PENDAHULUAN
2
praktikum dalam skala kecil seperti dalam laboratorium
sebelum diaplikasikan ke lingkungan masyarakat.
1) Pengukuran Dasar
2) Pesawat Atwood Modern dan Konvensional
3) Modulus Elastisitas
4) Bandul Sederhana dan Resonansi bandul
Sederhana
5) Resonansi Pada Pegas Heliks
6) Hambatan Listrik
7) Elektromagnet
8) Kalorimeter
Dalam peran serta meningkatkan dan memantapkan
pemahaman Ilmu Teknik Metalurgi, khususnya dalam
bidang fisika oleh karena itu para mahasiswa Jurusan
3
Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Unjani Bandung
melakukan praktikum fisika terapan agar dapat
merealisasikan dan memahami lebih dalam tentang
dasar-dasar proses yang berkaitan dengan dunia
pekerjaan khususnya jurusan teknik metalurgi.
4
Bagaimana menentukan momen inersia roda
atau katrol?
Bagiamana cara menentukan modulus
elastisitas?
Bagaimana cara menentukan periode bandul?
Bagaimana karakter fisis bandul sederhana
berdasarkan hubungan periode bandul dan
panjang bandul, dan hubungannya dengan
massa bandul?
Bagaimana menentukan frekuensibandul
sederhana dan resonansi bandul sederhana?
Bagaimana cara menentukan resonansi pada
pegas heliks?
Bagaimana menentukan frekuensi resonansi
pegas heliks?
Bagaimana hubungan antara tegangan dan
arus?
Bagaimana menentukan hambatan suatu
penghantar menggunakan voltmeter dan
amperemeter?
5
Bagaimana gambar sketsa garis-garis medan
listrik disekitar penghantar lurus, penghantar
melingkar, dan disekitar solenoid ynag dialiri
arus?
Bagaimana cara menentukan kalor jenis
logam menggunakan kalorimeter?
6
Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan
berarti hasilpengukuran atau perhitungan.
Menghitung besaran lain berdasarkan besaran
yang terukur langsung.
Mengetahui dan memahami penggunaan alat
ukur dasar.
Dapat menuliskan dengan benar bilangan
berarti hasil pengukuran atau perhitungan.
Dapat menghitung besaran lain berdasarkan
besaran yang terukur langsung.
Mengetahui perbedaan dari gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
Dapat mengetahui momen inersia pada roda
atau katrol.
Mengetahui dan memahami cara menentukan
modulus elastisitas.
Mengetahui dan memahami cara menentukan
periode bandul.
Dapat menjelaskan karakter fisis bandul
sederhana berdasarkan hubungan periode
7
bandul dan panjang bandul, dan hubungannya
dengan massa bandul.
Dapat menentukan frekuensi resonansi
bandul sederhana.
Mengetahui dan memahami pengertian dari
resonansi.
Mengetahui dan memahami hubungan antara
tegangan dan arus dalam suatu penghantar.
Dapat menentukan hambatan suatu
penghantar menggunakan voltmeter dan
amperemeter.
Dapat menjelaskan gambar sketsa garis-garis
medan listrik disekitar penghantar lurus,
penghantar melingkar, dan disekitar solenoid
ynag dialiri arus.
Mengetahui dan memahami caramenentukan
kalor jenis logam menggunakan kalorimeter.
8
1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi
1.4.2 Asumsi
10
Percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s2
Tegangan yang digunakan (v) sebesar 2,
4, 6, 8, 10 dan12 volt.
Ca = 4,2 x 103 J kg-1 K-1
CAl = 9,1 x 10 2 J kg-1 K-1
11
BAB II
LANDASAN TEORI
12
a. Titik nol alat, yaitu angka yang ditunjukan alat
sebelum digunakan.
b. Nilai skala terkecil alat, yaitu skala terkecil yang
diperlihatkan alat.
c. Batas ukur alat, yaitu batas maksimum yang dapat
diukur alat.
d. Cara pemakaian alat
A. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan
satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk
mengukur diameter atau benda bagian luar,
sedangkan rahang luar digunakan untuk mengukur
diameter dalam. Penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman.Jangka sorong ketelitiannya dapat
mencapai seperseratus milimeter.Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat.Skala pada jangka
sorong terbagi menjadi dua, yaitu skala utama dan
skala nonius. Untuk alat keluaran terbaru sudah di
lengkapi dengan display digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk
13
jangka sorong di bawah 30 cm, dan 0.01 untuk yang
diatas 30 cm.
Gambar 2.1
http://2.bp.blogspot.com
B. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat
ukur dasar dalam fisika.Alat ini biasanya digunakan
untuk mengukur benda dengan ukuran kecil dan
tipis.Misalnya mengukur ketebalan plat, daimeter
kawat, dan lain-lain.Ketelitian dari mikrometer
sekrup mencapai 0.01mm.dengan ketelitian sangat
tinggi ini, mikrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar yang sangat kecil seperti
kertas, silet, dan lain-lain.
Mikrometer sekrup terdiri atas rahang
utama dan rahang putar.Pada rahang utama terdapat
skala utama, sedangkan skala nonius terdapat pada
rahang putar.Skala nonius terdiri atas 50 skala. Satu
14
putaran skala nonius akan menambah skala
horizontal sebanyak 0.05mm.
Gambar 2.2
http://1.bp.blogspot.com
C. Neraca Teknis
Neraca teknis adalah neraca atau alat timabangan
yang memiliki ketelitian rendah, karena hanya
sampai dua desimal dibelakang koma.Biasanya
dipakai untuk menimbang zat atau benda yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.Dalam penimbanga,
neraca teknis tipe analog menggunakan prinsip
kesetimbangan, untuk itu bidang kerja harus
mendatar.Pada kondisi awal sebelum penimbangan,
15
jarum harus menunjukan angka nol yang
menunjukan posisi setimbang.
Untuk mengukur kedataran neraca dapat
menggunakan pendatar.Lalu perhatikan
keseimbangan. Jika ayunan jarum ke kiri dan ke
kanan sama, maka neraca telah siap digunakan,
namun jika tidak, maka setimbangkan dengan
mengatur pembeban di lengan-lengan sesuai dengan
yang diperlukan. Pengangkatan atau pemutaran
hanya dilakukan sebentar.Jika sudah harus cepat-
cepat ditutup kembali. Saat akan menimbang
taruhlah benda yang akan ditimbang di lengan
satunya dan batu timbangan pada lengan lainnya.
Gambar 2.3
http://1.bp.blogspot.com
16
2.2 Pesawat AtwoodModern dan Konvensional
17
masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan
pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai
orangpada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen)
yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,
Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan
sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda
yang lebih ringan.Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton
menyatakan hukum pertamanya tentang gerak, yang
sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton Hukum I
Newton menyatakan Sebuah benda akan berada dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol.
F=0
Keterangan :
F = Resultan gaya (N)
18
diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang bergerak
maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada
gaya yang menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa
yang dijelaskan oleh Hukum Newton yaitu Hukum I
Newton mengungkap tentang sifat benda yang cenderung
mempertahankan keadaannya atau dengan kata lain sifat
kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini
kita ini kita sebutkelembaman atau inersia. Oleh karena
itu, Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman.
Hukum II Newton :
F = m .a
Keterangan :
Vt = V0 + at
Xt = X0 + V0 t + a t2
Vt2 = V02 + 2 a ( Xt X0 )
Keterangan :
V = kecepatan (m/s)
20
Xt = jarak akhir (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
I~m
I ~ r2
21
Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Sama besar
2. Berlawanan arah
3. Bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. Tidak saling meniadakan
5. Bekerja pada benda yang berbeda
s = v .t
22
Keterangan :
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Vt = V0 + at
Vt2= V02 + 2 a S
S = V0 t + a t2
23
Keterangan:
a = percepatan (m s2)
t = waktu (s)
24
Gambar 2.4
lfd.fmipa.itb.ac.id
26
Homogen artinya setiap bagian benda
mempunyai kerapatan yang sama.
Isotropik artinya pada setiap titik pada benda
mempunyai sifat-sifat fisis yang sama ke
segala arah.
Deformasi pada benda akan menyebabkan
perubahan bentuk tetapi tidak ada perubahan
volume, dan benda yang.mengalami kompresi
akan terjadi perubahan volume tetapi tidak
terjadi deformasi. Nilai keelastisitasan ini
disebut juga modulus elastisitas.
Tegangan
T=F/A
Dimana:
27
T = Tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)
a. Tegangan normal
b. Tegangan geser
28
c. Tegangan volume
Regangan
e = L / L
Dimana:
e = Regangan
29
L = Perubahan panjang (m)
L = Panjang mula-mula (m)
Bahan-bahan logam biasanya diklasifikasikan
sebagai bahan liat (ductile) atau bahan rapuh (brittle).
Bahan liat mempunyai gaya regangan (tensile strain)
relatif besar sampai dengan titik kerusakan seperti baja
atau aluminium. Sedangkan bahan rapuh mempunyai
gaya regangan yang relatif kecil sampai dengan titik yang
sama. Batas regangan 0,05 sering dipakai untuk garis
pemisah diantara kedua kelas bahan ini. Besi cor dan
beton merupakan contoh bahan rapuh.
f = BL3
4Ebh3
30
Dari rumus pelenturan diatas dapat ditentukan
persamaan matematis Modulus Elastisitasnya:
E = BL3
Dimana:
4fbh3
E = Modulus elastisitas
B = berat beban (dyne)
L = Panjang batang antara dua tumpuan (cm)
f = pelenturan (cm)
b = lebar batang (cm)
h = tebal batang (cm)
Hukum Hooke
F = k . x
32
Dimana:
F = Gaya (N)
k = Konstanta
x = Pertambahan panjang (m)
Gambar 2.5
pojoklistrik.blogspot.com
33
ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke
samping dari posisi seimbangnya dan dilepaskan maka
bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena
pengaruh gravitasi, geraknya merupakan gerak osilasi
dan periodik.
34
periode. Gaya gerak ayunan bandul merupakan getaran
gaya yang mempengaruhi gerak bandul.
1 sekon = sekon
35
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
satu getaran adalah periode. Dengan demikian, secara
matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.6
Blogfisikaku.wordpress.com
36
2.5 Resonansi Pada Pegas Heliks
1. Gelombang Transversal
37
Gambar 2.7
arifkristanta.wordpress.com
38
Gambar 2.8
Edogawariezkha.blogspot.com
39
lambda huruf Yunani).Panjang gelombang juga bisa
juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau
jarak dari lembah ke lembah.
40
2. Gelombang Longitudinal
Gambar 2.9
yuliyuliantii.blogspot.com
41
Pada gambar di atas, tampak bahwa arah getaran
sejajar dengan arah rambatan gelombang.Serangkaian
rapatan dan regangan merambat sepanjang
pegas.Rapatan merupakan daerah di mana kumparan
pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan
daerah di mana kumparan pegas saling menjahui.Jika
gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan
lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola
rapatan dan regangan.Panjang gelombang adalah jarak
antara rapatan yang berurutan atau regangan yang
berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari
dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau
regangan.
42
Gambar 2.10
rizkyspeedhack.blogspot.com
43
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama
dan berurutan pada rapatan atau regangan (lihat contoh
pada gambar di atas).
44
Gelombang sendri dicirikan oleh adanya panjang
gelombang, frekuensi, dan kecepatan
gelombang.Hubungan teoritis antara frekuensi dasar
(harmonic pertama) dan frekuensi harmonik diberikan
oleh persamaan berikut.
fn.n.f1
n=1,2,3.
1) Gelombang mekanik
Adalah gelombang yang perambatannya memerlukan
medium.
45
Contoh : bunyi dan gelombang pada air
2) Gelombang elektromagnetik
Adalah gelombang yang perambatannya tidak butuh
medium.
Contoh : cahaya, gelombang radio dan sebagainya
V=I.R
Dimana:
V = beda potensial
R = hambatan penghantar
47
eksperimennya bahwa arus listrik yang melalui suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung-
ujung penghantar tersebut, yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik:
Gambar 2.11
slideshare.net
2.7 Elektromagnet
Gambar 2.12
Sersasih.wordpress.com
50
arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet
yang mengelilingi sepanjang kawat tersebut.
Jika sebuah kawat penghantar berbentuk bulat
dialiri arus listrik I sesuai arah panah, maka disekeliling
kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara
gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan.
Makin besar arus listrik yang melewati kawat, maka akan
semakin kuat medan elektromagnetik yang
ditimbulkannya.
Jika beberapa belitan kawat digulungkan
membentuk sebuah coil atau lilitan, dan kemudian
dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis.
Kawat bagian atas bertanda silang (meninggalkan kita)
dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju kita).
Hukum tangan kanan untuk menjelas kan
terbentuknya garis gaya elektromagnet pada sebuah
gulungan atau coil dapat dilihat pada
gambar.Dimanasebuahgulungan kawat coil dialiri arus
listrik, maka arah arusnya ditunjukkan sesuai dengan
empat jari tangan kanan, sedangkan kutub magnet yang
dihasilkan ditunjukkan dengan ibu jari untuk arah kutub
utara dan kutub selatan arah lainnya.
51
Untuk menguatkan medan magnet yang
dihasilkan pada gulungan dipasangkan inti besi dari
bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet
menyatu. Aplikasinya dipakai pada coil kontaktor atau
relay.
Gambar 2.13
Unitedscience.wordpress.com
2.8. Kalorimeter
53
kekekalan energi panas ( kalor ) ini dapat
dituliskansebagai berikut.
Q lepas= Q terima
Q = m .c . t
keterangan:
54
Pada teknik yangdikenal sebagai metode
campuran, satu sampel zat dipanaskan sampai
temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan
cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter.
55
dengan kadar kalor dari pembakaran biji-bijian untuk
kadar energi.
56
1 joule = 0,24 kalori
Gambar 2.14
risars.wordprees.com
BAB III
57
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca teknis
Bahan
1. Balok yang akan di ukur ( balok kuningan
dan tembaga )
Alat
1. PesawatAtwood konvensional
1) Tiang berskala
2) 2 beban dengan tali
3) Katrol
4) Penjepit beban
5) Penyangkut beban
6) Meja akhir
7) Stop watch
Alat
1. Meja;
2. Dua buah tumpuan;
3. Cermin berkala;
4. Kait yang dilengkapi garis rambut;
5. Meteran panjang;
6. Penggaris.
Bahan
1. Kayu ukuran kecil, sedang, dan besar;
2. Beban;
3. Dudukan beban.
Alat
59
1. Dasar statif
2. Batang statif ( 500 millimeter)
3. Bosshead universal
4. Tali nilon
5. Pasak penumpu
6. Stopwatch
7. Penggaris
8. Kaki statif;
Bahan
1. Bandul (35 g, dan 70 g).
Alat :
1. Pegas k =4,5 N/m
2. Pegas k =25 N/m
3. Batang statif
4. Bosshead bulat
5. Bosshead universal
6. Pasak penumpu
7. Pembangkit getaran
8. Dasar statif
9. Mistar
Bahan :
1. Beban (100 gram)
2. Beban (200 gram)
3.1.6 Hambatan Listrik
Alat
1. Catu daya
2. Saklar SPST
3. Kabel penghubung
60
4. Multimeter digital
5. Soket penghubung
Bahan
1. Resistor 50 ohm / 8 W
2. Resistor 100 ohm / 4 W
3.1.7 Elektromagnet
Alat
1. Catu daya
2. Saklar SPST
3. Kabel penghubung
4. Kompas perajah
5. Serbuk besi
Bahan :
1. Penghantar lurus
2. Penghantar melingkar
3. Penghantar selenoida
3.1.8 Kalorimeter
Alat
1.Termometer 2 buah
2.Kalorimeter
4.Neraca
61
5.Klem Universal
6.Pembakar Spirtus
7.Dasar Statif
8.Kaki Statif
Bahan
1. Besi
2. Tembaga
3. Alumunium
4. Kubus Materi
62
3.2 Tata Cara Praktikum
A. Jangka sorong
1. Benda yang akan diukur panjang, lebar, dan
tebalnya, dijepit pada rahang bagian dalam
untuk mengukur bagian luar benda.
2. Jepit lalu kunci dengan pengunci agar rapat
dengan jangka sorong.
3. Skala utama dan skala nonius dilihat dan
catat hasil pengukurannya.
4. Setelah dicatat, hitung volume dari benda
yang telah dikukur.
B. Mikrometer Sekrup
1. Masukan benda yang akan dikur di antara
landasan dan sekrup.
2. Roda pemutar kasar diputar hingga benda
terjepit.
3. Roda pemutar hasul diputar hingga pas.
4. Jika sudah pas, kunci dengan pengunci.
5. Baca hasil pengukuran, lalu catat dan hitung
hasil pengukuran.
C. Neraca teknis
1. Pastikan jarum ada di angka nol sebelum
digunakan untuk menimbang.
63
2. Benda yang akan ditimbang massanya
ditempatkan di salah satu lengan neraca.
3. Batu timbangan ditempatkan dilengan
lainnya.
4. Tambahkan batu timbangan hingga banda
dan batu timbangan setimbang.
5. Lihat nilai yang ada pada batu timbangan.
6. Catat hasil penimbangan.
Pesawat Atwood
konvensional (GLB)
1. Siapkan pesawat atwood yang terdiri dari
tiang berskala, dua beban dengan tali, dua
beban tambahan, katrol, penjepit beban, meja
akhir, dan stop wacth.
2. Tali katrol, dan meja akhir dipasang sesuai
dengan jarak yang ditentukan.
64
3. Beban penambah ditambahkan, beban
dilepaskan dari penjepit beban, lalu beban
pertama akan meluncur keatas, sedangkan
beban lainnya akan meluncur kebawah sampai
menyentuh meja akhir.
4. Waktu peluncuran dihitung sejak beban
pertama dilepaskan hingga beban kedua tepat
menyentuh meja akhir.
5. Waktu dicatat dan dihitung kecepatannya.
Pesawat Atwood
konvensional (GLBB)
1. Atur kembali alat seperti pada percobaan
GLB.
2. Atur kedudukan A-B (50cm) dan B-C sesuai
dengan jarak yang diinginkan.
3. Lepaskan m1, lalu beban m2 dam m3 akan
melewati penyangkut beban, dimana m3 akan
65
tersangkut, sedangkan m2 terus meluncur
hingga mencapai meja akhir.
4. Stopwatch dinyalakan ketika m2 melewati
penyangkut beban, hingga tepat menyentuh
meja akhir.
5. Percobaan diulangi dengan memvariasikan
baban m3, dengan jarak B-C sebesar 20cm,
30cm, 40cm, dan 50cm.
6. Waktu dicatat dengan menghitung kecepatan
dan percepatannya
67
Bandul Sederhana
1) Beri simpangan pada bantul kira-kira 3 cm
dari titik keseimbangan
2) Lepaskan bandul ketika keadaan sudah siap
3) Jalankan stopwatch pada saat bola pejal
melewati titik O ke arah tertentu
4) Hitunglah periode T berdasarkan rumusan x t
5) Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan
panjang tali yang berbeda ( 20 cm, 40 cm, dan
60 cm)
6) Ulangi langkah 1-4 dengan massa bandul
yang berbeda ( 35 gram dan 70 gram)
68
6) Tentukan perioda T0 menggunakan rmus T0 =
dan f0 =
7) Lakukan percobaan diatas dengan
mengulangnya(panjang tali = 50 cm dan 25
cm dengan bandul 70 gram dan 35 gram
3.2.7. Elektromagnet
A. Penghantar Lurus
B. Penghantar Melingkar
C. Selenoida
71
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Susunlah rangkaian alat praktikum sesuai dengan
gambar
3. Hubungkan kabel catu daya pada selenoida
4. Taburkan serbuk besi disekitar kawat penghantar
lurus secara merata
5. Nyalakan catu daya dan variasikan besar arusnya
6. Matikan catu daya lalu bersihkan serbuk besi
7. Ganti serbu besi dengan delapan buah kompas
perajah mengintari kawat
8. Nyalakan kembali catu daya dan variasikan besar
arusnya hingga terbentuk pola
9. Amati dan gambarlah pola tersebut
10. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan.
3.2.8 Kalorimeter
72
dengan pembakar spirtus.
73
BAB IV
77
Tabel 4.2 Pengukuran dengan mikrometer skrup
Tembaga 1 8.22
2 8.26
3 8.28
4 8.25
5 8.32
Kuningan 1 17.86
2 17.84
3 17.84
4 17.85
5 17.88
Tembaga 50.00
Kuningan 165.00
78
4.1.2 Pesawat Atwood Modern dan Konvesional
Beban m1 = 0,0835 kg
Beban m2 = 0,0835 kg
r katrol = 6,25 cm
Percobaan GLB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,004 kg
1. 0,4 3,10
79
2. 0,6 3,26
3. 0,8 3,84
4. 1 4,56
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,006 kg
1. 0,4 1,98
2. 0,6 2,58
3. 0,8 2,97
80
4. 1 3,26
Percobaan GLBB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,004 kg
Jarak A - B = 0,5 m
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,006 kg
81
Jarak A - B = 0,5 m
Beban m1 = 0,0835 kg
Beban m2 = 0,0835 kg
r katrol = 6,25 cm
Percobaan GLB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,01 kg
82
Tabel 4.8 Pesawat atwood modern percobaan GLB ke - 1
1. 0,4 0,87
2. 0,6 1,14
Percobaan GLBB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,01 kg
Jarak A - B = 0,5 m
2. 0,3 0,95
Percobaan 2 :
83
Beban m3 = 0,02 kg
Jarak A - B = 0,5 m
84
I 1000 17.0 14.0
II 1000 17.0 14.0
3. Besar III 1000 17.0 14.0
IV 1000 17.0 14.0
V 1000 17.0 14.0
Batan 0 5 0 5 0 5 0 5 0
g
Kecil Penamba 0 6 1 1 2 3 3 4 4
han (Xo) 2 8 3 0 6 2 8
Pengura 0 5 1 1 2 3 3 4 4
ngan 1 7 3 0 6 2 8
(Xt)
Sedan Penamba 0 5 9 1 1 2 2 3 3
g han (Xo) 4 9 3 8 2 7
Pengura 0 5 9 1 1 2 2 3 3
ngan 3 8 2 7 2 6
(Xt)
Besar Penamba 0 1 2 3 4 5 6 7 8
han (Xo)
85
Pengura 0 1 1 1 2 3 4 5 6
ngan
(Xt)
Y (simpangan) = 3 cm
Waktu untuk 20
19,84 26,74 29,88
ayunan t(s)
87
Tabel 4.18 Hasil Pengamatan Resonansi Bandul Sederhana
Massa
Panjang Perioda Perioda
Bandul F0 (Hz) F0 (Hz)
Bandul (m) T0 (s) Tr (s)
(gr)
Massa (gram) t0 tr
100 21,8 sekon 22 sekon
200 25,4 sekon 28 sekon
Massa (gram) t0 tr
100 11 sekon 12,2 sekon
200 13,4 sekon 14,4 sekon
88
Tabel 4.21 Data Pengamatan Resisor 50 Ohm
No V (volt) I (ampere)
1 0 0
2 2 0,02
3 4 0.04
4 6 0,09
5 8 0,12
6 10 0,16
7 12 0,20
No V (volt) I (ampere)
1 0 -
2 2 -
3 4 0,02
4 6 0,04
5 8 0,06
6 10 0,08
7 12 0,10
4.1.7 Elektromagnet
89
Gambar 2.15 Penghantar Lurus
4.1.8 Kalorimeter
Pengukuran Awal
90
Massa kalorimeter + pengaduk kosong mk = 0,081 kg
91
3. Menentukan Kalor Jenis Alumunium
92
Tembaga Benda Kerja
Bagian Panjang Lebar Tinggi/Tebal (mm)
(mm) (mm)
93
Tebal
= 5438.09 mm3
2. Kuningan => V = p x l x t
= 44.86 x 24.81 x 17.40
= 19365.79 mm3
Nilai Interval
X=x x , a< x <b
Dimensi Pengukuran
a. Tembaga
Nilai ketidakpastian
94
xi
2
x 2
= n xi
1
n
p =
5
1 ( 5 6125.00 ) 30625
51
=0
l = 5
1 ( 5 1643.12 )8214.61
51
= 0.01
t =
5
1 ( 5 367.06 )1835.27
51
= 0.0173
Nilai Interval
X=x ,
p(a) = 35.00 - 0 = 35.00
p (b) = 35.00 + 0 = 35.00
Jadi p = a = b
95
l (a) = 18.13 0.01 = 18.12
l (b) = 18.13 + 0.01 = 18.14
jadi 18.12 < l < 18.14
t (a) = 8.57 0.0173 = 8.5527
t (b) = 8.57 + 0.0173 = 8.5873
jadi 8.5527 < t < 8.5873
b. Kuningan
Nilai ketidak pastian
xi
2
x = n xi2
1
n
p = 5
1 ( 5 10069.88 ) 50319.46
51 =
0.024
l = 5
1 ( 5 3073.17 )15390.88
51
= 0.017
96
t =
5
1 ( 5 1514.49 ) 7582.48
51
= 0.017
Nilai Interval
X=x ,
p (a) = 44.86 0.024 = 44.836
p (b) = 44.86 + 0.024 = 44.884
Jadi 44.836 < p < 44.884
l (a) = 24.18 0.017 = 24.793
l (b) = 24.18 + 0.017 = 24.827
jadi 24.793 < l < 24.827
t (a) = 17.40 0.017 = 17.383
t (b) = 17.40 + 0.017 = 17.417
jadi 17.383 < t < 17.417
Volume
a. Tembaga
97
V
= 18.98
V
mm3
- Nilai Interval
V (a) = 5438.09 13.98 = 5424.11 mm 3
V (b) = 5438.09 + 13.98 = 5452.07 mm3
b. Kuningan
- Nilai Ketidak pastian
= mm3
- Nilai Interval
V (a) = 19365.79 42.55 = 19323.24
mm3
V (b) = 19365.79 + 42.55 = 19408.34
mm3
98
m 50.00 g
=
V = 5438.09 mm 3 = 0.0919
g/mm3
50.00 g
1= =0.00921
5424.11 mm3 g/mm3
50.00 g
1= =0.00917
5452.07 mm3 g/mm3
b. Kuningan
m 165.00 g
=
- V = 19365.79 mm 3 =
0.00852 g/mm3
165.00 g
1= =0.00854
- 19323.24 mm 3 g/mm3
165.00 g
1= =0.00850
- 19408.34 mm 3 g/mm3
99
4.2.2 Pesawat Atwood
Beban m1 = 0,0835 kg
Beban m2 = 0,0835 kg
r katrol = 6,25 cm
Percobaan GLB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,004 kg
S1 = 0,4 m t1 = 3,10 s
100
S2 = 0,6 m t2 = 3,26 s
S3 = 0,8 m t3 = 3,84 s
S4 = 1 m t4 = 4,56 s
Dit : -V1?
-V2?
-V3?
-V4?
t1 3,10
t2 3,26
t3 3,84
101
V4 = S4 = 1 = 0,21 m/s
t4 4,56
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,006 kg
S1 = 0,4 m t1 = 1,98 s
S2 = 0,6 m t2 = 2,58 s
S3 = 0,8 m t3 = 2,97 s
S4 = 1 m t4 = 3,26 s
102
Dit : -V1?
-V2?
-V3?
-V4?
t1 1,98
t2 2,58
t3 2,97
V4 = S4 = 1 = 0,30 m/s
t4 3,26
Percobaan GLBB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,004 kg
103
Jarak A-B = 0,5 m
S1 = 0,2 m t2 = 0,88 s
S2 = 0,3 m t3 = 1,20 s
S3 = 0,4 m t4 = 1,45 s
S4 = 0,5 m
Dit : -V1?
104
-V2?
-V3?
-V4?
-a?
Jawab:
m1+m 2+m3
m3
a=
m3. g 0,004.9,8
I= 2.m 1m 3.r 2= ( 2.0,08350,004 ) ( 0,0625 )
a 0,22
V1 = a x t 1
105
V2 = a x t 2
V3= a x t3
V4= a x t4
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,006 kg
106
Jara
N Waktu Kecepata Percepatan (
k B-C
o (s) n ( m/s ) m/s2 )
(m)
S1 = 0,2 m t2 = 0,78 s
S2 = 0,3 m t3 = 0,89 s
S3 = 0,4 m t4 = 1,16 s
S4 = 0,5 m
Dit : -V1?
-V2?
-V3?
107
-V4?
-a?
Jawab:
m1+m 2+m3
m3
a=
m3. g 0,006.9,8
I= 2.m 1m 3.r 2= ( 2.0,08350,006 ) ( 0,0625 )
a 0,33
2
=
V1 = a x t 1
V2 = a x t 2
108
= 0,22 x 0,88 = 0,193 m/s
V3= a x t3
V4= a x t4
Beban m1 = 0,0835 kg
Beban m2 = 0,0835 kg
r katrol = 6,25 cm
Percobaan GLB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,01 kg
109
No. Jarak A-B ( m ) Waktu ( s ) Kecepatan ( m/s )
1. 0,4 1,59 0,25
2. 0,6 2,02 0,29
t11,59
t2 2,02
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,02 kg
110
Dik : Beban m3 = 0,006 kg
S1 = 0,4 m t1 = 0,87 s
S2 = 0,6 m t2 = 1,14 s
Dit : -V1?
-V2?
t1 0,87
t2 1,14
Percobaan GLBB
Percobaan 1 :
Beban m3 = 0,01 kg
Jarak A - B = 0,5 m
111
(m) ( m/s ) ( m/s2 )
Dit: -V1?
- V2 ?
-a?
-I?
Jawab ;
m1+m 2+m3
a=
m3
112
m3. g 0,01.9,8
I= 2.m 1m 3.r 2= ( 2.0,08350,01. )( 0,0625 ) 2=
a 0,55
V1 = a x t1
V2 = a x t2
Percobaan 2 :
Beban m3 = 0,02 kg
Jarak A - B = 0,5 m
-SA-B = 0,5 m
-S1 = 0,2 m
113
-S2 = 0,3 m
-t1 = 0,29 s
-t2 = 0,44 s
Dit : -V1?
-V2 ?
-a?
- I?
Jawab
m1+m 2+m3
a=
m3
m3. g 0,02.9,8
I= 2.m 1m 3.r 2= ( 2.0,08350,02 ) ( 0,0625 ) 2=
a 0,55
V1 = a x t 1
V2 = a x t 2
Lo = L 15% L
= 850 mm
Batang kayu sedang
Lo = L 10% L
= 900 mm
115
= 950 mm
116
No Ukur Daerah Dimensi (mm) Luas Penampang A
Panjang Lebar Tebal
an Pengukur [bxh] (mm2)
(l) (b) (h)
an
1. Kecil I 1000 9.0 9.0 9.0 x 9.0 =
81.0
II 1000 9.0 9.0 9.0 x 9.0 =
81.0
III 1000 9.0 9.0 9.0 x 9.0 =
81.0
IV 1000 9.0 9.0 9.0 x 9.0 =
81.0
V 1000 9.0 9.0 9.0 x 9.0 =
81.0
X 1000 9.0 9.0 81.0
Lo 950
2. Sedan I 1000 19.0 8.0 19.0 x 8.0 = 152.0
II 1000 20.0 8.0 20.0 x 8.0 = 160.0
g
III 1000 19.0 8.0 19.0 x 8.0 = 152.0
IV 1000 19.0 8.0 19.0 x 8.0 = 152.0
V 1000 20.0 8.0 20.0 x 8.0 = 160.0
X 1000 19.4 8.0 155.2
Lo 900
3. Besar I 1000 17.0 14.0 17.0 x 14.0 =
238.0
II 1000 17.0 14.0 17.0 x 14.0 =
238.0
III 1000 17.0 14.0 17.0 x 14.0 =
238.0
IV 1000 17.0 14.0 17.0 x 14.0 =
238.0
V 1000 17.0 14.0 17.0 x 14.0 =
238.0
X 1000 17.0 14.0 117 238.0
Perhitungan nilai rata-rata kedudukan G
Rata-rata (x) = Xo + Xt
2
Pelenturan (f) =
120
m = 0.5 kg, E = 0.06 N/mm2 = 1 N/mm2
0.06
m = 1.0 kg, E = 0.12 N/mm2 = 1 N/mm2
0.12
m = 1.5 kg, E = 0.18 N/mm2 = 1 N/mm2
0.18
m = 2.0 kg, E = 0.24 N/mm2 = 1 N/mm2
0.24
m = 2.5 kg, E = 0.30 N/mm2 = 0.94 N/mm2
0.32
m = 3.0 kg, E = 0.36 N/mm2 = 0.95 N/mm2
0.38
m = 3.5 kg, E = 0.42 N/mm2 = 0.95 N/mm2
0.44
m = 4.0 kg, E = 0.48 N/mm2 = 0.96 N/mm2
0.50
Pelenturan (f)
m = 0 kg, f =
m = 0.5 kg, f = 0.5 kg x (950 mm)3
4.1 N/mm x 9.0 mm (9.0 mm)3
2
=16334.7 kg mm/N
= 49004.1 kg mm/N
121
m = 2.0 kg, f = 2.0 kg x (950 mm)3
= 65338.7 kg mm/N
= 86886.6 kg mm/N
=103166.4 kg mm/N
m = 3.5 kg, f = 3.5 kg x (950 mm)3
4.1 N/mm2 x 9.0 mm (9.0 mm)3
=120360.8 kg mm/N
m = 4.0 kg, f = 4.0 kg x (950 mm)3
4.1 N/mm x 9.0 mm (9.0 mm)3
2
=136122.4 kg mm/N
122
m = 0.5 kg , = 0.5 m . 9,8 m/s2 = 0.03 N/mm2
155.2 mm2
m = 1.0 kg , = 1.0 m . 9,8 m/s2 = 0.06 N/mm2
155.2 mm2
m = 1.5 kg , = 1.5 m . 9,8 m/s2 = 0.09 N/mm2
155.2 mm2
m = 2.0 kg , = 2.0 m . 9,8 m/s2 = 0.13 N/mm2
155.2 mm2
m = 2.5 kg , = 2.5 m . 9,8 m/s2 = 0.16 N/mm2
155.2 mm2
m = 3.0 kg , = 3.0 m . 9,8 m/s2 = 0.19 N/mm2
155.2 mm2
m = 3.5 kg , = 3.5 m . 9,8 m/s2 = 0.22 N/mm2
155.2 mm2
m = 4.0 kg , = 4.0 m . 9,8 m/s2 = 0.25 N/mm2
155.2 mm2
Regangan
m = 0 kg , = 0 mm = 0
900 mm
m = 0.5 kg , = 50 mm = 0.06
900 mm
m = 1.0 kg , = 90 mm = 0.10
900 mm
m = 1.5 kg , = 135 mm = 0.15
900 mm
m = 2.0 kg , = 185 mm = 0.21
900 mm
m = 2.5 kg , = 225 mm = 0.25
900 mm
m = 3.0 kg , = 275 mm = 0.31
900 mm
123
m = 3.5 kg , = 320 mm = 0.36
900 mm
m = 4.0 kg , = 365 mm = 0.41
900 m
Pelenturan (f)
m = 0 kg, f =
= 45870.7 kg mm/N
m = 2.0 kg, f = 2.0 kg x (900 mm)3
4. 0,6 N/mm2 x 19.4 mm (8.0 mm)3
=61161.0 kg mm/N
m = 2.5 kg, f = 2.5 kg x (900 mm)3
4. 0,64 N/mm2 x 19.4 mm (8.0 mm)3
=71673.0 kg mm/N
m = 3.0 kg, f = 3.0 kg x (900 mm)3
4. 0,61 N/mm x 19.4 mm (8.0 mm)3
2
=90237.5 kg mm/N
=105277.1 kg mm/N
m = 4.0 kg, f = 4.0 kg x (900 mm)3
4.1 N/mm2 x 9.0 mm (9.0 mm)3
=120316.7 kg mm/N
Batang Kayu Besar
Tegangan
m = 0 kg , = 0 m . 9,8 m/s2 = 0 N/mm2
238 mm2
125
m = 0.5 kg , = 0.5 m . 9,8 m/s2 = 0.02 N/mm2
238 mm2
m = 1.0 kg , = 1.0 m . 9,8 m/s2 = 0.04 N/mm2
238 mm2
m = 1.5 kg , = 1.5 m . 9,8 m/s2 = 0.06 N/mm2
238 mm2
m = 2.0 kg , = 2.0 m . 9,8 m/s2 = 0.08 N/mm2
238 mm2
m = 2.5 kg , = 2.5 m . 9,8 m/s2 = 0.10 N/mm2
238 mm2
m = 3.0 kg , = 3.0 m . 9,8 m/s2 = 0.12 N/mm2
238 mm2
m = 3.5 kg , = 3.5 m . 9,8 m/s2 = 0.14 N/mm2
238 mm2
m = 4.0 kg , = 4.0 m . 9,8 m/s2 = 0.16 N/mm2
238 mm2
Regangan
m = 0 kg , = 0 mm = 0
850 mm
m = 0.5 kg , = 10 mm = 0.01
850 mm
m = 1.0 kg , = 15 mm = 0.018
850 mm
m = 1.5 kg , = 20 mm = 0.024
850 mm
m = 2.0 kg , = 30 mm = 0.035
850 mm
m = 2.5 kg , = 40 mm = 0.047
850 mm
m = 3.0 kg , = 50 mm = 0.059
126
850 mm
m = 3.5 kg , = 60 mm = 0.071
850 mm
m = 4.0 kg , = 70 mm = 0.082
850 mm
=1482.6 kg mm/N
127
m = 1.5 kg, f = 1.5 kg x (850 mm)3
4. 2,50 N/mm2 x 17.0 mm (14.0 mm)3
=1974.8 kg mm/N
m = 2.0 kg, f = 2.0 kg x (850 mm)3
4. 2,29 N/mm x 17.0 mm (14.0 mm)3
2
=2874.5 kg mm/N
m = 2.5 kg, f = 2.5 kg x (850 mm)3
4. 2,13 N/mm x 17.0 mm (14.0 mm)3
2
=3090.4 kg mm/N
m = 3.0 kg, f = 3.0 kg x (850 mm)3
4. 2,03 N/mm2 x 17.0 mm (14.0 mm)3
=4863.9 kg mm/N
m = 3.5 kg, f = 3.5 kg x (850 mm)3
4.1,97 N/mm x17.0mm (14.0 mm)3
2
=5847.4 kg mm/N
m = 4.0 kg, f = 4.0 kg x (850 mm)3
4. 1,95 N/mm x 17.0 mm (14.0 mm)3
2
=6751.3 kg mm/N
1
xwaktu
1) T(0,20 m) = 20
1
x 19,84 s
= 20
T = 0,992 s
T2 = (0,992 s)2
T2 = 0,9840 s2
1
xwaktu
2) T(0,40 m) = 20
1
x 26,74 s
= 20
T = 1,337 s
T2 = (1,337 s)2
T2 = 1,78756 s2
1
xwaktu
3) T(0,40 m) = 20
129
1
x 29,88 s
= 20
T = 1,494 s
T2 = (1,494 s)2
T2 = 2,320 s2
Jawab
1) Massa 35 gram
1
xwaktu
T= 20
1
x 32,11 s
= 20
130
T = 1,6055 s
T2 = (1,6505 s)2
T2 = 2,5776 s2
2) Massa 70 gram
1
xwaktu
T = 20
1
x 31,87 s
= 20
T = 1,59 s
T2 = (1,59 s)2
T2 = 2,5281 s2
c) Hasil Pengamatan Resonansi Bandul Sederhana
a. Bandul massa 70 gram
Dik : -t0 panjang 0,5 m = 29,49 s
-t0 panjang 0,25 m = 22,236 s
-tr panjang 0,5 m = 29,43 s
-tr panjang 0,25 m = 21,63 s
Dit : 1) T0 ?
2) Tr ?
3) F0 ?
4) Fr ?
Jawab
131
1
xwaktu
1) T0 = 20
1
x 29,49 s
= 20
1
x 22,236 s
= 20
1
x 29,43 s
= 20
1
x 21,63 s
= 20
132
1
3) F0 =
1
F0 = 1,4745
1
Fr = 1,4715
1
Fr = 1,0815
133
Dit : 1) T0 ?
2) Tr ?
3) F0 ?
4) Fr ?
Jawab
1
xwaktu
1) T0 = 20
1
x 29,31 s
= 20
1
x 21,52 s
= 20
1
x 28,8 s
= 20
134
Tr = 1,44 s (0,5 meter)
1
xwaktu
Tr = 20
1
x 20,38 s
= 20
1
4) Fr = Tr
1
Fr = 1,44
135
1
Fr = Tr
1
Fr = 1,019
Percobaan 1
Dik : -Pegas k = 4,5 N/m
-Massa 100 gram
-Massa 200 gram
-t1 = 21,18 s
-t2 = 22 s
136
-t3 = 25,4 s
-t4 = 28 s
Dit :1) T0 ?
2) TI ?
3) F0 ?
4) FI ?
Jawab
1
x 21,18 s
= 20
T0 = 1,059 s
1
xwaktu
TI = 20
1
x 22 s
= 20
TI = 1,10 s
1
F0 =
137
1
F0 = 1,059
F0 = 0,94 Hz
1
FI = Ti
1
FI = 1,1
F0 = 0,90 Hz
1
x 25,4 s
= 20
T0 = 1,27 s
1
xwaktu
TI = 20
1
x 28 s
= 20
TI = 1,40 s
138
1
F0 =
1
F0 = 1,27
F0 = 0,78 Hz
1
FI = Ti
1
FI = 1,40
F0 = 0,71 Hz
Percobaan 2
Dik : -Pegas k = 25 N/m
-Massa 100 gram
-Massa 200 gram
-t1 = 11 s
-t2 = 12,2 s
-t3 = 13,4 s
-t4 = 14,4 s
Dit : 1) T0 ?
2) TI ?
3) F0 ?
4) FI ?
139
Jawab
1
xwaktu
1) T0 = 20
1
x 11 s
= 20
T0 = 0,55 s
1
xwaktu
2) TI = 20
1
x 12,2 s
= 20
TI = 0,61 s
1
3) F0 =
1
F0 = 0,55
F0 = 1,81 Hz
1
4) FI = Ti
1
FI = 0,61
F0 = 1,63 Hz
140
Beban Bermassa 200 gram
1
xwaktu
1) T0 = 20
1
x 13,4 s
= 20
T0 = 0,67 s
1
xwaktu
2) TI = 20
1
x 14,4 s
= 20
TI = 0,72 s
1
3) F0 =
1
F0 = 0,67
F0 = 1,49 Hz
1
4) FI = Ti
1
FI = 0,72
F0 = 1,38 Hz
141
Grafik T2 VS L
2500
2000
1500
1000
500
0
0,20 0,40 0,60
Gamb
2
ar 4.1 Grafik Hubungan Antara T vs L
142
4.2.6 Hambatan Listrik
1 0 0 0
2 2 0,02 100
3 4 0.04 100
4 6 0,09 66,66
5 8 0,12 66,66
6 10 0,16 62,25
7 12 0,20 60
V 1 0V
R 1= = =0 Ohm
I1 0A
V2 2V
R 2= = =100 Ohm
I 2 0,02 A
143
V3 4V
R 3= = =100Ohm
I 3 0,04 A
V4 6V
R 4= = =66,66 Ohm
I 4 0,09 A
V5 8V
R 5= = =66,66 Ohm
I 5 0,12 A
V 6 10 V
R 6= = =62,25 Ohm
I 6 0,16 A
V 7 12V
R 7= = =60 Ohm
I 7 0,20 A
V 2 V
R 2= = =Ohm
I 2 A
V3 4V
R 3= = =200 Ohm
I 3 0,02 A
V4 6V
R 4= = =150 Ohm
I 4 0,04 A
V5 8V
R 5= = =133,33 Ohm
I 5 0,06 A
V 6 10 V
R 6= = =125 Ohm
I 6 0,08 A
V 7 12V
R 7= = =120Ohm
I 7 0,10 A
5.2.8 Kalorimeter
145
Dik : Ca = 4,2 x 103 J kg-1 K-1
CAl = 9,1 x 102 kg-1 K-1
\
Dit : -ma?
-
Cb ?
Jawab
= 0,1403 - 0,081
= 0,0593 kg
146
2.Kalor Jenis Tembaga
= 0,1612 - 0,081
= 0,0802 kg
= 468,16 J kg-1
= 0,1732 - 0,081
= 0,0922 kg
147
(m k + p . C Al +m a .C a)( a 0) (0,081 . 9,1 x 10 0+0,0922
Cb= =
mb(ba) 0,02106 (36
148