Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa serta kehendak-Nya memberikan hidayah
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah ini selesai kami susun, sebagai tugas dari
Ibu Chairi Mutia Lubi M. Pd.

Penyusun menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Terlepas dari hal itu,
kami berharap makalah mengenai Momen Puntir ini dapat memberikan sumbangsih
yang bermanfaat, serta pemahaman, penalaran konsep dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan dan penulisan serta
kelengkapan dari isi makalah ini, akan kami terima dengan kerendahan hati.

Terimakasih.

Perlabian, Mei 2021


Hormat kami,

Penulis,

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 1


DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Latar belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penulisan 5
Pengertian Puntir 5
Sudut Puntir 7
1. Diagram Tegangan Regangan 8
2. Tegangan 9
Alat – Alat Pengujian Pada Uji Puntir 10
Istilah – Istilah 11
Jenis -jenis tegagangan 12
Kesimpulan 15
Daftar Pusaka 15

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Archimedes

Konsep puntiran dalam fisika, juga disebut momen puntir, diawali dari kerja
Archimedes dalam lever. Informalnya, puntiran dapat dipikir sebagai gaya rotasional.
Analog rotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah puntiran, momen inertia dan
percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik
tengah lever, adalah puntiran. Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua
meter dari titik tengah mengeluarkan puntiran yang sama dengan satu newton bekerja
sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut
pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat
mendefinisikan puntiran sebagai perkalian silang:

Gambar 2. Puntiran

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 3


di mana :
r adalah vektor dari axis putaran ke titik di mana gaya bekerja
F adalah vektor gaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja standar dan prosedur dari Pengujian Puntir ?
2. Apa pengaruh tegangan geser terhadap sifat mekanik material ?
3. Bagaimana cara menghitung besaran sifat mekanik dari Uji puntir ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui standar dan prosedur uji puntir.
2. Mengetahui pengaruh tegangan geser terhadap sifat mekanik material.
3. Mampu menghitung besaran-besaran sifat mekanik material dari uji puntir.
4. Menganalisi perbandingan hasil pengukuran dengan data teoritis untuk sudut putaran
dan modulus geser.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puntir

Puntiran adalah suatu kondisi yang dialami oleh suatu benda oleh suatu benda (biasanya

poros) dimana terjadi akibat adanya gaya yang bekerja berlawanan arah terhadap kedua

ujungnya. Puntiran terjadi pada poros yang dipasang mati pada salah satu ujungnya dan pada

ujung yang lain bekerja gaya yang mengakibatkan poros tersebut terpuntir. Diameter poros

tidak akan berubah selama sudut puntir yang dialami poros relatif kecil.

Patahan karena puntiran yang terjadi pada bahan getas terlihat pada arah kekuatan tarik yaitu

45°C terhadap sumber puntiran sedangkan bahan yang liat patahan terjadi pada sumbu tegak

lurus terhadap sumbu puntiran.


.

Uji puntir pada suatu spesimen dilakukan untuk menentukan elastisitas suatu material.
Specimen yang digunakan pada pengujian puntir adalah batang dengan penampang lingkaran
karena bentuk penampang ini sederhana sehingga mudah diukur. Spesimen tersebut hanya
dikenai beban puntiran pada salah satu ujungnya karena dua pembebanan akan memberikan
ketidakkonstanan sudut puntir yang diperoleh dari pengukuran.

Gambar 3. Batang Silindris dengan Beban Puntiran

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 5


Rumus tegangan dan regangan geser untuk batang padat :
Tc
τ = Ip

θr
𝛾= L
Sedangkan Momen Inersia (J) pada keadaan maksimum silinder adalah :
1
Ip = 32 π D4

Pengukuran yang dilakukan pada uji puntir adalh momen puntir dan sudut
puntir. Pengukuran ini kemudian dikonversikan menjadi sebuah grafik momen puntir
terhadap sudut puntir (dalam putaran).

2.2 Teori Tentang Puntir Dari Internet


1. Puntiran
Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan
puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik
secara teori adalah slip (geseran) pada bidang slip, modulus kekakuan adalah
konstanta yang penting, yang diperoleh dari pengujian puntir (dalam banyak kasus).
Deformasi puntiran tidak menunjukkan tegangan uniform pada potongan lintang
seperti halnya pada deformasi lenturan. Untuk mendapat deformasi puntiran dengan
tegangan yang uniform perlu dipergunakan batang uji berupa silinder tipis.
Patahan karena puntiran dari bahan getas terlihat pada arah kekuatan tarik,
yaitu pada 450 terhadap sumber puntiran, sedangkan bagi bahan yang liat patahan
terjadi pada sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu
terjadi dengan deformasi yang besar, dari hal tersebut sangat mudah menentukan
keliatan dan kegetasan.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 6


A. Sudut Puntir
Semua konstruksi teknik termasuk bagian-bagian pelengkap suatu bagunan atau
mekanisme haruslah mempunyai ukuran-ukuran fisik tertentu. Bagian atau mekanisme
haruslah diukur dengan tepat untuk dapat menahan gaya-gaya yang sesungguhnya atau
mungkin yang akan dibebankan kepadanya. Seperti dinding sebuah bejana tekan harus
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan dari dalam, sebuah poros suatu
mesin haruslah cukup memadai untuk menahan momen puntir (puntiran) yang diberikan.
Puntiran dalam disiplin ilmu keteknikan baik secara teoretis maupun aplikasi sangat
penting dimana hampir setiap bagian atau mekanisme yang ada atau berhubungan
dengan disiplin ilmu ini pasti selalu memperhitungkan puntiran. Puntiran dipelajari
dalam ilmu mekanika teknik atau ilmu kekuatan bahan dengan tujuan benda atau
mekanisme yang diterapkan mempunyai kekuatan dan ketahanan terhadap puntiran.
Sebagaimana diketahui bahwa suatu material atau batang dapat mengalami puntiran bila
diberikan momen yang berlawanan padanya. Pengaruh tersebut memberikan atau
menimbulkan perubahan bentuk atau deformasi yang berbanding lurus dengan
pembebanan. Pada dasarnya dengan mengetahui kekuatan suatu material, jenis material,
dan elastisitas material memungkinkan kita untuk memilih material yang akan kita
gunakan dalam merancang atau mendesain suatu produk khususnya dalam perancangan
permesinan.
Apabila suatu batang murni baik yang solid maupun yang berlubang mengalami
punter atau torsi maka tegangan geser akan terjadi pada bidang-bidang penampang dan
logituginalnya seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Tegangan yang Bekerja Pada Batang


Sumber : http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JIMT/article/view/140/112
Jika ditinjau secara simetris dapat dibuktikan bahwa penampang batang tidak
berubah bentuk pada saat berotasi (sudut rotasi antara satu ujung batang dan ujung
lainnya amat kecil) terhadap sumbu longitudinal atau semua penampang tetap datar,

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 7


sehingga bentuk lingkaran dan semua jari-jari tetap lurus maka panjang batang maupun
jari-jarinya tidak berubah. Seperti pada gambar 9. mengambarkan deformasi batang
dimana ujung kiri batang mempunyai posisi tetap akibat aksi torsi T, ujung kanan akan
berotasi terhadap ujung kiri dengan sudut kecil yang dikenal dengan sudut punti r (ø).
Sudut puntir adalah sudut yang terbentuk akibat adanya momen punter yang diberikan
terhadap suatu benda.

Gambar 9. Deformasi Batang Yang Mengalami Torsi


Sumber : http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JIMT/article/view/140/112

1. Diagram Tegangan Regangan


Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu-satunya yang harus diperhitungkan
dalam perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan derajat
lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan
bahan sifat ini ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan
hasilnya dengan standar yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh
gaya penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi
dikatakan berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal
ini, marilah kita perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula
harus ditegaskan bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit.
Proses pembebanan ini dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat,
namun tak akan pernah sesaat.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 8


Gambar 4. Diagram Tegangan-Regangan

2. Tegangan
Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu- satunya yang harus diperhitungkan
dalam perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan derajat
lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan
bahan sifat ini ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan
hasilnya dengan standar yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh
gaya penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi
dikatakan berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal
ini, marilah kita perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula
harus ditegaskan bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit.
Proses pembebanan ini dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat,
namun tak akan pernah sesaat.
Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini
mengakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk menentang
gaya yang ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah, perubahan bentuk
benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah sampai pembebanan
mencapai harga akhirnya.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 9


Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan,
sehingga keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam keadaan tegang dan
terenggang. Dapat dilihat nanti bahwa kedua keadaan ini pasti berhubungan, tegangan
dalam bahan harus didampingi regangan dan sebaliknya. Untuk menyederhanakan
perhitungan, seringkali lebih mudah bila diperhatikan benda tegar, namun ini hanya
merupakan suatu konsep karena ada bahan yang tegar sempurna, dan tidak ada benda
nyata yang dapat menahan beban, tanpa sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua oleh suatu
bidang khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan setimbang karena
pengaruh gaya luar yang bekerja padanya dan gaya-gaya internal (yaitu gaya antar
molekul) yang bekerja pada bidang khayal ini. Intensitas tegangan (untuk mudahnya
biasanya disebut tegangan) di suatu titik pada bidang, didefinisikan sebagai gaya
internal per satuan luas.

2.2 Alat – Alat Pengujian Pada Uji Puntir

ALAT UJI PUNTIR

Alat uji puntir sering juga disebut dengan alat uji torsi atau alat uji torque adalah suatu alat
yang dirancang untuk mengukur seberapa besar gaya puntir yang dapat dilakukan saat kita
melakukan pengujian dari suatu alat. Caranya adalah dengan memuntir batang uji terus-
menerus sampai batang uji itu putus atau mencapai jumlah puntiran yang ditentukan.
Putarannya harus searah.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 10


Alat uji puntir biasa digunakan oleh industri untuk pengukuran dan mendapatkan data
kekuatan puntir suatu aplikasi, sehingga standar yang ingin diketahui dapat diterima dan
diketahui.
Alat uji puntir yang ada di alatuji.com adalah untuk memberikan solusi baik bagi industri
yang membutuhkan untuk kepentingan aplikasi yang ada pada industri. berikut merupakan
perangkat Alat uji puntir :

 TQ-STR6 Torsional
 Torsion Testing Machine (30Nm) (SM1001)
 PNW-1400 Computer Controlled Light Wheel Torsion Fatigue Testing Machine
 NJS-02 Digital Display Torsion Testing Machine
 TNS-DW Series Micro Computer Controlled Torsion Testing Machine

2.3 Istilah – Istilah


 Puntir adalah peristiwa yang terjadi pada suatu material yang diberikan torsi
dengan arah yang berlawanan dan memiliki jarak tertentu.
 Gaya adalah aksi yang diberikan pada suatu benda.sehingga benda mengalami
perpindahan, kecepatan, dan percepatan.
 Gaya dalam adalah gaya reaksi yang terjadi di dalam benda akibat pembebanan
yang diberikan.
 Gaya luar adalah gaya yang ada diluar benda sebagai aksi reaksi dari sebuah
benda.
 Momen adalah benda yang diberi beban dalam jarak tertentu sehingga benda
tersebut berputar terhadap satu titik.
 Torsi adalah benda yang diberi beban dalam jarak tertentu sehingga benda
tersebut berputar terhadap sumbunya.
 Tegangan adalah kemampuan suatu luas benda untuk menahan gaya yang
diberikan.
 Regangan adalah perbandingan antara perubahan panjang (ΔL) dengan panjang
awalnya (Lo).
 Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada
porosnya

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 11


 Kopel adalah suatu peristiwa yang terjadi pada material akibat gaya yang sejajar ,
berlawanan arah , dan memiliki besar yang sama.

Kelebihan uji puntir adalah sebagai berikut:


1. Tidak mengalami fenomena necking
2. Nilai koefisien n dan K untuk strain hardening lebih akurat karena mempunyai
deformasi plastis yang lebih panjang
3. Patahan yang terjadi akibat tegangan geser murni
4. Hasil pengukuran mengenai plastisitas lebih banyak dan mendasar
Sedangkan kekurangan uji puntir adalah sebagai berikut:
1. Pengolah data lebih rumit dan memakan waktu yang lama
2. Jika spesimen yang digunakan adalah benda pejal, maka nilai tegangan geser yang
terjadi tidak merata pada permukaan hingga bagian dalam spesimen

2.4 Jenis – jenis tegangan

Tegangan Geser dan tegangan normal 

Tegangan geser berbeda dengan tegangan tarik maupun tegangan tekan, karena tegangan
geser disebabkan oleh gaya yang bekerja sepanjang atau sejajar dengan luas penahan
gaya, sedangkan tegangan tarik atau tegangan tekan disebabkan oleh gaya yang tegak
lurus terhadap luas bidang gaya.

Tegangan geser terjadi apabila beban terpasang menyebabkan salah satu penampang
benda cenderung mengelincir pada penampang yang bersinggungan.

a. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya
dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan
adalah N/m2 atau dyne/cm2.

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 12


 Tegangan Normal akibat beban aksial
Adalah tegangan yang di akibatkan oleh beban akibat beban dengan arah
aksial.beberapa contoh Tegangan normal akibat beban aksial

 Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan
lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik
yang besarnya tergantung pada beratnya.

Gambar Tegangan Tarik

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 13


 Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling
berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada
tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang
torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

Gambar Tegangan Tekan

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 14


BAB II
PENUTUP

1. KESIMPULAN
 Semakin besar tegangan puntir yang diberikan maka semakin besar juga sudut
θ pada material.
 Pada kuningan dengan F yang sama tetapi sudut θ nya lebih besar , ini
menandakan bahwa baja lebih kaku dari kuningan.
 Jika perhitungan dan pengambilan data dilakukan secara akurat perbedaan
antara pengukuran dan perhitungan tidak akan berbeda jauh.
 Sifat mekanik kekuatan baja lebih tinggi dibandingkan dengan kuningan
 Dari perbandingan hasil pengukuran dan perhitungan hasilnya perhitungan lah
lebih akurat.

2. DAFTAR PUSTAKA
http://erulmesin09.blogspot.co.id/2012/11/percobaan-puntiran.html
http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/puntiran.html
http://www.scribd.com/doc/38673396/Bab-3-Puntiran
https://www.scribd.com/doc/76485662/40039072-uji-puntir
http://terasepter.blogspot.co.id/2013/11/pengujian-bahan.html
https://masmukti.files.wordpress.com/2011/10/bab-02-material-dan-proses.pdf
http://fhianunikoe.blogspot.com/2011/10/puntiran.htmlhttp://iwansugiyarto.blogspot.co.id
/2011/11/puntiran.html

UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU 15

Anda mungkin juga menyukai