Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa serta kehendak-Nya memberikan hidayah
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah ini selesai kami susun, sebagai tugas dari
Ibu Chairi Mutia Lubi M. Pd.
Penyusun menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Terlepas dari hal itu,
kami berharap makalah mengenai Momen Puntir ini dapat memberikan sumbangsih
yang bermanfaat, serta pemahaman, penalaran konsep dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan dan penulisan serta
kelengkapan dari isi makalah ini, akan kami terima dengan kerendahan hati.
Terimakasih.
Penulis,
Gambar 1. Archimedes
Konsep puntiran dalam fisika, juga disebut momen puntir, diawali dari kerja
Archimedes dalam lever. Informalnya, puntiran dapat dipikir sebagai gaya rotasional.
Analog rotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah puntiran, momen inertia dan
percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik
tengah lever, adalah puntiran. Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua
meter dari titik tengah mengeluarkan puntiran yang sama dengan satu newton bekerja
sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut
pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat
mendefinisikan puntiran sebagai perkalian silang:
Gambar 2. Puntiran
1.3 Tujuan
1. Mengetahui standar dan prosedur uji puntir.
2. Mengetahui pengaruh tegangan geser terhadap sifat mekanik material.
3. Mampu menghitung besaran-besaran sifat mekanik material dari uji puntir.
4. Menganalisi perbandingan hasil pengukuran dengan data teoritis untuk sudut putaran
dan modulus geser.
Puntiran adalah suatu kondisi yang dialami oleh suatu benda oleh suatu benda (biasanya
poros) dimana terjadi akibat adanya gaya yang bekerja berlawanan arah terhadap kedua
ujungnya. Puntiran terjadi pada poros yang dipasang mati pada salah satu ujungnya dan pada
ujung yang lain bekerja gaya yang mengakibatkan poros tersebut terpuntir. Diameter poros
tidak akan berubah selama sudut puntir yang dialami poros relatif kecil.
Patahan karena puntiran yang terjadi pada bahan getas terlihat pada arah kekuatan tarik yaitu
45°C terhadap sumber puntiran sedangkan bahan yang liat patahan terjadi pada sumbu tegak
Uji puntir pada suatu spesimen dilakukan untuk menentukan elastisitas suatu material.
Specimen yang digunakan pada pengujian puntir adalah batang dengan penampang lingkaran
karena bentuk penampang ini sederhana sehingga mudah diukur. Spesimen tersebut hanya
dikenai beban puntiran pada salah satu ujungnya karena dua pembebanan akan memberikan
ketidakkonstanan sudut puntir yang diperoleh dari pengukuran.
θr
𝛾= L
Sedangkan Momen Inersia (J) pada keadaan maksimum silinder adalah :
1
Ip = 32 π D4
Pengukuran yang dilakukan pada uji puntir adalh momen puntir dan sudut
puntir. Pengukuran ini kemudian dikonversikan menjadi sebuah grafik momen puntir
terhadap sudut puntir (dalam putaran).
2. Tegangan
Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu- satunya yang harus diperhitungkan
dalam perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan derajat
lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan
bahan sifat ini ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan
hasilnya dengan standar yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh
gaya penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi
dikatakan berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal
ini, marilah kita perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula
harus ditegaskan bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit.
Proses pembebanan ini dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat,
namun tak akan pernah sesaat.
Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini
mengakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk menentang
gaya yang ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah, perubahan bentuk
benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah sampai pembebanan
mencapai harga akhirnya.
Alat uji puntir sering juga disebut dengan alat uji torsi atau alat uji torque adalah suatu alat
yang dirancang untuk mengukur seberapa besar gaya puntir yang dapat dilakukan saat kita
melakukan pengujian dari suatu alat. Caranya adalah dengan memuntir batang uji terus-
menerus sampai batang uji itu putus atau mencapai jumlah puntiran yang ditentukan.
Putarannya harus searah.
TQ-STR6 Torsional
Torsion Testing Machine (30Nm) (SM1001)
PNW-1400 Computer Controlled Light Wheel Torsion Fatigue Testing Machine
NJS-02 Digital Display Torsion Testing Machine
TNS-DW Series Micro Computer Controlled Torsion Testing Machine
Tegangan geser berbeda dengan tegangan tarik maupun tegangan tekan, karena tegangan
geser disebabkan oleh gaya yang bekerja sepanjang atau sejajar dengan luas penahan
gaya, sedangkan tegangan tarik atau tegangan tekan disebabkan oleh gaya yang tegak
lurus terhadap luas bidang gaya.
Tegangan geser terjadi apabila beban terpasang menyebabkan salah satu penampang
benda cenderung mengelincir pada penampang yang bersinggungan.
a. Tegangan Normal
Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya
dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan
adalah N/m2 atau dyne/cm2.
Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan
lain-lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik
yang besarnya tergantung pada beratnya.
1. KESIMPULAN
Semakin besar tegangan puntir yang diberikan maka semakin besar juga sudut
θ pada material.
Pada kuningan dengan F yang sama tetapi sudut θ nya lebih besar , ini
menandakan bahwa baja lebih kaku dari kuningan.
Jika perhitungan dan pengambilan data dilakukan secara akurat perbedaan
antara pengukuran dan perhitungan tidak akan berbeda jauh.
Sifat mekanik kekuatan baja lebih tinggi dibandingkan dengan kuningan
Dari perbandingan hasil pengukuran dan perhitungan hasilnya perhitungan lah
lebih akurat.
2. DAFTAR PUSTAKA
http://erulmesin09.blogspot.co.id/2012/11/percobaan-puntiran.html
http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/puntiran.html
http://www.scribd.com/doc/38673396/Bab-3-Puntiran
https://www.scribd.com/doc/76485662/40039072-uji-puntir
http://terasepter.blogspot.co.id/2013/11/pengujian-bahan.html
https://masmukti.files.wordpress.com/2011/10/bab-02-material-dan-proses.pdf
http://fhianunikoe.blogspot.com/2011/10/puntiran.htmlhttp://iwansugiyarto.blogspot.co.id
/2011/11/puntiran.html