Anda di halaman 1dari 37

Bahan Ajar

Kelas XI Semester 1

A PETUNJUK BELAJAR

1. Berdo’alah setiap akan memulai pelajaran.


2. Bacalah KD, Indikator, dan Tujuan pembelajaran.
3. Pahamilah isi materi tentang Dinamika Rotasi
4. Kerjakanlah latihan soal-soal!
5. Kerjakanlah evaluasi secara cermat dan teliti!

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

KOMPETENSI DASAR
3.1. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada
benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR
3.1.1 Menjelaskan defenisi benda tegar dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.2 Menjelaskan konsep momen gaya
3.1.3 Menentukan besar momen gaya
3.1.4 Menjelaskan konsep momen inersia.
3.1.5 Menjelsakan hubungan momen gaya dengan percepatan sudut
3.1.6 Mengidentifikasi benda-benda yang menerapkan konsep energi kinetik rotasi
dan energi kinetik translasi dalam kehidupan sehari-hari
3.1.7 Menjelaskan konsep energi kinetic rotasi
3.1.8 Menghitung energi kinetic pada benda yang menggelinding
3.1.9 Menganalisis energi kinetic pada yang bergerak menggelinding pada benda
dalam kehidupan sehari-hari
3.1.10 Mengidentifikasi benda-benda yang menerapkan konsep momentum sudut dalam
kehidupan sehari-hari
3.1.11 Menjelaskan hukum kekekalan momentum sudut
3.1.12 Menghitung nilai momentum sudut suatu benda
3.1.13 Menjelaskan konsep kesetimbangan benda tegar
3.1.14 Menganalisis fenomena kesetimbangan benda tegar dalam kehidupan sehari-hari
3.1.15 Menjelaskan konsep titik berat
3.1.16 Menentukan titik berat benda

1
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

C Informasi Pendukung

1 MOMEN GAYA

a. Pengertian Benda Tegar


Pada sub bab ini akan dibahas tentang benda tegar. Benda tegar merupakan
benda yang tidak berubah bentuk saat diberi gaya seperti kayu, besi dan baja. Secara
definisi benda tegar adalah sistem yang terdiri atas banyak partikel dan jarak antar
partikel tersebut tetap. Sistem benda titik dan benda tegar berbeda. Berikut merupakan
contoh-contoh benda tegar yang sering dijumpai dalam kehidupan :

Gambar 1. Jembatan Ampera Gambar 2. Batu

Gambar 3. Kursi Malas Gambar 4. Tiang Bendera

Gambar 5. Potongan Kayu Gambar 6. Mobil

2
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Kita akan membahas apa yang terjadi pada benda tegar bila dikenai gaya. Benda
tegar merupakan benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanya-lah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu
gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil, pengaruhnya
terhadap keseimbangan statis dapat diabaikan.

Benda A Benda B
Gambar 7. Batangan Besi dan Batangan Plastisin
Perhatikan gambar di atas! Ada beberapa batangan, benda A terbuat dari besi
dan benda B dari plastisin. Apabila kedua benda itu diputar dengan memegang salah satu
ujungnya, kira-kira apakah yang akan terjadi? Benda A bentuknya relatif tetap,
sedangkan benda B akan mengalami perubahan bentuk. Pada putaran dengan frekuensi
tertentu benda B akan meregang dan tidak kembali pada bentuk semula. Jadi, dapat
dinyatakan bahwa benda A adalah benda tegar dan benda B bukan benda tegar.
Benda tegar memiliki sebuah titik yang disebut titik pusat massa. Gerakan pusat
massa benda tegar seperti gerakan benda titik. Momen inersia setara dengan massa pada
gerak translasi. Benda yang berotasi memiliki kecepatan sudut dan tenaga kinetik rotasi,
sedangkan benda yang bertranslasi memiliki kecepatan linear dan tenaga kinetik
translasi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Momen Gaya , maka pelajarilah materi
bab ini dengan saksama.

b. Momen Gaya
Benda dapat berputar jika diberi gaya seperti seseorang yang sedang
mengencangkan baut dan orang yang membuka pintu. Pada keadaan tersebut gaya yang
bekerja pada benda dinamakan momen gaya atau torsi. Konsep torsi dapat dilihat
Gambar 8 pada saat kita membuka pintu.

3
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Gambar 8. Seorang Anak Sedang Membuka Pintu


Cobalah membuka pintu dari bagian yang dekat dengan engsel. Bagaimanakah
gaya yang kalian rasakan? Sekarang, cobalah kembali membuka pintu dari bagian paling
jauh dari engsel. Bandingkan gaya yang diperlukan antara dua perlakuan tersebut. Tentu
saja membuka pintu dengan cara mendorong bagian yang jauh dari engsel lebih mudah
dibandingkan dengan mendorong bagian yang dekat dari engsel. Momen gaya
F dengan lengan gaya r⃗
didefinisikan sebagai hasil perkalian silang antara gaya ⃗ .
Momen gaya merupakan besaran vektor, apabila arah gaya tegak lurus lengan gaya maka
persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk:

F xr⃗
τ⃗ = ⃗
………………………..…………………….(1)

Pada Gambar 8dibawah ini menunjukkan sebuah pintu yang tampak dari atas.
Gaya dorong F diberikan pada pintu dengan membentuk sudut α terhadap arah mendatar.
Semakin besar gaya yang diberikan, semakin cepat pintu terbuka. Semakin jauh jarak
engsel dari tempat gaya bekerja, maka semakin besar momen gaya sehingga pintu lebih
mudah terbuka.

Gambar 9. Momen gaya menyebabkan gerak rotasi benda

Apabila jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus. Dari Gambar 9
maka besarnya momen gaya atau torsi adalah:

4
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

⃗τ =|⃗F|.|⃗r|sinα ………………………………………………………..(2)
dengan:
τ = momen gaya (Nm)
F= gaya yang bekerja (N)
r = jarak atau lengan (m)

Arah momen gaya (τ) tegak lurus terhadap r dan F. Jika r dan F terletak pada
bidang yang tegak lurus sumbu putar, maka vektor τ arahnya sepanjang sumbu putar
menurut kaidah tangan kanan seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Aturan pataran
tangan kanan untuk torsi . ‘Putar keempat jari tangan dirapatkan dari arah kepala
vektor gaya F menuju ke arah poros rotasi melalui sudut terkecil, maka arah ibu jari
menunjuk/menyatakan arah torsi. Jika arah putaran keempar jari berlawanan arah
jarum jam, torsi bertanda pisitif (+) (Gamlar 10 kiri), Sebaliknya, jika arah putaran
keempat jari searah jarum jam, torsi bertanda negatf (-) (Gambar 10 kanan)’.
Jadi genggaman jari bertindak sebagai arah rotasi, dan ibu jari sebagai momen
gaya. Jika arah rotasi berlawanan jarum jam, maka momen gaya akan berarah keatas atau
bernilai positif, dan sebaliknya. Jika arah rotasi searah jarum jam, maka momen gaya
akan berarah keatas atau bernilai negatif seperti gambar berikut.

Gambar 10. Kaidah Tangan Kanan Untuk Menentukan Arah Torsi


Jika pada suatu benda yang mengalami gerak rotasi disebabkan oleh dua buah
gaya atau lebih, maka momen gaya pada benda itu adalah momen gaya total yang bekerja
pada benda itu seperti terlihat pada gambar 10 dibawah ini. Besar momen gaya yang

5
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

bekerja pada gambar 10 adalah jumlah total torsi yang bekerja :

∑τ = τ1 + τ2 + ... ……………………………..……….(3)
+τn

Contoh Soal
Dua roda silinder dengan jari-jari r1 = 30 cm dan r2 = 50 cm disatukan dengan sumbu
yang melewati pusat keduanya, seperti pada gambar. Hitunglah gaya total pada roda
gabungan!

Penyelesaian:
Dik: r1 = 30 cm = 0,3 m
r2 = 50 cm = 0,5 m
F1 = +50 N (berlawanan arah jarum jam)
F2 = -50 N (searah jarum jam)
Dit: ∑τ = ....?
Jawab:
Komponen gaya F2 yang tegak lurus r2 adalah: F2 sin 60o
∑τ = τ1 – τ2
= r1F1 - r2F2 sin 60o

= (0,3 x 50) - 0,5 x 50 x ( 12 √ 3)


= -6,7 Nm2
Torsi total yang dihasilkan oleh dua buah gaya F sama besar bernilai negatif, hal ini
menunjukkan arah torsi total bekerja searah jarum jam.
\

6
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

c. Penerapan Momen Gaya


Penerapan dari kerja momen gaya dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai
pada saat kita membuka baut menggunakan kunci inggris yang agak panjang lebih
mudah dibandingkan jika menggunakan kunci ingrris yang pendek. Saat menggunakan
lengan gaya yang panjang (kunci inggris yg lebih panjang) momen gaya yang dihasilkan
juga besar, sehingga kita tidak perlu memberikan gaya untuk membuka baut
menggunakan kunci inggris. Hal yang sama juga terlihat saat ganggang pintu dipasang
jauh dari engsel pintu sehingga pintu mudah terbuka seperti gambar 11 dibawah ini.

Gambar 11. Membuka Baut Dan Pintu

Latihan
1. Berikut merupakan contoh benda tegar dalam kehidupan, kecuali
a. Jembatan
b. Batu
c. Bangunan
d. Tiang
e. Benda di bidang miring
2. Pernyataan yang benar mengenai benda tegar adalah…
a. Benda yang tidak mengalami perubahan akibat pengaruh gaya
b. Benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat perubahan gaya
c. Benda yang mengalami perubahan akibat perubahan gaya
d. Benda yang mengalami perubahan bentuk akibat perubahan gaya
e. Benda yang tidak mengalami perubahan bentuk tidak ada pengaruh gaya
3. Yang merupakan pengertian dari momen gaya atau torsi adalah . . .
a. gaya yang menyebabkan benda bergerak
b. gaya yang menyebabkan benda berpindah tempat
c. gaya yang menyebabkan suatu benda dapat berotasi atau berputar.
d. Kecendrungan suatu benda berotasi untuk mempertahankan rotasinya.
e. Gaya yang menyebabkan suatu benda melingkar

7
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

4. Andi dan adiknya sedang bermain jungkat-jungkit yang masing-masing sisi


panjangnya adalah 2 m. Jika adik andi berapa tepat di ujung jungkat-jungkit tersebut
maka pada jarak berapa dari titik tengah jungkat-jungkit andi harus duduk? diketahui
berat andi sama dengn 1,5 kali berat adiknya.
5. Batang AD ringan panjangnya 1,5 m. Batang bisa berputar di titik C dan diberi tiga
gaya seperti gambar. AB = 0,5 m dan CD = 0,5 m. Torsi yang bekerja pada batang
terhadap titik C adalah ....

a. 17,5 Nm berputar searah jarum jam


b. 17,5 Nm berputar berlawanan arah jarum jam
c. 2,5 Nm berputar searah jarum jam
d. 2,5 Nm berputar berlawanan arah jarum jam
e. 3,5 Nm berputar searah jarum jam

2 MOMEN INERSIA

a. Momen Inersia Partikel


Inersia adalah kecendrungan benda untuk mempertahan keadaannya, baik itu
tetap diam atau tetap bergerak. Benda yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia
yang besar. Bumi yang selalu dalam keadaan rotasi memiliki inersia rotasi. Jadi, Momen
Inersia adalah ukuran besarnya kecendrungan berotasi yang ditentukan oleh keadaan
benda atau partikel penyusunnya. Kecendenderungan sebuah benda untuk
mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan disebut dengan Inersia.
Inersia disebut juga dengan Lembam. Keadaan alami benda ini berkaitan erat dengan
hukum I Newton. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut juga hukum inersia atau
hukum kelembaman.
Besarnya momen inersia suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
massa benda, bentuk benda, letak sumbu putar dan jarak ke sumbu putar.
Perhatikan gambar dibawah ini!

8
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Gambar 12. Partikel yang mengelilingi porosnya


Sebuah partikel dengan massa m sedang berotasi pada sumbunya dengan jari-
jari R. Momen inersia titik partikel tersebut dinyatakan sebagai hasil kali massa partikel
dengan jarak partikel ke sumbu putar atau jari-jari. Dengan demikian, momen inersia
sinyatakan dengan:

I = m.R………………………..…………...…….(4)
2

Keterangan:
I = Momen Inersia (kg m2)
m = Massa partikel (kg)
R = Jari-jari rotasi (m)

Momen inersia adalah hasil kali antara massa dengan kuadrat jarak massa
terhadap titik porosnya. Secara sistematis, rumus momen inersia dirumuskan sebagai
berikut:
I = Ʃm.R2 …………………………………(5)

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 13. Beberapa partikel yang dihubungkan dengan


batang tak bermassa mengelilingi suatu poros

9
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Terdapat banyak partikel dengan massa masing-masing m 1 ,m 2 , m3 , … dan


mempunyai jarak r 1 , r 2 , r 3 , … terhadap poros, momen inersia total adalah penjumlahan
momen inersia setiap partikel, yaitu

n
I =∑ mi r 2i =m1 r 21 +m2 r 22+ m3 r 23 +… …………………..….(6)
i

b. Momen Inersia Benda Tegar


Apabila sebuah benda pejal terdiri dari
distribusi materi yang kontinu, maka kita dapat
menganggap benda terdiri dari sejumlah besar
elemen massa dm yang tesebar merata di seluruh
benda, dan momen inersia benda adalah jumlah dari
momen inersia semua elemen massa tersebut, r2 dm.
Untuk dm yang jumlahnya banyak, penjumlahan
dinyatakan sebagai sebuah integral.

Gambar 14. Elemen Partikel


Benda Partikel
……………...………………………...……….(7)
I =∫ r 2 dm

Dengan batas-batas integral yang dipilih sehingga mencakup seluruh benda.


Menentukan momen inersia benda pejal teratur

Gambar 15. Batang Homogen

10
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Momen inersia sebuah partikel bermassa m yang berjarak r tetap dari sumbu rotasi
dinyatakan dengan persamaan I = mR2… (*)
Masalah kita adalah menentukan momen inesia batang (benda pejal) terhadap poros yang
melalui titik pusat batang dan tegak lurus pada batang.
Massa batang M yang tedistribusi homogen sepanjang L tidak dapat kita anggap sebagai
benda titik (partikel). Supaya dapat kita anggap sebagai partikel maka batang sepanjang
L ini kita bagi-bagi dengan panjang sangat kecil dr, yang memiliki massa dm. misalnya
kita ambil suatu massa dm yang berjarak tetap r dari poros, maka partikel dm ini akan
menghasilkan momen inersia dl terhadap poros melalui p (lihat gambar), dan ini
memenuhi persamaan (*), yaitu
dl=r 2 dm
Batang homogen dengan luas penampang A, panjang L, dan massa M sehingga :
I =∫ r 2 dm

¿ ∫ x 2 ρ dV dV =Adx
L
2

¿ ∫ x 2 ρ A dx
−L
2

L
1 3 M
¿ [ 3
x ρA ]

2
L
2
ρ=
V

1 L 3 1 −L 3
M
¿
V
A
3 2 ( ( ) ( ))

3 2
V=A L

M 1 L3 1 −L3
¿ ( ( ))
AL
A −
3 8 3 8

M L3 L 3
¿ ( ) +
L 24 24
3
M 2L
¿ (
L 24 )
1
¿ M L2………………………………………………(8)
12

11
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Jadi, untuk batang homogen yang diputar di pusat massanya momen inersia benda

1
tersebut adalah I = M L2. Momen inersia untuk berbagai jenis benda dapat Anda lihat
12
pada Tabel 1. Berikut :

Tabel 1. Momen Inersia berbagai benda tegar homogen

12
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Teorema sumbu sejajar


Kita sudah dapat menentukan momen inersia batang bermassa M dan panjang L

1
terhadap poros melalui pusat massanya, yaitu I = M L2. Bagaimana jika kita diminta
12
untuk menentukan momen inersi ini terhadap poros melalui salah satu ujung batang?

Gambar 16. Batang homogeny yang diputar di ujungnya

Cara menghitungnya menggunakan teorema sumbu sejajar. Jika momen inersia


terhadap pusat massa adalah Ipm maka momen inersia terhadap poros sejajar melalui titik
sembarang yang berjarak h dari pusat massa dapat dihitung dengan rumus

I =I pm+ M h2 ………………………….(9)

Mari kita gunakan teorema sumbu sejajar untuk menghitung momen inersia batang

L
terhadap poros melalui titik ujung batang (y), yang berjarak dari pusat massa batang
2
seperti yang ditunjukkan gambar sebelumnya.
I =I pm+ M h2
1 1 2
¿ M L2 + M L
12 ( ) 2
1 2 1 2
¿ M L +M L
12 4
4 2
¿ ML
12
1
¿ M L2………………………………………(10)
3

1 2
Jadi, momen inersia batang homogen yang diputar diujung batang adalah I = M L .
3
13
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

3 DINAMIKA ROTASI

a. Hubungan Momentum dengan Kecepatan Sudut

Menurut Hukum II Newton benda yang sedang berotasi akan dipercepat oleh
gaya yang besarnya sama dengan :
F=ma
F=mrα
Bila kedua ruas dikali dengan r maka :
rF=mrαr
τ =m r 2 α
Karena m r 2=I , maka :

τ =Iα
…………………………………(11)

Contoh soal
Sebuah silinder pejal berjari-jari 15 cm dan bermassa 2 kg dijadikan katrol untuk sebuah
sumur, seperti tampak pada gambar. Batang yang dijadikan poros memiliki permukaan
licin sempurna. Seutas tali yang massanya dapat diabaikan, digulung pada silinder.
Kemudian, sebuah ember bermassa 1 kg diikatkan pada ujung tali. Tentukan percepatan
ember saat jatuh ke dalam sumur.
Diketahui : R = 15 cm = 0,15 m
M. Katrol = 2 Kg
1
I= M R2
2
M. Beban = 1 Kg
Ditanya :a?
Jawab :
Momen gaya pada katrol :
τ =Iα

14
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

1 a
R .T = M Katrol R2
2 R
1
. T = M Katrol a
2

Gaya pada ember :


Σ F=Ma
M ember g−T =M ember a
1
M ember g− M K atrol a=M ember a
2

a ( 12 M Katrol )
+ M ember =M ember g

M ember g 1.10 m
a= = =5 2
1 1 s
M + M ember 2+1
2 Katrol 2

b. Energi Kinetik
Suatu benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Benda yang memiliki
momen inersia berotasi terhadap suatu poros, maka benda itu memiliki energy kinetic
rotasi. Dalam kehidupan dapat kita temukan pada saat orang menggelindingkan bola
bowling dan bermain bola bilyard. Bola tersebut memiliki energy kinetic rotasi.

Gambar 17. Bola bowling yang menggelinding memiliki energi kinetik


rotasi dan translasi

a. Energi Kinetik Rotasi

15
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Setiap benda yang bergerak translasi memiliki energi kinetic sebesar ½ mv 2.


Demikian juga dengan benda bergerak rotasi memiliki energi kinetic yang disebut energi
kinetic rotasi yang diturunkan dari persamaan Ek translasi :
1
Ek = mv 2
2
1 2
Ek = m(r . w )
2
1
Ek = mr 2 ω2
2
1 ( mr 2 ) ω 2
Ek =
2
1
Ek = Iω 2
2

b. Energi Kinetik Gabungan


Energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan menggelinding
adalah jumlah dari energi kinetik rotasi dan energi kinetik translasi. Sehingga dapat
dirumuskan menjadi berikut :

Ek = E k + Ek
translasi rotasi
1 1
Ek = mv 2 + Iω 2 ………...……..(12)
2 2

Contoh-contoh benda yang bergerak menggelinding menggelinding dalam


kehidupan sehari-hari adalah roda kendaraan bermotor, permainan bola bowling,
permainan bola kasti dan sebagainya.

c. Penerapan Hukum II Newton Pada Gerak Rotasi

Gambar 18. Bola menggelinding pada bidang miring

Berdasarkan Gambar 18 di atas dapat kita lihat bahwa pada kedudukan (1), benda
memiliki energy potensial saja karena benda tersebut dilepaskan tanpa kecepatan awal
16
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

sampai kedudukkan (2), benda memiliki energy kinetic translasi dan rotasi. Dengan
menggunakan Hukum Kekekalan Energi dan rotasi.
Dengan menggunakan Hukum kekekalan energy akan diperoleh persamaan berikut.
E p 1 + E k1=E p 2+ Ek 2
Pada dasarnya karena Ek 1 = 0 dan E p 1 = 0
Pada kedudukan (2) benda memiliki energy kinetic translasi dan rotasi, sehingga:
1 1
m . g . h= m . v 2 + I . ω2
2 2
1 2 1
m . g . h= m . v + km R2 . ω2
2 2
dengan Rω = v
1 1
m . g . h= m . v 2 + km v 2
2 2
1
gh= v 2 ( 1+k )
2
Sehingga didapat persamaan kecepatan yaitu

2 gh
v=
√ 1+k ……………………………(13)

Kecepatan benda pada kaki bidang miring bergantung pada bentuk benda (k) dan
ketinggian mula-mula.

Contoh soal
Sebuah bola basket menggelinding dari puncak bidang miring yang tingginya 5 m.
Berapakah kecepatan bola saat sampai di dasar bidang miring ? (g = 10 m/s2)
2
Diketahui :h=5m g = = 10 m/s2 I = M R2
3
Ditanya :v?
Jawab :
2 gh
v=
√ 1+k

2.10 .5
v=
√ 1+
2
3

17
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

100
v=
√ 5
3
= √60=2 √ 15 m/s

c. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Pemain ice skating dapat mengatur kecepatan perputarannya hanya dengan
menggunakan tangan. Ketika mereka melipatkan tangan ke tubuh mereka maka mereka
akan berputar semakin cepat, kemudian ketika mereka merentangkan tangan terjadi
perlambatan pada perputaran. Tahukah kalian bahwa fisika mampu menjelaskan
peristiwa tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita pelajari dulu momentum
sudut
Momentum didefinisikan sebagai perkalian antara massa dan kecepatannya.
Momentum yang berhubungan dengan gerak translasi disebut momentum linier. Untuk
gerak rotasi digunakan suatu besaran yang disebut momentum sudut atau momentum
anguler.
Momentum sudut secara matematis dapat ditulis :
L= p x r
L=m x v x r
L=m x ω .r x r
L=mr 2 x ω
L=I x ω

………………………….(14)
Dimana :
L = Momentum sudut
I = Momen inersia
ω = Kecepatan sudut

Momentum sudut merupakan besaran vector sehingga memiliki besar dan arah.
Arah momentum sudut dari suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah
putaran sekrup atau dengan aturan tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan arah
gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah momentum sudut.

18
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Gambar 19. Arah momentum sudut


Pada gerak rotasi momen gaya dirumuskan dengan

τ=Iα


karena α = dan I ω = L , maka
dt
dω Iω dL
τ =I α =I
dt
=d ( )
dt
=
dt

L
 
t
0  I 2  I1
I 2 2  I11
L2  L1

Persamaan ini menyatakan kaitan antara momentum sudut dengan momen gaya.
Momen gaya adalah perubahan dari momentum sudut terhadap waktu. Dari persamaan
ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Momen gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan perubahan
momentum sudut benda, dan
2. Apabila pada benda tidak ada momen gaya yang bekerja, maka momentum sudut
benda tetap besarnya. Dengan kata lain, untuk resultan momen gaya luar sama dengan
nol (∑ τ=0 ¿ ¿ , maka L bernilai konstan. Karena momentum sudut adalah besaran
vector, momentum sudut tetap berarti besar dan arah tetap. Bila tidak ada momen gaya
dari luar bekerja pada benda yang sedang berotasi, momentum sudut L benda tetap, ini
dikenal dengan Hukum Kekekalan Momentum Sudut.
19
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Hukum Kekekalan Momentum Sudut


‘’Jika resultan momen gaya pada sebuah benda tegar yang bergerak rotasi
bernilai nol maka momentum sudut benda tegar yang bergerak rotasi selalu
konstan’’

Contoh soal
Seorang penari balet melakukan putaran dengan kecepatan ω.Penari tersebut melipat
tangannya sehingga momen inersia berkurang 25%. Berapakah kecepatan penari
tersebut?
Diketahui : ω1 = ω I2 = 75% I1
Ditanya : ω2 ?
Jawab :
L1=L2
I 1 ω 1=I 2 ω 2
I 1 ω=0,75 I 1 ω 2
1 4
ω 2= ω= ω
0,75 3

Latihan

1. Sebuah bola pejal yang bermassa m dan lantai yang berjari-jari R menggelinding pada
permukaan datar dengan kecepatan v. Tentukan nilai perbandingan energi kinetik
translasi dan energi kinetic rotasi bola.
2. Sebuah selinder pejal dengan jari-jari 20 cm dan massa 2 kg yang berada di puncak
bidang miring menggelinding menuruni bidang miring. Berapakah Kecepatan sudut
benda saat tiba di dasar bidang miring ?
3. Seorang penari balet berputar dengan tangan terentang sepanjang 150 cm dan
kecepatan sudut 10 radian/sekon. Lalu penari melipat tangannya menjadi 75 cm
sepanjang siku. Berapa kecepatan sudut akhir ?

20
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

4 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Kita telah mempelajari mengenai keseimbangan benda titik atau partikel yang
telah dijelaskan oleh Isaac Newton. Menurut beliau keadaan keseimbangan tercapai bila
resultan gaya yang bekerja pada sistem benda sama dengan nol, atau gaya tersebut tidak
dapat mengubah keadaannya. Secara matematis dituliskan dalam persamaan berikut:

Persamaan tersebut kita kenal sebagai Hukum I Newton. Telah kata pelajari
hubungan mengenai momen gaya, momen inersia, dan percepatan sudut identik dengan
hubungan gaya, massa dan percepatan. Maka persamaan diatas dalam dinamika rotasi
dapat diubah menjadi:

Kedua persamaan diatas digunakan untuk menyelesaikan permasalahan benda


tegar. Keseimbangan benda tegar terbagi atas dua jenis, yaitu:

a. Keseimbangan benda statis


Keseimbangan benda statis didefenisikan sebagai benda dalam keadaan
seimbang (translasi dan rotasi), yang dipenuhi oleh ∑F = 0 dan ∑τ = 0, dan benda harus
dalam keadaan diam, yang dipenuhi oleh kecepatan v = 0 dan kecepatan sudut ω = 0.
Maka syarat keseimbangan benda statis benda tegar adalah:

21
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

b. Keseimbangan benda tegar dinamis


Keseimbangan dinamis benda tegar didefenisikan sebagai benda dalam keadaan
setimbang (translasi dan rotasi), yang dipenuhi oleh ∑F = 0 dan ∑τ = 0, dan benda dalam
keadaan bergerak dengan kecepatan linear konstan dan kecepatan sudut konstan.
Hukum II Newton dapat kita ubah persamaanya dalam bentuk gerak rotasi. Pada
dinamika translansi berlaku Hukum II Newton yang berbunyi: “Percepatan yang dialami
oleh suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda dan
berbanding terbalik dengan massa benda”.
Atau dapat ditulis dalam bentuk persamaan:

Karena dinamika rotasi analog dengan dinamika translasi, maka pada dinamika
rotasi berlaku pula Hukum II Newton untuk gerak rotasi yang berbunyi:”Percepatan
sudut yang dialami oleh suatu benda berbanding lurus dengan resultan momen gaya
luar yang bekerja terhadap poros melalui pusat massa dan berbanding terbalik dengan
momen inersia benda terhadap poros”
Atau dapat ditulis dalam bentuk persamaan:

…………………………………………(15)

Contoh Soal
Sebuah batang homogen AB dengan panjang 40 cm dan berat 10 N. Pada ujung batang
digantung beban seberat 20 N, batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika
sudut yang dibentuk oleh tali T 37°, maka hitunglah tegangan tali T!
Penyelesaian :

22
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Diketahui :
lAB = 40 cm = 0,4 m Wb = 20 N
WAB = 10 N θ = 37o
Ditanya : T = ... ?

Jawab :

Σ τ=0
τ AB + τ b−τ tali=0
1
W AB . l AB +W b . l AB −Tsinθ .l AB=0
2
10 N .0,2 m+20 N .0,4 m−Tsin 37o .0,4 m=0
2 Nm+8 Nm=0,6T .0,4 m
10 Nm
T= =41,7 N
0,24
c. Jenis-Jenis Keseimbangan
Ada tiga macam keseimbangan benda tegar yaitu:
1) Keseimbangan Stabil

23
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Keseimbangan stabil merupakan keseimbangan benda dimana sesaat


setelah gangguan kecil dihilangkan. Contoh keseimbangan ini adalah ketika sebuah
cangkir yang mempunyai titik keseimbangan ditengah diberi gangguan sedikit.
Setelah gangguan dihilangkan, cangkir tersebut kembali ke posisi semula.

Gambar 20. Keseimbangan Stabil

2) Keseimbangan Labil
Keseimbangan labil merupakan keseimbangan dimana sesaat setelah
gangguan kecil dihilangkan. Benda tidak kembali kedudukan semula. Contoh dari
keseimbangan ini adalah, sebuah corong. Sebuah corong yang berdiri dengan
bagian kecil dibawah ketika diberi gangguan kecil, tidak dapat kembali kedudukan
semula.

Gambar 21. Keseimbangan Stabil


3) Keseimbangan Netral
Keseimbangan netral, yaitu keseimbangan dimana gangguan kecil tidak
akan mempengaruhi keseimbangan benda. Contohnya sebuah bola yang diberi
gangguan. Dalam kedudukannya yang baru, bola tetap seimbang.

Gambar 22. Keseimbangan Stabil


24
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

d. Penggunaan Konsep Kesetimbangan Benda Tegar Dalam Kehidupan Sehari-


Hari
Penggunaan konsep benda tegar dalam kehidupan sehari-hati sangatlah banyak
ditemui seperti pembuatan jembatan gantung dan desain dalam pembuatan mobil balap.
Dalam pembelajaran fisika konsep benda tegar sangatlah sederhana, tetapi dalam
kehidupan sehari-hari konsep ini harus diterapkan dengan sangat teliti dan jelas sehingga
tidak mengalami kesalahan dalam penerapannya. Untuk lebih jelasnya, mari pelajari
penjelasan dibawah ini.
a. Pembuatan jembatan gantung
Sebelum membuat jembatan gantung para insinyur melakukan perhitungan
dengan sangat teliti. Mereka meneliti berapa gaya yang harus dimiliki menara penyangga
jembatan gantung agar cukup kuat mengimbangi berat jembatan maupun beban lalu
lintas diatasnya sehingga gaya total sama dengan nol. Dalam keadaan demikian,
jembatan gantung tetap dalam keseimbangan.
Dalam kenyataan di alam, untuk kekuatan jembatan tidak sesederhana itu
dengan hanya memperhitungkan gaya berat beban jembatan serta beban kendaraan saja
karena jembatan yang ada di sungai dipengaruhi juga oleh kekuatan alamseperti angin
dan kuat arus air di bawahnya. Sehingga jangan sampai jembatan yang sudah dibangun
malah roboh karena tiupan angin dari samping seperti yang terjadi pada jembatan Kukur
di Kalimantan yang roboh bukan karena factor fisika atau gaya luar melainkan karena
adanya prinsip keseimbangan yang diabaikan.

b. Desain dalam pembuatan mobil balap


Suatu benda akan lebih stabil bila titik beratnya lebih rendah dari titik alas atau
tumpuannya lebih lebar. Hal ini yng mengakibatkan badan mobil balap dibuat rendah
serta lebar. Dengan bentuk seperti ini diharapkan sebuah mobil balap lebih sulit terguling
sewaktu menempuh lintasan tikungan dengan kecepatan tinggi. Selain pada mobil balap
bentuk ini diterapkan pula pada mobil-mobil dengan akselerasi tinggi seperti sedan
karena walaupun bobotnya kecil dengan kecepatan tinggi akan memiliki energy kinetic
yang besar. Coba bandingkan denganmobil bentuk lain yang dirancang dengan tingkat
kecepatan akselerasi yang rendah seperti truk, bus, dan kendaraan besar lainnya.

25
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Latihan
1. Perhatikan gambar berikut .

Pada batang homogen seberat 200 N digantungkan beban 440 N dengan panjang L
(lihat gambar). Berapakah besar gaya yang dilakukan penyangga pada batang ?

2. Sebuah tangga seberat 500 N disandarkan pada dinding seperti gambar. Jika dinding
licin dan lantai kasar, serta tangga tepat akan tergelincir maka hitunglah koefisien
gesekan antara lantai dan tangga!

5 MENENTUKAN TITIK BERAT BENDA

Salah satu gaya yang bekerja pada setiap benda yang terletak di permukaan bumi
adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda di sebut gaya berat
(w).

Gambar 23. Partikel-partikel penyusun benda

Benda ini kita anggap terdiri dari partikel-partikel. Partikel-partikel itu diwakili
oleh titik hitam. Tanda panah yang berwarna biru menunjukkan arah gaya gravitasi yang
bekerja pada tiap2 partikel. Seandainya benda kita bagi menjadi potongan2 yang sangat

26
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

kecil, maka satu potongan kecil itu = satu partikel. Arah gaya berat setiap partikel juga
sejajar menuju ke permukaan bumi. Titik kumpulan resultan gaya berat pada benda
inilah disebut yang disebut titik berat. Seperti pada gambar berikut

Gambar 24. Menentukan titik berat benda

Posisi titik berat dari suatu benda tegar secara kuantitatif dapat ditentukan dengan
meninjau benda tegar terletak pada bidang XY seperti pada gambar 1.

Benda tersusun oleh sejumlah besar partikel dengan berat masing-masing W1, W2 dan W3
yang berada pada koordinat (X1,Y1), (X2, Y2) dan (X3, Y3). Tiap partikel menyumbang
torsi terhadap titik O sebagai poros yaitu pada sumbu X sebesar W 1X1, W2X2, dan W3X3
sedangkan pada sumbu y sebesar W1Y1, W2Y2, dan W3Y3. Maka kita dapat meninjau titik
berat masing masing sumbunya, melalui besarnya momen gaya yang dialami pada setiap
partikel tersebut:
 Pada Sumbu X
τ =∑τ
W X =W 1 X 1 +W 2 X 2 +W 3 X 3
W X =∑W X
∑WX
X=
∑W
Maka persamaanya menjadi:
W 1 X 1+W 2 X 2+W 3 X 3
X=
W 1 +W 2 +W 3
 Pada Sumbu Y

27
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

τ =∑τ
W Y =W 1 Y 1 +W 2 Y 2 +W 3 Y 3
W Y =∑ W Y
∑ WY
Y=
∑W
Maka persamaanya menjadi:
W Y +W 2 Y 2+W 3 Y 3
Y= 1 1
W 1+W 2+ W 3
Jika benda berada pada tempat yang memiliki nilai percepatan gravitasi (g) yang
sama, maka gaya gravitasi bisa dianggap bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk
kasus seperti ini, titik berat benda berada pada pusat massa benda sehingga :
m 1 x 1 +m 2 x 2 +m 3 x 3 +… ∑ m i x i
x G= = … … … … … … … … … … … …(16)
m 1+ m2 +m 3 +… ∑ wi

m 1 y 1+ m2 y 2+ m3 y 3 +… ∑ m i y i
yG= = … … … … … … … … … … … …(17)
m 1+ m 2+ m3 +… ∑ wi

1. Menentukan titik berat benda homogen 3 dimensi


Massa benda berdimensi tiga dapat ditentukan dari perkalian Massa Jenis (ρ ¿
dengan volume benda (V). sehingga Persamaan (1) menjadi :
ρ1 V 1 y 1 + ρ2 V 2 y 2 + ρ3 V 3 y 3+ … ∑ ρi V i y i
yG= =
ρ1 V 1❑+ ρ2 V 2❑+ ρ3 V 3❑ + … ∑ ρi V i❑
Massa jenis benda himogen adalah sama ρ1= ρ2=ρ3= ρ❑ sehingga :
V 1 x1 + V 2 x 2 +V 3 x 3 +. ..+V n x n
∑ V i xi
x G= =
V 1 + V 2 +V 3 + .. .+ V n ∑Vi ………………...(18)
V y +V y +V y +. . .+V n y n ∑ V i y i
y G= 1 1 2 2 3 3 =
V 1 +V 2 +V 3 +. . .+ V n ∑V i ……………….(19)

Tabel 2. Titik berat benda homogen 3 dimensi

28
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

2. Menentukan titik berat benda homogen 2 dimensi

Benda berbentuk luasan (dua dimensi) adalah benda yang tebalnya dapat
diabaikan sehingga besar berat benda tersebut sebanding dengan luasnya (A). sehingga
Koordinat titik beratnya menjadi :
A 1 x1 + A 2 x 2 + A3 x3 +.. .+ An x n ∑ A i xi
x G= = ………………(20)
A1 + A 2 + A 3 +. ..+ A n ∑ Ai

A 1 y 1 + A 2 y 2 + A3 y3 +.. .+ An y n ∑ Ai y i
y G= = ………………(21)
A1 + A 2 + A3 +. ..+ A n ∑ Ai

Tabel 3. Titik berat benda homogen 2 dimensi

29
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

3. Menentukan titik berat benda homogen 1 dimensi


Benda satu dimensi adalah bendaa berbentuk kawat sehingga berat benda
dianggap sebanding dengan panjangnya (l), sehingga koordinat titik beratnya menjadi:

l 1 y 1 +l 2 y 2 +l 3 y3 + …+l n y n ∑ l n y n
x 0= = ……………(22)
l 1+l 2 +l 3 +…+l n ∑ ln

l 1 y 1 +l 2 y 2+l 3 y 3+ …+l n y n ∑ l n y n ……………(23)


y 0= =
l 1 +l 2+l 3 +…+ l n ∑ ln

Tabel 4. Titik berat benda homogen 1 dimensi

30
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

Contoh Soal

Tentukan koordinat titik berat susunan enam buah kawat tipis berikut ini dengan acuan
titik 0 !

Penyelesaian :
Diketahui :
l1 = 20, X1 = 20, Y1 = 10
l2 = 20, X2 = 60, Y2 = 10
l3 = 80, X3 = 40, Y3 = 20
l4 = 20, X4 = 0, Y4 = 30
l5 = 40, X5 = 40, Y5 = 40
l6 = 20, X6 = 80, Y6 = 30

Ditanya: Koordinat titik berat gabungan keenam kawat (X0 , Y0) ?

Jawab :
l 1 y 1 +l 2 y 2 +l 3 y3 + …+l 6 y 6
x 0=
l 1+l 2 +l 3 +…+l 6
20.20+20.60+80.40+20.0+ 40.40+20.80
x 0=
20+20+80+20+ 40+20
8000
x 0= =4 0
200

31
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

l 1 y 1 +l 2 y 2+l 3 y 3+ …+l 6 y 6
y 0=
l 1 +l 2+l 3 + …+ l 6
20.10+20.10+ 80.20+ 20.30+40.40+20.30
y 0=
20+20+80+ 20+40+ 20
4800
y 0= =24
200

Jadi koordinat titik berat kawat tersebut adalah (X0,Yo) = (40,20)

Latihan
1. Tentukan koordinat titik berat benda berikut terhadap titik 0 !

D Evaluasi

1. Besaran yang menyebabkan benda bergerak melingkar adalah…


a. Gaya
b. Torsi
c. Momen Inersia
d. Kecepatan Sudut
32
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

e. Momentum Sudut

2. Salah satu contoh penerapan momen gaya dalam kehidupan sehari-hari adalah…
a. Sebuah apel yang diikat dengan tali kemudian diputar.
b. Mengangkat barang menggunakan pengungkit jenis 1.
c. Mendorong meja pada bidang datar yang licin.
d. Menghentikan benda yang sedang bergerak.
e. Sebuah batang yang terletak pada bidang datar.

3. Sebuah tongkat panjangnya 50 cm terdapat 3 gaya yang sama besarnya seperti pada
gambar berikut. Jika tongkat diputar dengan poros putar di titik C, maka besar momen
gaya total adalah… (Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 65 No.8)

a. 1 Nm
b. 3 Nm
c. 4 Nm
d. 5 Nm
e. 6 Nm

4. Sebuah rotor memiliki momen inersia sebesar 5 x 10-2 kgm-2. Energi yang harus
diberikan pada rotor agar berputar dengan kecepatan 6000 rpm adalah (π2 = 10)
a. 104 J c. 2 x 104 J e. 1,2 x 103 J
b. 1,2 x 104 J d. 103 x J

5. Sebuah silinder pejal (I = 1/2 mR2) dilepas tanpa kecepatan awal dari puncak suatu
bidang miring yang kasar dan tanpa slip, serta kemiringannya membuat sudut θ
terhadap bidang horizontal. Jika percepatan gravitasi g maka silinder tersebut akan….
a. meluncur dengan percepatan g sinθ
b. menggelinding dengan percepatan g sinθ

33
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

1
c. meluncur dengan percepatan sinθ
2
1
d. menggelinding dengan percepatan g sinθ
2
2
e. menggelinding dengan percepatan g sinθ
3

6. Anggap bumi mengkerut hingga momen inersianya menjadi sepertiga momen inersia
sekarang. Maka satu hari akan dilalui selama ….
a. 12 jam c. 8 jam e. 4 jam
b. 48 jam d. 72 jam

7. Perhatikan gambar di bawah ini!

Tiga buah partikel dengan massa m, 2m, dan 3m dipasang pada ujung kerangka yang
massanya diabaikan. Sistem terletak pada bidang xy. Jika sistem diputar terhadap
sumbu y maka momen inersia sistem adalah ….
A. 5 ma
B. 7 ma
C. 5 ma2
D. 6 ma2
E. 7 ma2

8. Tiga gaya F1, F2, dan F3 bekerja pada batang seperti pada gambar berikut. Jika massa
batang diabaikan dan panjang batang 4 meter, maka nilai momen gaya terhadap
sumbu putar di titik C adalah…. (sin 53o = 0,8, cos 53o = 0,6, AB = BC = CD = DE =
1 meter) Soal UN Fisika SMA/MA U-ZC-2013/2014 No.8

34
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

a. 12 N.m
b. 8 N.m
c. 6 N.m
d. 2 N.m
e. Nol
9. Besar resultan momen gaya terhadap poros di titik O oleh gaya-gaya yang bekerja
pada batang jika massanya diabaikan adalah…. (Soal UN Fisika SMA/MA U-ZC-
2013/2014 No.8)
a. 7,5 Nm
b. 4 Nm
c. 3,5 Nm
d. 3 Nm
e. 2 Nm

10. Jika poros perputaran oleh gaya-gaya yang bekerja berada pada titik pusat persegi
seperti gambar dibawah, maka momen gaya total adalah.......

a. 16 Nm
b. 12 Nm
c. 8 Nm
d. 4 NM
e. Nol

11. Dua bola dibawah ini memiliki momentum sudut yang sama. Jika jari-jari bola A
dua kali jari-jari bola B, maka perbandingan momen inersia bola A dan bola B
adalah ….
a. 2
b. 4
c. 0,4
d. √2

35
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

e. 0,5

12. Sebuah roda berputar terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut 810 rpm. Roda
kedua yang mula-mula diam dengan momen inersia 2 kali roda pertama, tiba-tiba
digabungkan pada sumbu yang sama dengan roda pertama. Persentase energy kinetik
yang hilang akibat penggabungan kedua roda adalah ....
a. 25 % c. 33 % e. 50 %
b. 67 % d. 75 %

13. Tangga AB yang panjangnya 5 m dan massa 5 kg disandarkan pada dinding vertikal
yang licin. Ujung A terletak pada dinding dan ujung B terletak pada lantai. Ujung A
terletak 4 m di atas lantai. Seorang anak yang massanya 30 kg menaiki tangga
sampai suatu ketinggian berjarak 2 m dari A. Koefisien gesek antara tangga dengan
lantai pada saat tangga akan tergelincir adalah ....
a. 0,25 c. 0,27 e. 0,35
b. 0,44 e. 0,5

14. Perhatikan gambar berikut.

Batang homogen PQ yang panjangnya 120 m dan beratnya 100 N bertumpu pada
titik P dan S seperti pada gambar. Berat beban yang harus digantungkan pada ujung
Q agar batang PQ tepat akan berotasi terhadap S adalah .....
a. 25 N c. 50 N e. 100 N
b. 200 N d. 400 N

15. Bila sistem berada dalam keadaan setimbang, maka perbandingan massa A dan
massa B adalah ….
a. 1 : √3
b. 1:2
c. √3 : 1
d. 2:1

36
Bahan Ajar
Kelas XI Semester 1

e. 3:1

ESSAY

1. Tentukan letak titik berat benda


berbentuk huruf T seperti pada
gambar Disamping

2. Sebuah tabung pejal disambung


dengan kerucut pejal seperti pada
gambar disamping! Tentukan letak
titik berat bangun tersebut terhadap
garis AB!

E Daftar Pustaka

Bob Foster. 2011. Terpadu Fisika SMA Jilid 1A untuk kelas XI semester 1. Jakarta:
Erlangga.
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen.2016.Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta : Erlangga.
Karyono, Dwi Satya Palupi, Suharyanto. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA dan
MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nufus Nurhayati, 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Pusat Pembukuan: Jakarta.
Sri Handayani, Ari Damari. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparmo & Tri Widodo. 2009. Panduan Pembelajaran Fisika XI. Jakarta: Depdiknas

37

Anda mungkin juga menyukai