Anda di halaman 1dari 36

A PETUNJUK BELAJAR

1. Membaca doa setiap sebelum pembelajaran dimulai


Baiklah ananda semua, sebelum kita memulai pembelajaran, marilah kita
meluruskan niat dan membaca doa dengan khusyuk. Semoga Allah
mudahkan kita dalam menuntut ilmu, aamiin.

Do’a Sebelum Belajar

“Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku


urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka
mengerti perkataanku”.
Aamiin ya Rabbal ’alamiin.
2. Membaca KD, dan Tujuan dari pembelajaran.
3. Memahami isi materi tentang Alat Optik
4. Menemukan materi Alat Optik dari sumber belajar lainnya
5. Mengerjakan latihan dan soal-soal yang ada dalam bahan ajar ini

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

Kompetensi Dasar:
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

Indikator:
3.11.1 Menjelaskan organ-organ mata
3.11.2 Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata
3.11.3 Menjelaskan berbagai cacat mata
3.11.4 Menghitung besaran fisis yang berhubungan dengan kaca mata
3.11.5 Mengidentifikasi bagian-bagian Lup
3.11.6 Menganalisis pembentukan bayangan ada lup
3.11.7 Mengidentifikasi bagian-bagian kamera
3.11.8 Menentukan prinsip kerja kamera
3.11.9 Menganalisis pembentukan bayangan pada kamera
3.11.10 Mengidentifikasikan bagian-bagian mikroskop
3.11.11 Menjelaskan fungsi bagian-bagian mikroskop
3.11.12 Menjelaskan prinsip kerja pada mikroskop
3.11.13 Menganalisis pembentukan bayangan pada mikroskop
3.11.14 Mengidentifikasi bagian-bagian teropong
3.11.15 Melukiskan jalannya sinar pada teropong
3.11.16 Menentukan besaran-besaran fisis pada teropong
3.11.17 Menganalisis proses pembiasan cahaya pada teropong bintang

C MATERI PEMBELAJARAN
A. Pembiasan Cahaya Pada Lensa Tipis

Pembiasan Cahaya Pada Lensa Tipis

Lensa tipis adalah lensa yang tebalnya dapat diabaikan terhadap diameter
lengkung lensa. Berdasarkan ketebalan bagian tengah dan tepinya lensa dapat
dibedakan menjadi lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung atau
konveks merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepi.
Sinar-sinar bias pada lensa konveks bersifat mengumpul (konvergen).
Sedangkangkan lensa cekung (konkaf) adalah lensa yang bagian tepinya lebih
tebal dari bagian tepi. Sinar-sinar bias pada lensa konkaf bersifat menyebar
(divergen).

Gambar 1. Berbagai jenis lensa cembung dan cekung


Pada lensa terdapat dua titik focus (F1 dan F2). Titik focus tempat sinar
sejajar dengan sumbu utama bertemu setelah dibiaskan, disebut focus aktif (focus
primer). Titik focus yang berada pada sumbu utama sinar datang, disebut focus
pasif (focus sekunder).
Jarak titik focus ke titik pusat lensa O disebut jarak focus (f). jarak focus
F1 sama dengan jarak focus F2 jika medium di kiri dan kanan lensa sama.

Gambar 2. Pembiasan sinar pada lensa cembung (a) dan lensa cekung (b)

1. Lensa Cembung
Focus aktif untuk lensa cembung diperoleh dari perpotongan langsung
sinar-sinar bias sehingga focus aktif F1 disebut focus nyata. Jarak focus lensa
cembung (f0 bertanda positif dan lensa cembung disebut juga dengan lensa
positif.
Lensa memiliki sinar-sinar istimewa. Berikut ini tiga sinar istimewa pada lensa
cembung.
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama, dibiaskan melalui titik focus aktif
F1.
b. Sinar datang melalui titik focus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang

Ketiga sinar istimewa diatas berlaku bila medium di kedua sisi lensa sama.

Gambar 3. Sinar istimewa lensa cembung


Untuk memudahkan penentuan letak dan sifat-sifat bayangan pada lensa
cembung, digunakan penomoran ruang seperti ditunjukkan pada gambar.
Gambar 4. Penomoran ruang pada lensa cembung. I-IV = Nomor ruang benda, 1-4 = Nomor
ruang bayangan.

Hubungan jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak titik focus (f) dapat
dituliskan sebagi berikut :

1 1 1
= + …………………………...(1)
f s s'

Perbesaran bayangan (M) dapat dinyatakan dengan persamaan :

…………………………...(2)

2. Lensa Cekung
Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar, sehingga focus aktif F2 untuk
lensa cekung diperoleh dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias. Oleh
karena itu focus aktif F2 disebut juga dengan focus maya. Jarak focus bernilai
negative sehingga lensa cekung disebut lensa negative.
Pada lensa cekung berlaku sinar-sinar istimewa sebagai berikut.
a. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal
dari titik focus aktif F2.
b. Sinar yang datang menuju titik focus F1 dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Sinar yang datang melalui titik pusat lensa O diteruskan tanpa dibiaskan.
Gambar 5. Sinar-sinar istimewa lensa cekung

Untuk memudahkan penentuan letak dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung,
digunakan penomoran ruang seperti berikut.

Gambar 6. Penomoran ruang pada lensa cekung

Hubungan jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak titik focus (f) dapat
dituliskan sebagi berikut :
−1 1 1
= +
f s s'

Perbesaran bayangan (M) dapat dinyatakan dengan persamaan :


h' s'
M=
h
= ||
s
Alat optik adalah alat yang menggunakan lensa dan cermin yang prinsip
kerjanya memanfaatkan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya yang digunakan
untuk memudahkan aktivitas manusia.
Alat optik ada 2 macam, yaitu alat optik alamiah yaitu mata, dan alat optik
buatan seperti kaca mata, kamera, lup/lensa pembesar, mikroskop,
teleskop/teropong, periskop, episkop, diaskop, dan sebagainya. Mari kita bahas
satu per satu.
1 Mata

Mata adalah organ yang sangat penting karena berfungsi sebagai indera
penglihatan. Dengan mata manusia dapat melihat indahnya dunia yang diciptakan
oleh Tuhan. Oleh karena itu kita seharusnya selalu bersyukur atas nikmat
penglihatan yang diberikan oleh Tuhan dengan cara senantiasa beribadah dan
menjahui larangan-Nya. Pada mata terdapat berbagai organ yang menunjang
proses kerja mata. Organ tersebut adalah :

Gambar 7.Organ-organ mata

Bagian-bagian mata
1. Kornea : Kornea berfungsi menerima serta meneruskan cahaya yang
masuk ke mata dan memberikan perlindungan terhadap
bagian sensitif mata yang ada di bawahnya.
2. Iris : Iris berfungsi memberikan warna mata, dan mengatur
perbesaran pupil (kondisi ini dilakukan untuk membatasi
banyaknya jumlah cahaya yang dapat masuk ke iris).
3. Pupil Pupil Adalah celah yang terbentuk akibat iris, fungsi dari
celah ini adalah tempat cahaya masuk. Fungsi dari pupil
adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk.
4. Lensa : Lensa mata adalah bagian mata yang berfungsi membentuk
sebuah gambar. Gambar yang dibentuk lensa mata
kemudian diteruskan untuk kemudian diterima retina.
Lensa mata dapat menipis atau menebal sesuai dengan
jarak mata dengan benda yang dilihatnya. Saat jarak benda
terlalu dekat, lensa mata akan menipis, sedangkan saat
jarak benda terlalu jauh, lensa mata akan menebal.
5. Aqueous : Aqueus humor adalah cairan yang menyerupai plasma
Humor berlendir transparandengan konsentrasi protein yang
rendah. Aqueous humor diproduksi oleh silia tubuh dan
berfungsi sebagai struktur pendukung lensa.
6. Otot Mata : Otot ini berfungsi untuk mengatur besar dan kecilnya lensa,
selain itu juga berfungsi sebagai penyangga lensa kristalin.
7. Retina : Retina adalah bagian mata berupa lapisan tipis sel yang
terletak di bagian belakang bola mata. Bagian ini berfungsi
menangkap bayangan yang dibentuk lensa mata kemudian
mengubahnya menyadi sinyal syaraf. Retina merupakan
bagian mata yang sangat sensitif cahaya karena ia memiliki
2 sel fotoreseptor, yaitu rods dan cones.
8. Syaraf : Syaraf optik adalah bagian mata yang berfungsi
Optik meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina
menuji otak. Melalui saraf inilah sebetulnya kita dapat
menentukan bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat.

A. Proses Pembentukan Bayangan Pada Mata

Mata akan bereaksi terhadap cahaya. Sebagai alat indra, mata mamalia
memungkinkan untuk penglihatan. Sel batang dan kerucut pada retina
memungkinkan persepsi cahaya sadar dan penglihatan seperti diferensiasi warna
dan persepsi kedalaman. Mata manusia dapat membedakan sekitar 10 juta warna.
Agar sebuah benda dapat terlihat dengan jelas, cahaya dari benda difokuskan oleh
lensa sehingga bayangan benda tersebut harus jatuh tepat di retina. Oleh Karena
jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap, untuk melihat benda-benda yang
jaraknya berbeda-beda, kecembungan lensa mata diubah-ubah oleh otot siliar.
Saat melihat benda yang jauh lensa mata berbentuk tebal, sedangkan saat melihat
benda yang dekat lensa mata berbentuk pipih. Dengan berubahnya kecembungan
lensa, jarak focus lensa mata pun akan berubah sehingga bayangan tepat jatuh di
retina. Perubahan kecembungan lensa mata disebut akomodasi mata dan
kemampuan mata untuk berakomodasi disebut daya akomodasi mata. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar 8. Sifat bayangan yang diahsilkan oleh lensa mata
adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Bayangan tersebut nantinya akan dibalik
oleh saraf pembalik yang ada di otak sehingga kita dapat melihat dengan normal.
Gambar 8. Akomodasi mata

Mata dapat melihat benda dengan jelas apabila benda berada dalam
jangkauan penglihatan, yaitu antara titik dekat mata atau Punctum Proximum (PP)
dan titik jauh mata atau Punctum Remotum (PR). Ttitk dekat mata adalah titik
terdekat yang dapat dilihat oleh mata secara jelas dengan daya akomodasi
maksimum. Titik dekat mata normal rata-rata adalah 25 cm. titik jauh mata adalah
titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata tanpa akomodasi. Titik jauh mata normal
adalah tak terhingga.

B. Jenis-Jenis Cacat Mata

1) Rabun Jauh (Miopi)


Orang dengan mata rabun jauh atau terang dekat memiliki titik jauh mata
(PR) lebih kecil dari tak hingga (PR < ~), tetapi titik dekatnya (PP) tidak
mengalami perubahan. Hal tersebut terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi
pipih sebagaimana mestinya sehingga sinar-sinar sejajar yang berasal dari benda
jauh akan berpotongan di depan retina. Miopi dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti, bawaan genetik, kebiasaan membaca yang buruk, faktor lingkungan,
faktor usia, faktor gizi, dan stres.

Gambar 9. Bayangan benda pada mata miopi


Agar dapat melihat benda-benda jauh penderita rabun jauh harus
menggunakan lensa kacamata cekung untuk menghasilkan bayangan maya di
depan lensa pada jarak yang sama dengan titik jauh mata (s’ = -PR). Jadi untuk
lensa yang digunakan penderita rabun jauh atau miopi, berlaku s= dan s' =−PR .
Untuk menentukan kekuatan lensa kacamata yang digunakan seseorang, dapat
digunakan persamaan
1 100
P= =
f (m) f (cm)
Akan tetapi, secara khusus tanpa perlu menghitung jarak focus lensa dapat
digunakan persamaan

−100
P= …………………………(3)
PR
Dengan :
P = Kekuatan lensa penderita miopi (dioptri)
PR = Punctum Remotum / titik jauh (cm)

Contoh soal:
Seorang anak dengan mata rabun jauh memiliki titik jauh 50 cm. Tentukan
kekuatan lensa kacamata yang ia gunakan.
Penyelesaian.
Diketahui : PR=50 cm, s=, dan s' =−PR=−50 cm
Ditanya :P?
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan
1 1 1
+ =
s s' f

1 1 1
+ =
−50 f
f =−50 cm
Untuk mencari kekuatan lensa, digunakan persamaan :
100 100
P= = =−2 dioptri
f −50
Jadi, anak tersebut harus menggunakan lensa kacamata yang kekuatannya -2
dioptri.

2) Rabun Dekat (Hipermetropi)


Orang dengan mata rabun dekat memiliki titik dekat (PP) lebih besar dari
25 cm, tetapi titik jauhnya (PR) tetap jarak tak terhingga. Hal tersebut terjadi
karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya sehingga
sinar-sinar yang berasal dari jarak sejauh titik dekat normal akan berpotongan di
belakang retina. Hipermetropi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti, faktor
keturunan, bola mata terlalu keci dan faktor usia.
Gambar 10. Bayangan benda pada mata hipermetropi
Agar dapat melihat benda-benda dekat pada jarak tertentu, penderita rabun dekat
harus menggunakan lensa kacamata cembung untuk menghasilkan bayangan
maya di depan lensa pada jarak yang sama dengan titik dekatnya ( s' =−PP). Jadi,
lensa yang digunakan oleh penderita rabun dekat atau hipermetropi memiliki
kekuatan :
100 100
P= −
s PP
Jika s = 25 cm (titik dekat mata normal rata-rata) dapat dituliskan menjadi :

100
P=4− …………………………..(4)
PP

Dengan :
P = Kekuatan lensa penderita hipermetropi (dioptri)
PP = Punctum Proximum / titik dekat (cm)

Contoh soal:
Bapak Siregar memiliki mata rabun dekat dengan titik dekat 100 cm. tentukan
kekuatan lensa kacamata yang harus digunakan jika ia ingin membaca pada jarak
25 cm.
Penyelesaian.
Diketahui : s' =−PP=−100 cm, s=25 cm
Ditanya : P=¿?
Jawab :
1 1 1
+ =
s s' f
1 1 1
+ =
25 −100 f
4−1 1 100
= →f= cm
100 f 3
Kekuatan lensa
100 100
P= = =+3 dioptri
f 100
( )
3
Atau
100 100
P= −
s PP
100 100
P= − =+3 dioptri
25 100

Jadi, Bapak Siregar harus menggunakan kacamata berkekuatan +3 dioptri agar


dapat membaca pada jarak baca orang normal.

3) Mata Tua (Presbiopi)


Penderita mata tua (presbiopi) memiliki titik dekat mata (PP) > 25 cm dan
titik jauh (PR) < ~. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya daya akomodasi mata
akibat usia lanjut. Cacat mata presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan
kacamata berlensa rangkap atau bifocal. Pada kacamata bifocal terdapat dua
macam lensa. Pada bagian atas lensa kacamata terdapat lensa cekung yang
digunakan untuk melihat benda yang jauh. Sedangkan pada bagian bawah lensa
kacamata bifocal terdapat lensa cembung untuk melihat benda yang dekat, seperti
untuk membaca buku atau koran.

Gambar 11. Kacamata bifocal

4) Astigmatisma (Silindris)
Penderita astigmatisma tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan
vertical secara bersama-sama. Hal ini karena kornea mata penderita astigmatisma
tidak berbentuk sferis (lengkung bola), melainkan lebih melengkung pada satu
bidang daripada bidang lainnya.
Cacat mata astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris
sehingga dapat terbentuk bayangan jelas pada retina.

Gambar 12. (a) keadaan mata penderita astigmatisma sebelum menggunakan kacamata,
(b) keadaan mata penderita astigmatisma setelah menggunakan kacamata.

2 Lup

Lup atau kaca pembesar adalah lensa

cembung yang difungsikan untuk

melihat benda-benda kecil sehingga

tampak lebih jelas dan besar.

Kaca pembesar ditemukan pertama kali


Gambar 13. Penemu LUP oleh Roger Bacon
A. Bagian Bagian Lup

Gambar 14. Bagian-Bagian Lup

1. Tangkai Lup. Tangkai atau pegangan lup digunakan pengamat untuk


memegang Lup Pada proses penggunaanya. Tangkai ini dapat dipisahkan
dengan lingkaran Pegangan Lensa.
2. Skrup Pengendali . Skrup penghubung ini berfungsi menghubungkan antara
tangkai Lup dengan kepala Lup, berupa logam tipis yang juga berfungsi
menguatkan pegangan kepala Lup terhadap Lensa cembungnya
3. Kepala/bingkai Lup. Lingkaran penuh yang digunakan sebagai bingkai dari
Lensa cembung pada Lup. Bingkai ini mirip dengan bingkai kacamata yang
memegang Lensa, akan tetapi bingkai kepala Lup berupa Lingkaran penuh.
4. Lensa Cembung Lup. Lup menggunakan lensa cembung, yang berfungsi
memperbesar benda berukuran kecil sehingga tampak besar.

B. Pembentukan Bayangan pada Lup

Dalam menggunakan lup dikenal dua cara pengamatan yaitu pengamatan


dengan mata berakomodasi maksimum dan pengamatan dengan mata tidak
berakomodasi. Oleh karena itu, proses pembentukan bayangan pada lup juga ada
dua macam yaitu pada mata berakomodasi maksimum dan mata tanpa
akomodasi .Proses pembentukan bayanngan pada Lup ini secara umum sama
dengan proses pembentukan bayangan pada lensa cembung dengan menggunakan
sinar-sinar istimewa lensa cembung yaitu :
a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik focus
b. Sinar datang melalui titik fokus pertama dibiaskan sejajar sumbu utama lensa
c. Sinar yang datang melalui pusat lensa diteruskan tanpa dibiaskan

Gambar 15. Proses pembentukan bayangan pada Lup


Sifat bayangan yang dihasilkan oleh lup yaitu maya, tegak, diperbesar
1. Perbesaran Mata Berakomodasi Maksimum

(a) Mengamati langsung (b) Memakai lup


Gambar 16. Mengamati Benda dengan Mata Berakomodasi Maksimum

Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila
diletakkan pada titik dekat pengamat (s = Sn), sehingga mata melihat benda
dengan sudut pandang  . Pada Gambar 16 (b), seorang pengamat menggunakan
lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) dan diperoleh
bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = Sn). Untuk mata
normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak
baca normal (Sn) yaitu 25 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup
dapat kita ketahui melelui perbandingan sudut pandang mata saat menggunakan
lup (β) dan sudut pandang mata saat melihat normal (α), Dimana :
β
Ma=
α
tan β
Ma=
tan α
h'
Dari gambar 16. Kita ketahui bahwa tan β= ' (s’ bernilai negative karena
−s + y

h'
bayangan bersifat maya) dan tan α= sehingga :
Sn
h' Sn
Ma= x
h −s' + y
Perbandingan tinggi bayangan dengan tinggi benda sama dengan perbandingan

h' s'
jarak bayangan dengan jarak benda ( = ) maka :
h s
s' Sn
Ma= x
s −s' + y
1 1 1 1 1 1
Pada Persamaan lensa cembung diketahui bahwa = + maka = −
f s s' s f s'
sehingga :
s' −f Sn
Ma=s ' x '
f . s −s + y
f −s ' Sn
Ma= x '
f −s + y
Sn f −s ' + y− y
Ma= x
f −s ' + y
Sn f −s ' + y y
Ma= ( + −
f −s ' + y −s ' + y −s ' + y )
Sn f y
Ma=
(
f −s ' + y
+1− '
−s + y )
Sehingga diperoleh persamaan Perbesaran bayangan yang dihasilkan lup :
Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk
berada pada jarak baca normal (Sn) yaitu 25 cm oleh karena itu -s'+y = Sn (tanda
negatif (-) menunjukkan bayangan di depan lensa) dan mata dianggap dempet
dengan lup (y = 0) sehingga diperoleh:

Sn
M= +1
f ……………………….…………..(5)

2. Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi pada Jarak X


Jika mata berakomodasi maksimum pada jarak tertentu (−s' + y=x )
sehingga perbesaran lup nya menjadi

Sn Sn ……………………………… (6)
M= +
f x

3. Perbesaran Lup untuk Mata Tak Berakomodasi


Menggunakan lup untuk mengamati benda dengan mata berakomodasi
cepat menimbulkan lelah. Oleh karena itu, pengamatan dengan menggunakan lup
sebaiknya dilakukan dengan mata tak berakomodasi (mata dalam keadaan rileks).
Menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi dapat diperoleh bila benda
diletakkan pada titik fokus lup(s = f).

(a) Mengamati langsung (b) Memakai lup


Gambar 17. Mengamati Benda dengan Mata Tak Berakomodasi
Untuk mata tak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s'+y =
∞ ) sehingga perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak
berakomodasi adalah sebagai berikut. Dari persamaan,

Sn Sn Sn . y
Ma= + −
s + y f f (−s + y)
' '

25
Karena =0 maka, perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi adalah:

Sn
M=
f
……………………………………..…….(7)

Contoh soal:

Sebuah lup berfokus 5 cm digunakan untuk mengamati benda yang panjangnya 2


mm. Tentukan panjang bayangan benda apabila mata tak berakomodasi dan mata
berakomodasi maksimum!
Penyelesaian

Diketahui : f = 5 cm,
h = 2 mm = 0,2 cm
Ditanya : a. h' untuk mata tak berakomodasi = ...?
b. h' untuk mata berakomodasi maksimum = ...?
Jawab :
Sn 25
a. M = = =5 kali
f 5
h'
M= → h=M x h=5 x 0,25=1 cm
h
Sn 25
b. M = +1= +1=5+1=6 kali
f 5
h'
M= → h=M x h=6 x 0,2=1,2 cm
h

3 Kamera

A. Sejarah kamera

Kamera adalah adalah alat yang digunakan untuk


merekam bayangan pada benda. Lewat jepretan kamera
kita semua dapat mengabadikan momen-momen indah
di dunia, hal-hal penting maupun tidak penting di dunia
dan yang kita alami. Kamera Obscura adalah awal dari
kecanggihan masa kini dalam dunia fotografi. Peletak
prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis
Gambar 18. Ibnu al-
Haitham
legendaris muslim bernama Ibnu al-Haitham. Dunia mengenal al-haitham lewat
bukunya bertajuk kitab al-Manazir (Buku Optik). Untuk membuktikan teori-teori
dalam bukunya itu, sang fisikawan muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt
Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamera gelap.
Kamera ini dikembangkan dari sebuah kotak tertutup sehingga kedap cahaya
dengan lubang kecil pada salah satu sisinya. Sinar-sinar yang berasal dari benda
didepan kamera setelah melalui lubang sempit akan membentuk bayangan pada
pelat film yang diletakkan didinding belakang lubang tadi.

Gambar 19. Kamera Obscura

Dari buku Ibnu al-Haitham


inilah kemudian orang barat mengembangkan kamera Obscura dengan beberapa
hal seperti yang dilakukan Joseph kepler (1571-1630 M) . Kepler meningkatkan
fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif dibelakang lensa positif,
sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia
lensa foto jarak jauh modern).
Setelah itu, Robert boyle (1627-1691 M ),
mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil,
tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada
1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-
Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan
secara permanen untuk menangkap gambar yang
dihasilkan oleh kamera Obscura.   Foto
Gambar 20. Foto permanen
permanen pertama diambil oleh Joseph pertama
Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi kamera
semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan kebutuhan penggunaanya
pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera tidak hanya digunakan
sekedar untuk menangkap objek yang berfungsi sebagai kenang-kenangan semata,
tetapi juga digunakan untuk menangkap objek yang sedang bergerak. Sebut saja
perkembangannya kemudian seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor
dan lain sebagainya. Perkembangannya pun telah meliputi berbagai bidang,
seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran, dan bahkan sampai
pada bidang sistem pertahanan dan keamanan pun tidak terlepas dari penggunaan
teknologi kamera ini.

B. Bagian-bagian kamera

Kamera masa kini pada dasarnya juga berupa sebuah kotak kedap cahaya.
Sebagai ganti lubang kecil dipasang suatu susunan lensa cembung yang berfungsi
seperti lensa mata. Pada dasarnya bagian-bagian pada kamera sangat mirip dengan
mata, berikut adalah bagian-bagian dari kamera :

Gambar 21. Bagian-bagian kamera

a. Shutter
Shutter adalah pembuka atau penutup lensa, yang berguna untuk membuka
dan menutup jalannya sinar yang akan mengenai film.
b. Lensa cembung
Lensa ini terletak dibagian depan kamera. Lensa cembung berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan yang nyata,
terbalik, dan diperkecil
c. Film
Film berfungsi menangkap bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya. .
d. Celah Diafragma (Aperture)
Diafragma merupakan bagian kamera berupa celah yang berfungsi mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Dengan cara mengubah ukuran celah
diafragma, intensitas cahaya yang masuk dapat diatur. Untuk menghasilkan
gambar yang baik, celah diafragma harus diatur sedemikian rupa. Jika cahaya
terlalu terang celah diafragma dibuat kecil, sebaliknya jika pada ruangan redup,
celah diafragma dibuka lebar. Pada kamera yang baik, besarnya celah
dinyatakan dalam ukuran angka, misalnya f4, f5, f6, f8, f11, dan sebagainya,
Semakin besar angka diafragma, celah yang dihasilkan semakin kecil.
Sebaliknya, semakin kecil angka diafragma, celah yang terbuka makin lebar.

C. Prinsip kerja Kamera

Prinsip kerja kamera mirip dengan prinsip kerja mata manusia. Jika pada
mata, jarak bayangan tetap dan pemfokusan dilakukan dengan mengubah-ubah
jarak focus lensa mata sesuai dengan jarak yang diamati, karena lensa mata
memiliki daya akomodasi untuk mencembungkan dan memipihkan lensa.
Sedangkan pada kamera, jarak focus lensa tetap. Pemfokusan dilakukan dengan
mengubah-ubah jarak bayangan sesuai dengan jarak benda yang difoto, yaitu
dengan menggerak-gerakkan lensa kamera. Tujuannya agar bayangan selalu jatuh
tepat pada film sehingga gambar yang dihasilkan jelas dan tajam.
Pada kamera sederhana untuk mengubah jarak lensa ke benda, pemakai
harus berjalan mendekati atau menjauhi benda sampai didapatkan bayangan yang
jelas. Hal ini berbeda dengan lensa modern, untuk mendapatkan bayangan yang
jelas cukup dengan memutar cincin pengatur lensa atau range finder.
Seperti halnya mata, bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah
nyata, terbalik, dan diperkecil. Jika pada mata, retina berfungsi untuk menangkap
bayangan nyata, pada kamera, yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah
film. Jika pada mata, intensitas cahaya yang masuk kemata diatur oleh iris, pada
kamera, intensitas cahaya yang masuk kekamera diatur oleh celah diafragma
(aperture). Dan kelopak mata merupakan bagian mata yang berfungsi seperti
shutter pada kamera.
Jadi prinsip kerja kamera secara umum adalah sebagai berikut : objek yang
hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika shutter dibuka, cahaya yang
melewati objek masuk menuju lensa kamera. Lensa kamera akan membentuk
bayangan benda pada film. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film dengan
jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Menggeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi).

D. Proses pembentukan bayangan pada kamera

Pada dasarnya, kamera adalah sebuah lensa cembung (positif) yang dapat


diatur antara jarak lensa ke suatu benda, untuk membentuk bayangan nyata tepat
di atas selembar film fotografis yang peka terhadap cahaya. Dalam kamera
terdapat lensa cembung yang berfungsi sebagai pembentuk bayangan. Diagram
pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 22. Proses Pembentukan Bayangan pada Kamera
Untuk memperoleh gambar yang jelas pada film maka benda yang dipotret
harus diletakkan pada ruang III dari lensa kamera.
Semua benda yang teramati terletak di ruang III yaitu berjarak lebih besar
dari 2 F. Sifat-sifat bayangan akhir kamera pada film adalah nyata, terbalik,
diperkecil dan terletak di ruang II. Pada kamera berlaku rumus lensa,

1 1 1
+ ...........................................(8)
f = S S'

dan perbesarannya :
M =¿
…………………………………………………...(9)

1
P=
Kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut : f , satuannya m-1 atau
dioptri.

E. Kamera digital

Kamera digital sebenarnya bekerja dengan cara yang hampir sama dengan
kamera konvensional atau kamera analog yang menggunakan film. Perbedaannya
hanya terletak pada bagaimana gambar yang ditangkap dalam viewfinder
kemudian disimpan.
Seperti pada kamera film, kamera digital juga memiliki sejumlah lensa
yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar cahaya tersebut membentuk
bayangan objek yang akan difoto. Jika pada kamera film, sistem lensa kamera
berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada film, maka pada kamera digital
sistem lensa kamera berfungsi memfokuskan bayangan real objek pada sebuah
alat semikonduktor yang akan merekam cahaya secara elektronik. Informasi
elektronik ini dapat dibaca oleh komputer dan diubah menjadi data digital. Hal
yang menarik dari jenis kamera digital ini adalah hasil langsung yang dapat dilihat
pada saat kita mengambil gambar sebuah objek. 
Jika pada kamera konvensional gambar direkam dengan menggunakan
film, maka pada kamera digital gambar ditangkap dengan menggunakan sensor
yang berfungsi untuk mengubah cahaya menjadi muatan-muatan listrik. Sensor
yang biasa digunakan adalah jenis sensor yang diberi nama charge coupled
device (CCD). CCD (Charge Coupled Device) array menerima gambar dengan
cara yang sama seperti film. Gambar digital disimpan oleh CCD array sampai
gambar tersebut ditransfer ke media penyimpan data magnetic. Setelah
ditransfer, gambar – gambar tersebut dihapus dari CCD array agar dapat
menerima gambar yang baru

Contoh soal:

Panjang fokus suatu lensa kamera adalah 80 mm dan kamera ini diatur untuk
memotret benda yang jauh. Jika kita ingin menggunakan kamera ini untuk
memotret benda yang jaraknya 2 m dari kamera, maka tentukan jarak lensa dan
film agar bayangan tetap terbentuk pada film tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan umum lensa:
1 1 1
= −
s' f s
1 1 1 25 1 24
= − = − =
s ' 80 2000 2000 2000 2000
2000
s' = =83,3
24
Jadi, lensa dan film harus dibuat 83,3 mm agar bayangan terbentuk pada film

4 Mikroskop

Sejarah Penemuan Mikroskop


Zacharias Janssen dikenal
sebagai Penemu Mikroskop. Zacharias
Janssen dilahirkan pada tahun 1580 di
negara Kincir Angin, Belanda, dan
meninggal dunia pada usia 58 tahun atau
tepatnya pada tahun 1638. Zacharias
Jannsen merupakan seorang ilmuwan
yang berasal dari Belanda. Penemuannya yang paling terkenal yaitu mikroskop
pertama yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil ukurannya
dan sulit dijangkau bila menggunakan mata telanjang. Penemuan mikroskop ini
memberikan pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak
sedikit penemuan-penemuan besar yang sangat bermanfaat bagi peradaban dunia
diteliti dengan menggunakan mikroskop.Beliau menyadari betul bahwa di dunia
ini terdapat benda-benda dengan ukuran yang lebih kecil dan sulit dijangkau
dengan kasat mata. Pada tahun 1590, bersama dengan ayahnya Hans jenssen,
berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan menggunakan lensa cembung
dan cekung untuk memperbesar tampilan benda-benda yang sangat kecil
ukurannya. Mikroskop buatan mereka kala itu cuma sanggup memandang
perbesaran terhadap objek 150 kali dari ukuran asli.

A. Bagian bagian Mikroskop

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan katamikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Contoh nya adalah sel darah merah, bakteri dan virus
Gambar 23. Bagian-Bagian Mikroskop

1. Lensa okuler adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata observer. Lensa
ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, diperbesar dari lensa
objektif.
2. Lensa objektif adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati.
Lensa ini  berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Pembesaran dari lensa objektif dapat diatur oleh bagian revolver yang ada
pada mikroskop.
3. Tabung mikroskop atau tubus adalah bagian mikroskop berbentuk tabung
yang berfungsi mengatur fokus serta menghubungkan lensa okuler dengan
lensa objektif.
4. Makrometer atau pemutar kasar adalah bagian mikroskop yang berfungsi
menaik-turunkan tabung mikroskop dengan cepat.
5. Mikrometer atau pemutar halus adalah bagian mikroskop yang berfungsi
menaik-turunkan tabung mikroskop dengan lambat. Ukurannya umumnya
lebih kecil dibanding makrometer.
6. Revolver adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengatur perbesaran lensa
objektif.
7. Reflektor adalah bagian mikroskop yang berfungsi memantulkan cahaya dari
cermin ke objek yang diamati melewati lubang yang ada di meja objek.
Reflektor terdiri dari dua jenis cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Cermin datar digunakan saat cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, sedangkan
cermin cekung digunakan saat kondisi kurang cahaya. Cermin cekung
berfungsi mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengatur sedikit
banyaknya cahaya yang masuk.
9. Kondensor adalah bagian mikroskop yang berfungsi mengumpulkan cahaya.
Alat ini bisa putar dan dinaik-turunkan.
10. Meja kerja atau meja mikroskop adalah bagian mikroskop yang berfungsi
untuk meletakkan objek yang diamati.
11. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
12. Kaki mikroskop berfungsi penyangga atau penopang mikroskop.

B. Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop

Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa cembung. Lensa
cembung yang dekat dengan denda yang diamati disebut dengan lensa obyektif,
sedangkan lensa yang dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Jarak fokus
lensa okuler dibuat lebih besar daripada lensa obyektifnya.
Bagaimanakah cara kerja mikroskop? Ketika melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop maka benda harus diletakkan di antara fob dan
2fob (fob <sob<fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif selanjutnya
dipandang sebagai benda okuler dan terletak antara titik optik lensa okuler O dan
fokus okuler fok

Gambar 24. Mikroskop Gambar 25. Pembiasan cahaya pada mikroskop

Sebuah mikroskop selalu memiliki jarak fokus okuler (f ok) yang lebih
besar dari pada jarak fokus obyektif ( fob), Jadi: fok  fob
Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada mikroskop sebagai berikut.

Ob
Ok

Fob 2Fob
2Fob Fob
2Fok

Gambar 26. Pembiasan cahaya pada mikroskop

Semua benda yang diamati pada mikroskop terletak di ruang II lensa


obyektif yaitu untuk membentuk bayangan di ruang III lensa obyektif setelah
dibiaskan oleh lensa obyektif. Bayangan ini dianggap benda oleh lensa okuler dan
terletak di ruang I lensa okuler. Akhirnya bayangan akhir terbentuk di ruang IV
lensa okuler setelah mengalami pembiasan lensa okuler.
Sifat bayangan akhir pada mikroskop adalah:
 maya,
 terbalik,
 diperbesar,
 di ruang IV okuler atau 
Perbesaran lensa obyektif adalah perbesaran linier lensa positif yang besarnya
dinyatakan sebagai

h'ob −s'ob
M ob= = ………………………………….(10)
h ob s ob

Dengan :
h’ob : tinggi bayangan obyektif hob : tinggi benda obyektif
s’ob : jarak bayangan obyektif sob : jarak benda obyaktif
Mob : perbesaran lensa obyektif

Perbesaran lensa okuler mikroskop (Mok) sama seperti perbesaran lup. perbesaran
totalnya adalah :
Mtot = Mob + Mok
Sedangkan untuk jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler mikroskop adalah d
yang besarnya sebagai berikut:

 Untuk mata berakomodasi maksimum

Pada mikroskop lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan hasil


pembiasan lensa objektif terletak di antara titik fokus lensa okuler dengan titik
pusat lensa okuler, sehingga s’ok  fok. Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang
dibentuk lensa okuler tepat pada titik dekat mata pengamat. Lukisan bayangan
untuk mata berakomodasi maksimum

Gambar 27. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum.

Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum


dapat ditulis sebagai berikut:

Sn
d=s' ob+s ok dan M total =
S ob '
S ob x
( )
f ok
+1

 Untuk mata tak berakomodasi


Agar mata pengamat dalam menggunakan mikroskop tidak berakomodasi,
maka lensa okuler harus diatur/ digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa
objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler. Bayangan hasil pembiasan lensa
objektif tepat terletak di titik fokus lensa okuler sehingga s’ ok = fok dan s’ ok =
tak terhingga.
Lukisan bayangan untuk mata tak berakomodasi.

Gambar 28. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk tak mata berakomodasi

Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata tak berakomodasi.


Perbesaran bayangan pada mata tak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut.

S ob ' Sn
d=s' ob+f ok dan M total = S ob x ( )
f ok

Keterangan:
S’ob = Jarak bayangan objektif
S’ok = Jarak bayangan okuler
Sob = Jarak objektif
Sok = Jarak okuler
fob = Jarak fokus lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
Mob = perbesaran bayangan lensa objektif
Mok = perbesaran bayangan lensa okuler
Mtotal = perbesaran total bayangan total

Contoh soal:

Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk
lensa objektif 5x. berapakah perbesaran lensa okulernya?
Penyelesaian:
Diketahui: Mtot = 100x
Mob = 5x
Ditanya: Mok….?
M tot =M ob . M ok
Jawab:
M 100
Mok = = = 20 kali
M ob 5

5 Teropong

Pernahkah ananda
menggunakan teropong? Teropong
disebut juga dengan nama teleskop.
Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk membantu melihat
benda-benda jauh. Teropong tersusun oleh dua lensa utama seperti mikroskop.
Lensa yang dekat objek juga diberi nama lensa objektif dan yang dekat mata lensa
okuler. Lensa okulerpun punya sifat yang sama yaitu berfungsi sebagai lup.
Adapun disajikan beberapa jenis teropong sebagai berikut:

A. Teropong Bintang
Ananda tentu pernah melihat bintang bukan? Pada malam hari yang tidak
terlalu terang bintang-bintang di langit akan terlihat sangat banyak. Akan tetapi
bintang tersebut terlihat sangat kecil, meskipun aslinya sangat besar bahkan lebih
besar dari bulan. Lalu apa alat yang digunakan unatuk mengamati benda-benda
tersebbut agar tampak dekat dan jelas? Pantasnya ananda menggunakan teropong
binatang. Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau
mengamati benda-benda yang sangat jauh di langit, seperti bintang, planet dan
satelit. Teropong bintang menggunakan dua lensa cembung, masing-masing
sebagai lensa objektif dan lensa okuler dengan jarak focus objektif (fob) lebih besar
dari jarak fokus lensa okuler (fok). Dalam penggunaan teropong bintang, pengamat
dapat mengamati dengan mata tak berakomodasi dan berakomodasi maksimal.
Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Mata tak berakomodasi

α β

Gambar 29. Pembentukan bayangan pada mata tak berakomodasi


Benda yang diamati dengan menggunakan teropong berada pada titik tak
hingga ( sob= ), sehingga sinar datang pada lensa objektif adalah sinar-sinar
sejajar, maka bayangan pada lensa objektif berada pada titik fokus lensa objektif.
Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif tersebut menjadi benda oleh lensa
okuler. Pada mata tanpa akomodasi, bayangan akan jauh di titik terjauh mata (
s'ok =−), yang artinya bahwa benda tersebut harus berada pada titik fokus lenas
okuler, seperti yang terlihat pada gambar 1. Oleh karena itu, panjang teropong
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:

d = fob + ……….………………………...(11)
fok
Perbesaran anguler pada teropong merupakan perbandingan antara sudut pada
lensa okuler dan lensa objektif, yaitu:
h
tan α s ok s ob
M= = =
tan β h s ok
s0 b
Oleh karena, pada mata tanpa akomodasi sob=f ob dan sok =f ok , maka perbesaran
teropong pada mata tanpa akomodasi dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan:

f ob
M = ………………………. ..............(12)
f ok
2. Mata berakomodasi maksimum

Gambar 30. Pembentukan bayangan pada mata berakomodasi maksimum


Untuk penggunaan dengan mata yang berakomodasi maksimal, bayangan
yang dibentuk lensa objektif jatuh di antara titik pusat bidang lensa dan titik fokus
lensa okuler, sehingga bayangan pada teropong jatuh pada titik dekat mata (-sn) .
Dari Gambar 2 juga dapat dilihat bahwa panjang teropong atau jarak antara dua
lensanya memenuhi:

d =  fob + sok …………………..…….. (13)

Sama halnya dengan mata tanpa akomodasi, perbesaran anguler pada teropong
untuk mata berakomodasi maksimum merupakan perbandingan antara sudut pada
lensa objektif dengan lensa okuler.
h
tan α s ok s ob
M= = =
tan β h s ok
s0 b
Oleh karena, pada mata berakomodasi maksimum sob=f ob dan sok ≠ f ok , maka
perbesaran pada teropong dapat ditentukan dengan persamaan:

f ob
M=
S OK ………………………….............(14)

Contoh soal:
Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak focus 150 cm dan
lensa okuler dengan jarak focus 30 cm. Teropong bintang tersebut dipakai untuk
melihat benda-benda angkasa dengan mata tak berakomodasi. Tentukanlah:
a) Perbesaran teropong
b) Panjang teropong
Penyelesaian:
Diketahui: Mata tak berakomodasi
fob = 150 cm fok = 30 cm
Ditanya:
a) M = ? b) d = ?
f ob d = fob + fok
M=
f ok
d = 150 cm + 30 cm
150 cm
M= d = 180 cm
30 cm
M = 5 kali

D Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan:


a. daya akomodasi,
b. titik dekat, dan
c. titik jauh?
2. Kapan mata dikatakan tanpa akomodasi atau akomodasi maksimum?
3. Seseorang tidak dapat melihat dengan jelas benda yang lebih jauh dari 50 cm.
Tentukanlah:
a. jarak fokus, dan
b. kekuatan lensa kacamata yang diperlukannya.
4. Seorang pria membaca koran pada jarak 25 cm dari matanya sambil
menggunakan kacamata 3 dioptri. Jika kacamatanya dilepas, pada jarak berapa
koran itu paling dekat ke matanya agar ia dapat membaca dengan jelas.
5. Sebuah lup memiliki lensa dengan kekuatan 20 dioptri. Seorang pengamat
dengan jarak titik dekat 30 cm menggunakan lup tersebut. Tentukan
perbesaran lup. Untuk
a. Mata berakomodasi maksimum
b. Mata berakomodasi pada jarak 40 cm
c. Mata tidak berakomodasi
6. Seorang yang bermata terang dekat dengan titik jauh 2 m, hendak
menggunakan lup. Jarak fokus lup adalah 12,5 cm dan orang tersebut
membaca dengan tidak berakomodasi. Tentukan
a. Letak bayangan tulisan terhadap lup
b. Perbesaran angular lup
7. Sebutkan ciri-ciri atau bagian-bagian kamera serta fungsinya masing-masing!
8. Sebuah pohon mangga setinggi 3 m. Hitunglah tinggi bayangan pohon dalam
kamera ketika jarak pohon dan kamera 15 meter . Panjang kamera 20 cm.
9. Kamera dengan lensa cembung mempunyai jarak fokus 50 mm. Kamera
tersebut digunakan untuk mengambil gambar photo sebuah gedung yang
berjarak 100 m dari kamera. Jika tinggi gedung yang tercetak dalam film 50
mm. Hitunglah tinggi gedung yang sebenarnya.
10. Sebuah lensa kamera berjarak 5 cm dari film saat akan memotret benda yang
jauh. Jika akan memotret benda yang sangat dekat jaraknya 5.5 cm. berapakah
panjang focus lensa tersebut?
11. Sebuah kamera digunakan untuk memotret menara pemancar stasiun televisi
yang tingginya 45 m. Lensa pada kamera memiliki jarak focus 30 mm dan
saat memotret, jarak kamera terhadap kaki menara adalah 60 m. berapakah
tinggi menara dalam film?
12. Sebuah mikroskop memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 2 cm dan lensa
okuler dengan jarak fokus 6 cm. jika jarak antar lensa 26 cm, hitunglah
perbesaran total mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum?
13. Mikroskop A mempunyai panjang tabung 10 cm, jika mata kita berakomodasi
maksimum. Terbentuk bayangan nyata 5 cm di belakang lensa objektif yang
memiliki fokus 10 mm. Tentukan panjang fokus okuler apabila titik dekat
mata pengamat 30 cm!
14. Teropong bintang memiliki perbesaran anguler 10 kali. Jika jarak titik api
objektifnya 50 cm. maka hitunglah panjang teropong!
15. Seorang ilmuwan sedang menyelidiki sebuah bintang dengan menggunakan
teropong bintang. Akibatnya, bintang yang diamati tampak 10 kali lebih besar
untuk mata berakomodasi maksimum. Jika jarak lensa okuler yang digunakan
adalah 5 cm, tentukan:
a. panjang fokus lensa obyektif,
b. Panjang teropong

E Daftar Pustaka

Foster, Bob. 2004. TerpaduFisika SMA Kelas XI Jilid 2A. Jakarta: Erlangga
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI (BSE).
Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI (BSE). Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kanginaan, Marten. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA/MA Kelas XI (BSE).


Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai