Kompetensi Dasar:
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Indikator:
3.11.1 Menjelaskan organ-organ mata
3.11.2 Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata
3.11.3 Menjelaskan berbagai cacat mata
3.11.4 Menghitung besaran fisis yang berhubungan dengan kaca mata
3.11.5 Mengidentifikasi bagian-bagian Lup
3.11.6 Menganalisis pembentukan bayangan ada lup
3.11.7 Mengidentifikasi bagian-bagian kamera
3.11.8 Menentukan prinsip kerja kamera
3.11.9 Menganalisis pembentukan bayangan pada kamera
3.11.10 Mengidentifikasikan bagian-bagian mikroskop
3.11.11 Menjelaskan fungsi bagian-bagian mikroskop
3.11.12 Menjelaskan prinsip kerja pada mikroskop
3.11.13 Menganalisis pembentukan bayangan pada mikroskop
3.11.14 Mengidentifikasi bagian-bagian teropong
3.11.15 Melukiskan jalannya sinar pada teropong
3.11.16 Menentukan besaran-besaran fisis pada teropong
3.11.17 Menganalisis proses pembiasan cahaya pada teropong bintang
C MATERI PEMBELAJARAN
A. Pembiasan Cahaya Pada Lensa Tipis
Lensa tipis adalah lensa yang tebalnya dapat diabaikan terhadap diameter
lengkung lensa. Berdasarkan ketebalan bagian tengah dan tepinya lensa dapat
dibedakan menjadi lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung atau
konveks merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepi.
Sinar-sinar bias pada lensa konveks bersifat mengumpul (konvergen).
Sedangkangkan lensa cekung (konkaf) adalah lensa yang bagian tepinya lebih
tebal dari bagian tepi. Sinar-sinar bias pada lensa konkaf bersifat menyebar
(divergen).
Gambar 2. Pembiasan sinar pada lensa cembung (a) dan lensa cekung (b)
1. Lensa Cembung
Focus aktif untuk lensa cembung diperoleh dari perpotongan langsung
sinar-sinar bias sehingga focus aktif F1 disebut focus nyata. Jarak focus lensa
cembung (f0 bertanda positif dan lensa cembung disebut juga dengan lensa
positif.
Lensa memiliki sinar-sinar istimewa. Berikut ini tiga sinar istimewa pada lensa
cembung.
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama, dibiaskan melalui titik focus aktif
F1.
b. Sinar datang melalui titik focus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang
Ketiga sinar istimewa diatas berlaku bila medium di kedua sisi lensa sama.
Hubungan jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak titik focus (f) dapat
dituliskan sebagi berikut :
1 1 1
= + …………………………...(1)
f s s'
…………………………...(2)
2. Lensa Cekung
Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar, sehingga focus aktif F2 untuk
lensa cekung diperoleh dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias. Oleh
karena itu focus aktif F2 disebut juga dengan focus maya. Jarak focus bernilai
negative sehingga lensa cekung disebut lensa negative.
Pada lensa cekung berlaku sinar-sinar istimewa sebagai berikut.
a. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari titik focus aktif F2.
b. Sinar yang datang menuju titik focus F1 dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar yang datang melalui titik pusat lensa O diteruskan tanpa dibiaskan.
Gambar 5. Sinar-sinar istimewa lensa cekung
Untuk memudahkan penentuan letak dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung,
digunakan penomoran ruang seperti berikut.
Hubungan jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak titik focus (f) dapat
dituliskan sebagi berikut :
−1 1 1
= +
f s s'
Mata adalah organ yang sangat penting karena berfungsi sebagai indera
penglihatan. Dengan mata manusia dapat melihat indahnya dunia yang diciptakan
oleh Tuhan. Oleh karena itu kita seharusnya selalu bersyukur atas nikmat
penglihatan yang diberikan oleh Tuhan dengan cara senantiasa beribadah dan
menjahui larangan-Nya. Pada mata terdapat berbagai organ yang menunjang
proses kerja mata. Organ tersebut adalah :
Bagian-bagian mata
1. Kornea : Kornea berfungsi menerima serta meneruskan cahaya yang
masuk ke mata dan memberikan perlindungan terhadap
bagian sensitif mata yang ada di bawahnya.
2. Iris : Iris berfungsi memberikan warna mata, dan mengatur
perbesaran pupil (kondisi ini dilakukan untuk membatasi
banyaknya jumlah cahaya yang dapat masuk ke iris).
3. Pupil Pupil Adalah celah yang terbentuk akibat iris, fungsi dari
celah ini adalah tempat cahaya masuk. Fungsi dari pupil
adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk.
4. Lensa : Lensa mata adalah bagian mata yang berfungsi membentuk
sebuah gambar. Gambar yang dibentuk lensa mata
kemudian diteruskan untuk kemudian diterima retina.
Lensa mata dapat menipis atau menebal sesuai dengan
jarak mata dengan benda yang dilihatnya. Saat jarak benda
terlalu dekat, lensa mata akan menipis, sedangkan saat
jarak benda terlalu jauh, lensa mata akan menebal.
5. Aqueous : Aqueus humor adalah cairan yang menyerupai plasma
Humor berlendir transparandengan konsentrasi protein yang
rendah. Aqueous humor diproduksi oleh silia tubuh dan
berfungsi sebagai struktur pendukung lensa.
6. Otot Mata : Otot ini berfungsi untuk mengatur besar dan kecilnya lensa,
selain itu juga berfungsi sebagai penyangga lensa kristalin.
7. Retina : Retina adalah bagian mata berupa lapisan tipis sel yang
terletak di bagian belakang bola mata. Bagian ini berfungsi
menangkap bayangan yang dibentuk lensa mata kemudian
mengubahnya menyadi sinyal syaraf. Retina merupakan
bagian mata yang sangat sensitif cahaya karena ia memiliki
2 sel fotoreseptor, yaitu rods dan cones.
8. Syaraf : Syaraf optik adalah bagian mata yang berfungsi
Optik meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina
menuji otak. Melalui saraf inilah sebetulnya kita dapat
menentukan bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat.
Mata akan bereaksi terhadap cahaya. Sebagai alat indra, mata mamalia
memungkinkan untuk penglihatan. Sel batang dan kerucut pada retina
memungkinkan persepsi cahaya sadar dan penglihatan seperti diferensiasi warna
dan persepsi kedalaman. Mata manusia dapat membedakan sekitar 10 juta warna.
Agar sebuah benda dapat terlihat dengan jelas, cahaya dari benda difokuskan oleh
lensa sehingga bayangan benda tersebut harus jatuh tepat di retina. Oleh Karena
jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap, untuk melihat benda-benda yang
jaraknya berbeda-beda, kecembungan lensa mata diubah-ubah oleh otot siliar.
Saat melihat benda yang jauh lensa mata berbentuk tebal, sedangkan saat melihat
benda yang dekat lensa mata berbentuk pipih. Dengan berubahnya kecembungan
lensa, jarak focus lensa mata pun akan berubah sehingga bayangan tepat jatuh di
retina. Perubahan kecembungan lensa mata disebut akomodasi mata dan
kemampuan mata untuk berakomodasi disebut daya akomodasi mata. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar 8. Sifat bayangan yang diahsilkan oleh lensa mata
adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Bayangan tersebut nantinya akan dibalik
oleh saraf pembalik yang ada di otak sehingga kita dapat melihat dengan normal.
Gambar 8. Akomodasi mata
Mata dapat melihat benda dengan jelas apabila benda berada dalam
jangkauan penglihatan, yaitu antara titik dekat mata atau Punctum Proximum (PP)
dan titik jauh mata atau Punctum Remotum (PR). Ttitk dekat mata adalah titik
terdekat yang dapat dilihat oleh mata secara jelas dengan daya akomodasi
maksimum. Titik dekat mata normal rata-rata adalah 25 cm. titik jauh mata adalah
titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata tanpa akomodasi. Titik jauh mata normal
adalah tak terhingga.
−100
P= …………………………(3)
PR
Dengan :
P = Kekuatan lensa penderita miopi (dioptri)
PR = Punctum Remotum / titik jauh (cm)
Contoh soal:
Seorang anak dengan mata rabun jauh memiliki titik jauh 50 cm. Tentukan
kekuatan lensa kacamata yang ia gunakan.
Penyelesaian.
Diketahui : PR=50 cm, s=, dan s' =−PR=−50 cm
Ditanya :P?
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan
1 1 1
+ =
s s' f
1 1 1
+ =
−50 f
f =−50 cm
Untuk mencari kekuatan lensa, digunakan persamaan :
100 100
P= = =−2 dioptri
f −50
Jadi, anak tersebut harus menggunakan lensa kacamata yang kekuatannya -2
dioptri.
100
P=4− …………………………..(4)
PP
Dengan :
P = Kekuatan lensa penderita hipermetropi (dioptri)
PP = Punctum Proximum / titik dekat (cm)
Contoh soal:
Bapak Siregar memiliki mata rabun dekat dengan titik dekat 100 cm. tentukan
kekuatan lensa kacamata yang harus digunakan jika ia ingin membaca pada jarak
25 cm.
Penyelesaian.
Diketahui : s' =−PP=−100 cm, s=25 cm
Ditanya : P=¿?
Jawab :
1 1 1
+ =
s s' f
1 1 1
+ =
25 −100 f
4−1 1 100
= →f= cm
100 f 3
Kekuatan lensa
100 100
P= = =+3 dioptri
f 100
( )
3
Atau
100 100
P= −
s PP
100 100
P= − =+3 dioptri
25 100
4) Astigmatisma (Silindris)
Penderita astigmatisma tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan
vertical secara bersama-sama. Hal ini karena kornea mata penderita astigmatisma
tidak berbentuk sferis (lengkung bola), melainkan lebih melengkung pada satu
bidang daripada bidang lainnya.
Cacat mata astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris
sehingga dapat terbentuk bayangan jelas pada retina.
Gambar 12. (a) keadaan mata penderita astigmatisma sebelum menggunakan kacamata,
(b) keadaan mata penderita astigmatisma setelah menggunakan kacamata.
2 Lup
Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila
diletakkan pada titik dekat pengamat (s = Sn), sehingga mata melihat benda
dengan sudut pandang . Pada Gambar 16 (b), seorang pengamat menggunakan
lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) dan diperoleh
bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = Sn). Untuk mata
normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak
baca normal (Sn) yaitu 25 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup
dapat kita ketahui melelui perbandingan sudut pandang mata saat menggunakan
lup (β) dan sudut pandang mata saat melihat normal (α), Dimana :
β
Ma=
α
tan β
Ma=
tan α
h'
Dari gambar 16. Kita ketahui bahwa tan β= ' (s’ bernilai negative karena
−s + y
h'
bayangan bersifat maya) dan tan α= sehingga :
Sn
h' Sn
Ma= x
h −s' + y
Perbandingan tinggi bayangan dengan tinggi benda sama dengan perbandingan
h' s'
jarak bayangan dengan jarak benda ( = ) maka :
h s
s' Sn
Ma= x
s −s' + y
1 1 1 1 1 1
Pada Persamaan lensa cembung diketahui bahwa = + maka = −
f s s' s f s'
sehingga :
s' −f Sn
Ma=s ' x '
f . s −s + y
f −s ' Sn
Ma= x '
f −s + y
Sn f −s ' + y− y
Ma= x
f −s ' + y
Sn f −s ' + y y
Ma= ( + −
f −s ' + y −s ' + y −s ' + y )
Sn f y
Ma=
(
f −s ' + y
+1− '
−s + y )
Sehingga diperoleh persamaan Perbesaran bayangan yang dihasilkan lup :
Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk
berada pada jarak baca normal (Sn) yaitu 25 cm oleh karena itu -s'+y = Sn (tanda
negatif (-) menunjukkan bayangan di depan lensa) dan mata dianggap dempet
dengan lup (y = 0) sehingga diperoleh:
Sn
M= +1
f ……………………….…………..(5)
Sn Sn ……………………………… (6)
M= +
f x
Sn Sn Sn . y
Ma= + −
s + y f f (−s + y)
' '
25
Karena =0 maka, perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi adalah:
∞
Sn
M=
f
……………………………………..…….(7)
Contoh soal:
Diketahui : f = 5 cm,
h = 2 mm = 0,2 cm
Ditanya : a. h' untuk mata tak berakomodasi = ...?
b. h' untuk mata berakomodasi maksimum = ...?
Jawab :
Sn 25
a. M = = =5 kali
f 5
h'
M= → h=M x h=5 x 0,25=1 cm
h
Sn 25
b. M = +1= +1=5+1=6 kali
f 5
h'
M= → h=M x h=6 x 0,2=1,2 cm
h
3 Kamera
A. Sejarah kamera
B. Bagian-bagian kamera
Kamera masa kini pada dasarnya juga berupa sebuah kotak kedap cahaya.
Sebagai ganti lubang kecil dipasang suatu susunan lensa cembung yang berfungsi
seperti lensa mata. Pada dasarnya bagian-bagian pada kamera sangat mirip dengan
mata, berikut adalah bagian-bagian dari kamera :
a. Shutter
Shutter adalah pembuka atau penutup lensa, yang berguna untuk membuka
dan menutup jalannya sinar yang akan mengenai film.
b. Lensa cembung
Lensa ini terletak dibagian depan kamera. Lensa cembung berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan yang nyata,
terbalik, dan diperkecil
c. Film
Film berfungsi menangkap bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya. .
d. Celah Diafragma (Aperture)
Diafragma merupakan bagian kamera berupa celah yang berfungsi mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Dengan cara mengubah ukuran celah
diafragma, intensitas cahaya yang masuk dapat diatur. Untuk menghasilkan
gambar yang baik, celah diafragma harus diatur sedemikian rupa. Jika cahaya
terlalu terang celah diafragma dibuat kecil, sebaliknya jika pada ruangan redup,
celah diafragma dibuka lebar. Pada kamera yang baik, besarnya celah
dinyatakan dalam ukuran angka, misalnya f4, f5, f6, f8, f11, dan sebagainya,
Semakin besar angka diafragma, celah yang dihasilkan semakin kecil.
Sebaliknya, semakin kecil angka diafragma, celah yang terbuka makin lebar.
Prinsip kerja kamera mirip dengan prinsip kerja mata manusia. Jika pada
mata, jarak bayangan tetap dan pemfokusan dilakukan dengan mengubah-ubah
jarak focus lensa mata sesuai dengan jarak yang diamati, karena lensa mata
memiliki daya akomodasi untuk mencembungkan dan memipihkan lensa.
Sedangkan pada kamera, jarak focus lensa tetap. Pemfokusan dilakukan dengan
mengubah-ubah jarak bayangan sesuai dengan jarak benda yang difoto, yaitu
dengan menggerak-gerakkan lensa kamera. Tujuannya agar bayangan selalu jatuh
tepat pada film sehingga gambar yang dihasilkan jelas dan tajam.
Pada kamera sederhana untuk mengubah jarak lensa ke benda, pemakai
harus berjalan mendekati atau menjauhi benda sampai didapatkan bayangan yang
jelas. Hal ini berbeda dengan lensa modern, untuk mendapatkan bayangan yang
jelas cukup dengan memutar cincin pengatur lensa atau range finder.
Seperti halnya mata, bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah
nyata, terbalik, dan diperkecil. Jika pada mata, retina berfungsi untuk menangkap
bayangan nyata, pada kamera, yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah
film. Jika pada mata, intensitas cahaya yang masuk kemata diatur oleh iris, pada
kamera, intensitas cahaya yang masuk kekamera diatur oleh celah diafragma
(aperture). Dan kelopak mata merupakan bagian mata yang berfungsi seperti
shutter pada kamera.
Jadi prinsip kerja kamera secara umum adalah sebagai berikut : objek yang
hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika shutter dibuka, cahaya yang
melewati objek masuk menuju lensa kamera. Lensa kamera akan membentuk
bayangan benda pada film. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film dengan
jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Menggeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi).
1 1 1
+ ...........................................(8)
f = S S'
dan perbesarannya :
M =¿
…………………………………………………...(9)
1
P=
Kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut : f , satuannya m-1 atau
dioptri.
E. Kamera digital
Kamera digital sebenarnya bekerja dengan cara yang hampir sama dengan
kamera konvensional atau kamera analog yang menggunakan film. Perbedaannya
hanya terletak pada bagaimana gambar yang ditangkap dalam viewfinder
kemudian disimpan.
Seperti pada kamera film, kamera digital juga memiliki sejumlah lensa
yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar cahaya tersebut membentuk
bayangan objek yang akan difoto. Jika pada kamera film, sistem lensa kamera
berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada film, maka pada kamera digital
sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada sebuah
alat semikonduktor yang akan merekam cahaya secara elektronik. Informasi
elektronik ini dapat dibaca oleh komputer dan diubah menjadi data digital. Hal
yang menarik dari jenis kamera digital ini adalah hasil langsung yang dapat dilihat
pada saat kita mengambil gambar sebuah objek.
Jika pada kamera konvensional gambar direkam dengan menggunakan
film, maka pada kamera digital gambar ditangkap dengan menggunakan sensor
yang berfungsi untuk mengubah cahaya menjadi muatan-muatan listrik. Sensor
yang biasa digunakan adalah jenis sensor yang diberi nama charge coupled
device (CCD). CCD (Charge Coupled Device) array menerima gambar dengan
cara yang sama seperti film. Gambar digital disimpan oleh CCD array sampai
gambar tersebut ditransfer ke media penyimpan data magnetic. Setelah
ditransfer, gambar – gambar tersebut dihapus dari CCD array agar dapat
menerima gambar yang baru
Contoh soal:
Panjang fokus suatu lensa kamera adalah 80 mm dan kamera ini diatur untuk
memotret benda yang jauh. Jika kita ingin menggunakan kamera ini untuk
memotret benda yang jaraknya 2 m dari kamera, maka tentukan jarak lensa dan
film agar bayangan tetap terbentuk pada film tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan umum lensa:
1 1 1
= −
s' f s
1 1 1 25 1 24
= − = − =
s ' 80 2000 2000 2000 2000
2000
s' = =83,3
24
Jadi, lensa dan film harus dibuat 83,3 mm agar bayangan terbentuk pada film
4 Mikroskop
1. Lensa okuler adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata observer. Lensa
ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, diperbesar dari lensa
objektif.
2. Lensa objektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati.
Lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Pembesaran dari lensa objektif dapat diatur oleh bagian revolver yang ada
pada mikroskop.
3. Tabung mikroskop atau tubus adalah bagian mikroskop berbentuk tabung
yang berfungsi mengatur fokus serta menghubungkan lensa okuler dengan
lensa objektif.
4. Makrometer atau pemutar kasar adalah bagian mikroskop yang berfungsi
menaik-turunkan tabung mikroskop dengan cepat.
5. Mikrometer atau pemutar halus adalah bagian mikroskop yang berfungsi
menaik-turunkan tabung mikroskop dengan lambat. Ukurannya umumnya
lebih kecil dibanding makrometer.
6. Revolver adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengatur perbesaran lensa
objektif.
7. Reflektor adalah bagian mikroskop yang berfungsi memantulkan cahaya dari
cermin ke objek yang diamati melewati lubang yang ada di meja objek.
Reflektor terdiri dari dua jenis cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Cermin datar digunakan saat cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, sedangkan
cermin cekung digunakan saat kondisi kurang cahaya. Cermin cekung
berfungsi mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengatur sedikit
banyaknya cahaya yang masuk.
9. Kondensor adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengumpulkan cahaya.
Alat ini bisa putar dan dinaik-turunkan.
10. Meja kerja atau meja mikroskop adalah bagian mikroskop yang berfungsi
untuk meletakkan objek yang diamati.
11. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
12. Kaki mikroskop berfungsi penyangga atau penopang mikroskop.
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa cembung. Lensa
cembung yang dekat dengan denda yang diamati disebut dengan lensa obyektif,
sedangkan lensa yang dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Jarak fokus
lensa okuler dibuat lebih besar daripada lensa obyektifnya.
Bagaimanakah cara kerja mikroskop? Ketika melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop maka benda harus diletakkan di antara fob dan
2fob (fob <sob<fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif selanjutnya
dipandang sebagai benda okuler dan terletak antara titik optik lensa okuler O dan
fokus okuler fok
Sebuah mikroskop selalu memiliki jarak fokus okuler (f ok) yang lebih
besar dari pada jarak fokus obyektif ( fob), Jadi: fok fob
Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada mikroskop sebagai berikut.
Ob
Ok
Fob 2Fob
2Fob Fob
2Fok
h'ob −s'ob
M ob= = ………………………………….(10)
h ob s ob
Dengan :
h’ob : tinggi bayangan obyektif hob : tinggi benda obyektif
s’ob : jarak bayangan obyektif sob : jarak benda obyaktif
Mob : perbesaran lensa obyektif
Perbesaran lensa okuler mikroskop (Mok) sama seperti perbesaran lup. perbesaran
totalnya adalah :
Mtot = Mob + Mok
Sedangkan untuk jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler mikroskop adalah d
yang besarnya sebagai berikut:
Gambar 27. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum.
Sn
d=s' ob+s ok dan M total =
S ob '
S ob x
( )
f ok
+1
Gambar 28. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk tak mata berakomodasi
S ob ' Sn
d=s' ob+f ok dan M total = S ob x ( )
f ok
Keterangan:
S’ob = Jarak bayangan objektif
S’ok = Jarak bayangan okuler
Sob = Jarak objektif
Sok = Jarak okuler
fob = Jarak fokus lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
Mob = perbesaran bayangan lensa objektif
Mok = perbesaran bayangan lensa okuler
Mtotal = perbesaran total bayangan total
Contoh soal:
Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk
lensa objektif 5x. berapakah perbesaran lensa okulernya?
Penyelesaian:
Diketahui: Mtot = 100x
Mob = 5x
Ditanya: Mok….?
M tot =M ob . M ok
Jawab:
M 100
Mok = = = 20 kali
M ob 5
5 Teropong
Pernahkah ananda
menggunakan teropong? Teropong
disebut juga dengan nama teleskop.
Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk membantu melihat
benda-benda jauh. Teropong tersusun oleh dua lensa utama seperti mikroskop.
Lensa yang dekat objek juga diberi nama lensa objektif dan yang dekat mata lensa
okuler. Lensa okulerpun punya sifat yang sama yaitu berfungsi sebagai lup.
Adapun disajikan beberapa jenis teropong sebagai berikut:
A. Teropong Bintang
Ananda tentu pernah melihat bintang bukan? Pada malam hari yang tidak
terlalu terang bintang-bintang di langit akan terlihat sangat banyak. Akan tetapi
bintang tersebut terlihat sangat kecil, meskipun aslinya sangat besar bahkan lebih
besar dari bulan. Lalu apa alat yang digunakan unatuk mengamati benda-benda
tersebbut agar tampak dekat dan jelas? Pantasnya ananda menggunakan teropong
binatang. Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau
mengamati benda-benda yang sangat jauh di langit, seperti bintang, planet dan
satelit. Teropong bintang menggunakan dua lensa cembung, masing-masing
sebagai lensa objektif dan lensa okuler dengan jarak focus objektif (fob) lebih besar
dari jarak fokus lensa okuler (fok). Dalam penggunaan teropong bintang, pengamat
dapat mengamati dengan mata tak berakomodasi dan berakomodasi maksimal.
Adapun uraiannya sebagai berikut:
α β
d = fob + ……….………………………...(11)
fok
Perbesaran anguler pada teropong merupakan perbandingan antara sudut pada
lensa okuler dan lensa objektif, yaitu:
h
tan α s ok s ob
M= = =
tan β h s ok
s0 b
Oleh karena, pada mata tanpa akomodasi sob=f ob dan sok =f ok , maka perbesaran
teropong pada mata tanpa akomodasi dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan:
f ob
M = ………………………. ..............(12)
f ok
2. Mata berakomodasi maksimum
Sama halnya dengan mata tanpa akomodasi, perbesaran anguler pada teropong
untuk mata berakomodasi maksimum merupakan perbandingan antara sudut pada
lensa objektif dengan lensa okuler.
h
tan α s ok s ob
M= = =
tan β h s ok
s0 b
Oleh karena, pada mata berakomodasi maksimum sob=f ob dan sok ≠ f ok , maka
perbesaran pada teropong dapat ditentukan dengan persamaan:
f ob
M=
S OK ………………………….............(14)
Contoh soal:
Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak focus 150 cm dan
lensa okuler dengan jarak focus 30 cm. Teropong bintang tersebut dipakai untuk
melihat benda-benda angkasa dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah:
a) Perbesaran teropong
b) Panjang teropong
Penyelesaian:
Diketahui: Mata tak berakomodasi
fob = 150 cm fok = 30 cm
Ditanya:
a) M = ? b) d = ?
f ob d = fob + fok
M=
f ok
d = 150 cm + 30 cm
150 cm
M= d = 180 cm
30 cm
M = 5 kali
D Evaluasi
E Daftar Pustaka
Foster, Bob. 2004. TerpaduFisika SMA Kelas XI Jilid 2A. Jakarta: Erlangga
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI (BSE).
Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI (BSE). Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kanginaan, Marten. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.