.Sebuah poros pejal untuk sebuah motor 8 kw bekerja pada 30 Hz.

Tegangan geser maksimum 55.10³ kN/m². Tentukan diameter poros ?

Solusi :

Jadi diameter poros

2.Sebuah poros solid untuk mesin penggiling meneruskan daya sebesar 30 hp pada 100 rpm.

Tentukan Ø batang sedemikian rupa tegangan geser tidak melebihi 422 ksc dan sudut puntir

tidak melebihi 5,73° dalam bentangan 3m.

G=8,4.10³ ksc.

Solusi :

Ir.James Nurtanio,M.Si 8
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

Jadi diameter poros 6,36 cm

3.Dua batang solid dari bahan yang berlainan disambung dan terjepit kedua ujungnya. Batang

Al Ø=7,6 cm dan

G=2,8.10^5 ksc. Batang baja Ø= 5 cm dan G=8,4.10^5 ksc. Jika torsi T=11.521 kG.cm bekerja

di titik pertemuan dua bahan tersebut. Tentukan tmax pada masing-masing batang.

Ir.James Nurtanio,M.Si 9
Mekanika Bahan Fakultas Teknik UNTAD

Ir.James Nurtanio,M.Si 10

Anda mungkin juga menyukai