Anda di halaman 1dari 13

WAHYU

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS

MATA KULIAH ULUMUL QUR’AN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEMESTER II

OLEH :

SHINTA ARSITA SARI

NIM. 20,862,320,130

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-BUKHORY (STITA) LABUHANBATU

TAHUN 2021
STITA LABUHANBATU | 2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat hidup dan

nikmat iman serta kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Sebagai
manusia kita wajib untuk senantiasa mensyukuri nikmatnya dan berusaha membalas semua
kebaikan yang Allah berikan kepada kita semua dengan cara menjalankan segala perintahnya
dan menjauhi segala larangannya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, seorang Rosul yang di dalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik bagi kita semua.

Dalam makalah yang berjudul “WAHYU” Alhamdulillah telah bisa disusun dengan
mengumpulkan berbagai macam referensi. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, penyusun mohon maaf. Besar
harapan saya makalah ini dapat berguna untuk semua orang khususnya mahasiswa STITA
AL BUKHORY Labuhanbatu.

Rantauprapat, 23 Februari 2021

Penyusun

STITA LABUHANBATU | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN iii

a. Latar Belakang iii

b. Rumusan Masalah iii

BAB II 1

a. Pengertian Wahyu 1

b. Cara Allah SWT menurunkan Wahyu kepada Malaikat-Nya 3

c. Cara Allah SWT menurunkan Wahyu kepada Nabi-Nya 4

d. Proses Turunnya Wahyu 5

BAB III 7

a. Kesimpulan 7

STITA LABUHANBATU | ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan pedoman hidup bagi segenap manusia yang mengakui

kebenarannya. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir yang di bekali oleh

wahyu dalam bentuk Al-Qur‟an, menyampaikan dan menyebarluaskan Al-Qur‟an

kepada sahabat-sahabatnya , terus kepada generasi-generasi selanjutnya sampai

kepada umat dalam konteks kekinian.

Sejak Al-Qur‟an diturunkan, sampai saat ini kita dapati dalam cetakan cetakan
yang sangat teratur dan sistematis, begitu juga dengan penulisannya dalam ukuran besar
dan kecil, tentu tidak terjadi dengan proses yang sederhana. Namun sebelumnya
membutuhkan kerja keras para sahabat dan generasi selanjutnya, sehingga lahirlah Al-
Qur‟an dalam bentuk mushaf seperti sekarang ini. Di samping itu berbagai cabang ilmu,
yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbedabeda satu sama lainnya, muncul
sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah Al-Qur‟an secara umum. Seiring
dengan perjalanan waktu dalam kondisi sekarang, sebagai pemerhati dan peduli terhadap
eksistensi Al-Qur‟an sepatutnya memahami esensi Al-Qur‟an dan ilmu yang berkaitan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wahyu?

2. Bagaimana Cara Allah SWT menurunkan Wahyu kepada Malaikat-Nya?

3. Bagaimana Cara Allah SWT menurunkan Wahyu kepada Nabi-Nya?

4. Bagaimana Proses Turunnya Wahyu?

STITA LABUHANBATU | iii


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu

Secara bahasa, kata wahyu berasal dari kata Al-Wahy yang berarti tersembunyi
dan cepat. Namun pengertian wahyu secara etimologi tidak hanya itu

saja, melainkan meliputi banyak arti yang meliputi:

1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap ibu nabi musa

untuk menyusui, tercantum dalam surat Al-Qashas: 7

Terjemahnya:

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu

khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan

janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena

Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah


seorang) dari Para rasul.

2. Ilham yang berupa naluri dari binatang, seperti lebah membuat sarang di

pohon, tercantum dalam surat An-Nahl: 68

Terjemahnya:

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di

bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin

manusia",

3. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang

diceritakan Al-Qur‟an, tercantum dalam surat Al-Maryam: 11

STITA LABUHANBATU | 1
Terjemahnya:

Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat

kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.

4. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah

dalam diri manusia, seperti dalam surat Al-An’am: 121

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama

Allah ketika menyembelihnya[501]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah


suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar
mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik.

5. Apa yang disampaikan oleh Allah SWT berupa perintah kepada malaikat untuk
dikerjakan, seperti dalam ayat Al- Anfal: 12

Terjemahnya:

(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orangorang yang telah
beriman". kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke

dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap
ujung jari mereka[599].

Sedangkan wahyu secara terminologi menurut Muhammad Abduh adalah


pengetahuan yang didapati seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan
pengetahuan itu datang dari Allah, baik dengan melaui perantara atau tidak ataupun
melalui suara yang terjelma dalam telinganya atau tanpa suara sama sekali.

1. Persamaan Ilham dengan wahyu adalah keduanya sama-sama ilmu

pengetahuan/ perasaan halus yang menyakinkan jiwa dengan secara cepat dan rahasia
tanpa terjadi terlebih dahulu.

Perbedaannya adalah

STITA LABUHANBATU | 2
a. Wahyu berisi Ilmu pengetahuan.

Ilham kadang-kadang berisi ilmu pengetahuan, kadang-kadang perasaan halus

atau instinktit atau tabiat.

b. Wahyu disampaikan kepada para Nabi.

Ilham disampaikan kepada manusia secara umum dan binatang.

c. Wahyu bagi yang menerimanya merasakan yakin, bahwa yang menyampaikan

adalah Allah SWT.

Ilham tidak mengetahui siapa yang menyampaikan.

d. Wahyu diturunkan dengan tujuan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia

atau umat tertentu, sedangkan ilham hanya untuk kemaslahatan yang

menerimanya dan tidak di bebani kewajiban untuk manyampaikan pada orang lain.

e. Wahyu tidak dapat diminta kepada Allah agar di turunkan pada waktu tertentu

sedangkan ilham menurut sebagian ulama dapat dim inta kepada Allah melalui

cara membersihkan diri dan memprbanyak taqorub pada Allah.

f. Wahyu pintunya telah tertutup, bersamaan tugas kenabian yang di emban nabi

Muhammad SAW berakhir, sedangkan ilham pintunya masih terbuka selama

masih ada manusia dan berlaku sepanjang masa.

B. Cara Allah SWT Menurunkan Wahyu Kepada Malaikat-Nya

Di dalam Al-Qur‟anul Karim terdapat nash mengnai kalam Allah kepada para
Malaikat-Nya diantaranya:

1. Ingatlah ketika Allah SWT berfirman kepada malaikat: Terjemahnya:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan

STITA LABUHANBATU | 3
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

2. Juga terdapat nash tentang wahyu Allah kepada mereka:

Terjemahnya:

(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah
beriman". kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka
penggallah kepala mereka dan

pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka[599].

3. Disamping itu ada pula nash tentang para malaikat yang mengurus urusan

dunia menurut perintah-Nya;

Terjemahnya:

Dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan.

C. Cara Allah SWT Menurunkan Wahyu Kepada Nabi-Nya

Allah memberitahukan apa yang dikehendaki-Nya kepada para Nabi Nya

dengan tiga cara yaitu :

1. Menyampaikan pengertian kedalam hati Nabi atau meniupkan ke dalam hati

Nabi. Ini disebut dengan jalannya Wahyu,

2. Berbicara kepada Nabi di balik hijab.

Kedua cara tersebut di atas adalah penyampaian wahyu yang tidak

memakai perantara.

3. Lewat malaikat yang diutus(dengan perantara).

Penyampaian wahyu melalui malaikat, juga terdapat beberapa cara yang

digunakan , yaitu:

STITA LABUHANBATU | 4
1. Malaikat datang seperti gemerincingnya lonceng.

2. Malaikat datang dengan bentuk orang laki-laki atau ia menyampaikan wahyu.

3. Malaikat datang ketika Nabi jaga, sebaimana pada malam isra‟

4. Kadang-kadang turun tidak dengan menampakkan diri, tetapi tampak

perubahan pada Nabi, seperti orang tidur atau seperti pingsan dan terasa berat

bagi Nabi, juga kadang-kadang dia berkeringat pada hari yang sangat dingin.

5. Malaikat jibril menampakkan dirinya dalam bentuk yang asli.

6. Kadang-kadang mirip suara lebah dari jurusan Nabi berada. Para sahabat tidak

mengetahui isi pembicaraannya itu, namun Nabi merasa terang benderang apa

yang disampaikan Malaikat.

Banyak hakekat wahyu telah disampaikan secara rahasia dan cepat, yang

dengan sendirinya orang lain tidak dapat menyaksikannya kalau tidak belajar terlebih

dahulu. Dan manusia yang dipilih menjadi Rasul (khususnya Nabi Muhammad) telah

diperlengkapi dengan sifat-sifat kesempurnaan rohani dan jasmani sehingga mudah

untuk berhubungan dengan alam ghaib.

D. Proses Turunnya Wahyu/ Al-Qur’an

Pembicaraan tentang turunya Al-Qur‟an umumnya berkisar pada masalah ayat yang
diturunkan pertama kali dan ayat yang terakhir. Tentang ayat-ayat yang pertama kali
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menurut pendapat terkuat ialah ayat-ayat permulaan
Surat Al-„Alaq, yaitu:

Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,5. Dia

STITA LABUHANBATU | 5
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat-ayat tersebut diturunkan ketika Rasulullah Saw berada di Gua Hira‟,

yaitu sebuah gua di Jabal Nur, yang terletak kira-kira 3 mil dari kota Mekkah. Ini

terjadi pada malam hari Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari usia Rasulullah

tiga belas tahun sebelum Hijrah bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M. Malam

turunnya Al-Qur‟an ini disebut dengan malam “Lailatul-qadr” atau “Lailatul

Mubarakah”, yaitu suatu malam diantara malam-malam bulan Ramadhan.

Mengenai ayat yang paling terakhir di turunkan, menurut pendapat yang

terkuat ialah firman Allah:

Terjemahnya:

pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama

bagimu.

Firman tersebut kita dapati sebagai bagian ayat ke tiga Surat Al-Maidah.

Diturunkan ketika Nabi berwukuf di padang Arafah sewaktu melakukan ibadah

“Hijjatul Wada” yaitu ketika haji yang terakhir dilakukan sebelum wafatnya Nabi. Itu

terjadi pada hari Jumat, 9 Dzulhijjah, tahun 10 Hijriah, atau tahun ke 63 dari usia

Rasulullah , kira-kira 81 malam sebelum beliau wafat, berteptan dengan bulan Maret

tahun 632 M. Rasulullah wafat pada hari senin 13 Rabi‟ul Awal tahun 11 H, atau

tanggal 7 Juni tahun 632 M.

STITA LABUHANBATU | 6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara bahasa, kata wahyu berasal dari kata Al-Wahy yang berarti

tersembunyi dan cepat.

2. Penyampaian wahyu melalui malaikat, juga terdapat beberapa cara yang

digunakan , yaitu:

a. Malaikat datang seperti gemerincingnya lonceng.

b. Malaikat datang dengan bentuk orang laki-laki atau ia menyampaikan wahyu.

c. Malaikat datang ketika Nabi jaga, sebagaimana pada malam isra‟

d. Kadang-kadang turun tidak dengan menampakkan diri, tetapi tampak perubahan

pada Nabi, seperti orang tidur atau seperti pingsan dan terasa berat bagi Nabi,

juga kadang-kadang dia berkeringat pada hari yang sangat dingin.

e. Malaikat jibril menampakkan dirinya dalam bentuk yang asli.

f. Kadang-kadang mirip suara lebah dari jurusan Nabi berada. Para sahabat tidak

mengetahui isi pembicaraannya itu, namun Nabi merasa terang benderang apa

yang disampaikan Malaikat

B. Saran

Makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan

STITA LABUHANBATU | 7
banyak kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini kedepannya.

STITA LABUHANBATU | 8

Anda mungkin juga menyukai