Anda di halaman 1dari 22

A PETUNJUK BELAJAR

1. Berdo’alah setiap akan memulai pelajaran.


2. Bacalah KD, Indikator, dan Tujuan pembelajaran.
3. Pahamilah isi materi tentang Dinamika Rotasi
4. Kerjakanlah latihan soal-soal!
5. Kerjakanlah evaluasi secara cermat dan teliti!

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

KOMPETENSI DASAR
3.1. Menerapkan konsep dinamika rotasi benda tegar dalam kehidupan sehari- hari

INDIKATOR
3.1.1 Menjelaskan defenisi benda tegar dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.2 Menjelaskan konsep momen gaya
3.1.3 Menentukan besar momen gaya
3.1.4 Menjelaskan konsep momen inersia.
3.1.5 Menjelsakan hubungan momen gaya dengan percepatan sudut
3.1.6 Mengidentifikasi benda-benda yang menerapkan konsep energi kinetik rotasi dan
energi kinetik translasi dalam kehidupan sehari-hari
3.1.7 Menjelaskan konsep energi kinetic rotasi
3.1.8 Menghitung energi kinetic pada benda yang menggelinding
3.1.9 Menganalisis energi kinetic pada yang bergerak menggelinding pada benda dalam
kehidupan sehari-hari
3.1.10 Mengidentifikasi benda-benda yang menerapkan konsep momentum sudut dalam
kehidupan sehari-hari
3.1.11 Menjelaskan hukum kekekalan momentum sudut
3.1.12 Menghitung nilai momentum sudut suatu benda
\ C Informasi Pendukung

1 MOMEN GAYA

a. Pengertian Benda Tegar


Pada sub bab ini akan dibahas tentang benda tegar. Benda tegar merupakan benda
yang tidak berubah bentuk saat diberi gaya seperti kayu, besi dan baja. Secara definisi benda
tegar adalah sistem yang terdiri atas banyak partikel dan jarak antar partikel tersebut tetap.
Sistem benda titik dan benda tegar berbeda. Berikut merupakan contoh-contoh benda tegar
yang sering dijumpai dalam kehidupan :

Gambar 1. Jembatan Ampera Gambar 2. Batu

Gambar 3. Kursi Malas Gambar 4. Tiang Bendera


Gambar 5. Potongan Kayu Gambar 6. Mobil

Kita akan membahas apa yang terjadi pada benda tegar bila dikenai gaya. Benda
tegar merupakan benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau
momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanya-lah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu
gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil, pengaruhnya terhadap
keseimbangan statis dapat diabaikan.

Benda A Benda B
Gambar 7. Batangan Besi dan Batangan Plastisin
Perhatikan gambar di atas! Ada beberapa batangan, benda A terbuat dari besi dan
benda B dari plastisin. Apabila kedua benda itu diputar dengan memegang salah satu
ujungnya, kira-kira apakah yang akan terjadi? Benda A bentuknya relatif tetap, sedangkan
benda B akan mengalami perubahan bentuk. Pada putaran dengan frekuensi tertentu benda B
akan meregang dan tidak kembali pada bentuk semula. Jadi, dapat dinyatakan bahwa benda
A adalah benda tegar dan benda B bukan benda tegar.
Benda tegar memiliki sebuah titik yang disebut titik pusat massa. Gerakan pusat
massa benda tegar seperti gerakan benda titik. Momen inersia setara dengan massa pada
gerak translasi. Benda yang berotasi memiliki kecepatan sudut dan tenaga kinetik rotasi,
sedangkan benda yang bertranslasi memiliki kecepatan linear dan tenaga kinetik translasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Momen Gaya , maka pelajarilah materi bab ini
dengan saksama.

b. Momen Gaya
Benda dapat berputar jika diberi gaya seperti seseorang yang sedang
mengencangkan baut dan orang yang membuka pintu. Pada keadaan tersebut gaya yang
bekerja pada benda dinamakan momen gaya atau torsi. Konsep torsi dapat dilihat Gambar 8
pada saat kita membuka pintu.

Gambar 8. Seorang Anak Sedang Membuka Pintu


Cobalah membuka pintu dari bagian yang dekat dengan engsel. Bagaimanakah gaya
yang kalian rasakan? Sekarang, cobalah kembali membuka pintu dari bagian paling jauh dari
engsel. Bandingkan gaya yang diperlukan antara dua perlakuan tersebut. Tentu saja
membuka pintu dengan cara mendorong bagian yang jauh dari engsel lebih mudah
dibandingkan dengan mendorong bagian yang dekat dari engsel. Momen gaya didefinisikan
sebagai hasil perkalian silang antara gaya 𝐹 dengan lengan gaya 𝑟 . Momen gaya
merupakan besaran vektor, apabila arah gaya tegak lurus lengan gaya maka persamaan di
atas dapat dinyatakan dalam bentuk:

τ = Fx𝑟
………………………..…………………….(1)

Pada Gambar 8 dibawah ini menunjukkan sebuah pintu yang tampak dari atas. Gaya
dorong F diberikan pada pintu dengan membentuk sudut α terhadap arah mendatar. Semakin
besar gaya yang diberikan, semakin cepat pintu terbuka. Semakin jauh jarak engsel dari
tempat gaya bekerja, maka semakin besar momen gaya sehingga pintu lebih mudah terbuka.

Gambar 9. Momen gaya menyebabkan gerak rotasi benda

Apabila jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus. Dari Gambar 9 maka
besarnya momen gaya atau torsi adalah:

  F . r sin  ………………………………………………………..(2)

dengan:
τ = momen gaya (Nm)
F= gaya yang bekerja (N)
r = jarak atau lengan (m)

Arah momen gaya (τ) tegak lurus terhadap r dan F. Jika r dan F terletak pada
bidang yang tegak lurus sumbu putar, maka vektor τ arahnya sepanjang sumbu putar
menurut kaidah tangan kanan seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Aturan pataran tangan
kanan untuk torsi . ‘Putar keempat jari tangan dirapatkan dari arah kepala vektor gaya F
menuju ke arah poros rotasi melalui sudut terkecil, maka arah ibu jari
menunjuk/menyatakan arah torsi. Jika arah putaran keempar jari berlawanan arah jarum
jam, torsi bertanda pisitif (+) (Gamlar 10 kiri), Sebaliknya, jika arah putaran keempat jari
searah jarum jam, torsi bertanda negatf (-) (Gambar 10 kanan)’.
Jadi genggaman jari bertindak sebagai arah rotasi, dan ibu jari sebagai momen gaya.
Jika arah rotasi berlawanan jarum jam, maka momen gaya akan berarah keatas atau bernilai
positif, dan sebaliknya. Jika arah rotasi searah jarum jam, maka momen gaya akan berarah
keatas atau bernilai negatif seperti gambar berikut.
Gambar 10. Kaidah Tangan Kanan Untuk Menentukan Arah Torsi
Jika pada suatu benda yang mengalami gerak rotasi disebabkan oleh dua buah gaya
atau lebih, maka momen gaya pada benda itu adalah momen gaya total yang bekerja pada
benda itu seperti terlihat pada gambar 10 dibawah ini. Besar momen gaya yang bekerja pada
gambar 10 adalah jumlah total torsi yang bekerja :
∑τ = τ1 + τ2 + ... ……………………………..……….(3)
+τn

Contoh Soal
1. Batang AD ringan panjangnya 1,5 m. Batang bisa berputar di titik C dan diberi tiga
gaya seperti gambar. AB = 0,5 m dan CD = 0,5 m. Torsi yang bekerja pada batang
terhadap titik C adalah ....

Penyelesaian:
Dik: AD = 1,5 m , AB =0,5 m , CD = 0,5 m
𝜃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐹2 = 300
𝜃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐹3 = 370
F1 = -10 N (searah jarum jam)
F2 = +12 N (berlawanan arah jarum jam)
F3 = +15 (berlawanan arah jarum jam)
Dit: ∑τ batang terhadap titik C = ....?
Jawab:
∑τ = τ1 + τ2 + τ3
τ1 = F1 . RAC = -10 ×1 = -10 Nm
τ2 = F2 . RBC sin 𝜃 = 12 . 0,5 . sin 30 = 12 × 0,5 ×0,5 = 3 Nm
τ3 = F3 RDC sin 𝜃 = 15 . 0,5 .sin 37 = 15 × 0,5 × 0,6 = 4,5 Nm
∑τ = τ1 + τ2 + τ3 = -10 Nm + 3 Nm + 4,5 Nm = - 2,5 Nm

Torsi total yang dihasilkan oleh batang bernilai negatif, hal ini menunjukkan arah
torsi total bekerja searah jarum jam.

2. Dua roda silinder dengan jari-jari r1 = 30 cm dan r2 = 50 cm disatukan dengan sumbu


yang melewati pusat keduanya, seperti pada gambar. Hitunglah gaya total pada roda
gabungan!

Penyelesaian:
Dik: r1 = 30 cm = 0,3 m
r2 = 50 cm = 0,5 m
F1 = +50 N (berlawanan arah jarum jam)
F2 = -50 N (searah jarum jam)
Dit: ∑τ = ....?
Jawab:
Komponen gaya F2 yang tegak lurus r2 adalah: F2 sin 60o
∑τ = τ1 – τ2
= r1F1 - r2F2 sin 60o
1
= (0,3 x 50) - 0,5 x 50 x 3
2

= -6,7 Nm2
Torsi total yang dihasilkan oleh dua buah gaya F sama besar bernilai negatif, hal ini
menunjukkan arah torsi total bekerja searah jarum jam.

c. Penerapan Momen Gaya


Penerapan dari kerja momen gaya dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai pada
saat kita membuka baut menggunakan kunci inggris yang agak panjang lebih mudah
dibandingkan jika menggunakan kunci ingrris yang pendek. Saat menggunakan lengan gaya
yang panjang (kunci inggris yg lebih panjang) momen gaya yang dihasilkan juga besar,
sehingga kita tidak perlu memberikan gaya untuk membuka baut menggunakan kunci
inggris. Hal yang sama juga terlihat saat ganggang pintu dipasang jauh dari engsel pintu
sehingga pintu mudah terbuka seperti gambar 11 dibawah ini.

Gambar 11. Membuka Baut Dan Pintu

2 MOMEN INERSIA

a. Momen Inersia Partikel


Inersia adalah kecendrungan benda untuk mempertahan keadaannya, baik itu tetap
diam atau tetap bergerak. Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia yang besar.
Bumi yang selalu dalam keadaan rotasi memiliki inersia rotasi. Jadi, Momen Inersia adalah
ukuran besarnya kecendrungan berotasi yang ditentukan oleh keadaan benda atau partikel
penyusunnya. Kecendenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan disebut dengan Inersia. Inersia disebut juga dengan Lembam.
Keadaan alami benda ini berkaitan erat dengan hukum I Newton. Oleh karena itu, Hukum I
Newton disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman.
Besarnya momen inersia suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
massa benda, bentuk benda, letak sumbu putar dan jarak ke sumbu putar.
Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar 12. Partikel yang mengelilingi porosnya


Sebuah partikel dengan massa m sedang berotasi pada sumbunya dengan jari-jari R.
Momen inersia titik partikel tersebut dinyatakan sebagai hasil kali massa partikel dengan
jarak partikel ke sumbu putar atau jari-jari. Dengan demikian, momen inersia sinyatakan
dengan:

I = m.R………………………..…………...…….(4)
2

Keterangan:
I = Momen Inersia (kg m2)
m = Massa partikel (kg)
R = Jari-jari rotasi (m)

Momen inersia adalah hasil kali antara massa dengan kuadrat jarak massa terhadap
titik porosnya. Secara sistematis, rumus momen inersia dirumuskan sebagai berikut:
…………………………………(5)
I = Ʃm.R2
Perhatikan gambar berikut!

Gambar 13. Beberapa partikel yang dihubungkan dengan


batang tak bermassa mengelilingi suatu poros
Terdapat banyak partikel dengan massa masing-masing 𝑚1 , 𝑚2 , 𝑚3 , … dan
mempunyai jarak 𝑟1 , 𝑟2 , 𝑟3 , … terhadap poros, momen inersia total adalah penjumlahan
momen inersia setiap partikel, yaitu

𝑰= 𝒎𝒊 𝒓𝟐𝒊 = 𝒎𝟏 𝒓𝟐𝟏 + 𝒎𝟐 𝒓𝟐𝟐 + 𝒎𝟑 …………………..….(6)


𝒓𝟐𝟑 + ⋯
𝒊

Contoh Soal

Empat buah bola dengan massa m, 2m, 3m dan 4m, dipasang pada ujung kerangka
yang massanya diabaikan. Sistem terletak pada bidang xy. Jika sistem diputar terhadap
sumbu y, Tentukan momen inersia sistem tersebut!

Penyelesaian :
Dik : m1 = m , m2 = 2m, m3 = 3m , m4 = 4m

Diputar terhadap sumbu y


r1 = 2a
r2 = 0
r3 = a
r4 = 0
Ditanya : I =….?

Jawab :

∑𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 =

= (m1. r12)+(m2 .r22)+(m3 .r32)+(m4. r42)

= m.(2a)2 +2m.(0)+3m(a)2+4m(0)

=4ma2 + 3ma2

= 7ma2

b. Momen Inersia Benda Tegar


Apabila sebuah benda pejal terdiri dari distribusi
materi yang kontinu, maka kita dapat menganggap benda
terdiri dari sejumlah besar elemen massa dm yang tesebar
merata di seluruh benda, dan momen inersia benda adalah
jumlah dari momen inersia semua elemen massa tersebut,
r2 dm. Untuk dm yang jumlahnya banyak, penjumlahan
dinyatakan sebagai sebuah integral.

Gambar 14. Elemen Partikel


Benda Partikel

𝑰 = 𝒓𝟐 𝒅𝒎 ……………...………………………...……….(7)
Dengan batas-batas integral yang dipilih sehingga mencakup seluruh benda.
Menentukan momen inersia benda pejal teratur

Gambar 15. Batang Homogen


Momen inersia sebuah partikel bermassa m yang berjarak r tetap dari sumbu rotasi
dinyatakan dengan persamaan I = mR2… (*)
Masalah kita adalah menentukan momen inesia batang (benda pejal) terhadap poros yang
melalui titik pusat batang dan tegak lurus pada batang.
Massa batang M yang tedistribusi homogen sepanjang L tidak dapat kita anggap sebagai
benda titik (partikel). Supaya dapat kita anggap sebagai partikel maka batang sepanjang L ini
kita bagi-bagi dengan panjang sangat kecil dr, yang memiliki massa dm. misalnya kita ambil
suatu massa dm yang berjarak tetap r dari poros, maka partikel dm ini akan menghasilkan
momen inersia dl terhadap poros melalui p (lihat gambar), dan ini memenuhi persamaan (*),
yaitu
𝑑𝑙 = 𝑟 2 𝑑𝑚
Batang homogen dengan luas penampang A, panjang L, dan massa M sehingga :
𝐼= 𝑟 2 𝑑𝑚
= 𝑥 2 𝜌 𝑑𝑉 𝑑𝑉 = 𝐴𝑑𝑥
𝐿
2
= 𝑥 2 𝜌 𝐴 𝑑𝑥
𝐿

2
𝐿
1 3 2 𝑀
= 𝑥 𝜌𝐴 𝐿 𝜌=
3 – 𝑉
2
𝑀 1 𝐿 3 1 𝐿 3
= 𝐴 − 3 −2 𝑉 =𝐴𝐿
𝑉 3 2

𝑀 1 𝐿3 1 𝐿3
= 𝐴 − −
𝐴𝐿 38 3 8

𝑀 𝐿3 𝐿3
= +
𝐿 24 24
𝑀 2𝐿3
=
𝐿 24
1
= 𝑀𝐿2 ………………………………………………(8)
12

Jadi, untuk batang homogen yang diputar di pusat massanya momen inersia benda
1
tersebut adalah 𝐼 = 𝑀𝐿2 . Momen inersia untuk berbagai jenis benda dapat Anda lihat
12

pada Tabel 1. Berikut :

Tabel 1. Momen Inersia berbagai benda tegar homogen


Teorema sumbu sejajar
Kita sudah dapat menentukan momen inersia batang bermassa M dan panjang L
1
terhadap poros melalui pusat massanya, yaitu 𝐼 = 𝑀𝐿2 . Bagaimana jika kita diminta
12

untuk menentukan momen inersi ini terhadap poros melalui salah satu ujung batang?
Gambar 16. Batang homogeny yang diputar di ujungnya

Cara menghitungnya menggunakan teorema sumbu sejajar. Jika momen inersia terhadap
pusat massa adalah Ipm maka momen inersia terhadap poros sejajar melalui titik sembarang
yang berjarak h dari pusat massa dapat dihitung dengan rumus

𝑰 = 𝑰𝒑𝒎 + 𝑴𝒉𝟐 ………………………….(9)

Mari kita gunakan teorema sumbu sejajar untuk menghitung momen inersia batang terhadap
𝐿
poros melalui titik ujung batang (y), yang berjarak dari pusat massa batang seperti yang
2

ditunjukkan gambar sebelumnya.


𝐼 = 𝐼𝑝𝑚 + 𝑀ℎ2
2
1 1
= 𝑀𝐿2 + 𝑀 𝐿
12 2
1 1
= 𝑀𝐿2 + 𝑀 𝐿2
12 4
4
= 𝑀𝐿2
12
1
= 3 𝑀𝐿2 ………………………………………(10)

1
Jadi, momen inersia batang homogen yang diputar diujung batang adalah 𝐼 = 𝑀𝐿2 .
3

3 DINAMIKA ROTASI
a. Hubungan Momentum dengan Kecepatan Sudut

Menurut Hukum II Newton benda yang sedang berotasi akan dipercepat oleh gaya
yang besarnya sama dengan :
𝐹 = 𝑚𝑎
𝐹 = 𝑚𝑟𝛼
Bila kedua ruas dikali dengan r maka :
𝑟𝐹 = 𝑚𝑟𝛼𝑟
𝜏 = 𝑚𝑟 2 𝛼
Karena 𝑚𝑟 2 = 𝐼, maka :

𝝉 = 𝑰𝜶 …………………………………(11)

Contoh soal

Sebuah silinder pejal berjari-jari 15 cm dan bermassa 2 kg dijadikan katrol untuk


sebuah sumur. Batang yang dijadikan poros memiliki permukaan licin sempurna. Seutas tali
yang massanya dapat diabaikan, digulung pada silinder. Kemudian, sebuah ember bermassa
1 kg diikatkan pada ujung tali. Tentukan percepatan ember saat jatuh ke dalam sumur.
Diketahui : R = 15 cm = 0,15 m
M. Katrol = 2 Kg
1
I = 2 𝑀𝑅2

M. Beban = 1 Kg
Ditanya :a?
Jawab :
Momen gaya pada katrol :
𝜏 = 𝐼𝛼
1 𝑎
𝑅. 𝑇 = 𝑀𝐾𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑅2
2 𝑅
1
. 𝑇 = 𝑀𝐾𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑎
2
Gaya pada ember :
Σ𝐹 = 𝑀𝑎
𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑔 − 𝑇 = 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑎
1
𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑔 − 𝑀𝐾𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑎 = 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑎
2
1
𝑎 𝑀𝐾𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 + 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 = 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑔
2
𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑔 1.10
𝑎= = = 5 𝑚 𝑠2
1 1
2 𝑀𝐾𝑎𝑡𝑟𝑜𝑙 + 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 22 +1

b. Energi Kinetik
Suatu benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Benda yang memiliki momen
inersia berotasi terhadap suatu poros, maka benda itu memiliki energy kinetic rotasi. Dalam
kehidupan dapat kita temukan pada saat orang menggelindingkan bola bowling dan bermain
bola bilyard. Bola tersebut memiliki energy kinetic rotasi.

Gambar 17. Bola bowling yang menggelinding memiliki energi kinetik


rotasi dan translasi

a. Energi Kinetik Rotasi


Setiap benda yang bergerak translasi memiliki energi kinetic sebesar ½ mv2.
Demikian juga dengan benda bergerak rotasi memiliki energi kinetic yang disebut energi
kinetic rotasi yang diturunkan dari persamaan Ek translasi :
1
Ek  mv 2
2
mr .w 
1
Ek 
2

2
1
Ek  mr 2 2
2
Ek 
1
2
mr  2 2

1
Ek  I 2
2

b. Energi Kinetik Gabungan


Energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan menggelinding
adalah jumlah dari energi kinetik rotasi dan energi kinetik translasi. Sehingga dapat
dirumuskan menjadi berikut :

Ek  Ek tra n sla si  Ek ro ta si
1 1
Ek  mv2  I 2 ………...……..(12)
2 2

Contoh-contoh benda yang bergerak menggelinding menggelinding dalam


kehidupan sehari-hari adalah roda kendaraan bermotor, permainan bola bowling, permainan
bola kasti dan sebagainya.

c. Penerapan Hukum II Newton Pada Gerak Rotasi

Gambar 18. Bola menggelinding pada bidang miring

Berdasarkan Gambar 18 di atas dapat kita lihat bahwa pada kedudukan (1), benda
memiliki energy potensial saja karena benda tersebut dilepaskan tanpa kecepatan awal
sampai kedudukkan (2), benda memiliki energy kinetic translasi dan rotasi. Dengan
menggunakan Hukum Kekekalan Energi dan rotasi.
Dengan menggunakan Hukum kekekalan energy akan diperoleh persamaan berikut.
𝐸𝑝1 + 𝐸𝑘1 = 𝐸𝑝2 + 𝐸𝑘2
Pada dasarnya karena 𝐸𝑘1 = 0 dan 𝐸𝑝1 = 0
Pada kedudukan (2) benda memiliki energy kinetic translasi dan rotasi, sehingga:
1 1
𝑚. 𝑔. ℎ = 𝑚 . 𝑣 2 + 𝐼 . 𝜔2
2 2
1 1
𝑚. 𝑔. ℎ = 𝑚 . 𝑣 2 + 𝑘𝑚𝑅2 . 𝜔2
2 2
dengan Rω = v
1 1
𝑚. 𝑔. ℎ = 𝑚 . 𝑣 2 + 𝑘𝑚 𝑣 2
2 2
1 2
𝑔ℎ = 𝑣 1 + 𝑘
2
Sehingga didapat persamaan kecepatan yaitu

2𝑔ℎ
𝑣= ……………………………(13)
1+𝑘

Kecepatan benda pada kaki bidang miring bergantung pada bentuk benda (k) dan ketinggian
mula-mula.

Contoh soal

Sebuah bola basket menggelinding dari puncak bidang miring yang tingginya 5 m.
Berapakah kecepatan bola saat sampai di dasar bidang miring ? (g = 10 m/s 2)
2
Diketahui :h=5m g = = 10 m/s2 I = 3 𝑀𝑅2

Ditanya :v?
Jawab :

2𝑔ℎ
𝑣=
1+𝑘
2.10.5
𝑣=
2
1+3

100
𝑣= = 60 = 2 15 𝑚/𝑠
5
3

c. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Pemain ice skating dapat mengatur kecepatan perputarannya hanya dengan
menggunakan tangan. Ketika mereka melipatkan tangan ke tubuh mereka maka mereka akan
berputar semakin cepat, kemudian ketika mereka merentangkan tangan terjadi perlambatan
pada perputaran. Tahukah kalian bahwa fisika mampu menjelaskan peristiwa tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita pelajari dulu momentum sudut
Momentum didefinisikan sebagai perkalian antara massa dan kecepatannya.
Momentum yang berhubungan dengan gerak translasi disebut momentum linier. Untuk gerak
rotasi digunakan suatu besaran yang disebut momentum sudut atau momentum anguler.
Momentum sudut secara matematis dapat ditulis :
𝐿 =𝑝xr
𝐿=𝑚𝑥𝑣𝑥𝑟
𝐿 = 𝑚 𝑥 𝜔. 𝑟 𝑥 𝑟
𝐿 = 𝑚𝑟 2 𝑥 𝜔
𝐿=𝐼𝑥𝜔

………………………….(14)
Dimana :
L = Momentum sudut
I = Momen inersia
𝜔 = Kecepatan sudut

Momentum sudut merupakan besaran vector sehingga memiliki besar dan arah.
Arah momentum sudut dari suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah
putaran sekrup atau dengan aturan tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak
rotasi, maka ibu jari menyatakan arah momentum sudut.
Gambar 19. Arah momentum sudut
Pada gerak rotasi momen gaya dirumuskan dengan

τ=Iα

𝑑𝜔
karena 𝛼 = dan I ω = L , maka
𝑑𝑡

𝑑𝜔 𝐼𝜔 𝑑𝐿
𝜏=𝐼𝛼=𝐼 =𝑑 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

L
 
t
0  I 2  I1
I 2 2  I11
L2  L1

Persamaan ini menyatakan kaitan antara momentum sudut dengan momen gaya.
Momen gaya adalah perubahan dari momentum sudut terhadap waktu. Dari persamaan ini
dapat disimpulkan bahwa :
1. Momen gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan perubahan momentum
sudut benda, dan
2. Apabila pada benda tidak ada momen gaya yang bekerja, maka momentum sudut benda
tetap besarnya. Dengan kata lain, untuk resultan momen gaya luar sama dengan nol
(∑ 𝜏 = 0), maka L bernilai konstan. Karena momentum sudut adalah besaran vector,
momentum sudut tetap berarti besar dan arah tetap. Bila tidak ada momen gaya dari luar
bekerja pada benda yang sedang berotasi, momentum sudut L benda tetap, ini dikenal
dengan Hukum Kekekalan Momentum Sudut.

Hukum Kekekalan Momentum Sudut


‘’Jika resultan momen gaya pada sebuah benda tegar yang bergerak rotasi
bernilai nol maka momentum sudut benda tegar yang bergerak rotasi selalu
konstan’’

Contoh soal

Seorang penari balet melakukan putaran dengan kecepatan ω.Penari tersebut melipat
tangannya sehingga momen inersia berkurang 25%. Berapakah kecepatan penari tersebut?
Diketahui : ω1 = ω I2 = 75% I1
Ditanya : ω2 ?
Jawab :
𝐿1 = 𝐿2
𝐼1 𝜔1 = 𝐼2 𝜔2
𝐼1 𝜔 = 0,75𝐼1 𝜔2
1 4
𝜔2 = 𝜔= 𝜔
0,75 3

Anda mungkin juga menyukai