Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Praktikum Mekanika Analitik

Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika


Universitas Halu Oleo,2015

Penentukan Nilai Konstanta Puntir K dan Modulus Geser M dari Kawat Logam
dengan Menggunakan Metode Ayunan Puntir
Suritno Fayanto, Nanang Adrianto, Sri Ayu Ningsih
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari
Email. suritnofayanto@gmai.com

abstrak

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda yang


melewati titik kesetimbangannya dengan lintasan dan waktu yang sama. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat
logam dengan menggunakan metode ayunan puntir. Dari tujuan tersebut maka
dilakukan percobaan dengan menggunakan dua jenis kawat logam yang berbeda yaitu
kawat besi dan kawat tembaga. Untuk masing-masing kawat dilakukan tiga perlakuan
dengan memvariasikan panjang tali yang digunakan untuk menggantungkan piringan
yaitu sepanjang 0,25 m, 0,5 m dan 0,75 m dengan besar simbapangan yaitu 180o
dengan 10 kali ayunan. Bedasarkan data pengamatan dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa semakin panjang tali yang digunakan untuk menggantung
piringan maka semakin lama pula waktu yang digunakan untuk berosilasi
(memuntir). Konstanta puntir untuk kawat besi lebih besar jika dibandingkan dengan
kawat tembaga, hal ini dipengaruhi oleh panjang kawat, waktu puntiran dan diameter
kawat. Pada konstanta puntir dipengaruhi oleh panjang kawat, dimana semakin
panjang tali yang digunakan maka semakin kecil nilai konstanta puntir kawat.
Sementara itu, modulus geser pada kawat dipengaruhi oleh panjang kawat yang
digunakan maka semakin besar pula nilai modulus gesernya.

Kata Kunci : Ayunan Puntir, Konstanta Puntir, Mudulus geser


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda yang

melewati titik kesetimbangannya dengan lintasan dan waktu yang sama.

Contoh gerak harmonik sederhana yaitu ayunan bandul, pegas dan ayunan

pu ntir pun termasuk di dalamnya. Adapun ayunan puntir akan terjadi ketika

suatu benda (misalnya piringan) digantungkan dengan menggunakan kawat

(misalkan panjang kawat L) kemudian diberikan simpangan sebesar θ lalu

dilepaskan, maka benda tersebut akan berosilasi atau memuntir dalam jangka

waktu t. Dalam ayunan puntir dikenal yang namanya konstanta puntir dan

modulus geser, dimana konstanta puntir merupakan tetapan harga suatu

logam yang dapat dipuntir sampai batas maksimumnya sedangkan modulus

geser adalah beda panjang logam sebelum dan sesudah dipuntir.

Piringan tipis dengan massa m digantungkan pada pusat massa dengan

menggunakan kawat. Kalau piringan diberi simpangan, berarti kawat

penggantung akan terpuntir dan jika dilepaskan, maka momen gaya yang

menyebabkan puntiran, τ akan berbanding lurus dengan sudut puntiran θ.

Setiap benda akan mengalami perubahan ketika sebuah gaya diberikan

padanya. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah perubahan panjang.

Sifat benda dimana benda tersebut akan kembali ke bentuk semula ketika

gaya yang bekerja pada benda itu dihilangkan disebut sifat elastisitas benda.
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk awalnya

segera setelah gaya yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan (Giancolli,

1987).

Pertambahan panjang ∆l tidak hanya bergantung pada gaya yang

diberikan pada bebannya, tetapi juga pada bentuk benda dan ukurannya.

Percobaan menggunakan kawat baja dan kawat besi menunjukan bahwa

molekul-molekul pada kawat bergeser satu sama lain segera setelah beban

melampaui batas elastik dan bahan berubah menjadi plastis (Nelkom, 1987).

Beradasarkan uraian diatas sehingga perlu dilakukan praktikum

ayunan puntir, dimana melalui percobaan ini kita dapat mengetahui

bagaimana cara menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari

sebuah kawat, hal ini berhubungan dengan gaya kelembaman dimana

merupakan sebuah kebalikan dari resultan gaya dan momen puntir, bersama-

sama dengan resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda, maka benda

tersebut akan dibawah dalam keadaan setimbang.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini yaitu untuk

menentukan konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam.


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

B. Kajian Teori

Dalam menganalisa bagian struktur yang mendapat momen puntir, kita

akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang pertama, system

secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan

metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap sumbu

dari bagian struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan lalu

dipindahkan dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau

penahan yang diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang

telah dipisahkan ditentukan. Untuk mendapatkan momen puntir dalam ini untuk

batang-batang statis tertentu hanya dibutuhkan sesuatu persamaan statistika yaitu

∑ m = 0 dimana sumbu x adalah dibuat sepanjang arah batang. Dengan

menggunakan persamaan ini terhadap suatu bagian terpisah dari sebuah poros

maka suatu momen puntir terpakai luar didapatkan untuk mengimbangi momen

puntir luar dan dalam haruslah sama secara numerik tetapi bekerja dalam arah

yang berlawanan (Astamar, 2008).

Skema bandul puntir ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Cakram diputar,

misalnya sejauh θm tegak lurus terhadap kawat penggantungnya kemudian di

lepas. Cakram akan berputar bolak-balik searah dan berlawanan arah jarum jam

terhadap sumbu. Gerak inilah yang dikategorikan sebagai bandul puntir.


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Gambar 3.1 Skema Bandul Puntir, Titik O adalah Sumbu Puntir.

Pada gerak ini, jika simpangan sangat kecil, maka torsi pemulih yang bekerja

adalah

τ = - k θ………………………………………………………………………(3.1)

dengan k adalah torsi yang bergantung pada sifat kawat. Sekali lagi gunakan

identitas kinematika rotasi τ = Iα = I d2θ/dt2 , diperoleh

𝑑2 𝜃 𝐾
+ 𝜃 = 0……………………………………………………………….(3. 2)
𝑑𝑡 2 𝐼

Sehingga, persamaan simpangan dan periode getaran bandul puntir untuk

simpangan kecil adalah

θ = θ0 sin ( ωt + ф )…………………………………………………………...(3.3)
2𝜋
T= = 2π √𝐼/𝑘 ……………………………………………………………..(3.4)
𝜔

Kali ini, nilai periode bergantung pada bentuk cakram dan sifat kawat (Adrianto,

2010).

Nilai konstanta sebuah puntir dapat di tentukan dengan menerapkan torka

yang diketahui untuk memutar kawat dan mengukur sudut simpangan θ yang
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

terjadi. Puntir mempunyai hubungan dengan modulus benda, dimana modulus

benda adalah bilangan yang menggambarkan perubahan volume yang elastis.

Modulus geser merupakan hasil bagi antara tegangan geser dengan regangan

geser. Konstanta puntir merupakan sebuah tetapan harga untuk suatu logam yang

dapat dipuntir sampai batas maksimal elastisitasnya (Sutrisno,1997).

C. Metode Praktikum

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum percobaan ayunan

puntir ditunjukan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Alat dan Bahan Percobaan Ayunan Puntir


No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Satu set statif Tempat menggantungkan beban dan penyangga
2. Mikrometer Mengukur diameter kawat
3. Neraca Mengukur massa piringan
4. Mistar Mengukur panjang kawat
5. Kawat besi Menggantungkan beban
6. Kawat tembaga Menggantungkan beban
7. Stopwatch Mengukur waktu osilasi
8. Piringan Sebagai objek pengamatan

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ayunan puntir adalah sebagai berikut:

1. Menggantungkan benda pada suatu poros yang melalui pusat massa dan

tegak lurus pada bidang-bidang benda seperti pada Gambar 3.2 berikut :
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Gambar 3.2. Rangkaian Percobaan Ayunan Puntir

2. Mengukur diameter piringan.

3. Mengukur panjang dan diameter kawat besi yang dipakai, panjang kawat

mulai dari 0,25 m.

4. Memutar benda tegar dengan sudut kecil (90o), kemudian melepaskan

sehingga benda berosilasi, mencatat waktu yang diperlukan untuk 10

ayunan.

5. Mengulangi langkah 3 untuk harga yang berlainan yaitu 0,5 m dan 0,75m.

6. Mengulangi percobaan untuk jenis kawat tembaga.


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

1.1 Data Pengamatan

Data pengamatan pada percobaan ayunan puntir dapat dilihat pada

Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Data Pengamatan Ayunan Puntir


Jenis L dkawat rkawat ttotal T
No N t1 (s) t2 (s) t3 (s)
kawat (m) (m) (m) (s) (s)
1. Besi 0,25 3,7.10-4 1,8.10-4 10 34,5 34,5 34,4 34,5 3,45

2. Besi 0,5 3,7.10-4 1,8.10-4 10 42,4 42,5 42,8 42,6 4,36

3. Besi 0,75 3,7.10-4 1,8.10-4 10 57,4 58,3 58,2 56,2 5,82

4. Tembaga 0,25 3,1.10-4 1,5.10-4 10 50,0 50,0 50,0 50,0 5,00

5. Tembaga 0,5 3,1.10-4 1,5.10-4 10 66,5 66,1 66,3 66,3 6,63

6. Tembaga 0,75 3,1.10-4 1,5.10-4 10 78,2 78,4 78,4 78,3 7,83

Massa piringan kayu = 0,1026 kg


Diameter piringan kayu = 0,105 m
Jari-jari piringan kayu = 0,0525 m

1.2 Analisis Data

a) Menentukan Konstanta Puntir

1) Untuk Besi

 Untuk Panjang Kawat 0,25 m

Dik : L = 0,25 m
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Mpiringan = 0,1026 kg

rpiringan = 0,0525 m

T = 3,452 s

Dit : kpuntir =…?

4𝜋 2 𝐼
Penye : 𝑘 = 𝑇2

1
Dengan, I = 2 MR2

1
= 2 (0,1062) x (0,0525)2

= 0,000141 kg.m2

4 ×(3.14)2 ×0.000141
Sehingga, 𝑘 =
(3.452)2

k = 0,000468 kg.m2/s2

 Untuk Panjang Kawat 0,5 m

Dik : L = 0,5 m

mpiringan = 0,1062 kg

Rpiringan = 0,0525 m

T = 4, 265 s

Dit : kpuntir = …?
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

4𝜋 2 𝐼
Penye : 𝑘 = 𝑇2

4 x(3,14) 2 x0,000141
𝑘=
(4,263) 2

= 0,000306 kg.m2/s2

 Untuk Panjang Kawat 0,75 m

Dik : L = 0,75 m

mpiringan = 0,1062 kg

Rpiringan = 0,0525 m

T = 5,820 s

Dit : kpuntir = …?

4𝜋 2 𝐼
Penyelesaian: 𝑘 = 𝑇2

4 x(3,14) 2 x0,000141
𝑘=
(5,820) 2

= 0, 000164 kg.m2/s2

2) Untuk Tembaga

 Untuk Panjang Kawat 0,25 m

Dik : L = 0,25 m

mpiringan = 0,1062 kg

Rpiringan = 0,0525 m

T = 5,007 s
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Dit : kpuntir = …?

4𝜋 2 𝐼
Peny : 𝑘 = 𝑇2

4 x(3,14) 2 x0,000141
𝑘=
(3,452) 2
 0,000222kg.m2 / s 2

 Untuk Panjang Kawat 0,5 m

Dik : L = 0,5 m

mpiringan = 0,1062 kg

Rpiringan = 0,0525 m

T = 6,637 s

Dit : kpuntir = …?

4𝜋 2 𝐼
Penyelesaian : 𝑘 = 𝑇2

4 x(3,14) 2 x0,000141
𝑘=
(6,637) 2

= 0,000126 kg.m2/s2

 Untuk Panjang Kawat 0,75 m

Dik : L = 0,5 m

mpiringan = 0,1062 kg

Rpiringan = 0,0525 m

T = 7,837 s
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Dit : kpuntir = …?

4𝜋 2 𝐼
Penyelesaian : 𝑘 = 𝑇2

4 x(3,14) 2 x0,000141
𝑘= 2
= 0,0000905 kg.m2/s2
(7,837)
b) Menentukan Modulus Geser (M)

1) Untuk Besi

 Untuk Panjang Kawat 0,25 m

Dik : L = 0,25 m

k = 0,000468 kg.m2/s2

π = 3,14

rkawat = 0,000185 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : M 
r 4

2 x0,000468x0,25
=
3,14 x(0,000185) 4

= 6,35 x 1010 kg/ms2

 Untuk Panjang Kawat 0,5 m

Dik : L = 0,5 m

k = 0,000306 kg.m2/s2

π = 3,14
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

rkawat = 0,000185 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : M 
r 4

2 x0,000306 x0,5
=
3,14 x(0,000185) 4

= 8,32 x 1010 kg/ms2

 Untuk Panjang Kawat 0,75 m

Dik : L = 0,75 m

k = 0,000164 kg.m2/s2

π = 3,14

rkawat = 0,000185 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : M 
r 4

2 x0,000164 x0,75
=
3,14 x(0,000185) 4

= 6,64 x 1010 kg/ms2

2) Untuk Tembaga

 Untuk Panjang Kawat 0,25 m


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Dik : L = 0,25 m

k = 0,000222 kg.m2/s2

π = 3,14

rkawat = 0,000155 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : M =
r 4

2𝑥0,000222𝑥0,25
=
3,14 x(0,000155) 4

= 6,12 x 1010 kg/ms2

 Untuk Panjang Kawat 0,5 m

Dik : L = 0,5 m

k = 0,000126 kg.m2/s2

π = 3,14

rkawat = 0,000155 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : 𝑀 =
r 4

2 x0,000126 x0,5
=
3,14 x(0,000155) 4

= 6,95 x 1010 kg/ms2


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

 Untuk Panjang Kawat 0,75 m

Dik : L = 0,75 m

k = 0,0000905 kg.m2/s2

π = 3,14

rkawat = 0,000155 m

Dit : M = …?

2kl
Penyelesaian : 𝑀 =
r 4

2 x0,0000905x0,75
=
3,14 x(0,000155) 4

= 7,49 x 1010 kg/ms2

c) Grafik Hubungan Panjang Kawat dan Periode Sudut 180o

1) Grafik hubungan panjang kawat dan periode sudut 180o untuk

kawat besi ditunjukan pada Gambar 3.3 berikut:


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

hubungan antara T dengan l pada


kawat besi
0.8
0.7 y = 0.25x - 1E-15
0.6
0.5
T (s)
0.4
0.3 Series1
0.2 Linear (Series1)
0.1
0
0.25 0.5 0.75
l (m)

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Panjang Kawat dan Periode untuk


Sudut 180o pada Kawat Besi

2) Grafik hubungan panjang kawat dan periode sudut 180o untuk

kawat tembaga ditunjukan pada Gambar 3.4 berikut :

hubungan antara T dan l dengan


kawat tembaga
60
y = 13.389x + 3.0007
40
T (s)

20 Series1

0 Linear (Series1)
0.25 0.5 0.75
l (m)

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Panjang Kawat dan Periode untuk


Sudut 180o pada Kawat Tembaga
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

2. Pembahasan

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda yang

melewati titik kesetimbangan dengan lintasan dan waktu yang sama. Salah

satu contoh gerak harmonik sederhana adalah ayunan puntir. Ayunan puntir

akan terjadi ketika bandul puntir yang memiliki panjang tali L diberikan

simpangan sebesar θ, kemudian dilepaskan maka bandul tersebut akan

berosilasi atau memuntir. Dalam ayunan puntir dikenal konstanta puntir dan

modulus geser. Konstanta puntir asalah tetapan harga suatu benda yang

memuntir sampai batas elastisitasnya dan modulus geser adalah beda panjang

suatu benda sebelum dan sesudah memuntir.

Percobaan ayunan puntir dilakukan untuk dapat menentukan konstanta

puntir dan modulus geser dari kawat logam. Dari tujuan tersebut maka

dilakukan percobaan dengan menggunakan dua jenis kawat logam yang

berbeda yaitu kawat besi dan kawat tembaga. Untuk masing-masing kawat

dilakukan tiga perlakuan dengan memvariasikan panjang tali yang digunakan

untuk menggantungkan piringan yaitu sepanjang 0,25 m, 0,5 m dan 0,75 m.

Sementara itu simpangannya sebesar 180o dengan 10 kali ayunan. Untuk

kawat besi diperoleh periode yaitu untuk panjang kawat 0,25 m =3,452 s,

panjang kawat 0,5 m = 4,363 s dan panjang kawat 0,75 m = 5,820 s. Dan

untuk kawat tembaga diperoleh periode yaitu untuk panjang tali 0,25 m =

5,00 s, panjang tali 0,5 m = 6,637 s dan panjang tali 0,75 m = 7,837 s.
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

Sebagaimana tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan konstanta

puntir dan modulus geser maka dari data yang diperoleh dapat digunakan

untuk mencari nilai konstanta puntir dan modulus geser dari masing-masing

panjang kawat. Untuk panjang kawat 0,25 m pada kawat besi diperoleh

konstanta puntir = 0,000468 kg.m2/s2, untuk panjang kawat 0,5 m = 0,000306

kg.m2/s2 dan untuk panjang kawat 0,75 m = 0,000164 kg.m2/s2. Kemudian

untuk kawat tembaga dengan panjang kawat 0,25 m = 0,000222 kg.m2/s2,

untuk panjang kawat 0,5 m = 0,000126 kg.m2/s2 dan untuk panjang kawat

0,75 m = 0,0000905 kg.m2/s2. Selain menentukan konstanta puntir, ditentukan

pula modulus geser untuk masing-masing kawat logam. Modulus geser untuk

panjang tali 0,25 m pada kawat besi = 6,35x1010 kg/ms2 , untuk panjang

kawat 0,5 m = 8,32 x1010 kg/ms2 dan untuk panjang kawat 0,75 m = 6,64

x1010 kg/ms2. Sementara untuk modulus geser kawat tembaga dengan panjang

tali 0,25 m = 6,12 x1010 kg/ms2, untuk panjang kawat 0,5 m = 6,95x 1010

kg/ms2 dan untuk panjang kawat 0,75 m = 7,49x 1010 kg/ms2.

Selain itu dari data pengamatan yang dihasikan dari praktikum ini

diperoleh grafik hubungan panjang kawat dan periode dengan sudut

simpangan 180o. Dari dua jenis kawat logam yang digunakan nilai periode

yang dihasilkan untuk masing-masing kawat tidak berbeda jauh. Dimana

semakin panjang kawat yang digunakan maka semakin lama waktu yang

dibutuhkan untuk berosilasi atau memuntir. Namun, pada percobaan ini


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

pebedaannya dari kedua kawat yaitu kawat besi dan kawat tembaga adalah

kawat tembaga lebih membutuhkan banyak waktu jika dibandingkan dengan

waktu osilasi kawat besi. Sebagai contoh pada perlakuan pertama pada

masing-masing kawat diperoleh nilai periode yaitu pada kawat besi sebesar

3,452 s dan pada kawat tembaga sebesar 5,00 s.

Bedasarkan data pengamatan dan analisis data yang dihasilkan dapat

disimpulkan bahwa semakin panjang tali yang digunakan untuk menggantung

piringan maka semakin lama pula waktu yang digunakan untuk berosilasi

(memuntir). Konstanta puntir untuk kawat besi lebih besar jika dibandingkan

dengan kawat tembaga, hal ini dipengaruhi oleh panjang kawat, waktu

puntiran dan diameter kawat. Pada konstanta puntir dipengaruhi oleh panjang

kawat, dimana semakin panjang tali yang digunakan maka semakin kecil nilai

konstanta puntir kawat. Sementara itu, modulus geser pada kawat dipengaruhi

oleh panjang kawat yang digunakan maka semakin besar pula nilai modulus

gesernya.
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

3. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

konstanta puntir dan modulus geser pada kawat besi lebih besar daripada

kawat tembaga. Besarnya konstanta puntir dipengaruhi oleh momen

inersia dan periode osilasi benda, sedangkan modulus geser dipengaruhi

oleh panjang kawat dan jari-jari kawat. Adapun nilai konstanta puntir

untuk kawat besi dari panjang tali 0,25m, 0,5m dan 0,75m masing-masing

adalah 0,000141 kg.m2/s2, 0,000306 kg.m2/s2 dan 0,000164 kg.m2/s2,

sedangkan untuk konstanta puntir pada kawat tembaga dari panjang tali

0,25m, 0,5m dan 0,75m masing-masing adalah 0,000222 kg.m2/s2,

0,000126 kg.m2/s2 dan 0,0000905 kg.m2/s2. Kemudian modulus geser

untuk kawat besi dari panjang tali 0,25m, 0,5m dan 0,75m masing-masing

adalah 6,35 x 1010 kg/ms2, 8,32 x 1010 kg/ms2 dan 6,64 x 1010 kg/ms2,

sementara untuk modulus geser pada kawat tembaga dari panjang tali

0,25m, 0,5m dan 0,75m masing-masing adalah 6,12 x 1010 kg/ms2, 6,95 x

1010 kg/ms2 dan 7,49 x 1010 kg/ms2.

2. Saran

Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:


Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

a. Untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat paktikum dijaga dan bagi alat-

alat yang rusak segera diganti dengan alat baru yang dapat berfungsi

dengan baik.

b. Untuk asisten, dalam menjelaskan sudah cukup baik dalam

menjelaskan pada saat praktikum dan konsul.

c. Untuk praktikan, agar selalu kompak dalam melakukan proses

praktikum.
Jurnal Praktikum Mekanika Analitik
Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Halu Oleo,2015

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Rosyid. 2010. Fisika untuk Universitas Jilid 1. http://www.google.com?

gwsrd=551#q=fisika+universitas+jilid+1+getaran+pdf. Diakses tanggal 25

November 2014.

Astamar. 2008. Mekanika Teknik. Erlangga. Jakarta.

Giancolli,D.C. 1998. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Nelkon, M dan Parker, P. 1987. Advanced Level Physics Sixth Edition. Heineman

Educational Books. London.

Anda mungkin juga menyukai