Anda di halaman 1dari 63

FISIKA DASAR 1

SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN :
NAMA :
NPM :

NO MATERI SKOR PARAF


1 Pengukuran,
Besaran, Satuan
2 Vektor
3 Kinematika Gerak
Lurus
4 Gerak dalam dua
atau tiga dimensi
5 Hukum Newton
tentang gravitasi
6 Hukum Newton
tentang Gerak
7 Kuis
8 Elastisitas
9 Kerja dan Energi
Kinetik
10 Momentum,
Impuls, dan
Tumbukan
11 Dinamika Rotasi
12 Rotasi Benda Tegar
13 Presentasi
14 Kuis

*Skor diisi dengan nilai : latihan, Presentasi , makalah, dan kuis.


Fisika Dasar 1

pengukuran-besaran satuan-vektor-
kinematika-dinamika-momentum dan
tumbukan-kesetimbangan

Latihan
uji pemahaman diri di latihan per pokok bahasan. tolong dilengkapi setiap bagiannya
FISIKA DASAR 1
1. Pengukuran, Besaran dan satuan
a. Konversi Satuan
Soal : Berlian terbesar di dunia adalah First Star of Africa (Dipasang pada
British Royal Sceptre, Tongkat Kerajaan Inggris, dan disimpan di Menara
London). Volumenya adalah 1,84 inci kubik. Berapa volumenya dalam
centimeter kubik? Dalam meter kubik?
Penyelesaian :

b. Studi kasus
Analisis dimensi pada penawaran produk di platform jual beli
internasional.
FISIKA DASAR 1
2. Vektor
a. Pengertian, Notasi, Resultan dan Komponen Vektor
Soal : Tiga buah vector gaya masing-masing besarnya F 1 = 10 N, dan F 2 =
30 N, dan F 3 = 20 N. Arah ketiga vektor tersebut ditunjukkan pada
gambar. Tentukan resultan ketiga vector tersebut dan arahnya.
Penyelesaian :

53°
37°

37°
FISIKA DASAR 1
3. Gerak
a. Percepatan rata-rata
Sebuah mobil dipercepat sepanjang jalan lurus dari 75 km/jam dalam 5 s.
Berapa besar percepatan rata-rata?

b. Studi Kasus

Pilot dapat memperkirakan waktu tempuh pesawat ketika terbang dari


suatu kota ke kota lain. Misalnya, rata-rata waktu terbang dari Medan ke
Jakarta adalah sekitar dua jam. Perkiraan waktu tempuh sangat diperlukan
oleh orang yang akan menjemput penumpang di kota tujuan. Tuliskan
persamaan kecepatan yang bergerak konstan untuk perhitungan waktu
tempuh tersebut.
FISIKA DASAR 1
4. Gerak Dua dimensi
Gerak dalam dua dimensi, vektor perpindahan
Sebuah mobil meninggalkan kantor pos sejauh 22 Km kea rah utara.
Kemudian, dia bergerak 60° kearah tenggara. Berapakah perpindahannya?

NOTE :
FISIKA DASAR 1
5. Hukum Newton tentang Gravitasi
Gaya pada bola yang berputar.

Tentukan gaya yang dikeluarkan oleh tali untuk bola bermassa 0.150 Kg
untuk membuat bola berputar dalam radius 0.600 m
. Bola melakukan 2 putaran per detik (T = 0.500 s)
FISIKA DASAR 1
6. Hukum Newton tentang Gerak
dua kotak terhubung katrol.

Tentukan percepatan benda , jika gaya gesek katrol diabaikan dan


koefisien kinetic benda dengan permukaan datar adalah 0.2
FISIKA DASAR 1
7. Usaha dan Energi
dua kotak terhubung katrol.

seseorang menarik benda 50 kg sejauh 40 m pada lantai dengan gaya


konstan Fp = 100 N, dengan sudut 37.tentukan : a) kerja yang dilakukan
setiap gaya pada benda b) resultan kerja pada benda
FISIKA DASAR 1
8. Elastisitas
Tegangan pada kawat piano. sebuah kawat dengan panjang 1.6 m dan
berdiameter 0.20 cm. berapakah tegangan pada kawar jika di regangkan
0.25 cm ?
FISIKA DASAR 1
10. Momentum dan Tumbukan
Kereta yang bertabrakan; konservasi momentum

sebuah kereta 10000 kg berjalan dengan laju 24 m/s menabrak


kereta yang diam. jika kereta saling terkait setelah tumbukan, berapakah
kelajuan setelah peristia tumbukan?
FISIKA DASAR 1
11. Dinamika Gerak Rotasi
Kecepatan dan percepatan angular dan linear.
sebuah carousel pada mulanya diam. pada t =0 percepatan angular konstan
alpha = 0.060 rad/s kuadrat, dimana bertambah kecepatan angular selama
8 detik. pada t = 8 s, tentukan a. kecepatan angular carousel b. kecepatan
linearanak kecil c. percepatan tangensial (linear) pada anak d. percepatan
sentripetal anak e) percepatan total linear pada anak.
FISIKA DASAR 1
12. Rotasi Benda Tegar
keseimbangan. sebuah papan bermassa M = 2 kg menjadi mainan anak-
anak. seorang anak bermassa 30 kg duduk 2,5 m dari titik kesetimbangan,
P ( pusat gravitasinya 2.5 m dari pivot). pada jarak berapakah B yang
bermassa 25 kg dari pivot untuk menyeimbangkan papan ?

Papan gantung dan kabel. keseimbangan. sebuah papan bermassa M = 2


Kg menjadi mainan anak-anak. seorang anak bermassa 30 kg duduk 2,5 m
dari titik kesetimbangan, P ( pusat gravitasinya 2.5 m dari pivot). pada
jarak berapakah B yang bermassa 25 kg dari pivot untuk menyeimbangkan
papan ?
GERAK MELINGKAR
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
GERAK ROTASI
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
HUKUM 3 NEWTON
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
MOMENTUM dan TUMBUKAN
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
Gaya dan Kesetimbangan
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
PESAWAT SEDERHANA
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
PESAWAT SEDERHANA
Analisis gambar di bawah ini sesuai dengan topik fisika yang berlaku!
Fisika Dasar 1

pengukuran-besaran satuan-vektor-
kinematika-dinamika-momentum dan
tumbukan-kesetimbangan

slide
presentasi
perhatikan setiap presentasi perkuliahan, catat poin-poin yang penting
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep besaran fisika
dan pengukurannya

Bab 1 Kompetensi Dasar:


Pengukuran ‡ Mengukur besaran fisika (massa,
panjang dan waktu)
‡ Melakukan penjumlahan vektor.

A. Pengukuran dan Ketidakpastian


Persentase ketidakpastian, rasio
Pengukuran, membandingkan sesuatu yang ketidakpastian dengan nilai yang diukur
diukur dengan alat yang digunakan sebagai dikalikan dengan 100%.
acuan atau patokan (standar).
Contoh:
Dalam pengukuran selalu terdapat ketidak-
Hasil pengukuran adalah 11 cm dan
pastian, karena faktor:
ketidakpastian sekitar 0,05 cm,
‡ keterbatasan alat ukur, atau
persentase ketidakpastiannya adalah
ketidakmampuan instrumen untuk membaca
di luar batas bagian terkecil yang ditunjuk- 
kan. u   

B. Instrumen Pengukur Besaran Jangka Sorong

1. Instrumen Pengukur Panjang

Mistar

Mikrometer Skrup 2. Instrumen Pengukur Massa

Neraca tiga
lengan

Neraca dua lengan


Neraca digital
3. Instrumen Pengukur Waktu 3. Instrumen Pengukur Suhu

Termometer
Jam alkohol

Termometer
bimetal

Termometer bimetal menggunakan dua


buah keping logam dengan koefisien
Stopwatch muai yang berbeda. Ketika dipanaskan,
keping bimetal akan melengkung ke arah
koefisien muai logam yang lebih kecil.

C. Angka Penting
Semua angka hasil pengukuran merupakan angka c. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan di
penting, yang terdiri atas angka pasti atau angka sebelah kiri angka bukan nol adalah bukan angka
signifikan dan angka taksiran. penting.
Contoh: 0,000609 m (memiliki 3 angka penting)
1. Aturan Penulisan Angka Penting
d. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting. mengikuti angka bukan nol adalah angka
Contoh: 261,3 m (memiliki 4 angka penting) penting.
b. Semua angka nol yang terletak di antara Contoh: 3,20 kg (memiliki 3 angka penting)
angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 83,0006 m (memiliki 6 angka
penting)
2. Aturan Berhitung dengan Angka Penting b. Perkalian dan Pembagian

a. Penjumlahan dan Pengurangan Hasil perkalian dan pembagian ditulis sebanyak


jumlah angka penting yang paling sedikit dari
Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya boleh
bilangan yang dikali atau dibagi.
menghasilkan satu angka taksiran.
Contoh:
Contoh:
63,2 (tiga angka penting)
85,6
3,5 u (dua angka penting)
13,21 +
221,20 Hasil perkalian ditulis 220 (hanya
98,81 Hasil penjumlahan adalah 98,8 (hanya
mengandung dua angka penting).
mengandung 1 angka taksiran).

c. Penarikan Akar d. Perkalian Angka Penting dengan Bilangan


Hasil penarikan akar dan pemangkatan ditulis Eksak
sebanyak jumlah angka penting yang ditarik Hasil perkalian dengan bilangan eksak ditulis
akarnya dan yang dipangkatkan. sebanyak jumlah angka penting semula.
Contoh: Contoh:
a.   Hasil penarikan akar ditulis 50,53 (4 angka penting)
4,788 (mengandung 4 angka 17
penting).
u
859,01 Hasil perkalian ditulis 859,0
b. (6,23)2 = 38,812 (mengandung 4 angka penting).
Hasil pemangkatan ditulis 38,8
(mengandung 3 angka penting).
3. Notasi Ilmiah Awalan-awalan satuan yang umum digunakan

Notasi ilmiah, cara penulisan deret bilangan ke


dalam bentuk a u 10n.

Tabel Contoh Penulisan Notasi Ilmiah

D. Besaran Fisika 1. Besaran Pokok


Besaran, segala sesuatu yang dapat diukur
No. Besaran Satuan Lambang
atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan
1. Panjang m l
mempunyai satuan.
2. Massa kg m
Besaran pokok, besaran yang satuannya telah 3. Waktu s t
ditetapkan terlebih dahulu untuk menetapkan 4. Suhu K i
satuan besaran-besaran lainnya.
5. Kuat Arus A T
Besaran turunan, besaran fisika yang 6. Jumlah Partikel mol N
satuannya terdiri dari beberapa satuan pokok. 7. Intensitas Cahaya cd I
2. Besaran Turunan 3. Konversi Satuan
No. Besaran Lambang Satuan Nama Lambang No. Besaran Konversi
Besaran Turunan Satuan Satuan Satuan
1. Panjang 1 in = 2,54 cm
1. Luas A m2 - - 1 ft =30,5 cm No. Besaran Konversi Satuan
1 km =0,621 mil
2. Kecepatan v m/s - - 4. Sudut 1 radian (rad) = 57,3o
1 yard (yd) = 3 ft
1o = 0,01745 rad
= 36 in
3. Percepatan a m/s2 - -
2. Volume 1 liter = 54,6 in3 5. Gaya 1 lb = 4,45 N
4. Gaya F kg m/s2 Newton N 1 m3 = 35,31 ft3 1 N = 105 dyne = 0,225 lb

5. Usaha W Nm Joule J 3. Laju 1 mil/h = 1,609 6. Energi 1 J = 107 erg = 0,738 ft.lb
km/h = 0,447 m/s 1 kkal = 4,18 u 103 J
6. Daya P J/s watt W 1 km/h = 0,621 1 eV = 1,602 u 10-19 J
mil/h 1 kWh = 3,60 u 106 J
7. Daya 1 hp = 746 W

E. Dimensi
9 Dimensi, cara menyatakan sebuah besaran
dengan lambang besaran pokok.
9 Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan
lambang huruf tertentu.
9 Pada umumnya, tiap huruf diberi tanda kurung
persegi.
Contoh, dimensi volume:
Volume = panjang u lebar u tinggi
[V] = [L] u [L] u [L]
= [L]3
F. Besaran Skalar dan Besaran Vektor 1. Penjumlahan Vektor
a. Metode Segitiga
9 Besaran skalar, besaran yang hanya memiliki nilai saja.
Contoh: waktu, suhu, dan volume.
9 Besaran vektor, besaran yang memiliki nilai serta arah.
Contoh: kecepatan, percepatan, dan gaya.

Besaran vektor dapat dinyatakan dengan cara,


‡ lambang gambar anak panah, misalnya
O A
atau
&
‡ lambang berbentuk huruf, misalnya A

b. Metode Jajar Genjang 2. Pengurangan Vektor


Pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor
.HWHUDQJDQ
  R EHVDUUHVXOWDQ negatif.
R v  v  vv FRV D v GDQv EHVDUYHNWRUv GDQv
Į VXGXWDQWDUDY GDQY
Selisih vektor a dan b adalah
3. Penguraian Vektor 4. Penjumlahan Vektor dengan Cara Analitis

Tabel Nilai Komponen Vektor pada Sumbu x dan y

Nilai resultan dihitung dengan menggunakan


persamaan:
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
kinematika dan dinamika benda titik.

Kompetensi Dasar:
‡ Menganalisis besaran fisis pada gerak dengan
Bab 2 kecepatan dan percepatan konstan.
‡ Menganalisis besaran fisika pada gerak
Gerak melingkar dengan laju konstan
‡ Menerapkan hukum Newton sebagai prinsip
dasar dinamika untuk gerak lurus dan gerak
melingkar.

A. Gerak Lurus 1. Jarak dan Perpindahan

9 Bergerak atau diam adalah relatif, bergantung


Seseorang bergerak ke timur 50 m,
pada benda lain yang digunakan sebagai acuan. kemudian ke barat 30 m.
9 Benda dikatakan bergerak, jika kedudukan
benda itu mengalami perubahan terhadap
acuannya.

Perpindahan memiliki besar dan arah maka


perpindahan merupakan besaran vektor.
Jarak hanya besaran yang memiliki nilai
Mobil bergerak terhadap pengamat, tetapi diam tanpa arah, sehingga jarak merupakan
terhadap sopirnya.
besaran skalar.
2. Kelajuan dan Kecepatan

‡ Kelajuan merupakan besaran skalar.


jarak s
kelajuan = v
waktu tempuh t
‡ Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal
‡ Kecepatan merupakan besaran vektor.
dan akhir saja, tidak bergantung pada lintasannya.
‡ Perpindahan dinyatakan positif jika benda bergerak perpindahan s
kecepatan = v
dari kiri ke kanan searah sumbu x positif. waktu tempuh t
‡ Perpindahan dinyatakan negatif jika
benda bergerak dari kanan ke kiri
searah sumbu x negatif.

3. Percepatan B. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

‡ Percepatan adalah, perubahan kecepatan per GLB, gerak benda pada lintasan lurus dengan
selang waktu. kecepatan tetap.
Contoh GLB terdapat pada mobil yang bergerak
‡ Percepatan rata-rata ‡ Percepatan sesaat di jalan bebas hambatan dengan kecepatan
konstan.
'v v  v 'v
a a t OLP
't t  t 't o 't

‡ Perlambatan sama dengan percepatan


dengan tanda negatif.
Pada GLB, berlaku persamaan sebagai berikut. C. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

‡ persamaan gerak benda, 1. Gerak Lurus Dipercepat Beraturan


's 's Gerak benda pada lintasan
v , karena t0 = 0 maka
't t  t lurus dan kecepatannya
setiap saat bertambah
's s  s secara beraturan.
v
t t
Pada gerak ini, berlaku persamaan sebagai berikut.
‡ persamaan posisinya,
  
s  s vt vt v  at 's vt  at  vt v  a's

s vt  s

a. Gerak Vertikal ke Bawah b. Gerak Jatuh Bebas

Gerak benda dengan v0 ?  dan Gerak benda tanpa percepatan


mengalami percepatan yang awal dan gerakannya hanya
sama dengan percepatan dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi. gravitasi.
‡ Persamaan kecepatan gerak
‡ Persamaan kecepatan benda,
benda,
vt v  gt vt gt

‡ Persamaan posisi benda, ‡ Persamaan posisi, waktu, dan kecepatan benda,


    h
h vt  gt h gt t v  gh
  g
2. Gerak Lurus Diperlambat Beraturan Gerak Vertikal ke Atas
Gerak benda pada lintasan lurus dan kecepatan- Gerak benda dengan v0 ?  dan mengalami
nya setiap saat berkurang secara beraturan. percepatan gravitasi yang arahnya berlawanan
Pada gerak ini berlaku persamaan sebagai berikut. dengan arah gerak benda.

 Pada gerak ini, berlaku persamaan sebagai berikut.


 
vt v  at 's vt  at  vt v  a's
 
  v v
vt v  gt h vt  gt t maks hmaks
 g g
Contoh jenis gerak ini terdapat pada mobil yang
sedang direm hingga berhenti.
Contoh gerak vertikal ke atas terdapat pada bola
yang dilempar ke atas dengan v ? .

D. Gerak Melingkar

Gerak benda dengan lintasan Lintasan sudut (T ) yang


melingkar. ditempuh benda dihitung
Contoh GLB terdapat pada dengan,
gerak baling-baling kipas angin S
dan putaran jarum jam. T Zt Z
T
1. Gerak Melingkar Beraturan S f Z = kecepatan sudut
Gerak melingkar dengan laju tetap. Panjang lintasan pada keliling lingkaran (s)
Laju linier : dihitung dengan persamaan,
S R
v atau v S Rf
T s TR
Percepatan pada gerak melingkar dihitung
dengan rumus,
v
a
R

Percepatan sentripetal,
percepatan yang mengarah ke
pusat lingkaran.

S  as S  f  R
as R
T
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip dasar
dinamika benda titik.

Bab 3 Kompetensi Dasar:


Menerapkan hukum Newton sebagai
Dinamika Partikel
prinsip dasar dinamika untuk gerak
lurus, vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.

Integrasi Nilai: Sir Isaac Newton (1642–1727), seorang


ilmuwan Inggris, mengemukakan tiga hukum
Jujur, demokratis, komunikatif, yang berhubungan dengan gerak yang dikenal
gemar membaca, mandiri, sebagai hukum I Newton, hukum II Newton,
tanggung jawab, teliti, kerja dan hukum III Newton.
keras, rasa ingin tahu,percaya
diri
A. Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak 2. Hukum II Newton
1. Hukum I Newton 3HUFHSDWDQJHUDNEHQGD ) EHUEDQGLQJOXOXV
terhadap gaya yang bekerja dan berbanding
Sifat yang dimiliki benda dalam mempertahankan
terbalik terhadap massa benda.
keadaan awalnya disebut sifat lembam atau inert.

F
a F ma
m
Sifat ini dinyatakan oleh Newton sebagai hukum
I Newton.
Ƶ)  benda diam atau bergerak lurus
beraturan.

3. Hukum III Newton B. Gaya Berat Benda

Apabila sebuah benda A Gaya berat (w) benda


mengerjakan gaya (aksi) pada dengan massa (m) yang
benda B maka benda B berada di sebuah tempat
mengerjakan gaya (reaksi) dengan percepatan gravi-
pada benda A yang besarnya tasi (g) sebesar 9,8 m/s2
sama tapi arahnya berlawanan dirumuskan dengan,

Faksi  Freaksi w mg
C. Gaya Gesek *UDILNKXEXQJDQJD\D)GHQJDQJD\DJHVHNI
Gaya gesek yang menghambat
benda sehingga benda diam
atau benda tepat akan
bergerak disebut dengan
gaya gesek statik (fs).
Gaya gesek yang terjadi
fs Ps N pada saat benda telah
bergerak disebut dengan
gaya gesek kinetik (fk).

fk Pk N

D. Gaya Sentripetal 1. Penerapan Gaya Sentripetal Saat


Melewati Tikungan
Gaya sentripetal, gaya total Batas kecepatan maksimum (v)
(perpaduan antara perce-patan kendaraan saat melewati
dan gaya) yang arahnya menuju tikungan,
pusat lingkaran (pusat rotasi). v P s gR

mv  v
N VLQ T m
F R
R
S
F  R as g WDQ T
T
E. Penerapan Hukum Newton
Kecepatan kendaraan yang diperkenankan saat
melewati tikungan yang miring dengan ‡ Menentukan besar gaya pengereman yang
mengabaikan gaya gesek antara lintasan dan dilakukan pesawat dengan kecepatan, massa,
ban kendaraan, dan panjang lintasan tertentu.

v gR WDQ T

‡ Menentukan besar
percepatan gerak benda
yang dihubungkan dengan
tali serta besarnya
tegangan talinya.
Standar Kompetensi:
Menganalisis gejala alam dan keterangannya dalam
cakupan mekanika benda titik.

Kompetensi Dasar:
‡ Menganalisis hubungan antara usaha dan
Ăďϰ perubahan energi dengan hukum kekekalan energi
hƐĂŚĂĚĂŶŶĞƌŐŝ mekanik.
‡ Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik
untuk menganalisis gerak dalam kehidupan
sehari-hari.

A. Usaha
1. Pengertian Usaha
‡ Usaha merupakan gaya yang
Integrasi Nilai:
menghasilkan perpindahan.
Jujur, demokratis, komunikatif, ‡ Usaha tidak bernilai, jika
gemar membaca, mandiri, gaya tidak menghasilkan
tanggung jawab, teliti, disiplin, perpindahan

kerja keras, rasa ingin Dalam SI, satuan usaha merupakan hasil perkalian antara
tahu,peduli lingkungan satuan gaya (F) dan satuan perpindahan (s), yaitu newton
meter atau joule.

W F ˜s
2. Usaha yang Dilakukan Gaya Tetap 3. Menghitung Usaha dari Grafik Gaya
dan Perpindahan

Apabila besarnya gaya bekerja


dengan arah yang tetap maka
grafik antara gaya F dan
perpindahan s merupakan garis
W F ˜ FRV D ˜ s lurus yang sejajar dengan
sumbu mendatar s.
Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya:
‡ berbanding lurus dengan besarnya gaya, Usaha yang dilakukan oleh gaya F sama
‡ berbanding lurus dengan perpindahan benda; dengan luas bangun yang dibatasi garis
‡ bergantung pada sudut antara arah gaya grafik dengan sumbu mendatar s.
dan perpindahan benda.

4. Daya Konversi berbagai satuan daya.


Daya rata-rata, kecepatan dilakukannya kerja (kerja
‡ 1 joule = 1 watt sekon
yang dilakukan dibagi waktu untuk melakukannya), atau
kecepatan perubahan energi. ‡ 1 hp = 746 watt

usaha ‡ 1 kWh = 3,6 㽢 106 J


Daya
waktu Keterangan: s
Untuk gerak dengan kecepatan tetap v maka
P = daya t
t = waktu (s)
W W = usaha (J) Keterangan:
P P Fv
t P = daya (W)
F = gaya (N)
v = kecepatan (m/s)
Satuan daya adalah joule/sekon atau watt (W).
1 watt = 1 joule/sekon
B. Energi
Energi, kemampuan untuk melakukan usaha. Energi kinetik, energi yang dimiliki setiap benda
yang bergerak dan dirumuskan dengan,
1. Energi Kinetik

Keterangan:
  Ek = energi kinetik (J)
Ek mv
Energi kinetik air  m = massa (kg)
dari bendungan v = kecepatan (m/s)
menggerakkan
turbin generator
penghasil listrik.

2. Gaya-Gaya Konservatif dan Non


Besar usaha yang dilakukan Konservatif
benda yang bergerak adalah
‡ Gaya konservatif, sebuah gaya di mana nilai
usaha yang digunakan tidak tergantung pada
   
W mv   mv jenis lintasan yang ditempuh, melainkan hanya
 
tergantung pada keadaan awal dan akhir saja.
‡ Jika W > 0 maka 'Ek > 0, artinya usaha ‡ Gaya non konservatif, sebuah gaya di mana nilai
yang dilakukan oleh gaya sama dengan usaha yang digunakan tergantung pada jenis
penambahan energi kinetik benda. lintasan yang ditempuh.

‡ Jika W < 0 maka 'Ek < 0, artinya


usaha yang dilakukan oleh gaya sama
dengan pengurangan energi kinetik
benda.
a. Energi Potensial Gravitasi dalam Medan
3. Energi Potensial
Gravitasi Homogen
‡ Energi potensial gravitasi, energi
potensial yang dimiliki tiap benda Energi potensial gravitasi
akibat kedudukannya pada suatu benda adalah hasil
ketinggian tertentu dari kali beratnya mg dengan
permukaan bumi. ketinggiannya h
Contoh: aliran air dari bendungan
Ep mgh
mampu menggerakkan generator.
‡ Energi potensial pegas: energi yang dimiliki tiap benda
elastis akibat simpangannya terhadap posisi Keterangan:
Ep = energi potensial gravitasi (J)
setimbangnya. m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Contoh: pegas, ketapel, dan busur saat h = ketinggian benda dari acuan
diregangkan. (tanah) (m)

‡ Energi potensial gravitasi yang dimiliki oleh suatu Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan harga W, yaitu
benda di dekat permukaan bumi hanya tergantung sebagai berikut.
pada kedudukan atau ketinggian benda tersebut.
‡ W > 0 (positif), Ep < 0 (negatif), artinya
‡ Usaha yang dilakukan oleh usaha sama dengan pengurangan energi potensial.
gaya berat sebuah benda
‡ W < 0 (negatif), Ep > 0 (positif), artinya
sama dengan selisih energi usaha sama dengan pertambahan energi
potensialnya. potensial.

W mg h  h ‡ W = 0, 'Ep = 0, berarti energi potensial benda


tetap. Hal itu dapat terjadi jika perpindahan
benda dalam satu bidang horizontal.
W 'Ep
b. Energi Potensial Pegas Usaha yang dilakukan adalah
luas daerah di bawah grafik
Pada saat pegas ditarik (daerah yang di arsir).
atau ditekan menggunakan
tangan maka tangan 䇾 Energi potensial elastisitas
memberi gaya pada pegas. berbanding lurus dengan kuadrat
perubahan panjang bahan elastis
Gaya pada pegas Fp sebanding dengan regangan pegas saat mendapat gaya. 䇿
sejauh x, sehingga:
Keterangan:
Fp kx Ep = energi potensial pegas (J)
 
Ep kx x = renggangan atau tertekannya
Keterangan:  pegas dari titik seimbang (m)
Fp = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = konstanta gaya pegas (N/m)
x = perubahan panjang pegas (m)
k = konstanta gaya pegas (N/m

4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik 5. Penerapan Hukum Kekekalan Energi


Mekanik
Energi mekanik, jumlah energi
potensial dan energi kinetik suatu Roller Coaster
benda.

Em E p  Ek

Jika suatu benda hanya dipengaruhi


gaya-gaya konservatif maka energi
mekanik benda itu di mana pun
posisinya adalah konstan (tetap). Ayunan bandul jam Lompat galah

Ep A  Ek A Ep B  Ek B
6. Energi Mekanik dan Gaya-Gaya Non
Hukum usaha-energi menyatakan bahwa,
Konservatif
䇾 usaha yang dilakukan gaya gesek sama dengan
‡ Jika tidak ada gaya perubahan energi mekanik total sistem.䇿
gesek maka energi kinetik
pemain ski sama dengan Wf 'E m B  'E m A
berkurangnya energi
potensial gravitasinya. atau
‡ Jika ada gaya gesekan
berupa gaya nonkonserva-
Wf 'E m
tif, energi mekanik total
pemain ski tersebut
menjadi tidak tetap
Standar Kompetensi:
Menganalisis gejala alam dan keterangannya dalam cakupan
mekanika benda titik.

Ăďϱ Kompetensi Dasar:


DŽŵĞŶƚƵŵĚĂŶ/ŵƉƵůƐ Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan
momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.

A. Momentum dan Impuls


1. Pengertian Momentum
Integrasi Nilai:
Jujur, demokratis, komunikatif, gemar membaca,
mandiri, tanggung jawab, teliti, disiplin, kerja keras,
rasa ingin tahu,peduli lingkungan
Momentum suatu benda, hasil perkalian antara massa 3. Hubungan Momentum dan Impuls
dan kecepatan benda tersebut pada saat tertentu.
Momentum merupakan besaran vektor. Impuls adalah perubahan
momentum. Secara
& & Keterangan:
p mv p = momentum(kg m/s) v = kecepatan (m/s)
matematis ditulis dengan:
m = massa (kg)

& & &


2. Pengertian Impuls F't p   p
Impuls, hasil perkalian antara gaya dan selang waktu saat
gaya bekerja. Gaya rata-rata yang bekerja selama selang waktu
& & & & & 't menghasilkan impuls yang sama (F't) dengan gaya yang
F't m v   v I F 't sebenarnya.
Keterangan:
F = gaya (N) I = Impuls (Ns)
't = selang waktu

B. Hukum Kekekalan Momentum C. Tumbukan


1. Tumbukan Lenting Sempurna
Hukum kekekalan
momentum: Pada tumbukan lenting sempurna
berlaku:
䇾Jumlah momentum suatu
sistem tertentu yang tidak ‡ hukum kekekalan momen-tum;
dipengaruhi gaya-gaya dari
luar sistem (resultan gaya dari & &
&
&
m v  v m  v   v 
luar sistem sama dengan nol) ‡ hukum kekekalan energi
adalah selalu tetap. 䇾 kinetik.

&
&

m A v A  mB v B m A v
A  mB v
B v  v
Koefisien restitusi  & & 
v  v
2. Tumbukan Lenting Sebagian 3. Tumbukan Tak Lenting
‡ Tumbukan lenting sebagian, tumbukan antara dua ‡ Tumbukan tak lenting, tumbukan antara dua benda yang
benda yang jumlah Ek sesudah terjadi tumbukan lebih setelah terjadi tumbukan, kedua benda menjadi satu
kecil daripada jumlah Ek sebelum terjadi tumbukan. dengan kecepatan yang sama.

&
&

‡ Pada tumbukan lenting sebagian hanya berlaku hukum v  v


kekekalan momentum ‡ Koefisien restitusi:  & &  
v  v
& &
&
&
m v  v m  v   v 

&
&

v  v
‡ Koefisien restitusi:  & & 
v  v

D. Roket
Kecepatan bola sesaat sebe-lum
menumbuk lantai:
&
v  gh 
Aplikasi konsep
Kecepatan bola sesaat setelah momentum impuls
menumbuk lantai: terdapat pada pen-
& dorong roket.
v  gh

Koefisien restitusi:
Ketika roket bergerak, semburan gas ke
belakang menyebabkan roket terdorong ke
h
e depan.
h
E. Ayunan Balistik

Konsep momentum impuls juga


digunakan untuk menghitung
kecepatan setelah tumbukan
pada konsep ayunan balistik

Kecepatan gerak peluru dapat dihitung, sebagai berikut.

m  M
v  gh
m
Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem
kontinu dalam menyelesaikan masalah.

Kompetensi Dasar:
Bab 6
Merumuskan hubungan antara konsep torsi, momentum
Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton
serta penerapannya dalam masalah benda tegar

A. Torsi
1. Pengertian Torsi
Integrasi Nilai: Torsi atau momen gaya, hasil
Jujur, demokratis, komunikatif, gemar membaca, perkalian antara gaya dengan lengan
mandiri, tanggung jawab, teliti, disiplin, kerja keras, gaya.
rasa ingin tahu,peduli lingkungan
& & &
W ruF

Keterangan:
W = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
Jika gaya F yang bekerja pada Torsi positif Torsi negatif
jarak r arahnya tidak
tegaklurus terhadap sumbu
rotasi putar benda maka
besar torsi pada benda

& &&
W Fr VLQ T
W 6 Fi ri
i
Keterangan:
W = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
T = sudut antara gaya dan sumbu rotasi putar

A. Kopel dan Momen Kopel 2. Momen Kopel


1. Kopel Besarnya kopel dinya-takan
dalam momen kopel,
Kopel, pasangan gaya-gaya
didefinisikan sebagai
sejajar tetapi berlawanan arah
perkalian antara gaya F
yang mengakibatkan benda
dengan jarak kedua gaya d.
berotasi.
Kopel positif Kopel negatif

Kopel terdiri atas 2 buah gaya & &


sebesar F dipisahkan oleh jarak M Fd M ¦ F d i i
i
tegak lurus garis kerja kedua
gaya d Keterangan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
R = jarak antara kedua gaya (m)
B. Momen Inersia
Hubungan langsung antara percepatan sudut D
1. Momen Inersia Partikel dengan torsi W yang diberikan adalah

Momen inersia, sebuah partikel


W ID
bermassa m yang melakukan
gerak rotasi atau gerak orbital Keterangan:
pada jari-jari lintasan r adalah ĸ = torsi (Nm)
Ĵ = percepatan sudut (rad/s2)

I mr 
Keterangan:
I = momen inersia (kgm2)
m = massa partikel (kg)
r = jari-jari lintasan (m)

2. Momen Inersia Benda Tegar


Benda tegar, benda yang tidak mengalami perubahan
bentuk atau volume akibat bekerjanya gaya pada
benda tersebut.

Momen Inersia Beberapa Benda


C. Dinamika Gerak Rotasi
1. Pusat Massa
‡ Titik pusat massa, titik yang bergerak dalam lintasan
yang sama dengan yang dilewati partikel jika
mendapat gaya yang sama.
‡ Pusat koordinat titik pusat massa suatu benda panjang (1
dimensi) ditentukan sebagai berikut.

pm = (Xpm ; Ypm)

¦ mi xi ¦ mi yi
i
X pm i
Ypm
¦ mi ¦ mi
i i

2. Gerak Rotasi Benda Tegar 3. Katrol

Hukum II Newton untuk gerak Dengan anggapan bahwa antara katrol


rotasi dapat dinyatakan dengan tali tidak terjadi selip, torsi
sebagai berikut resultan pada katrol adalah

䇾 Besar torsi resultan sama dengan


Keterangan:
momen inersia dikalikan percepatan rT  rT r = jari-jari katrol (m)
sudut.䇿
¦W
T = tegangan tali (N)

ID Hubungan percepatan linier dengan


¦W percepatan sudut gerak rotasi katrol
Keterangan:
adalah
W = torsi pada benda (Nm) Keterangan:
I = momen inersia benda (kgm2) a = percepatan gerak beban (m/s2)
D = percepatan sudut benda (rad/s2) a Dr D = percepatan sudut katrol (rad/s2)
E. Gerak Menggelinding
Hukum II Newton untuk gerak kedua beban m1 dan m2
‡ Suatu benda yang menggelinding tanpa selip,
dapat dinyatakan dengan persamaan
melibatkan gerak translasi dan rotasi.
m g  T ma
‡ Hubungan sederhana antara laju linier v dengan
T  m g m a kecepatan sudut Z pada benda yang menggelinding berjari-
jari r dinyatakan dengan
Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas diperoleh,

v Zr
§ ·
¨ m  m ¸
a g¨ ¸
Keterangan:
¨¨ m  m  I ¸¸
v = laju linier (m/s)
© r ¹ Z = kecepatan sudut (rad/s2)
R = jari-jari (m)

1. Gerak Menggelinding pada Bidang Horizontal ‡ Gaya gesek statis yang ‡ Percepatan gerak
terjadi dapat translasi silinder dapat
bervariasi tergantung ditulis dalam persamaan:
Gerak translasi silinder:
pada besarnya momen
inersia I, percepatan a,
F  fs ma F
dan jari-jari r a
I
Gerak rotasi silinder: m
r
W ID a ‡ Percepatan translasi silinder pejal
fs I
r yang menggelinding adalah
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan oleh
gaya gesek statis maka:
F
a
W rf s m
2. Gerak Menggelinding pada Bidang Miring Percepatan translasi silinder pejal yang menggelinding
tanpa selip sepanjang bidang miring dengan sudut
‡ Gerak translasi silinder yang
kemiringan terhadap horizontal Ԧ adalah
tidak mengalami selip:

mg VLQ T  fs ma Keterangan:
a = percepatan gerak translasi (m/s2)
a  g VLQ T m = massa (kg)
‡ Gerak rotasi silinder: W I a g = percepatan gravitasi (m/s2)
r 
Ԧ = sudut kemiringan bidang ( 㼻)
I = momen inersia (kgm2)
‡ Percepatan gerak mg VLQ T r = jari-jari (m)
a
translasi silinder: I
r  m

E. Momentum Sudut 2. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


1. Pengertian Momentum Sudut 䇾Momentum sudut total pada
benda yang berotasi, tetap
Sebuah benda bermassa m berotasi pada sumbu tetap dengan
konstan jika torsi total yang
kecepatan sudut Z sehingga memiliki momen inersia I, besar
bekerja padanya sama dengan
momentum sudutnya:
nol.䇿

L IZ I Z I Z 

Keterangan: Aplikasi hukum keke-


L = momentum sudut (kg m2/s) IZ NRQVWDQ kalan momentum sudut
I = momentum inersia (kg m2)
Z = kecepatan sudut (rad/s)
E. Keseimbangan Benda Tegar 2. Syarat Kestimbangan Benda Tegar
1. Keseimbangan Statis dan Dinamis
6F 
‡ Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika benda
tersebut tidak mengalami percepatan linier ataupun Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah:
percepatan sudut. a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetim-bangan
‡ Benda yang diam merupakan benda yang berada pada
dinamis).
kesetimbangan statis.
‡ Benda yang bergerak tanpa percepatan merupakan benda ¦W 
yang berada pada kesetimbangan dinamis.
Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. berotasi dengan kecepatan sudut tetap
(kesetimbangan dinamis).

3. Macam-Macam Kestimbangan Benda Tegar b. Kesetimbangan Labil

a. Kesetimbangan Stabil Kesetimbangan labil, kesetimbangan


yang dialami benda, di mana jika
Ketimbangan stabil,
pada benda diberikan ganguan yang
kesetimbangan yang dialami
mengakibatkan posisi benda
benda, dimana jika pada benda
berubah, dan setelah gangguan
diberikan gangguan yang
tersebut dihilangkan maka benda
mengakibatkan posisi benda
tidak kembali ke posisi semula.
berubah, setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda
akan kembali ke posisi semula
c. Kesetimbangan Indiferen

Kesetimbangan indiferen,
kesetimbangan yang dialami
benda di mana jika pada benda
diberikan gangguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda
tidak kembali ke posisi semula,
namun tidak mengubah
kedudukan titik beratnya.
FINALLY!
FISIKA DASAR 1 SELESAI!

ihan disini, jika


Pastikan kamu mengisi semua lat
ian yang lain kurang.
sewaktu-waktu indikator penila
sebagai nilai tambah
bawa dan tunjukkan modul ini ya
dalam Tugasmu!

NAMA MAHASISWA:
LUS
STATUS AKHIR : LULUS/ TIDAK LU

Anda mungkin juga menyukai