Anda di halaman 1dari 29

18/08/2022

Pengukuran
Oleh: Antonius Hananta Danurdara
Referensi:
1. GCE ‘O’ Level Physics
2. Proyek Fisika Hyacinta dkk. (SMA Trinitas 2014)
3. Infoperkakas.com
4. Berbagai Sumber (Link Internet)

Pengertian Mengukur dalam Fisika

Mengukur adalah kegiatan membandingkan


objek fisika dengan skala pada alat ukur yang
sudah disepakati

1
18/08/2022

Besaran

• Dalam fisika, objek yang diukur sering disebut


besaran (Physical Quantity).
• Besaran memiliki nilai (numerical magnitude)
dan satuan (unit) untuk menyatakannya.

Besaran Pokok (Basic Quantities)


Terdiri dari :
1. Panjang (meter) [L]
2. Massa (kilogram) [M]
3. Waktu (detik) [T]
4. Kuat Arus Listrik (Ampere) [I]
5. Temperatur Termodinamik (Kelvin) [q]
6. Intensitas Penerangan (Candela) [J]
7. Jumlah Zat (Mol) [N]

2
18/08/2022

Besaran Turunan (Derived Quantities)


Besaran turunan adalah besaran - besaran yang dibentuk dari
besaran - besaran pokok. Contohnya, antara lain:
1. Kecepatan (m/s) L.T – 1
2. Percepatan (m/s2) L.T – 2
3. Gaya, Tegangan Tali (N atau kg.m/s ) 2 M.L.T – 2
4. Tekanan (pascal atau kg.m – 1.s – 2) M.L – 1T – 2
5. Tegangan Permukaan (Newton/meter) M.T – 2
6. Usaha, Energi, Kalor (joule atau kalori) M.L 2T – 2
7. Momentum, Impuls(newton.sekon) M.L.T – 1
8. Frekuensi (hertz) T–1
9. Luas (m2) L2
10. Volume (m3) L3
11. Massa Jenis (kg/m )
3 M.L – 3

3
18/08/2022

4
18/08/2022

5
18/08/2022

6
18/08/2022

Mengenal Alat Ukur Panjang,


Massa, dan Waktu

7
18/08/2022

Jangka Sorong (Vernier Caliper)

8
18/08/2022

Cara Menggunakan Jangka Sorong


1. Siapkan objek yang akan diukur panjangnya
2. Geser rahang geser menyesuaikan panjang
objek yang akan diukur
3. Untuk pembacaan normal, kunci terlebih
dahulu rahang geser agar tidak bergerak ke
kiri/kanan
4. Hasil pengukuran diperoleh dengan
membaca skala rahang tetap dan rahang
geser.

9
18/08/2022

Membaca Skala pada Jangka Sorong

• Lihat skala nol pada


rahang geser dan skala
pada rahang tetap (garis
– garis berwarna merah
dan biru)
• Garis skala merah dibaca
4 cm 2 mm yang
selanjutnya dilaporkan
42 mm.
• Garis skala biru
menunjuk tempat
berhimpitnya garis skala
rahang tetap dan rahang
geser dibaca 0,9 mm.

10
18/08/2022

• (Alternatif membaca skala rahang geser dengan


cara menghitung jumlah interval skala rahang
geser batas garis skala 9, dihitung ke arah 0 skala
rahang geser. Ada 18 interval skala dimana setiap
interval memiliki nilai 0.05 mm (sesuai dengan
ketelitian jangka sorong yang digunakan). Jadi 18
x 0.05 mm = 0.90 mm. Sehingga hasil akhir
dilaporkan 42 mm + 0.90 mm = 42.90 mm)

Mikrometer Sekrup

11
18/08/2022

Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


• Objek yang ingin diukur diletakkan menempel
dengan bagian poros tetap (Anvil).
• Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek
terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
• Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan
perhitungan yang lebih presisi dengan
menggerakkan poros geser secara perlahan.
• Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit
diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat
dibaca di skala utama dan skala nonius.

Membaca Skala Mikrometer Sekrup

• Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah


melewati angka “5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis
horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini
didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm.

• Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1


strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di
atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka
total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm

12
18/08/2022

(lanjutan membaca skala mikrometer)

Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala


utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius.
Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang
0.28mm

Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada


contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm. Hasil ini memiliki
ketelitian sebesar 0.01 mm.

13
18/08/2022

Mengenal Alat Ukur Massa

14
18/08/2022

Neraca OHAUS

Lengan Neraca

15
18/08/2022

Cara Menggunakan Neraca OHAUS


1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan
menggeser pemberat (anting) pada lengan depan,
tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol
kalibrasi sampai garis kesetimbangan mengarah pada
angka nol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat
yang tersedia pada neraca (tempat beban).
4. Geser pemberat – pemberat diurutkan dari pemberat
yang paling besar ke yang terkecil yaitu dimulai dari
lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan
satuan sehingga tercapai keadaan setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang
ditunjukkan oleh skala ratusan, puluhan, dan satuan
atau sepersepuluhan.

Hasil ukur massa menggunakan neraca OHAUS 3 lengan


dinyatakan seperti di atas. Hasil ukur tersebut dibaca
berurut dari pembesar (anting) terbesar (sebesar 400,0
gram), pembesar (anting sedang (30,0 gram), dan
pemberat (anting) terkecil (7,0 gram).
Hasil ukur massa neraca OHAUS = 400,0 + 30,0 + 7,0 =
437,0 gram

16
18/08/2022

Mengenal Alat Ukur waktu

Stopwatch Analog

17
18/08/2022

Bagian Bagian dari Stopwatch


1. Tombol start/stop, untuk menjalankan dan
menghentikan stopwatch.
2. Tombol reset, untuk mereset stopwatch ke nol.
3. Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam
satuan detik
4. Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan
menit
5. Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi
angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60 dalam
satuan detik
6. Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi
angka-angka mulai dari 5 sampai 30 dalam satuan
menit.

Cara Menggunakan Stopwatch


• Energi yang digunakan untuk menggerakkan
jarum berasal dari energi potensial ‘pegas’. Untuk
itu, putarlah tombol stopwatch terlebih dahulu
untuk mendapatkan energi potensial yang akan
menggerakkan roda gerigi di dalam stopwatch.

• Saat tombol ditekan pertama kali, terjadi start,


jarum akan berotasi.
• Saat tombol ditekan untuk kedua kali. Putaran
jarum akan terhenti.
• Saat tombol ditekan untuk ketiga kali. Semua
jarum akan terkalibrasi kembali ke nol

18
18/08/2022

Cara Membaca Stopwatch

• Jarum kecil menunjuk skala 3, dan jarum


panjang menunjuk 37 lebih (dengan kelebihan
nya tersebut dibaca 0.6)
• Hasil akhir dilaporkan 3 menit, 37,6 detik.

19
18/08/2022

Ketidakpastian Pengukuran

Memahami Ketelitian
• Dalam fisika, ada istilah nilai sebenarnya dan
hasil ukur.
• Karena pengaruh lingkungan dan adanya
keterbatasan alat ukur, hasil ukur tidak akan
tepat sama dengan nilai sebenarnya.
• Selisih antara nilai sebenarnya dengan hasil ukur
disebut ralat (ketidakpastian atau error).
• Ketelitian suatu pengukuran ditentukan oleh
besar – kecilnya ralat (ketidakpastian atau
error).
• Semakin kecil ralat yang diperoleh, semakin
teliti pengukurannya

20
18/08/2022

Memahami Ketelitian
Dalam aktivitas pengukuran, ketelitian dapat dilihat dari
skala terkecil yang dimiliki oleh alat ukur.
Contoh:
• Mikrometer memiliki skala terkecil sebesar 0,01 mm
atau 0,001 cm (1 mikrometer).
• Jangka sorong memiliki skala terkecil 0,05 mm atau
0,005 cm.
• Sedangkan mistar memiliki skala terkecil 0,1 mm atau
0,01 cm.
• Jika ketiga alat ukur ini digunakan untuk mengukur
ketebalan objek kecil, maka hasil ukur mikrometer
sekrup lebih teliti dibanding jangka sorong. Hasil ukur
menggunakan jangka sorong lebih teliti dibanding
mistar.

Jenis Skala Alat Ukur


• Jenis skala alat ukur ada tiga yaitu: (1) skala
kontinu, (2) skala diskrit, dan (3) skala kontinu
dengan skala bantu
• Umumnya alat ukur analog memiliki skala
kontinu. Sedangkan alat ukur digital memiliki
skala diskrit.
• Ketelitian alat ukur berskala kontinu adalah
setengah dari skala terkecilnya.
• Ketelitian alat ukur digital sama dengan skala
terkecilnya (skala diskrit).
• Sedangkan ketelitian alat ukur dengan skala
bantu dinyatakan sama dengan skala terkecilnya

21
18/08/2022

Contoh Pelaporan Hasil Pengukuran Tunggal


• Penyempurnaan pelaporan hasil ukur dapat dilakukan
dengan cara mencantumkan nilai ketelitiannya.
• Misal:
– Hasil ukur panjang dengan mistar = 32.5 cm. Skala mistar
bersifat kontinu. Skala terkecil mistar = 1 mm. Dengan
demikian nilai ketelitian mistar = ½ x 1 mm = 0,5 mm atau
0,05 cm.
Pelaporan hasil ukur = (32,50 ± 0,05) cm
– Hasil ukur waktu dengan stopwatch analog = 15 detik.
Skala stopwatch bersifat diskrit dengan skala terkecilnya =
0,2 detik.
Pelaporan hasil ukur = (15,0 ± 0,2) detik
– Hasil ukur panjang dengan jangka sorong = 15,750 cm.
Jangka sorong memiliki skala bantu nonius dengan skala
terkecil = 0,05 mm atau 0,005 cm.
Pelaporan hasil ukur = (15,750 ± 0,005) cm

Contoh Pelaporan Hasil Pengukuran Berulang

No Hasil Ukur x − 𝑥̅ 𝑥 − 𝑥̅
1 23 -0,8333 0,6944
2 25 1,1667 1,3611
3 24 0,1667 0,0278
4 23 -0,8333 0,6944
5 22 -1,8333 3,3611
6 26 2,1667 4,6944
rerata 23,8333 Jumlah 10,8333
𝑥 − 𝑥̅
𝑆=
𝑛−1

Standar Deviasi 1,5


Stdev.S 1,5
PELAPORAN 24 ± 1,5

22
18/08/2022

Aturan Angka Penting

• Seperti yang telah dipahami, setiap besaran


pasti mengandung numerical quantity yang
diperoleh dari pengukuran atau perhitungan.

• Numerical quantity merupakan hasil ukur.

• Hasil ukur dilaporkan dengan tata aturan


angka penting

23
18/08/2022

Aturan 1:
Angka yang Diragukan
Setiap hasil ukur selalu memiliki satu angka paling akhir
yang diragukan karena diperoleh dari taksiran.

• Sebagai contoh: Bona mengukur panjang pensil dengan


penggaris yang memiliki skala milimeter. Ia
mendapatkan panjang pensil sebesar 154 mm. Artinya,
hasil ukur panjang pensil sebesar 154 mm dengan satu
angka paling akhir, yaitu angka 4 yang diragukan.
• Pelaporan hasil ukurnya 154 mm. Dapat dilihat, angka
4 diberi tanda underscore untuk menyatakan angka
tersebut sebagai angka yang diragukan.

Aturan 2:
Jumlah Angka Penting
Setiap angka yang diperoleh dari hasil ukur
disebut sebagai angka penting.

Berdasarkan contoh soal sebelumnya,


pengukuran panjang pensil yang dilakukan
Bona memiliki 3 angka penting, yaitu angka 1,
5, dan 4.

24
18/08/2022

Aturan 3:
Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Setiap hasil perhitungan yang diperoleh dari
penjumlahan/pengurangan hasil – hasil ukur harus
mengandung satu angka yang diragukan

Contoh:
8,310 cm + 4,5 cm = 12,810 cm
8,310 memiliki satu angka yang diragukan, yaitu angka 0.
Sedangkan 4,5 memiliki satu angka yang diragukan yaitu
5. Setelah kedua hasil ukur dijumlahkan, diperoleh hasil
perhitungan sebesar 12,810 cm. Hasil perhitungan ini
mengandung dua angka yang diragukan yaitu 8 an 0.
Pelaporan yang tepat untuk hasil perhitungan tersebut
adalah: 12,8

(lanjutan aturan 3)
Jika angka 8 merupakan angka yang diragukan,
maka sebenarnya angka 1 dan angka 0 menjadi
angka – angka yang tingkat diragukan ketepatannya
lebih besar dari 8. Kedua angka tersebut dapat
diabaikan dalam pelaporan hasil perhitungan.

Contoh lain,
8,310 cm – 4,05 cm = 4,26 0 cm

Pelaporan yang tepat untuk hasil perhitungan


tersebut adalah: 4,26 . Angka 0 menjadi angka
yang lebih diragukan

25
18/08/2022

Aturan 4:
Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Setiap perkalian atau pembagian hasil – hasil ukur, harus
mengandung jumlah angka penting yang paling sedikit

Contoh:
8,310 cm x 4,05 cm = ?

Hasil ukur 8,310 cm memiliki jumlah angka penting 4 a.p.


Sedangkan 4,05 cm memiliki jumlah angka penting 3 a.p.
Bila keduanya hasil ukur tersebut dikalikan, hasilnya =
33.65550 cm2
Hasil perkalian tersebut dilaporkan 33,7 cm2

(lanjutan aturan 4)
Contoh lainnya
8,310 cm : 4,05 detik = ?

= 2.0518518518518518518518518518519 cm/detik

Hasil pembagian tersebut dilaporkan 2,05 cm/detik

26
18/08/2022

Aturan 5:
Pembulatan Angka Penting
Dalam fisika, hasil pengukuran yang diperoleh
dengan cara mengukur menggunakan alat ukur
tidak boleh dibulatkan, karena hasil tersebut
memcerminkan ketelitian dan ketepatan
pengukuran.

Tetapi hasil perhitungan, yang biasanya


diperoleh dari operasi matematika, boleh
dilakukan pembulatan.

(lanjutan aturan 5)
85,31 gram + 2,00 kg = 85,31 + 2,00 x 10 3 gram
= 85,31 gram + 2000 gram
= 2085,31 gram,

yang dibulatkan dengan aturan sebagai berikut:


• Angka 1 (angka paling belakang) dibulatkan ke bawah
Sehingga hasil sementara 2085,3 gram
• Angka 3 dibulatkan ke bawah
Sehingga hasil sementara 2085 gram
• Angka 5 dibulatkan ke bawah karena di depan angka
5 adalah angka genap.

27
18/08/2022

Notasi Ilmiah

Pemahaman
Notasi Ilmiah merupakan bentuk kesepakatan
penulisan hasil pengukuran atau hasil
perhitungan dengan cara mengalikannya dengan
10 n (selanjutnya dapat dibaca orde sepuluh
pangkat n) agar sesuai dengan jumlah angka
pentingnya dan lebih efisien dalam penulisan

28
18/08/2022

Contoh Penulisan Notasi Ilmiah


1,5 m x 200,45 m = 300,675 m2
Dilaporkan = 3,0 x 102 m2

0,00034 kg : 2,75 m3 = 0,00012363636363636


Dilaporkan = 1,2 x 10 – 4 kg/m3

• Tugas 1: tidak perlu upload apapun disana.


Hanya mengerjakan soal PG saja, sebagai
cara pengukuran pemahaman belajar.

• Tugas 2: silakan upload catatan pelajaran


hari ini, Rabu 10 Agustus 2022. Sebagai bukti
bahwa teman-teman merespon pelajaran
yang telah diberikan. Terima kasih. batas
waktu pengumpulan sd. Pk. 18.00 (harus
catatan sendiri)

29

Anda mungkin juga menyukai