Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA GEOGRAFI

Laporan

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat


Guna menyelesaikan mata kuliah Praktikum Fisika Geografi

Oleh

RIDHA AZKIYA
NPM. 2106101040030

Dosen Pembimbing
Drs. Thamrin K., M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : Alat Ukur Dasar


TANGGAL PERCOBAAN : 13 Oktober 2021

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1.Menggunakan Janka Sorong dan Mikrometer Skrup untuk mengukur pajang, tebal dll, dan
Neraca O’Houss untuk pengukur massa benda, untuk tujuan menghitung massa jenis benda
bangun simetri dan homogen.
2.Menggunakan alat-alat ukur manual yang terdiri dari, Higrothermometer, Thermometer
Infared, Barometer Annemometer.

II. Tugas Bacaan dan Pretes


1.Aluminium memiliki massa jenis sebesar 2,7 gram/cm3 dan air mempunyai massa jenis 1
gram/cm3. Karena itu unutuk volume aluminium lebih besar dari air. Jelaskan mengapa
demikian ?
Jawab : Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu bahan, semakin tinggi massa jenis maka
banyak jumlah zat atau makin rapat partikel dalam setiap meter kubiknya.

a.Berdasarkan kenampakan skala utama dan skala nonius Jngka sorong Sorong seperti
gambar di bawah berapakah nilai ukur panjang, sesuai dengan hasil pembacaan tersebut.

Jawab : Su= 1 cm
Sn= 5 cm
= 5 cm + 1 cm
= 6 cm

b.Bacalah buku Fisika Dasar tentang besaran dan satuan termasuk penulisan banyaknya
angka penting.

1
Jawab : Pada dasarnya satuan besaran dapat ditentukan secara sembarang. Tetapi hal ini akan
menyulitkan atau banyak menimbulkan masalah karena satuan besaran dapat mempunyai
bermacam – macam satuan.Dalam lhal ini disebutkan bahwa, cm dan jengkal tangan adalah
satuan. Karena kalau panjang satu meteran.

III. Teori Dasar

1.Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat untuk mengukur panjang, diameter benda, maupun
diameter dalam suatu benda. Jangka sorong biasanya dipakai untuk mengukur benda yang
ukurannya kecil dan tidak bisa diukur pakai penggaris. Jangka memiliki dua jenis skala,
pertama tertera pada rahang utama jangka sorong, skala ini disebut dengan skala tetap. Skala
kedua tertera pada rahang yang bergerak disebut skala nonius atau skala venier.

2.Mikrometer Skrup
Mikrometer skrup digunakan dalam pengukuran jangka panjang suatu benda yang
kecil, seperti mengukur panjang, ketebalan plat-plat aluminium yang tipis, ketebalan kertas,
kawat dan lain – lain. Benda yang diukur panjangnya dijepit di antara rahangnya mikrometer
skrup roda bergerigi C.

3.Neraca O’Houss
Neraca O’houss merupakan alat untuk mengukur massa benda atau logam. Hal penting
yang harus diperhatikan sebelum menggunakan alat ini adalah pastikan posisi duduk alat
horizontal dan terlindung dari tupan angin sebelum penimbangan geser dahulu letak biji
timbangan pada skala 0 dan perhatikan apakah indikator kesetimbangan sudah seimbang atsu
belum.

4.Massa Jenis
Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan volume benda. Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis
rata – rata setiap benda ialah total massa dibagi dengan total volume.

2
5.Thermohygrometer
Thermohygrometer merupakan alat untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Selain
itu, bisa juga untuk mengukur kelembapan ruangan. Tampilan secara otomatis, seperti
halnya tampilan pada jam tangan digital.

6.Thermometer Infared
Thermometer infared merupakan alat unuk mengukur suhu dengan metode
pengukuran yang cepat akurat dan tanpa bersentuhan dengan objek yang akan diukur
suhunya. Thermometer infared dapat digunakan untk mengukur benda /objek yang jaraknya
itu sangat jauh dari jangkaun kita.

7.Barometer
Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan udara.

IV. Alat dan Bahan


 Alat
Nama Alat Gambar
1.Jangka Sorong

2.Mikrometer Skrup

3
3.Neraca O’houss

3.Termohygrometer

4.Termometer
Infared
4
5.Barometer

6.Kubus dan Silinder

 Bahan
5
V. Prosedur Percobaan

1.Ukur suhu ruang maksimum dan minimum, tekanan dan kelembaan udara.

2.Ukur massa masing – masing kubus dan silinder dengan menggunakan neraca o’houss.

3.Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang sisi kubus 5 kali, juga diameter silinder
menggunakan mikrometer skrup sebanyak 5 kali dengan posisi yang berbeda.

4.Buat tabel data pengukuran yang telah dilakukan, lengkapi dengan angka
ketidakpastiannya.

5.Lakukan pengukuran kelembapan udara dan temperatur ruang dengan Hogrothermometer


digital. Bandingkan hasil pengukurannya dengan alat ukur manual.

6.Lakukan pengukuran tekanan udara dengan menggunakan alat barometer manual.

7.Dengan Thermometer Infared lakukan pengukuran suhu benda seperti bahan kayu, lantai,
keramik, bahan logam, tubuh manusia, awan yang gelap/cerah ( lakukan pengkuran ini secara
berulang untuk mendapatkan angka rara – ratanya ).

VI. Hasil Setelah Percobaan

Berikut hasil percobaannya yaitu :

Alat Ukur Objek Hasil Pengukuran


Jangka sorong ( skala utama + skala nonius )
-kubus -2 cm + 0,08 cm = 2,08 cm
-silinder -3 cm + 0 cm= 3 cm
Mikometer skrup ( skala utama + skala nonius )
silinder 10 mm + 0,4 mm = 10,4 mm
Neraca O’houss ( lengan 1 + lengan 2 + lengan 3 )
-kubus -0 gr + 60 gr + gr = 66 gr
-silinder -0 gr + 20 gr + 0,3 gr + 20,39 gr

Thermohygrometer -suhu ruangan -29,3˚c


-kelembapan udara -66 %
Thermometer Infared -shu kak Amel -32,8˚c
-suhu kak Eva -31,9˚c
Barometer Tekanan udara 755 mmHg

VII. Pembahasan Setelah Pengukuran

6
Berdasarkan dari hasil percobaan alat ukur dasar , berikut adalah pembahasannya yaitu :
1.Jangka Sorong yaitu dengan menambahkan skala utama dan skala nonius.

2.Mikrometer Skrup yaitu dengan menambahkan skala utama dengan skala nonius.

3.Neraca O’houss yaitu dengan menambahkan lengan 1, lengan 2, dan lengan 3.

4.Thermohygrometer yaitu dengan meletakkan alat ini ditempat yang ingin diukur.

5.Thermometer Infared yaitu dengan menyalakan laser dan mengarahkan laser ke objek yang
akan diukur.

6.Barometer yaitu dengan membawa sampai ke atap pencakar langit lalu lemparkan ke tanah,
ukurlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanah.

VIII. Tugas dan Pertanyaan Akhir


1.Tentukan massa jenis masing-masing kubus dan silinder logam, lengkap dengan angka
ketidak pastiannya masing-masing.
Jawab : Berikut hasilnya yaitu :
1. Su = 10 cm
Sn = 14 cm
= 14 x 10-
= 0,014 cm ( angka ketidak pastiannya = 014 )

2.Su = 10 cm
Sn = 15 cm
= 15 x 10-2
= 0,015 cm ( angka ketidak pastiannya = 015 )

3.Su = 10 cm
Sn = 16 cm
= 16 x 10-2
= 0,016 cm ( angka ketidak pastiannya = 016 )
4.Su = 10 cm

7
Sn = 22 cm

= 22 x 10-2
= 0,022 cm ( angka ketidak pastiannya = 022 )

2.Tentukan kesalahan relatif masing-masing pengukuran massa jenis kubus dan massa jenis
silinder logam.
Jawab : Saat pengukuran letak silinder dan kubus tidak berada di posisi yang benar sehingga
mengalami pervbedaan pengukuran. Lalu terjadi kesalahan saat melihat skala utama,
pandangan mata harus lurus ke depan agar menghasilkan skala utama yang tepat.

3.Bandingkan nilai massa jenis logam yang diperoleh dari hasil percobaan dengan massa
jenis logam pada tabel literatur. Jika terdapat perbedaan, jelaskan apa saja kesalahan –
kesalahan percobaan yang mungkin yang mungkin dilakukan.
Jawab : Perbedaan di posisi silinder dan kubus. Jika posisi dan kubus berada di posisi ujung
muka pengukuran akan berubah.

4.Jelaskan prinsip kerja alat ukur yang digunakan seperti, Higrothermometer, Thermometer
Infared, Barometer.
Jawab : -Higrothermometer prinsip kerja dari higrithermometer yaitu dengan
menggunakan dua thermometer, thermometer pertama digunakan untuk mengukur suhu udara
biasa, sedangkan yang kedua digunakan untuk mengikur suhu udara jenuh/lembab.
-Thermometer Infared ini mendeteksi temperatur arteri temposal pada dahi untuk
mengestimasi suhu tubuh. Hal yang perlu diperhatikan yaitu akurasi pengukuuran temperatur
bergantung pada jarak dan sudut alat terhadap objek yang diukur.
-Barometer bekerja dengan cara menyeimbangkan massa merkuri terhadap tekanan
udara. Apabila air raksa lebih kecil dibandingkan tekanan udara diluar, maka akan mengalami
kenaikan level dalam tabung.

5.Jika terdapat perbedaan hasil pengukuran antara alat – alat ukur manual dengan alat ukur
digital, apa saja yang dapat menjadi penyebabnya.
Jawab :- Jika siukur denga alat manual maka hasilnya tidak sempurna.
-Nilai yang diperoleh akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan alat digital.

8
-Kalau mengukur dengan alat manual akan lama mendapatkan hasil dibandingkan
dengan alat digital.

6.Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran dan percobaan yang telah dilakukan.
Jawab : Dari percobaan yang dilakukan, saya dapat mengetahui penggunaan dari alat ukur
dasar di praktikum fisika geografi ini.Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur beberapa bendadalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau
dengan opengukuran biasa.

IX. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini ialah Jangka Sorong adalah alat yang digunakan untuk
mengukur diameter luar dan dalam benda, Mikrometer Skrup digunakan untuk mengukur
panjang atauu ketebalan suatu benda, Neraca O’houss digunakan untuk mengukur massa
benda atau logam. Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap sentuhan volume benda.
Thermohygrometer dignaka untuk mengukur suhu ruangan dan kelembapan udara atau
ruangan, Thermometer Infared merupakan alat untuk mengukur suhu objek dari kejauhan
tanpa menyentuhnyya, dan Barometer adalah alat yang digunakan unutuk mengukur tekanan
udara.

X. Daftar Pustaka

Setiawan,dawan.2013.Ngertiaja.com.Laporan Praktkum Fisika

9
HALAMAN KOREKSI DAN PENGESAHAN LAPORAN

TANGGAL DIKOREKSI :
CATATAN KOREKSI :

Darussalam, 13 Oktober 2021


Asisten yang membimbing, Praktikan,

_________________________ Ridha Azkiya


__________________________
NIM.2106101040030

10
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : TEKANAN HIDROSTATIK


TANGGAL PERCOBAAN : 03 NOVEMBER 2021

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan konsep tekanan hidrostatik di dalam zat cair.
2. Menjelaskan konsep pemanfaatan tekanan.

II. Tugas Bacaan dan Pretes


1. Jika tekanan rata-rata pembuluh darah manusia menurut pembacaan
Sfigmomanometer adalah 100 mmHg, tentukan tekanan itu jika dinyatakan dalam
satuan N/m2.
2. Jelaskan, mengapa alat pendengaran manusia bias jadi rusak jika seseorang menyelam
ke dalam air terlalu dalam tanpa menggunakan alat pengaman telinga.
3. Luas penampang pipa besar pada pompa hidrolik adalah 20 cm2 dan luas penampang
kecil adalah 2 cm2. Berapa gaya yang diberikan pada pipa kecil agar pompa dapat
mengangkat mobil seberat 15000 N.
Jawaban:
1. 1 Pa atau N/m2 = 0,0075 mmHg
Jadi, konversi 100 mmHg = … N/m2 adalah
100 mmHg/0,0075 mmHg = 13297,8 N/m2
2. Jika manusia menyelam terlalu dalam, pendengaran akan rusak akibat tingginya
tekanan di dasar laut. Maka dari itu diperlukan alat pengaman telinga.
3. Dik : Luas penampang kecil (A1) = 2 cm2
Luas penampang pipa besar (A2) = 20 cm2
Beban (F2) = 15000 N
Dit : Berapa gaya yang diberikan pada pipa kecil agar pompa dapat mengangkat
mobil seberat 15000 N?
Jawab :
P1 = P2
F1 F2
=
A1 A 2

11
F 1 15000
=
2 20
F1
= 750
2
F1 – 2 x 750 = 1500 N
Jadi, gaya yang diberikan pada pipa kecil agar pompa dapat mengangkat mobil
seberat 15000 N adalah sebesar 1500 N.

III. Teori Dasar


Tekanan hidrostatik merupakan suatu tekanan yang diberikan oleh zat cair menuju
seluruharah terhadap sebuah benda akibat adanya gaya gravitasi. Jenis tekanan ini akan
meningkat seiring bertambahnya waktu kedalaman yang diukur dari permukaan zat cair.
Akibat adanya gaya gravitasi, berat partikel air akan menekan partikel yang di bawahnya.
Lalu, partikel-partikel itu terus saling menekan yang ada di bawahnya hingga mencapai dasar
air. Sehingga dapat kita lihat bahwa tekanan yang berada di bawah lebih besar dibandingkan
tekanan yang di atas. Contohnya ketika menyelam. Semakin dalam makhluk hidup
menyelamdari permukaan air,semakin banyak pula volume air yang ada di atas kepala,
dengan permukaan air, sehingga tekanan yang diberikan air pada tubuh makhluk hidup
semakin besar.

Tekanan hidrosatik memiliki beberapa sifat, yaitu :


 Semakin dalam letak sebuah titik dari arah permukaan zat cair, maka tekanan
hidrostatik juga semakin tinggi.
 Tekanan zat cair menuju segala arah merupakan sama besar.
 Tekanan hidrostatik akan bergantung kepada kedalaman, massa jenis zat cair serta
percepatan gravitasi.
 Tidak bergantung dengan bentuk wadah.
Tekanan hidrostatik tidak dapat memengaruhi dengan massa atau berat air, luasan permukaan
air maupun bentuk wadah air. Tekanan hidrostatik menekan ke semua arah.

Satuan dari tekanan hidrostatik yaitu “Newton per meter kuadrat” (N/m2).
Rumus dari tekanan hidrostatik yaitu :

Ph = ρ . g . h
Keterangan :

12
Ph = Tekanan hidrostatik (N/m2)
ρ = Massa jenis (1000 kg/m3)
g = Gravitasi (m/s)
h = Kedalaman/ketinggian

Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya tekanan hidrostatik, yaitu :


 Massa jenis zat cair
 Percepatan gravitasi di tempat tersebut
 Kedalaman zat cair dimana benda berada

IV. Alat dan Bahan


 Alat
Nama Alat Gambar
Kerta melimeter &
Pipa U

Papan statif & balok


pendukung

Pipa corong

13
Gelas beker/gelas
bejana

Selang plastik

Penggaris

14
 Bahan
 Kerta melimeter
 Pipa U
 Papan statif
 Balok pendukung
 Selang plastic
 Pipa corong
 Gelas beker/gelas bejana
 Penggaris
 Air

V. Prosedur Percobaan
1. Rangkailah alat dan bahan percobaan seperti pada gambar (Pipa U dibentuk seperi
huruf U atau seperti bentuk manometer).
2. Lalu pipa U dipasang pada papan statif yang telah dilengkapi dengan skala pengukur
panjang. Isilah pipa U dengan sedikit air melalui ujung pipa yang terbuka. Lebik baik
diisi dengan air yang berwarna agar terlihat lebih jelas.
3. Hubungkang dengan salah satu ujung pipa dengan selang plastic yang bersambungan
dengan batang pipa yang dilengkapi dengan corong plastic kecil pada ujungnya,
sementara ujung pipa lain dibiarkan terbuka. Pastikan permukaan air di dalam kedua
kaki pipa U sejajar.
4. Masukkan corong ke dalam bejana yang diisi air secara perlahan dan semakin dalam.
Dalam keadaan yang bersamaan, amati apa yang terjadi pada kaki kiri pipa U. Amati
juga ketika corong secara perlahan ditarik ke atas.
5. Setelah kita amati sesuai pada poin 4, catatlah perbedaan tinggi permukaan air pada
kaki kiri dan kanan pipa U pada setiap posisi kedalaman corong sejauh 3 cm, 4 cm, 5
cm, 6 cm, dan 8 cm. Hitunglah selisih permukaan air di kaki kanan dan kaki kiri pipa
U.

VI. Hasil Setelah Percobaan


Berikut data yang diambil dari perhitungan dari permukaan air di kaki pipa U.
No Kedalaman Muka Corong Tinggi Pipa Tinggi Pipa Beda tinggi

15
. Air Kiri Air kanan Permukaan
1. 3 cm 1,2 cm 2,6 cm 1,4 cm
2. 4 cm 1,8 cm 2,1 cm 0,3 cm
3. 5 cm 2,3 cm 2,2 cm 0,1 cm
4. 6 cm 2,7 cm 2,7 cm 0 cm
5. 8 cm 3,6 cm 3,5 cm 0,1 cm

Lalu, kita akan mencari tekanan hidrostatiknya dengan rumus :

Ph = ρ.g.h
Pengamatan pertama Pengamatan kedua
Ph1 = ρ.g.h Ph2 = ρ.g.h
= 1000.0,014.10 = 1000.0,003.10
= 1000.0,014 = 1000.0,003
= 140 N/m2 = 30 N/m2
Pengamatan ketiga Pengamatan keempat
Ph3 = ρ.g.h Ph4 = ρ.g.h
= 1000.10.10 = 1000.0.10
= 10000.10 = 0.10
= 100000 N/m2 = 0 N/m2
Pengamatan kelima
Ph5 = ρ.g.h
= 1000.10.10
= 10000.10
= 100000 N/m

VII. Pembahasan Setelah Pengukuran


Pada percobaan kemarin dapat kita lihat bahwa tekanan hidrosatik yaitu tekanan yang berada
di dalam zat cair. Jadi dapat kita lihat bahwa ketika muka corong dimasukkan ke dalam
bejana atau gelas beker terjadi tekanan air. Pada kedua kaki pipa U, permukaan airnya
berubah tingkat ketinggiannya. Dan ketinggian dari permukaan air dari kedua kaki pipa U
berbeda-beda, karena gaya yang dihasilkan juga berbeda-beda. Seperti pada data pengukuran
atau data dari pengamatan yang diambil, pada kedalaman muka corong 3 cm hasil dari tinggi
permukaan air pipa kiri yaitu 1,2 cm dan tinggi permukaan air dari pipa kanan yaitu 2,6 cm.
Dan hasil dari tinggi perbedaan permukaan yaitu 1,4 cm. Lalu pada kedalaman muka corong
4 cm, hasil dari tinggi permukaan air pipa kiri yaitu 1,8 cm dan hasil dari tinggi permukaan

16
air pipa kanan yaitu 2,1 cm dan beda dari tinggi permukaan air pipa kiri dan pipa kanan pada
kedalaman muka corong 4 cm adalah 0,3 cm. Dapat kita lihat bahwa ketika berbeda
kedalaman muka corong maka berbeda pula tinggi dari permukaan air. Otomatis, tekanan
yang dihasilkan juga berbeda.

VIII. Tugas dan Pertanyaan Akhir


1. Apakah masing-masing kedalaman corong di dalam air sama dengan perbedaan tinggi
permukaan air pada kedua kaki pipa U, jelaskan mengapa demikian.
2. Untuk setiap ke dalam corong yang sama tapi muka corong dibah-ubah, bagaimana
dengan perbedaan tinggi permukaan air pada kedua kaki pipa U.
3. Untuk setiap perbedaan tinggi muka air antara kedua pipa berapakah tekanan
hidrostatik yang disebabkan air tersebut.
4. Kemukakan kesimpulan saudara tentang percobaan ini.
Jawabann:
1. Kedalaman muka corong di dalam air sama dengan perbedaan tinggi permukaan air
pada kedua kaki pipa U, karena gravitasi tidak sama dengan tekanan hidrostatiknya (g
≠Ph), sehingga tekanan yang dihasilkan oleh air di dalam gelas beker beker berbeda
dengan tekanan di kedua kaki pipa U.
2. Ketika muka corong diubah-ubah dengan kedalaman corong yang sama, tinggi
permukaan air pada kedua kaki pipa U berbeda, karena gaya dan tekanan yang
dihasilkan juga berbeda-beda.
3. Kedalaman muka corong 3 cm Kedalaman muka corong 6 cm
Beda tinggi permukaan = 1,4 cm Beda tinggi permukaan = 0 cm
Ph = 1000.0,014.10 Ph = 1000.0.10
= 1000.0,014 = 0.10
= 140 N/m2 = 0 N/m2
Kedalaman muka corong 4 cm Kedalaman muka corong 8 cm
Beda tinggi permukaan = 0,3 cm Beda tinggi permukaan = 0,1 cm
Ph = 1000.0,003.10 Ph = 1000.10.10
= 10000.0,003 = 10000.10
= 30 N/m2 = 100000 N/m2
Kedalaman muka corong 5 cm
Beda tinggi permukaan = 0,1 cm
Ph = 1000.10.10

17
= 10000.10
= 100000 N/m2
4. Tekanan hidrostatik merupakan suatu tekanan yang diberikan oleh zat cair menuju
seluruh arah terhadap sebuah benda akibat adanya gaya gravitasi. Berat partikel air
akan menekan partikel yang di bawahnya hingga mencapai dasar air. Tekanan
hidrostatik tidak dapat memengaruhi dengan massa atau berat air, luasan permukaan
air maupun bentuk wadah air. Tekanan hidrostatik menekan ke semua arah.
*Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya tekanan hidrosatik, yaitu:
 Massa jenis zat cair
 Percepatan gravitasi di tempat tersebut
 Kedalaman zat cair dimana benda berada

IX. Kesimpulan
Tekanan hidrostatik merupakan suatu tekanan yang diberikan oleh zat cair menujubseluruh
arah terhadap sebuah benda akibat adanya gaya gravitasi . Tekanan hidrostatik menekan ke
semua arah. Partikel-partikel terus saling menekan partikel yang ada di bawahnya. Begitu
pula partikel yang di bawahnya.
Alat dan bahan yang digunakan:
 Kerta melimeter
 Statif dan balok pendukung
 Selang plastic
 Pipa corong
 Gelas beker/gelas bejana
 Penggaris
 Air
Cara melakukan percobaan yaitu rangkai semua alat dan bahan seperti yang tertera pada
gambar. Lalu isi air pada muka pipa U yang terbuka dan pada gelas beker. Lalu, masukkan
pipa corong ke dalam gelas beker yang berisi air. Lihatlah tekanannya. Permukaan air pada
kedua kaki pipa U akan meghasilkan hasil yang berbeda-beda. Kemudian amati dengan
kedalaman muka corong yang brbeda-beda. Lalu hitunglah dengan menggunakan rumus
tekanan hidrostatik (Ph = ρ.g.h).

X. Daftar Pustaka

18
Dhimazz, 2018, Sebutkan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besarnya Tekanan Hidrsatis,
https://kudo.tips/sebutkan-faktor-faktor-yang-memrngaruhi-besarnya-tekanan-
hidrostasts.html, diakses pada 08 November 2021 pukul 15.29
Tiyas, 2021, Tekanan Hidrostatis,https://yuksinau.id/tekanan-hidrostatis/, diakses pada 08
November 2021 pukul 17.25

HALAMAN KOREKSI DAN PENGESAHAN LAPORAN

19
TANGGAL DIKOREKSI :
CATATAN KOREKSI :

Darussalam, 11 November 2021


Asisten yang membimbing, Praktikan,

_____________________ Ridha Azkiya


NIM. 2106101040030

20
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN :PEMUAIAN DAN ALIRAN PANAS KONEKS


TANGGAL PERCOBAAN :11 NOVEMBER 2021

I. Tujuan Percobaan
mengamati efek pemuaian udara terhadap perubahan volume udara dalam ruang tertutup,
mengamati efek pemuaian dan perubahan tekanan udara dengan media sederhana, mengukur
besar perubahan perubahan volume udara karna peristiwa pemuaian meenggunakan prinsip
pemuaian.

II. Tugas Bacaan dan Pretes

1) Jika suhu udara dinaikan maka volume udara akan bertambah besar, karna apabila
suhu gas yang ada didalam ruangan tertutup di jaga konsisten, maka tekanan akan
berbanding terbalik dengan volumenya.
Dapat di tulis dengan rumus :

P1V1 = P1V2

2) Volume dalam suatu ruang tertutup sangat bergantung pada tekanan dan suhunya.
Bila suhu di jaga konsisten, maka tekanan yang di berikan akan memperkecil volume.
Seperti bunyi hukum boyle yaitu “ apabila suhu gas yang ada didalam ruangan
tertutup dijaga konstan maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volemenya.
Pada suhu konstan,jka tekanan atau volume gas berubah, maka variable yang lain juga
berubah.

III. Teori Dasar

A. Teori pemuaian
Pemuaian adalah bertambah nya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambah nya ukuran suatu benda karna menerima kalor pemuuaian terjadi
pada 3 zat, yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, danpada zat gas. Hal ini bisa

21
terjadi karna penngkatan suhu. Suhu dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu
benda, baik suhu tinggi maupun suhu rendah.
1) Pemuaian pada zat padat
Pemuaian pada zat padat seperti besi dan kaca bisa memuai jika tepapar dengan
suhu yang panas. Pemuaian pada zat padat bisa terjadi karna partikel partikel pada zat
tersebut selalu bergerak. Saat suatu zat padat menerima energi panas,partikel di
bawahnya akan bergerak lebih cepat. Karna pergerakan ini, partikel membutuhkan
ruang antar partikel yang besar. Jarak partikel menjadi semakin besar sehingga
menyebabkan pemuaian panjang adalah kawat kecil yang memanjang setelah
dipanaskan. Contoh yang terjadi pada pemuaian luas adalah pemasangan kusen kaca
jendela. Kaca jendela akan memuai jika terkena panas saat di pasang, di beri contoh
pada kusen agar kaca tidak pecah saat memuai. Lalu, contoh dari pemuaian volume
minuman yang diisikan kedalam kaleng tidak terisi penuh agar kaleng bisa memuai dan
menyusut

2) Pemuaian pada zat cair


Pemuaian pada zat cair melibatkan ruang atau volume. Suhu yang di berikan akan
menentukan besar pemuaian volume zat cair. Karenanya, zat zair yang di berikan suhu
tinggi, maka semakin tinggi juga pemuaiannya. Contoh pemuaian pada zat cair yaitu air
raksa yang ada di termometer.

3) Pemuaian pada zat gas


Pada pemuaian zat gas juga hanya mengalami pemuaian pada volume saja. Sama
seperti pemuaian pada zat cair, volume gas akan meningkat jika di berikan suhu tinggi.
Contoh dari pemuaian pada zat gas yaitu pengisian angin pada ban kendaraan. Saat
mengisi angin pada ban tidak boleh terlalu penuh. agar saat kita berkendara di siang
hari, ban kendaraaan tidak meleus. Karena, suhu yang panas di siang hari membuat gas
di dalam ban memuai, maka jika mengisi penuh, ban kendaraan akan meletus.

B. Perubahan masa jenis


Massa jenis merupakan ukuran seberapa padat massa suatu zat atau benda. Massa
jenis yang menggambarkan seberapa banyak ruang yg digunakan suatu benda atau zat
(volumenya). Dalam kaitannya dalam jumlah materi dalam benda atau zat tersebut

22
(massanya). Dalam matematika dan fisika, massa jenis di hitung sebagai massa yang
di defenisikan sebagai massa dibagi volume ( kerapatan = massa volume )
Mengukur massa jenis berguna untuk menidentifikasi atau mengenali dan
membedakan antara bahan karna zat yg berbeda memiliki kerapatan yg bervariasi.

 Massa jenis di bebagai keadaan materi

1. Cairan
Molekul-molekul dalam cairan dikemas lebih dekat daripada dalam gas, yg
berarti bahwa cairan umumnya lebih padat dari pada gas.

2. Padatan
Partikel-partikel dalam padatan terikat erat tetapi memiliki cukup ruang untuk
bergetar. Jumlah partikel yg besar dalam volume yg kecil inilah yg membuat
padatan menjadi padat.
3. Gas
Stuktur molekul gas sangat longgar karena partikelnya berjauhan satu sama
lain, memungkinkan mereka untuk bergerak bebas.

 Faktor faktor yg mempengaruhi perubahan massa jenis


1) Kerapatan molekul
2) Tekanan
3) Jika massa atau volume berubah maka otomatis massa jenis berubah.

C. Aliran panas konveksi


Konveksi merupakan perpindahan kalor dengan zat penghantar di sertai dengan
adanya perpindahan bagian bagian zat itu. Kalor adalah energi yang berpindah dari
suhu yg tinggi ke suhu yg rendah. Satuan kalor yaitu joule. Pada konveksi terjadi pada
zat cair dan gas ( udara/angin ). Jika perpindahan kalor terjadi, mengakibatkan kalor
merambat, inilah terjadi konveksi.
Contoh pada konveksi yaitu :
- Gerakan turun dan naik air ketika di panaskan
- Terjadinya angin daratdan angin laut

23
- Gerakan balon udara
- Asap cerobong pabrik yg membumbung tinggi
Konveksi merupakan salah satu jenis dari perpindahan kalor.
Perpindahan kalor ada 3 jenis :
1. Konduksi
2. Radiasi
3. Konveksi

IV. Alat dan Bahan


 Alat
Nama Alat Gambar

24
 Bahan
1. pipa U
2. Botol putih dan hitam
3. Manometer
4. Stopwatch
5. Kertas
6. Mancis
7. Thermometer
8. Balon
9. Wadah
10. botol

V. Prosedur Percobaan

* Pemuaian balon

1) Siapkan alat dan bahan yaitu botol,balon,wadah dan air (air suhu 500C, dan 900C)

2) alasi botol dengan wadah

3) lettakan balon di bagian mulut botol

4) isilah air di dalam wadah (air suhu 500C)

5) amati yg terjadi pada balon, apakah yg terjaadi pemuaian

6) lalu ulangi langkah-langkah tadi , ganti suhu air dengan air yg bersuhu 700 dan 900

7) masing-masing suhu air memiliki tingakatt pemuaian yg berbeda.

25
* peubahan massa jenis
1) siapkan alat dan bahan yaitu kertas,dan korek api / mancis

2) bakarlah ujung kertas dengan mancis

3) Lalu lihatlah arah asapnya

* thermometer sederhana

1) siapkan alat dan bahan dan rangkailah. Dua botol (hitam dan putih) disambungkan dengan
selang kecil pada manometer.

2) lalu ceklah suhu ruangan

3) lalu gosok-gosokan tangan hingga hangat

4) kemudian peganglah botol berwarna hitam

5) amati air di pipa U , sehingga mana di manometernya.

VI. Hasil Setelah Percobaan

A. Pemuaian bahan

NO SUHU WAKTU
1 500C 1 Menit 5
2 700C 1Menit 105
3 900C 1Menit 205

B. Perubahan massa jenis


Hasil percobaan dari materi perubahan massa jenis yaitu arah asap saat pertama
kali berarah tegak lurusmengulang lalu dikarenakan faktor berembusan angin,maka
arah asap berubah menjadi sembarang.

C. Thermometer sederhana

NO Nama waktu ho to h1 selisih


1 Raihan 255 32,10C 320C 8,1 cm 0,4 cm
2 Ridha 305 8,4 cm 31,00C 8,3 cm 0,1 cm
0
3 Rini 405 8,6 cm 28,7 C 8,4 cm 0,2 cm
4 Masda 505 8,6 cm 28,50C 8,4 cm 0,2 cm

26
5 Ersa 605 8,7 cm 8,40C 8,9 cm -0,2 cm

 Data yg diambil dari hari kamis dikarenakan prgantian jam

VII. Pembahasan Setelah Pengukuran

A. Pemuaian bahan
Pada percobaan pada pemuaian balon dapat kita lihat bahwa semakin tinggi suhu
airnya, semakin cepat pula balonnya mengembang.

B. Perubahan massa jenis


Dapat kita amati bahwasannya asap pertama kali bergerak ke arah tegak lurus, lalu di
karenakan hembusan angin dan keetinggian arah asap berubah kesembarang arah.

C. Thermometer sedehanana
1. Percobaan Raihan
Ho = 8,5 cm
To = 32,10C
H1 = 8,1 cm
Selisih = ho-hi = 8,5 – 8,1 = 0,4cm

2. Percobaan Ridha
HO = 8,4 cm
TO =31,00cm
H1 = 8,3 cm
Selisih = ho-h1 = 8,4 – 8,3 = 0,1 cm

3. Percobaan Rini
Ho = 8,6 cm
To = 28,70C
HI = 8,4 cm
Selisih = ho – h1 = 8,6 – 8,4 = 0,3 cm
4. Percobaan Masda
Ho = 8,6 cm

27
To = 28,50C
H1 = 8,4 cm
Selisih = 0,2 cm

5. Percobaan Ersa
Ho = 8,7 cm
To = 28,4 0C
H1 = 8,9 cm
Selisih = ho – hi = 8,7-8,9
= 0,2 cm

VIII. Tugas dan Pertanyaan Akhir


A. Pemuaian
1. Jelaskan apa yang terjadi pada kedua balon setelah kedua botol dipanaskan.
2. Apakah kedua balon mempunyai ukuran besar yang sama dan jelaskan
kenapa.
3. Dinginkan kedua botol dengan mencelupkan ke dalam air dingin, kemudian
ulangi lagi percobaan di atas lalu bandingkan perubahan besar balon setiap
selang waktu 1 menit dan jelaskan mengapa.
4. Jelaskan hubungan pemuaian udara dengan tekanan udara dalam balon.
5. Buatlah kesimpulan tentang hubungan perubahan volume, perubahan suhu
dalam botol.
Jawaban:
1. Yang terjadi pada balon setelah botol dipanaskan adalah balon
mengembang.
2. Ukuran balon berbeda dikarenakan suhu air yang berbeda.
3. Ketika botol dicelupkan ke air dingin, maka dapat kita amati bahwa
balonnya akan kembali mengempis karena suhu airnya menurun, maka
pemuaian dalam balon juga tidak terjadi.
4. Jika suhu makin panas atau tinggi, maka tekanan pun semakin rendah
begitu juga sebaliknya.
5. Volume tekanan berbanding terbalik. Hal inipun berlaku pada
kesetimbangan kimia. Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan
bergeser ke arah sisi yang mempunyai jumlah molekul yang lebih kecil.

28
B. Perubahan Massa Jenis
1. Jelaskan mengapa asap bergerak ke atas dan setelah mencapai ketinggian
tertentu geraknya berubah menjadi sembarang.
2. Bagaimana hubungan pemuaian molekul molekul udara dengan massa jenis
udara, jelaskan.
3. Pada peristiwa ini, apakah gerak molekul udara berhubungan dengan massa
jenis.
4. Apakah peristiwa diatas berhubungan dengan hukum Archimedes, jelaskan.
5. Mengapa balon udara dengan beberapa orang penumpang dapat naik ke atas
padahal balon udara itu hanya dilengkapi dengan sejenis kompor gas, jelaskan.
6. Mengapa kapal selam dapat terapung, melayang dan tenggelam di laut padahal
kapal terbuat dari logam yang massa jenisnya lebih besar dari air, jelaskan.
7. Jelaskan bagaimana cara kerja galangan kapal sehingga dapat menaikkan
kapal laut yang begitu besar ketika kapal tersebut mengalami kerusakan, harus
masuk dok untuk mendapatkan perbaikan.
Jawaban:
1. Asap yang bergerak bisa dipengaruhi oleh angin sehingga asap yang
tadinya ke atas menjadi tak berarah atau sembarang arah akibat dari
ketinggian dan hembusan angin.
2. Jika udaranya dipanaskan maka molekulnya akan bergerak lebih cepat,
getarannya pun bertambah besar. Akibatnya terjadi jarak antara molekul
menjadi lebih besar dan terjadi pemuaian sehingga massa jenis udara
berubah karena panas.
3. Gerak molekul udara berhubungan dengan massa jenis, karena jika udara
bergerak maka akan mempengaruhi temperatur udara Nya sehingga
apabila massa jenis udara berubah-ubah akibatnya berpengaruh pada
temperatur nya.
4. Karena saat melakukan percobaan asap tersebut bergerak naik, WhatsApp
kehilangan panas yang selama bergerak naik. Ketika suhu asap mendekati
suhu udara di sekitarnya, komponen asap berbalik arah dan menyebar pada
ketinggian tertentu, maka dari itu peristiwa diatas berhubungan dengan
hukum Archimedes.
5. Karena kompor gas akan memanaskan udara yang ada di dalam balon
sehingga udara di sekitar api memuai dan bergerak lebih ke atas.

29
6. Karena kerjanya kapal selam yaitu kapal akan turun ke bawah laut, katup
basalf akan dibuka sehingga air akan masuk dan membuat berat kapal
bertambah.
7. Apabila kapal ingin dinaikkan maka gelangan kapal akan ditenggelamkan
dahulu baru kapal dimasukkan dan kapal diangkat lalu dihubungkan
dengan cara memasukkan dan mengeluarkan air laut pada cadangan.
C. Aliran Panas Konveksi
1. Ketika tinggi kolam air pada kiri dan kanan sudah diusahakan sama, maka
catatlah ketinggian kolom air pipa kanan itu dan nyatakan tinggi awal tersebut
sebagai ho = ..., Kemudian secara bersamaan katak suhu ruang ketika itu
sebagai suhu awal to = ...
2. Panaskan udara dalam botol dengan menempelkan kedua telapak tangan pada
botol dan amati kenaikan tinggi air pada pipa kanan secara seksama. Catat
kenaikan tinggi air pada tabel berikut untuk setiap selang waktu 1 menit
berurutan hingga menit ke-5.
No. Selang Waktu Ketinggian Air (mm)
1. 1 menit
2. 2 menit
3. 3 menit
4. 4 menit
5. 5 menit
Apakah kenaikan tinggi air, sama untuk setiap selang waktu yang sama dan
jelaskan alasannya.
3. Dengan menggunakan termometer sederhana yang dibuat, coba gunakan untuk
mengukur suhu badan setiap anggota kelompok dan catat hasil pengukuran
tersebut pada tabel pengamatan berikut.
4. Jika diperkirakan hasil pengukuran dengan menggunakan termometer
sederhana ini kurang akurat, jelaskan apa saja sumber-sumber kesalahan yang
dapat menyebabkan hasil pengukuran yang kurang akurat tersebut.
5. Dengan membandingkan cara kerja termometer sederhana yang telah dibuat
jelaskan bagaimana prinsip kerja termometer air raksa dan termometer alkohol
yang umum digunakan di laboratorium.
6. Buatlah uraian berupa kesimpulan tentang termometer sederhana yang telah
buatan saudara buat.
Jawaban:

30
1. Ho = 8,4 cm
to = 30,3℃
2. Berikut tabel pengamatan.
No. Nama Waktu ho to hI Selisih
1. Raihan 25s 8,5 cm 32,1 8,1 cm 0,4 cm

2. Ridha 30s 8,4 cm 31,0 8,3 cm 0,1 cm

3. Rini 40s 8,6 cm 28,7 8,4 cm 0,2 cm

4. Masda 50s 8,6 cm 28,5 8,4 cm 0,2 cm

5. Ersa 60s 8,7 cm 28,4 8,9 cm -0,2 cm

Ketinggian air berbeda-beda dikarenakan t juga berbeda dan suhu panas di
tubuh juga berbeda.
3. 1. 1 cm = to/ho = 32,1/8,5 = 3,77 cm
selisih
t1 = = 0,4/32,1 = 0,012
¿
t1 + to = 0,012 + 32,1= 32,112℃
4. Proses penggunaan termometer yaitu:
Pastikan termometer yang digunakan sesuai dengan jenisnya. Saat
melakukan pemeriksaan posisi ikan dalam keadaan tenang. Saat selesai
menggunakan termometer, pasti kan tandanya sudah berhenti secara otomatis.
5. Termometer alkohol digunakan untuk mengukur suhu yang rendah. Ketika
suhu meningkat, alkohol atau raksa yang berada di dalam wadah akan
memuai sehingga panjang kolom alkohol atau raksa akan bertambah begitu
juga sebaliknya.
6. Termometer sederhana, bila zat cair 7 dalam tandon dikenai panas maka zat
cair tersebut akan memuai. Jika memuai, maka zat cair tersebut akan masuk
ke dalam celah pipa kapiler. Selanjutnya suhu akan berhenti pada celah
tertentu. Di situlah dapat kita baca.
IX. Kesimpulan

A. Pemuaian

31
Pemuaian merupakan bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suhu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi
pada tiga zat itu zat padat zat cair dan zat gas.
Pemuaian pada zat padat memuai jika terpapar dengan suhu yang panas. Aku mau
yang ini terjadi karena partikel-partikel di dalam zat tersebut selalu bergerak ketika
suatu zat menerima panas, maka partikel di dalam bergerak lebih cepat. Contohnya itu
kaca yang dipanaskan.
Pemuaian pada zat cair melibatkan ruang atau volume. Zat cair yang diberikan suhu
tinggi maka semakin tinggi pada pula pemuaiannya. Contoh nya itu air raksa yang ada
di termometer.
Pemuaian pada zat gas hanya mengalami pemuaian volume. Volume gas akan
meningkat karena diberikan suhu tinggi. Contohnya yaitu pengisian angin pada ban
kendaraan.

B. Perubahan Massa Jenis


Massa jenis merupakan ukuran seberapa padat massa suatu zat atau benda. Mengukur
massa jenis berguna untuk mengenali dan membedakan antara bahan dan zat kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan massa jenis yaitu kerapatan molekul,


tekanan dan jika massa atau volume berubah.

C. Kalor Konveksi
kalor atau panas yang berpindah merupakan perubahan dari suhu tinggi ke suhu
rendah. Perpindahan kalor ada tiga jenis yaitu konduksi radiasi dan konveksi.
Konveksi merupakan perpindahan kalor dengan zat penghantar disertai dengan
adanya perpindahan bagian-bagian zat.

X. Daftar Pustaka
Kroesnaidi, 2010, Macam-Macam Perpindahan Kalor:KOnduksi, Konveksi dan Radiasi|
Fisika Kelas 11, ruangguru.com, https://www.ruangguru.com/blog/perpindahan-kalor,
diakses pada 16 November 2021 pukul 21.42

HALAMAN KOREKSI DAN PENGESAHAN LAPORAN

TANGGAL DIKOREKSI :

32
CATATAN KOREKSI :

Darussalam, 16 November 2021


Asisten yang membimbing, Praktikan,

Ridha Azkiya
_________________________ __________________________
NIM. 2106101040030

33
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : RADIASI DAN KALOR KONVEKSI


TANGGAL PERCOBAAN : 17 NOVEMBER 2021

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengamati peristiwa
pergerakan udara (konveksi) akibat kenaikan suhu permukaan dan dapat mengamati
perbedaan daya serap radiasi dan perubahan suhu benda.

II. Tugas Bacaan dan Pretes


Bacalah buku FISIKA jilid 1, Karangan : Douglas C. Giancoli. Alih bahasa : Dra. Yuhilza
Hanum, M. Eng, (Edisi ke-5) Halaman 504-511.
Jawaban:
Perpindahan kalor terbagi menjadi tiga jenis yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan.
Contohnya seperti knalpot motor menjadi panas saat dihidupkan.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah.
Contohnya seperti gerakan pada balon udara.
3. Radiasi.
Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa zat perantara, radiasi biasanya disertai cahaya.
Contohnya pada saat unggas menetaskan telur dengan lampu

III. Teori Dasar


A. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor atau panas tanpa memerlukan medium atau
perantara. Perpindahan kalor secara radiasi terjadi melalui gelombang
elektromagnetik yang dikenal sebagai radiasi inframerah. Contoh dari radiasi adalah
pancaran sinar matahari matahari tetap bisa memancarkan sinarnya ke bumi meski
tanpa perantara dan hanya melalui ruang hampa, yakni udara.

34
Mengutip buku Mengenal Peristiwa Perpindahan Kalor oleh Rosi P. D., Tidak semua
permukaan zat dapat menyerap panas radiasi dengan baik. Benda yang berwarna
hitam atau lebih gelap lebih mudah menyerap panas radiasi sedangkan benda
berwarna terang akan memantulkannya. Itulah mengapa, jika menggunakan pakaian
berwarna gelap di siang hari terasa lebih panas dibandingkan menggunakan pakaian
berwarna terang.

 Rumus daya radiasi


Q
t
=e . σ . A . T4
Q/t = Radiasi kalor yang merambat tiap satuan waktu (J/s)
e = Emisivitas benda (0 < e < 1), Untuk benda hitam sempurna
σ = Tetapan Stefan-Boltzman
 Radiasi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
 Menjemur pakaian (kalor yang dihantarkan melalui pancaran sinar
matahari ke bumi dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian)
 Api unggun (api unggun menghantarkan panas secara radiasi ke
sekelilingnya)
 Menetaskan telur unggas (perpindahan panas dari lampu inkubator
akan menyebar ke seluruh ruangan di dalam inkubasi)
B. Kalor Konveksi
Kalor yaitu panas, perpindahan kalor terdapat tiga jenis yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi. Lalu pada percobaan kali ini dengan cara perpindahan kalor secara konveksi.
Konveksi merupakan perpindahan yang terjadi di antara permukaan sebuah benda
padat dengan fluida (cairan dan gas) yang mengalir menyentuh permukaan tersebut.
Perpindahan panas secara konveksi biasanya tergantung pada gerakan curah fluida.
Perpindahan panas secara konveksi dipengaruhi oleh sifat-sifat fluida dan rezim aliran
pada fluida.
 Jenis-jenis konveksi
1. Konveksi bebas/Free Convection
Konveksi bebas merupakan konveksi yang perpindahan panasnya
disebabkan oleh beda suhu dan beda rapat dan tidak ada tenaga dari luar
untuk mendorongnya. Contoh dari konveksi bebas yaitu panas dibiarkan
berada di udara sekitar tanpa ada sumber gerakan dari luar.
35
2. Konveksi paksaan/Forced Convection
Konveksi ke Kraksaan merupakan perpindahan panasnya aliran gas atau
cairan bisa disebabkan karena adanya tenaga dari luar. Contoh dari
konveksi paksaan yaitu laut panas yang dihembuskan ke udara dengan
menggunakan kipas atau blower.
 Faktor-faktor terjadinya konveksi
1. Kalor
2. Waktu perpindahan
3. Jenis benda
4. Luas permukaan benda
5. Perubahan suhu
 Rumus konveksi
H=h. A . ∆ T

H = Kalor yang mengalir setiap detik


h = Koefisien perpindahan panas konveksi
A = Area permukaan terbuka
∆ T= Perubahan suh
IV. Alat dan Bahan
 Alat
Nama Alat Gambar
Lampu pijar & Kotak
stearofoam

Bunsen

Manometer

36
Papan statif
Pipa U

Kotak kayu (dengan


tabung lubang)
Lililn
Obat nyamuk

Botol hitam & bening


Selang kecil
Manometer
Papan statif

 Bahan
1. Botol hitam & bening
2. Selang kecil
3. Manometer
4. Papan statif
5. Lampu pijar
6. Kotak stearofoam
7. Bunsen
8. Pipa U
9. Kotak kayu (dengan tabung lubang)
10. Obat nyamuk
11. Lilin

37
V. Prosedur Percobaan

A. Percobaan Kalor dan Benda


1. Rangkailah alat percobaan seperti pada gambar yang tertera di modul.
2. Gunakan dua botol ya itu botol hitam dan botol bening. Isi pipa plastik dengan
sedikit air dan kedua ujung pipa masing-masing dihubungkan dengan lubang tutup
botol tersebut.
3. Nyalakan lampu di tengah kedua botol.
4. Lalu, amatilah apa yang terjadi pada tinggi permukaan air pada muka air pipa.
B. Aliran Konveksi Pada Udara
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Gunakan kotak berbahan apa saja (pada percobaan ini kami menggunakan kotak
kayu dengan tabung lubang).
3. Tempatkan pipa transparan di salah satu lubang seperti pada gambar di modul.
4. Tempatkan lilin yang menyala di bawah salah satu lubang dan tempatkan bakaran
obat nyamuk di bawah lubang yang lain.
5. Amatilah asap yang bergerak bagaimana arah gerak asap tersebut.
C. Aliran Konveksi Pada Zat Cair
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rangkailah alat dan bahan (pipa U yang sudah dipasang pada sebuah papan statif
dihubungkan pada selang plastik yang berisi air dan terdapat serbuk kayu di sisi
bagian bawah kanan pipa U).
3. Letakkan bunsen yang telah dibakar di bagian bawah kanan pipa U.
4. Amatilah apa yang terjadi pada air yang ada di dalam selang plastik.

VI. Hasil Setelah Percobaan


A. Serapan Radiasi Kalor Oleh Benda
Setelah lampu dinyalakan, air yang ada pada pipa yang tersambung dengan botol
bening akan naik dan air yang ada pada pipa yang tersambung dengan botol hitam
tertekan sehingga air menurun. Panas yang diserap oleh botolhitam menyebabkan
terjadinya pemuaian udara di dalam botol, sehingga terjadinya tekanan udara di
dalamnya. Dengan demikian, air pada pipa yang tersambung dengan botol hitam akan
tertekan dan turun ke bawah.

38
B. Aliran Konveksi Pada Udara
Setelah meletakkan obat nyamuk dan pemanas bunsen, dapat kita lihat bahwa asap
masuk lagi ke dalam lubang dan udara yang ada di dalamnya saling bersirkulasi
karena terjadinya perpindahan panas secara konveksi.
C. Aliran Konveksi Pada Zat Cair
Ketika pemanas bunsen diletakkan di bagian bawah bagian kanan pipa U, air yang
berada di dalam pipa U bersirkulasi ke atas. Mirip saat terjadinya kejadian upwelling
pada lautan. Tetapi pada percobaan ini, serbuk kayu tidak ikut bersirkulasi
dikarenakan massa jenis serbuk kayu nya lebih besar daripada massa jenis air.

VII. Pembahasan Setelah Pengukuran


A. Serapan Radiasi Kalor Oeh Benda
Setelah diamati, air pada botol bening lebih meningkat dibandingkan dengan air pada botol
hitam. Karena pada botol hitam lebih cepat menyerap panas sehingga mengalami tekanan-
tekanan. Karena tekanan pada botol hitam lebih tinggi, maka air bergerak menuju botol
bening.
B. Aliran Konveksi Pada Udara
Pada percobaan ini, terjadi sirkulasi udara. Bagian yang terdapat unsend atau lilin suhunya
lebih tinggi dibandingkan di bagian yang terdapat obat nyamuk. Sehingga tekanan rendah
terjadi pada suhu yang tinggi, tekanan tinggi terjadi pada suhu yang rendah.
C. Aliran Konveksi Pada Zat Cair
Setelah dilakukan percobaan dapat diamati bahwa air bersirkulasi di dalam pipa dikarenakan
terjadinya pemuaian pada air. Seharusnya, serbuk serbuk kayu ikut bersirkulasi bersama air
akan tetapi karena massa jenis pada kayu lebih besar, maka tidak ikut bersirkulasi bersama
air.

VIII. Tugas dan Pertanyaan Akhir


A. Serapan Radiasi Kalor Oleh Benda
1. Jelaskan apakah peristiwa ini berhubungan dengan pemuaian udara dalam
botol Aqua.
2. Jelaskan mengapa permukaan air pada pipa yang terhubung pada tabung Aqua
warna hitam lebih rendah.
3. Matikan lampu dan tempelkan kedua telapak tangan masing-masing pada
botol Aqua hitam dan Aqua bening, kemudian amati apa yang terjadi.

39
4. Jelaskan apakah peristiwa yang terjadi pada poin kegiatan 5 sama seperti yang
terjadi pada poin 4, jelaskan mengapa demikian.
5. Berdasarkan peristiwa ini, coba saudara jelaskan sebab-sebab terjadinya angin
laut pada siang hari dan terjadinya angin darat pada malam hari.
6. Buat kesimpulan tentang efek besarnya serapan kalor berdasarkan warna
benda dan hubungannya dengan perubahan suhu benda.
Jawaban:
1. Peristiwa ini berhubungan dengan pemuaian udara dalam botol. Karena
setelah diletakkan lampu diantara kedua botol tersebut, botol hitam
mengalami pemuaian udara karena pada botol hitam lebih cepat menyerap
panas, akibatnya panas yang diserap membuat udara di dalam botol lebih
cepat memuai.
2. Pada botol berwarna hitam lebih cepat menerima panas dan melepaskan
panas, sedangkan warna bening lebih lama menerima panas dan
melepaskan panas. Dengan demikian, botol berwarna hitam tekanan
suhunya semakin tinggi dan menekan permukaan air pada pipa semakin ke
bawah.
3. Pada percobaan ini, kami menggunakan lampu pijar. Setelah didiamkan
beberapa saat, botol hitam masih sedikit panas sedangkan botol bening
tidak panas, dan permukaan air didalam pipa U kembali stabil dan
seimbang.
4. Peristiwa yang terjadi pada poin kegiatan 5 sama seperti yang terjadi
menurut poin 4 di atas karena sama-sama menerima panas.
5. Sebab terjadinya angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam
yakni karena lautan mempunyai panas yang lebih besar daripada daratan,
sinar matahari laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan
daratan meningkat pada siang hari, di atas permukaan daratan meningkat
pula. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih rendah karena panas
atau suhu tinggi sedangkan tekanan udara di lautan cenderung lebih tinggi
karena lebih dingin atau suhu rendah.
6. Hubungannya dengan perubahan suhu benda yakni jika kita berikan suhu
yang tinggi, benda hitam akan lebih cepat panas dan benda yang putih
akan lambat panas, sebaliknya jika suhu diturunkan benda hitam akan
cepat dingin dan benda yang putih akan lambat panas.

40
B. Aliran Konveksi Pada Udara
1. Amatilah bagaimana dengan gerak asap bakaran tersebut, ke mana arah
gerakannya dan mengapa demikian.
2. Amati asap yang masuk ke dalam kota akan keluar lewat lubang yang lain,
jelaskan.
3. Jelaskan apakah gerak asap obat nyamuk berhubungan dengan peristiwa
pemuaian udara.
4. Jelaskan apakah peristiwa konveksi udara ini disebabkan perubahan massa
jenis udara.
5. Jelaskan, apakah peristiwa yang diperlihatkan percobaan diatas dapat
menjelaskan sebab terjadinya gerakan udara yang dinamakan dengan angin
laut dan angin darat.
Jawaban:
1. Setelah diamati, gerak asap ternyata masuk ke dalam pipa. Hal ini
dikarenakan suhu udara pada tempat masuknya asap rendah. Rendahnya
suhu udara menyebabkan kerapatan udara menjadi besar dan tekanan
menjadi tinggi. Lalu asap keluar lewat pipa yang dibawahnya terdapat
bunsen.
2. Asap masuk yang masuk ke dalam kota akan keluar lewat lubang yang
lain, karena asap menuju ke tekanan yang rendah. Tekanan yang rendah ini
bisa disebabkan oleh suhu yang ditimbulkan oleh lilin atau bunsen. Suhu
yang tinggi menyebabkan massa jenis asam menjadi ringan makanya asap
keluar lewat lubang lain ataupun asap naik ke atas.
3. Gerak asap obat nyamuk berhubungan dengan peristiwa pemuaian udara
karena gerak acak mengikuti tekanan udara. Tekanan yang tinggi
disebabkan oleh suhu yang rendah dan tekanan yang rendah disebabkan
oleh suhu yang tinggi. Pada suhu yang tinggi terjadilah pemuaian udara.
4. Peristiwa konveksi berhubungan dengan perubahan massa jenis udara
karena peristiwa konveksi gerak asap yang naik ke atas terjadi pada tempat
dimana terjadinya pemuaian udara. Suhu yang bisa menyebabkan massa
jenis berkurang. Pengurangan masa jenis menyebabkan asap bergerak ke
tempat ini dan keluar naik ke atas.
5. Percobaan ini dapat menjelaskan sebab terjadinya gerakan udara yang
dinamakan dengan angin laut dan angin darat, karena udara bergerak dari

41
tekanan udara yang tinggi ke tekanan darah rendah. Angin laut terjadi
karena perpindahan udara dari lautan ke daratan dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah dan sebaliknya.
C. Aliran Konveksi Pada Zat Cair
1. Amati apa yang terjadi pada air, jika pada bagian kanan bawah dari pipa U
diletakkan pemanas bunsen.
2. Jelaskan mengapa air dapat bersirkulasi sepanjang pipa.
3. Jelaskan apa hubungan peristiwa aliran ini dengan perpindahan panas secara
konveksi pada zat cair.
4. Jelaskan mengapa jika pemanas bunsen dipindahkan dari bawah pipa
kecepatan sirkulasi air tampak menjadi lambat, mengapa demikian.
5. Jelaskan apakah ada kaitan peristiwa ini dengan peristiwa upwelling pada air
laut.
6. Jika peristiwa upwelling terjadi di lautan, apa hubungannya dengan
pergerakan angin di lautan.
7. Jelaskan apakah peristiwa upwelling ada kaitannya dengan perubahan tekanan
udara di permukaan laut serta perubahan keadaan cuaca dan iklim di suatu
tempat.
Jawaban:
1. Setelah diamati, ketika pada bagian kanan bawah pipa U di letakkan
pemanas bunsen, yang terjadi pada air yaitu bersirkulasi.
2. Karena arus air bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Suhu yang
tinggi menyebabkan massa jenis berkurang dan tekanan menjadi tinggi dan
terjadi pemuaian di dalam air.
3. Hubungan peristiwa aliran ini dengan perpindahan panas secara konveksi
pada zat cair di mana pada suhu yang tinggi menyebabkan massa jenis
berkurang dan tekanan menjadi tinggi dan terjadi pemuaian di dalam air.
4. Ketika pemanas bunsen dipindahkan dari bawah pipa, kecepatan gerak
sirkulasi air menjadi lambat karena saat bunsen dipindahkan suhu akan
berkurang dan tekanan yang semula tinggi akan berkurang sedikit demi
sedikit. Tekanan yang berkurang menyebabkan gerak sirkulasi air menjadi
lambat.
5. Peristiwa ini ada kaitannya dengan peristiwa upwelling pada air laut
karena peristiwa nya benar-benar sama. Upwelling merupakan kenaikan

42
massa air laut dari suatu lapisan ke dalam lapisan permukaan. Gerakan
naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi dan
unsur hara yang kaya ke permukaan.
6. Hubungan pergerakan angin di lautan yang terjadi sama halnya dengan
peristiwa upwelling. Angin di lautan terjadi karena adanya tekanan yang
tinggi di lautan sehingga angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah akibatnya terjadi sirkulasi udara dari laut ke darat.
7. Peristiwa upwelling ada kaitannya dengan perubahan tekanan udara di
permukaan laut serta perubahan keadaan cuaca dan iklim di suatu tempat.
Perbedaan tekanan udara dapat menimbulkan pergerakan angin dari
wilayah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan rendah sesuai dengan
sifat fluida maka bertiupnya angin di atas lautan mengakibatkan
pergerakan massa air. Selain pergerakan secara horizontal juga dapat
terjadi secara vertikal.

IX. Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa peristiwa konveksi merupakan perpindahan
panas yang terjadi di antara permukaan sebuah benda padat dengan fluida, konveksi terdapat
pada udara dan zat cair. Radiasi merupakan perpindahan panas tanpa memerlukan perantara
atau media. Pada radiasi dapat kita amati bahwa kemampuan kalor menyerap panas lebih baik
terhadap benda yang berwarna hitam atau gelap dibandingkan pada benda yang berwarna
terang. Radiasi terjadi karena energi memancarkan dari suatu sumber (bergerak keluar dalam
garis lurus ke segala arah). Sedangkan pada konveksi terjadi karena beberapa faktor yaitu
kalor, waktu perpindahan, jenis benda, luas permukaan benda dan perubahan suhu.

X. Daftar Pustaka
Berikut yang Merupakan Faktor yang Memengaruhi Laju Perpindahan Kalor Konveksi
adalah, roboguru.ruangguru.com, (https://roboguru.ruangguru.com/question/berikut-yang-
merupakan-faktor-yang-memengaruhi-laju-perpindahan-kalor-konveksi-adalah-QU-
1087HQ3B), (diakses pada 24 November 2021 pukul 01.52).
Pengertian Konveksi, Jenis-Jenis, dan Contoh, 2021, www.kumparan.com,
(https://kumparan.com/kabar-harian/pengertian-konveksi-jenis-jenis-dan-contoh-
1wfosSorOtd), (diakses pada 24 November 2021 pukul 01.34)

43
HALAMAN KOREKSI DAN PENGESAHAN LAPORAN

TANGGAL DIKOREKSI :
CATATAN KOREKSI :

Darussalam, 24 November 2021


Asisten yang membimbing, Praktikan,

Ridha Azkiya
_________________________ __________________________
NIM. 2106101040030

44
I . TUJUAN PERCOBAAN

1 . Mempelajari cara memakai basic meter manual

2 . mempelajari cara menggunakan alat ukur arus dan tegangan listrik menggunakan alat ukur

3. mengukur hambatan listrik (lampu pijar)

4 .mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pengukuran

II . TUGAS BACAAN DAN PRETES

1. -vold adalah Satuan turunan di dalam standar Indonesia si untuk mengukur perbandingan
dengan tegangan listrik

-ampere adalah Aliran listrik yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif sehingga
diabaikan dan ditempatkan terpisah dengan jarak 1 meter dalam vakum

-watt adalah Satuan turunan si untuk daya

- ohm adalah satuan SI dari implementasi listrik atau dalam kasus arus searah, hambatan
listrik

2 . Karena dalam geografi bagian keilmuan salah satunya adalah Geofisika mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip

-prinsip fisika penelitian geografi dilakukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
bumi melibatkan ukuran di atas permukaan bumi dan parameter parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan dalam bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika biografi juga
mempelajari listrik

3. Multimeter dapat mengukur tegangan tinggi suatu benda tegangan rendah kuat arus listrik
dan hambatan listrik

4. Yang saya gambarkan praktikum alat ukur dasar listrik saya menjadi mengetahui apa saja
yaitu juga dapat mengetahui bagaimana cara menggunakan multimeter apa saja yang dapat
diukur dengan multimeter

45
5. Karena dari praktikum alat ukur dasar listrik sangat menarik dapat dasar listrik pesan dari
praktikum dasar listrik alat yang digunakan dalam praktikum lebih baik lagi tidak ada alat
yang rusak

DC

III . TEORI DASAR

Basic meter ukur listrik yang dipakai alat ukur arus dan tegangan dengan pemandangan yang

Multimeter listrik yang digunakan unntuk kur lebih dari satu besaran listrik biasanya
multimeter adalah 4 besaran listrik

1. Tegangan tinggi

2. Tegangan rendah

3. Kuat arus listrik

4. Hambatan listrik

Tegangan tinggi dalam multimeter biasanya ditandai dengan (ACV), tegangan rendah
biasanya ditandai dengan (DCV), kuat arus listrik ditandai dengan (DcMa). Dan hambatan
ditandai dengan ohm

PROSSEDUR PERCOBAAN

Multimeter

-Susunlah rangkaian hambatan (lampu pijar) R, volume ( v ), Amperemeter (A), dan baterai
(catu daya). Seperti yang tertera pada gambar 5.4

-sambungkan baterai pada tegangan tertentu (sebaliknya skalar pengatur tegangan mulai yang
rendah lebih dahulu)

-ulangi kegiatan di atas untuk 3 kali nilai tegangan baterai yang berbeda-beda

46
-matikan catu daya dan hitunglah nilai perbandingan v/I dan kemudian ukur mulai hambatan
(lampu pijar) dengan menggunakan ohm-meter

PEMBAHASAN SETELAH PENGUKURAN

Setelah pengukuran berlangsung dapat kita ketahui jika menggunakan senter dengan ukuran
watt yang kecil hasil tidak akan terang dan dengan multimeter kita tidak hanya mengukur 1
besaran saja dapat mengukur lebih dari 1 besaran.

1. Bola senter 1,5 v : cahaya lampu redup

2. Bola senter 3 v : cahaya lampu sedang

3. Bola senter 4,5 V: cahaya lampu terang

Pada bola Center 1,5 v menghasilkan kuat arus 130 mA

Ada bola senter 3 V menghasilkan kuat arus 175 mA

Pada bola senter 4,5 V menghasilkan kuat arus 225 mA

47
LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : LENSA CEMBUNG DAN TEROPONG


TANGGAL PERCOBAAN : 27 OKTOBER 2021

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobann ini, maka diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan:
1. Prinsip pembentukan bayangan oleh lensa cembung.
2. Perhitungan jarak titik fokus dan perbesaran bayangan oleh lensa cembung.

II. Tugas Bacaan dan Pretes


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik fokus dan jarak fokus.
2. Jelaskan bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cembung.
3. Buktikan bahwa jarak titik fokus lensa cembung memenuhi persaman (1).
4. Coba anda jelaskan perbedaan antara lensa dengan cermin secara fisis.
Jawaban:
1. Titik fokus disebut juga titik api, titik fokus merupakan titik yang terletak di tengah-
tengah garis hubung antara titik pusat kelengkungan cermin dengan titik pusat bidang
cermin, sedangkan jarak fokus merupakan jarak dari titik fokus ke lensa cermin.
2. Lensa cembung dapat menghasilkan bayangan yang bersifat nyata, terbalik diperbesar
atau diperkecil. Jenis bayangan yang dibentuk bergantung pada perisi benda dan
panjang fokus lensa.
3. Jarak titik fokus didapat akibat perbandingan antara jarak benda ke lensa (s) ditambah
perbandingn jarak lensa ke layar (s1). Perbandingan ini didapatkan karena lensa
cembung bersifat konvergen (mengumpulkan cahaya menjadi satu).
4. Lensa merupakan sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya,
sedangkan cermin merupakan permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantlan
bayangan dengan benda sempurna.

III. Teori Dasar


Lensa adalah sebuah alat optic yang dibatasi oleh dua permukaan yang berbentuk
melengkung (sferik). Ditinjau dari permukaannya, lensa dapat digolongkan sebagai lensa bi-
convek (cembung-cembung), bi-concaf (cekung-cekung) dan plankonkaf (cekung datar).

48
Sebuah benda yang diletakkan tegak didepan lensa cembung (bi-convek) dapat menimbulkan
bayangan sejati terbalik, diperbesar atau diperkecil di belakang lensa bayangan sejati (nyata),
ini hanya terbentuk jika benda ditempatkan pada jarak antara titik fokus dengan pusat
kelengkungan sedangkan jika benda terletak pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokusnya
maka bayangan yang terbentuk adalah bersifat Maya tegak, diperbesar dan tidak dapat
teramati pada layar.
Sebuah benda yang diletakkan tegak didepan lensa cembung (bi-convek) dapat menimbulkan
bayangan sejati terbalik diperbesar atau diperkecil di belakang lensa bayangan sejati (nyata)
ini hanya terbentuk jika benda ditempatkan pada jarak antara titik fokus dengan pusat
kelengkungan sedangkan jika benda terletak pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokusnya
maka bayangan yang terbentuk adalah bersifat Maya tegak, diperbesar dan tidak dapat
teramati pada layar.

Lensa cembung
memiliki manfaat dalam
kehidupan sehari-hari yaitu:
 Untuk membantu penderita rabun dekat.
 Digunakan di dalam lup sehingga dapat digunakan oleh tukang jam, emas dan
detektif.
 Penyusun lensa objektif dan lensa okuler pada alat optik teropong.
 Sebagai lensa objektif pada alat optik mikroskop.
 Dapat mengumpulkan sinar matahar

49
IV. Alat dan Bahan
 Alat
Nama Alat Gambar

Bangku optik & statip

Benda tegak

Sumber cahaya (lampu


sorot)

Kabel penghubung

Powe supply 12 Volt

50
Layar

Lensa cembung

 Bahan
1. Sumber cahaya
2. Lensa cembung
3. Benda tegak
4. Layar
5. Kabel penghubung
6. Bangku optik
7. Statip
8. Power supply 12 Volt
9. Penggaris

V. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat alat percobaan yang digunakan.
2. Susun rangkaian percobaan.
3. Letakkan benda di depan lampu (sebelah kiri lensa) dan layar di sebelah atau di depan
lensa cembung.
4. Setel jarak benda s dari benda ke lensa dan tinggi benda. Setel sedemikian rupa hingga
terlihat bayangan yang paling jelas dan tajam.
5. Ukurlah jarak benda s dari benda ke lensa dan tinggi benda h.

51
6. Ukur jarak bayangan s¹ yaitu jarak lensa ke layar dan ukur juga ketinggian bayangan h¹
tepat ketika bayangan terlihat dengan jelas dan tajam pada layar.
7. Lakukan kegiatan berikut sebanyak 10 kali pengulangan dengan kedudukan benda s
dan layar diubah sedangkan kedudukan lensa tetap.
8. Catatlah data pengukuran ke dalam tabel pengamatan sesuai dengan data pengukuran
sebelumnya.

VI. Hasil Setelah Percobaan


m
No. s s1
h h 1
f h1 s1
h s
1. 18,8 cm 23,5 cm 1 cm 1,4 cm 10,2 cm 1,4 cm 1,29 cm
2. 15,5 cm 27,1 cm 1 cm 1,6 cm 9,8 cm 1,6 cm 1,74 cm
3. 19,9 cm 22 cm 1 cm 1,4 cm 10,4 cm 1,4 cm 1,10 cm
4. 14,7 cm 34,7 cm 1 cm 2,4 cm 10,3 cm 2,4 cm 2,36 cm
5. 17,7 cm 22,9 cm 1 cm 1,3 cm 9,9 cm 1,3 cm 1,29 cm
6. 13,2 cm 37,1 cm 1 cm 2,5 cm 9,7 cm 2,5 cm 2,81 cm
7. 16,8 cm 22,8 cm 1 cm 1,4 cm 9,6 cm 1,4 cm 1,35 cm
8. 14,7 cm 30,9 cm 1 cm 2 cm 9,9 cm 2 cm 2,10 cm
9. 12,3 cm 53 cm 1 cm 4 cm 9,9 cm 4 cm 4,30 cm
10. 16,4 cm 26,1 cm 1 cm 1,5 cm 9,9 cm 1,5 cm 1,59 cm

Jumlah dan rata-rata:


f = 9,96 cm
h1⁄h = 1,95 cm
s1⁄s = 1,993 cm
Rumus 1:
1 1
f= +
s s1
1 1 23,5 18,1 41,6 425,3
1. f = + = + = = =10,2 cm
18,1 23,5 425,35 425,3 425,3 41,6
1 1 27,1 15,5 42,6 420,05
2. f = + = + = = =9,8 cm
15,5 27,1 420,05 420,05 420,05 42,5
1 1 22 19,9 41,9 437,8
3. f = + = + = = =10,4 cm
19,9 22 437,8 437,8 437,8 41,9
1 1 34,7 14,7 49,4 510,09
4. f = + = + = = =10,3 cm
14,7 34,7 510,09 510,09 510,09 49,4
1 1 22,9 17,7 40,6 405,33
5. f = + = + = = =9,9 cm
17,7 22,9 405,33 405,33 405,33 40,6

52
1 1 37,1 13,2 50,3 489,72
6. f = + = + = = =9,7 cm
13,2 37,1 489,72 489,72 489,72 50,3
1 1 22,8 16,8 39,6 383,04
7. f = + = + = = =9,6 cm
16,8 22,8 383,04 383,04 383,04 39,6
1 1 30,9 14,7 45,6 454,23
8. f = + = + = = =9,9 cm
14,7 30,9 454,23 454,23 454,23 45,6
1 1 53 12,3 65,3 651,9
9. f = + = + = = =9 , 9 cm
12,3 53 651,9 651,9 651,9 65,3
1 1 26,1 16,4 42,5 428,04
10. f = + = + = = =9 , 9 cm
16,4 26,1 428,04 428,04 428,04 42,5
Rumus 2:
h1
m=
h
1,4
1. m= =1,4 cm
1
1,6
2. m= =1,6 cm
1
1,4
3. m= =1,4 cm
1
2,4
4. m= =2, 4 cm
1
1,3
5. m= =1,3 cm
1
2,5
6. m= =2,5 cm
1
1,4
7. m= =¿ 1,4 cm
1
2
8. m= =¿ 2 cm
1
4
9. m= =4 cm
1
1,5
10. m= =1,5 cm
1

VII. Pembahasan Setelah Pengukuran


Setelah melakukan pengukuran, dapat kita ketahui bahwa pada:

Percobaan pertama Percobaan keenam

53
s = 18,1 cm s = 13,2 cm
s¹= 23,5 cm s¹= 37,1 cm
h = 1 cm h = 1 cm
h¹= 1,4 cm h¹= 2,5 cm

Percobaan kedua Percobaan ketujuh


s = 15,5 cm s = 16,8 cm
s¹= 27,1 cm s¹= 22,8 cm
h = 1 cm h = 1 cm
h¹= 1,6 cm h¹= 1,4 cm

Percobaan ketiga Percobaan kedelapan


s = 19,9 cm s = 14,7 cm
s¹= 22 cm s¹= 30, 9 cm
h = 1 cm h = 1 cm
h¹= 1,4 cm h¹= 2 cm

Percobaan keempat Percobaan kesembilan


s = 14,7 cm s = 12,3 cm
s¹= 34,7 cm s¹= 53 cm
h = 1 cm h = 1 cm
h¹= 2,4 cm h¹= 4 cm

Percobaan kelima Percobaan kesepuluh


s = 17,7 cm s = 16,4 cm
s¹= 22,9 cm s¹= 2,6 cm
h = 1 cm h = 1 cm
h¹= 1,3 cm h¹= 1,5 cm
Dapat kita lihat bahwa tinggi bayangan rata-rata tidak ada yang <1 cm, dikarenakan jika <1
cm bayangan akan buram atau tidak jelas, berarti tidak fokus.

VIII. Tugas dan Pertanyaan Akhir


s1 h1
1. Bagaimana harga perbandingan jika di acu harga perbandingan dari ..
s h

54
2. Dengan menggunakan data hasil pengukuran sesuai dengan prosedur diatas, tentukan
jarak titik fokus lensa cembung, lengkap dengan angka ketidakpastiannya.
3. Pada jarak benda yang bagaimana (terhadap lensa) sehingga hasil perbesaran
bayangannya dapat lebih kecil dari satu (1).
4. Sumber kesalahan apa yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran fokus lensa
cembung menurut metode yang kita gunakan.
5. Buat kesimpulan terhadap hasil percobaan tentang pembentukan bayangan pada lensa
cembung yang telah dilakukan.
Jawaban:
s1 h1
1. Harga perbandingan jika diacu harga perbandingan tidaklah sama. Nilai tidak
s h
tetap karena penyebutnya tidak bernilai 1, sedangkan bernilai tetap karena
penyebutnya bernilai 1.
2. F1 = 10,2 cm
F2 = 9,8 cm
F3 = 10,4 cm
F4 = 10,3 cm
F5 = 9,9 cm
F6 = 9,7 cm
F7 = 9,6 cm
F8 = 9,9 cm
F9 = 9,9 cm
F10 = 9,9 cm
3. Ketika percobaan kemarin, kami mendapati titik fokus benda dengan nilai 1 cm atau 1
cm lebih. Jika kurang dari 1 cm dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah tidak fokus,
dikarenakan bayangan tidak jelas dan tajam.
4. Beberapa sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran fokus lensa
cembung adalah penggeseran layar objek oleh pengamat atau akibat adanya getaran,
lalu pengamat kurang teliti dalam melihat skala hasil pengukuran dengan
menggunakan penggaris.
5. Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
Lensa merupakan alat optik yang dibatasi oleh dua permukaan yang berbentuk
melengkung. Lensa ada beberapa jenis. Tapi, di dalam praktikum ini yang kita
gunakan adalah lensa cembung.

55
Beberapa alat yang digunakan:
 Sumber cahaya
 Lensa cembung
 Benda tegak
 Layar
 Kabel penghubung
 Bangku optik, statip
 Power supply 12 Volt
 Penggaris
Lalu setelah itu mengambil data pengukuran dengan cara mengukur dengan
penggaris. Ukur jarak antara benda tegak ke lensa dan jarak antara lensa ke layar.
Lakukan pengukuran sebanyak 10 kali pengukuran. Setelah mendapati hasilnya,
dapat kita lihat bahwa tinggi bayangan (h¹) tidak ada ada yang <1 cm. Jika <1 cm
yang terjadi adalah bayangan buram berarti tidak fokus.

IX. Kesimpulan
Lensa merupakan alat optik yang dibatasi oleh dua permukaan yang berbentuk melengkung.
Lensa ada beberapa jenis. Tapi di dalam praktikum ini yang digunakan adalah lensa
cembung. Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
 Sumber cahaya (senter)
 Lensa cembung
 Benda tegak
 Layar
 Kabel penghubung
 Bangku optik, statip
 Power supply 12 Volt
Lalu setelah itu mengambil data pengukuran dengan cara mengukur dengan penggaris. Ukur
jarak antar benda tegak lensa dan jarak antara lensa ke layar. Lakukan pengukuran sebanyak
10 kali pengukuran. Setelah didapati hasilnya dapat kita lihat bahwa tinggi bayangan tidak
ada yang lebih kecil daripada 1 cm. Jika tinggi bayangan lebih kecil daripada 1 cm yang
terjadi adalah bayangan buram berarti tidak fokus.

X. Daftar Pustaka

56
Al-Azizah, rohil, 2017, Laporan Praktikum Fisika Geografi Lensa Cembung,
(http://rohilalazizah.blogspot.com/2017/02/V-behaviourldefaul-tvmlo-23.html?m=1),
(diakses pada 01 November 2021 pukul 15.27)
Pakdosen, 2021, Lensa Cembung:Rumus, Jenis, sifat Sinar, Manfaat,
(https://pakdosen.co.id/lensa-cembung/), (diakses pada 01 November 2021 pukul 21.53

HALAMAN KOREKSI DAN PENGESAHAN LAPORAN

TANGGAL DIKOREKSI :
CATATAN KOREKSI :

Asisten yang membimbing, Darussalam, 03 November 2021


Praktikan,

_________________________ Ridha Azkiya

57
__________________________
NIM. 2106101040030

58

Anda mungkin juga menyukai