Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU DIOMEDIK DASAR


(FISIKA)

DOSEN : Dr. Bahtiar, M.Pd.Si


OLEH KELOMPOK 1 :
1. AMIRA MANSUR
2. APRILIZA YANTI
3. I NYOMAN JANU ARIMBAWA
4. ISKANDAR SYAH
5. M. NUR WAHYU FARHAN
6. NI KADEK YUNI SUGIARI
7. NI MADE INDI APRIANTI BUDI
8. NI PUTU PUSPA AMERTI PUTRI
9. RIDHALLAH
10. WAHYUDI
11. WIDIA ASWARI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
DIII KEPERAWATAN
TK. IB
2017
TUJUAN PRAKTIKUM

a. Pengukuran Dan Ralat


 Mengenal dan memahami prinsip kerja alat ukur panjang (penggaris).
 Mengenal dan memahami prinsip kerja alat ukur tekanan darah (tensimeter).
 Mengenal dan memahami prinsip kerja alat ukur waktu.
 Mengenal dan memahami prinsip kerja alat ukur stetoskop.
 Mengenal dan memahami prinsip kerja alat ukur massa.
 Memahami dasar pengukuran dan kesalahan pengukuran.
b. Resonansi Bunyi
 Memahami fonomena resonansi gelombang secara teori dan praktek.
 Dapat menghitung cepat rambat gelombang bunyi di udara.
 Dapat menentukan frekuensi suatu gelombang bunyi.
c. Kalor Jenis
 Menetukan kapasitas kalor kalorimeter.
 Menetukan kalor jenis suatu zat.
 Memahami aplikasi asas black dalam menentukan kapasitas kalor kalorimeter
dan kalor jenis suatu zat.
d. Mikroskop Optik
 Mengetahui pembentukan bayangan pada lensa.
 Mengetahui prinsip kerja mikroskop optik.
 Menentukan jarak fokus lensa.
 Menentukan jarak bayangan pada lensa.
 Mengetaui perbesaran mikroskop.
 Memahami penggunaan mikroskop.
e. Osiloskkop
 Menerangkan bagian-bagian dan fungsi osiloskop, serta mengetahui prinsip
kerjanya.
 Menggunakan osiloskop untuk mengukur tegangan DC dan AC (frekuensi
atau periode amplitude dan tegangan puncak-ke-puncak/Vpp)
 Menggambar lissajous.
II. Landasan Teori

A. Pengukuran Dan Ralat


Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal, dengan salah satunya
menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harus distandarkan, bertujuan untuk
mengatahui kualitas atau kuantitas suatu besaran. (Giancoli, D.C. : 2013). Tidak
pengukuran yang mutlak tepat atau akurat, ini menunjukkan bahwa setiap hasil
pengukuran besaran pasti memiliki simpangan atau deviasi. Pengukuran yang tepat dan
presisi bergantung kepada manusia yang memiliki keterbatasan dalam metode serta alat
ukurnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan hasil pengukuran, yang tidak
semuanya dapat dihindari. Misalnya jika pengolahan data yang tidak dikerjakan dengan
tepat. Maka, eksperimentator sangat membutuhkan pengetahuan tentang teori dan
statistik untuk mengetahui sejauh mana pengukurannya dapat dipercaya, kemudian
berusaha menghindari kesalahan dalam pengukuran semaksimal mungkin.
Alat ukur adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau
besaran dari suatu kuantitas atau vriabel fisis. Umumnya, alat ukur dasar terdiri dari dua
jenis yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital.
Jenis pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung adalah ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur
secara langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa perlu dilakukan
penambahan, mengambil rata-ratanya, ataupun menggunakan rumus untuk
menghitung nilai yang diinginkan. Sedangkan berdasarkan banyaknya pengukuran
yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 Pengukuran tunggal : pengukuran yang dilakukan sekali.
 Pengukuran berulang : pengukran yang dilakukan berulang-ulang.
b. Pengukuran tak langsung
Pengukuran tak langsung yaitu pengukuran dimana penentuan nilai suatu
besaran dengan rumus, atau perlu dilakukan penambahan, maupun mengambil rata-
ratanya. Setiap alat ukur mempunyai jenis, bentuk, dan fungsi masing-masing serta
batas ketelitian yang berbeda-beda. Ketelitian didefinisikan sebagai pengukuran
ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran dan ini berhubungan dengan
skala terkecil dari alat ukr yang digunakan dalam pengukuran.
Beberapa contoh alat ukur dalam fisika :
1. Alat ukur panjang
batas ketelitian
a. Mistar/penggaris = 0.1 cm = 1 mm
batas ketelitian
b. Meteran = 0.1 cm = 1 mm
batas ketelitian
c. Jangka sorong = 0.01 cm = 0.1 mm
batas ketelitian
d. Micrometer sekrup = 0.001 cm = 0.01 mm
2. Alat ukur Massa
batas ketelitian
Neraca sama lengan = 0.1 mg dan = 0.01 mg
3. Alat ukur waktu
batas ketelitian
Stopwatch = 0.01 sekon
B. Resonansi Bunyi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan
penting dalam penalaan (penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti
pada pesawat penerima radio,televise,telepon,seluler,dan sebagainya. Seeperti yang
telah dikemukakan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah adanya sumber
gelombang yan memepunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi alamiah suatu
benda.
Pengamatan penomena resonansi ini dapat dilakukan dengan sebuah tabung
resonator yang panjang kolom udaranya dapat kita atur dengan menaikan atau
menurunkan permukaan air dalam tabung tersebut. Jika sebuah sumber gelombang
bunyi dengan prekuensi tertentu diljalarkan dari atas tabung (misalanya sebuah garpu
tala) maka resonansi terjadi pada saat panjangb kolom udara 1/4, 3/4, 5/4.
Secara umum dapat kita tuliskan bahwa hubungan panjang kolom resonansi L dan
panjang gelombang  adalah :
2n + 1
𝐿= 
4
Dengan n = 0,1,2..
Dalam percobaan nanti n adalah bunyi resonansi ke-n.
Rumus (I) ini dapat berlaku dengan cukup baik untuk ukuran diameter tabung
bagian dalam R ya jauh lebih kecil dari panjang gelombang sumber bunyi. Sedangkan
untuk R tabung yang tidak cukup kecil maka rumus (I) diatas harus dikoreksi dengan
suatu nilai, sebutlah e sehingga :
2n + 1
𝐿= −e
4
Nilai e ini sekitar 0,6 .R.
Secara eksperimen, seperti yang akan dilakukan, nilai koreksi “e” ditentukan dari
grafik (hasil least square) antara L dengan n. dari persamaan garis :
1 1
L= . . 𝑛 + .  − 𝑒
2 4
Dari metoda least square, kita dapatkan bahwa kemiringan kurva adalah /2, dan
titik
potong dengan sumbu vertical adalah /4-e. karena :
𝑣
f=

adapun cepat rambat gelombang diudara (v) dapat diperoleh melalui pengukuran
suhu (T) dan memasukkannya kedalam rumus berikut :
𝑣 = (331,5 + 0,606𝑇)𝑚/𝑠
Setelah nilai v diketahui, maka bisa diketahui frekuensi gelombang suara
berdasarkan persamaan (4).

C. Kalor Jenis
Kalor didefinsikan sebagai energy yang dipindah karena perbedaan temperature.
Satuan kalor dalam SI adalah joule atau kalori dalam satuan CGS (1 joule = 4,186
kalori). 1 joule adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature 1 kg zat tiap oC.
Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu untuk
zatbergantung pada massa dan jenis zat tersebut. Perbandingan antara banyaknya
kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat (T) disebut sebagai
kapsitas kalor (C),
𝑄
C=
∆𝑇
Sedangk menaikkan suhu suaunkan kalor yang dibutuhkan suhu suatu benda tiap
satuan massa (m) disebut kalor jenis
𝐶 Q
c= =
𝑚 𝑚 𝑥 ∆𝑇
nilai kalor jenis bergantung pada karateristik bahan yang membentuk benda.
Sehingga kita dapat menuliskan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu suau benda (T) yang memiliki kalor jenis (c) adalah
𝑄 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 ∆𝑇
Pada saat dua buah sistem yang memiliki temperature berbeda dihubungkan,
maka akan terjadi perpindahan kalor dari sistem yang memiliki temperature yang
lebih tinggi menuju sistem yang memiliki temperature yang lebih rendah sampai
tercapainya suatu kesetimbangan kalor. Peristiwa ini dikenal sebagai asa black.
Menurut asas black “Jumlah kalor yang dilepaskan sama dengan jumlah kalor yang
diserap”,
Qlepas = Qterima
Berdasarkan persamaan asas black di atas, kita dapat menentukan nilai kapasitas
kalor calorimeter.
Qair panas = Qair dingin + Qkalorimetri
map x cair x (T2 – T3) = mad x cair x (T3-T1) + Ckal x (T3-T1)
𝑚𝑎𝑝 𝑥 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑥 (𝑇2 − 𝑇3) − 𝑚𝑎𝑑 𝑥 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑥 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑘𝑎𝑙 =
(𝑇3 − 𝑇1)
Sedangan untuk mencari kalor jenis benda digunakan persamaan
𝑚𝑎𝑑 𝑥 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑥 (𝑇5 − 𝑇1) + 𝑐𝑘𝑎𝑙 𝑥 (𝑇5 − 𝑇1)
𝑐𝑏
𝑚𝑏 𝑥 (𝑇4 − 𝑇5)
Keterangan :
Map = massa air panas
Mad = massa air dingin
mb = massa benda
cair = kalor jenis air
cb = kalor jenis benda
Ckal = kalor kalorimeter
T2 = suhu air panas
T3 = suhu air campuran air panas dan air dingin
T1 = suhu air dingin
T4 = suhu benda yang akan dicari nilai kalor jenisnya
T5 = suhu akhir campuran air dengan benda.
D. Mikroskop Optik
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan seebelum keluar
dari lensa. Garis hubung antara pusat lengkungan kedua permukaan disebut sumbu
utama. Bayangan yang di buat oleh permukan pertama merupakan benda untuk
permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir.
Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar, sehingga lensa
banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikoskop, lup, kamera dan
teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu pengelihatan bagi penderita miopi,
hipermetropi, presbiopi dan astigmatisma. Mikroskop digunakan untuk melihat benda
yang ukuranya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca pembesar digunakan untuk
melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamaera digunakan untuk mengambil
gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong digunakan untuk melihat benda jauh
agar tampak dekat.

Jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu lensa (garis lurus yang melewati
pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaanya) jatuh pada lensa tipis maka
akan difokuskan pada satu titik yang disebut titik fokus f. Titik fokus merupakan titik
bayangan untuk benda pada jarak tak terhingga dari sumbu utama.
Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :
Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan
ketitik fokus pertama setelah sampai dibiadang utama kedua, sebaliknya sinar sejajar
sumbu utama dari sebelah utama bidang utama kedua akan dibiaskan ketitik fokus
pertama setelah sampai dibidang utama pertama.
Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajr sumbu utama setelah
sampai dibidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus kedua akan
dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua,
sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik utama
pertama.
Jika benda diletakkan sejauh s dari lensa, maka bayangan akan terletak pada jarak sejauh
s’ dari lensa, memenuhi hubungan
1/f=1/s+1/s'
Dimana,
f = jarak fokus lensa (cm)
s = jarak benda ke lensa (cm)
s’ = jarak bayangan ke lensa (cm)
dengan perbesaran benda,
M =s'/s
Objek diletakkan didekat lensa objektif. Objek tersebut akan diperbesar oleh lensa
objektif sehingga menghasilkan bayangan oleh lensa objektif. Bayangan oleh lensa
objektif ini akan dianggap sebagai benda oleh lensa okuler. Sehingga akan diperbesar
oleh lensa okuler. Akibatnya objek tersebut diperbesar oleh lensa objektif maupun lensa
okuler. Sehingga diperoleh perbesaran total mikroskop sebesar,
M = Mob x Mok
E. Osiloskop
Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Dalam osiloskop
terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau cathode ray tube (CRT)
Pengukuran tegangan menggunakan multimeter, maka tampilan nilai tegangan
pada multimeter dapat dianggap menunjukkan nilai tegangan yang sebenarnya. Tapi tidak
hal nya untuk sumber tegangan AC. Karena seperti diketahui bahwa tegangan AC
merupakan tegangan dengan fungsi dari waktu.
III. Alat dan Bahan
A. Pengukuran dan Ralat
 Alat dan Bahan :
1. Penggaris
2. Tensi meter
3. Stopwatch
4. Thermometer
5. Roll meter tinggi badan
6. Neraca (timbangan)
B. Resonansi Bunyi
 Alat dan Bahan :
1. Tabung resonansi dan statif
2. Garputala dan penggetar
3. Jangka sorong
4. Thermometer
5. Mistar/penggaris
6. Kertas millimeter bock
7. Kalkulator
C. Kalor Jenis
 Alat dan Bahan :
1. Satu set calorimeter
2. Kaki tiga
3. Pemanas Bunsen
4. Balok kayu
5. Besi
6. Air dingin dan air panas
7. Timbangan
8. Gelas ukur
9. Thermometer
D. Mikroskop Optik
 Alat dan Bahan :
1. Sumber cahaya
2. Dudukan lensa
3. Objek
4. 2 buah lensa cembung
5. Lintasan lensa lengkap dengan garis
E. Osiloskop
 Alat dan Bahan :
1. Osiloskop GOS 622G
2. Function generator FG-350
3. Kabel penghubung
4. Multimeter
5. Seperangkat battery sebagai sumber arus DC
6. Kertas grafik
IV. Prosedur Percobaan

a. Pengukuran Dan Ralat


 Pengukuran tinggi badan
1. Ukur tinggi badan teman anda sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukuran.
2. Hitung nilai rata-rata tinggi badan teman.
3. Hitung nilai ralat (ketidakpastian pengukuran ) tinggi badan teman
4. Tuliskan hasil pengukuran. Hasil pengukuran = rata-rata  ketidakpastian
 Pengukuran massa tubuh
1. Ukur massa tubuh teman anda sebanyak 5 kali dan mencatat hasil
pengukuran.
2. Hitung nilai rata-rata massa tubuh teman.
3. Hitung nilai ralat (ketidakpastian pengukuran ) massa tubuh teman
4. Tuliskan hasil pengukuran, hasil pengukuran = rata-rata  ketidakpastian
 Pengukuran waktu
1. Letakkan sebuah stetoskop di area jantung (dada) teman anda. Hitung waktu
yang dibutuhkan jantung berdenyut sebanyak 60 kali menggunakan
stopwatch.
2. Hitung nilai rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk berdenyut sebanyak 60
kali.
3. Hitung nilai ralat (ketidakpastian pengukuran) waktu untuk berdenyut
sebanyak 60 kali.
 Pengukuran tensi (tekanan darah)
1. Ukurlah tensi temanmu sebanyak 5 kali dan catat hasil pengkurannya
2. Hitung nilai rata-rata tensi temanmu
3. Hitung nilai ralat (ketidakpastian pengukuran) tinggi badan temanmu
4. Mintalah temanmu untuk berlari selama beberapa saat. Ulangi langkah 1
sampai 3
5. Tuliskan hasil pengukuran! Hasil pengukuran = rata-rata  ketidakpastian.
b. Resonansi Bunyi
1. Ukur diameter dalam diri tabung resonator.
2. Ukur suhu udara dibagian dalam tabung resonator
3. Siapkan tabung resonator, dan bagilah tugas dengan anggota kelompok untuk
bertugas menjadi :
 Pencatat panjang kolom udara (mengamati dan mencatat panjang kolom udara
saat terjadi resonansi)
 Penggetar (pemukul) garputala (menggetarkan garputala dan memposisikannya
dimulut tabung resonansi)
 Pengatur panjang kolom udara (menaik turunkan sumber ari agar kedudukan
permukaan air didalam tabung resonansi sesuai dengan yang diinginkan)
4. Posisikan permukaan air agar berada sekitar 3 cm dari ujung atas tabung (caranya
dengan menaikkan sumber air).
5. Getarkan garputala dengan pemukul garputala.
6. Lalu posisikan garputala diujung bibir tabung
7. Selama garputala berbunyi, perpanjanglah kolom udara dengan cara menurunkan
permukaan air secara perlahan-lahan.
8. Jika bunyi garputala mengecil, maka pukulkanlah lagi (uangi kembali ke langkah 5)
9. Jika telah diperoleh posisi terjadinya resonansi yang pertama, maka lanjutkan
percobaan (turunkan lagi permukaan air) untuk memperoleh posisi air terjadinya
resonansi berikutnya.
10. Ulangi hingga permukaan air menyentuh dasar tabung resonansi
11. Lakukan proses pengambilan data sebanyak 2 kali.
c. Kalor Jenis
1. Menentukan kalor calorimeter
 Panaskan 100 ml air sampai suhunya  80 oC catat sebagai T2
 Isikan 100 ml air dingin ke dalam calorimeter, kemudian masukkan
thermometer ke dalam calorimeter. Catat suhu air dingin sebagai T1
 Masukkan air panas ke dalam calorimeter kemudian aduk secara perlahan dan
perhatikan thermometer. Catat suhu maksimal yang dapat dicapai
thermometer sebagai T 3
 Ulangi langkah 1 s/d 3 sebanyak 3 kali.
2. Menentukan kalor jenis benda
 Panaskan benda sampai suhunya  80 oC catat sebagai T4
 Isikan 100 ml air dingin ke dalam calorimeter, kemudian masukkan
thermometer ke dalam calorimeter. Catat suhu air dingin sebagai T1
 Masukkan air panas ke dalam calorimeter kemudian aduk secara perlahan dan
perhatikan thermometer. Catat suhu maksimal yang dapat dicapai
thermometer sebagai T 5
 Ulangi langkah 1 s/d 3 sebanyak 3 kali.

d. Mikroskop Optic
1. Susun set percobaan seperti pada skema percobaan dengan jarak antara lensa objektif
ke lensa okuler sejauh 25 cm.
2. Atur jarak lensa objektif ke benda sejauh 3 cm.
3. Geser layar menjauhi atau mendekati lensa sampai mendapatkan bayangan yang
paling jelas dan catat sebagai s’.
4. Ulangi langkah 2 sebanyak 4 kali dengan variasi jarak lensa ke benda sebesar 3 cm.

e. Osiloskop
1. Mempelajari bagian-bagian osiloskop dan fungsinya.
Secara rinci panel dan modus osiloskop terdiri dari:
a. Layar display
b. Tombol ON-OFF
c. Pengatur intensitas
d. Sumber focus
e. Sumber tegangan 2Vp-p
f. Pemilih kecepatan horizontal
g. Penggeser gambar arah horizontal
h. Input chanel-1
i. Pengatur nilai skala vertical chanel-1
j. Pengeser arah gambar vertical chanel-1
k. Input chanel-2
l. Pengatur nilai skala vertical chanel-1
m. Penggeser gambar vertical chanel-1
n. Pemilih chanel dan modus kerja osiloskop
o. Tombol AUTO harus selalu dalam keadaan tertekan
p. Pengatur TRIGGER harus selalu terputar habis ke kiri
TP.1 sebelum melakukan pengukuran lakukanlah langkah-langkah kerja sebagai berikut:
a. Hubungkan osiloskop dengan sumber arus PLN
b. Hidupkan osiloskop dengan skalar POWER yang ditandai dengan menyalanya
lampu indicator
c. Pilih LINE pada mode SOURCE, atur POSITION baik VERTIKAL maupun
HORIZONTAL, atur FOCUS dan INTENSITAS untuk mendapatkan gambar
yang jelas
d. Lakukan kalibrasi untuk memastikan bahwa osiloskop tersebut masih layak
pakai
2. Mengukur tegangan arus searah DC
TP.2 ukurlah terlebih dahulu dengan multimeter, battery tunggal, terhubung seri dan
terhubung parallel.
TP.3 lakukan langkah-langkah berikut untuk mengukur tegangan battery dengan
menggunakan osiloskop
a. Pilih mode SOURCE pada LINE
b. Pilih mode COUPLING pada DC
c. Pilih DC pada tombol AC-DC
d. Siapkan battery yang akan diukur
e. Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan CH-2
f. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah letakkan nilai 0 dilayar
sebaik mungkin
g. Variasikan VOLT/DIV pada angka 1, 1.5, 2
h. Catat semua hasil pengukuran yang anda dapatkan
3. Mengukur tegangan AC
TP.4 Lakukan langakah-langakah sebagai berikut untuk mengukur tegangan AC!
a. Pilih mode SOURCE pada LINE
b. Pilih mode COUPLING pada AC
c. Pilih AC pada tombol AC-DC
d. Hubungkan CH-2 dengan output pada Function Generator
e. Pilih bentuk grafik sinusoidal pada waveform Funtion Generator
f. Mintalah persetujuan assisten sebelum anda menghidupkan function generator
1. Untuk mendapatkan bentuk gelombang yang mudah di analisa aturlah
frekuensi gelombang dengan mode frekuensi yang ada di function generator
2. Hitung Vmaks, Veff, dan Vp-p serta frekuensi dan periodenya. Variasikan
VOLTS/DIV pada angka 1, 1.5, 2 dan TIME/DIV pada angka 1, 1.5, 2
g. Catat semua hasil yang anda dapatkan.
4.Menggambar lissajous dan menghitung beda fase
TP.5 lakukan langkah seperti pada pengukuran tegangan AC hanya saja tekan kembali
tombol X-Y. Atur frekuensi yang didapatkan, sehingga didapat gambar lissajous yang
paling baik dan mudah di analisa.
VI. Pembahasan

Dari data percobaan yang telah dilakukan seperti di atas, nilai ralat dapat ditentukan dan
hasil pengukuran sesuai pada jumlah decimal pada setiap pengukuran, itu menunjukkan
ketelitian pada masing-masing alat ukur yang digunakan.
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai