Disusun Oleh :
NIM : 2101012054
Kelas : 2D
Kelompok : III
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, penulis khususnya. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek labor bahan dan metrologi
2 ini dengan baik dan benar serta tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada orang tua, teman, dan juga
kepada instruktur yang senantiasa membantu penulis selama ini sehingga penulis
mampu menyelesaikan praktek kerja ini dengan baik dan juga laporan yang siap tepat
pada waktunya. Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada rekan-
rekan dan pihak-pihak yang senantiasa membantu penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih sangat jauh jika dikatakan sempurna. Untuk itu penulis dengan
senang hati sangat mengharapkan adanya kritik atau saran-saran yang mendukung
tentunya demi tercapainya kesempurnaan laporan ini. Dan semoga bisa berguna
dimasa yang akan datang.
SALSABILA NOVIASAFITRI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Alat uji puntir merupakan suatu alat yang dirancang untuk mengukur seberapa
besar kekuatan puntir yang dapat dilakukan pada saat pengujian poros. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memuntir batang uji terus-menerus sampai batang uji
patah/putus.Alat uji puntir digunakan industri untuk pengukuran dan mendapatkan
data kekuatan puntir, sehingga kekuatan yang ingin diketahui dapat diterima dan
diketahui. Uji puntir pada suatu bahan teknik dilakukan untuk menentukan sifat-sifat
seperti modulus geser, kekuatan luluh puntir, dan modulus pecah. Uji puntir sering
digunakan untuk menguji bahan-bahan getas. Deformasi yang terjadi pada benda uji
diukur dari perpindahan sudut puntir suatu titik didekan ujung suatu benda,
dibandingkan pada suatu titik pada elemen memanjang yang sama pada arah
berlawanan (Putra, 2014)
Uji puntir (torsion test) adalah salah satu pengujian merusak yang
mengakibatkan suatu material mengalami patahan. Uji puntir sering digunakan untuk
menguji bahan-bahan getas, misalnya baja-baja untuk perkakas, dan telah digunakan
sebagai uji plintir suhu tinggi untuk menilai kemampuan tempaan suatu bahan. Uji
puntir sangat bermanfaat untuk berbagai penggunaan dibidang teknik dan juga
penelitian teoretis mengenai aliran plastik.
Peralatan uji puntir terdiri atas kepala puntir yang dilengkapi cekam untuk
mencengkram benda uji dan untuk memberikan momen puntir pada benda uji serta
kepala bobot yakni dengan cara mencengkram salah satu ujung benda uji dan
mengukur besarnya momen ulir atau torsi. Deformasi yang terjadi dari benda uji yang
bersangkutan diukur dengan peralatan pengukur ulir yang dinamkan troptometer.
Penentuan dilakukan dengan menggunakan perpindahan sudut suatu titik didekat
salah satu ujung benda uji dibandingkan terhadap suatu titik pada elemen memanjang
yang sama pada arah yang berlawanan. Biasanya pada benda uji untuk uji tarik
mempunyai penampang berbentuk lingkaran karena merupakan geometri yang paling
sederhana untuk perhitungan tegangan. Karena pada daerah elastic, tegangan geser
bervariasi secara linear dari harga nol pada pusat batang hingga harga maksimum
pada permukaan batang, maka sering kali dibutuhkan pengujian benda uji tabung
yang mempunyai dinding tebal. Hasil yang diperoleh adalah tegangan geser yang
hampir seragam disepanjang penampang lintang benda uji. Sudut Puntir adalah suatu
poros dengan panjang dikenai momen puntir secara konstan dikeseluruhan panjang
poros, maka sudut puntir (angle of twist) θ yang terbentuk pada ujung poros dapat
dinyatakan dengan
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
2. Dapat membuat diagram momen puntir dan sudut puntir dari suatu bahan.
3. Dapat membuat diagram tegangan puntir dan sudut puntir spesifik dari suatu bahan.
TEORI DASAR
Uji puntir (torsion test) adalah salah satu pengujian merusak yang
mengakibatkan suatu material mengalami patahan. Uji puntir pada suatu spesimen di
lakukan untuk menentukan keplastisan suatu material. Spesimen yang digunakan pada
pengujian puntir adalah batang dengan penampang lingkaran karena bentuk
penampang paling sederhana, sehingga mudah di ukur. Sepesimen tersebut hanya di
kenai beban puntiran pada salah satu ujungnya karena dua pembebanan akan
memberikan ketidak konstanan sudut puntir yang di peroleh dari pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan pada uji puntir adalah momen puntir dan sudut
puntir.Pengukuran ini kemudian di konversikan menjadi sebuah grafik momen puntir
terhadap sudut puntir (dalam putaran).Namun , pada daerah plastis hubungan antara
momen puntir dengan sudut puntir tidak linier lagi, sehingga di perlukan rumus yang
berbeda pula untuk mencari tegangan geser.
Prinsip uji puntir sebenarnya berasal dari prinsip kerja uji tarik, walaupun
sebenarnya perbedaan yang mendasar dari kedua prinsip kerja pengujian tersebut
adalah timbulnya pengecilan setempat yang menyebabkan uji tarik tidak baik
digunakan dalam mengukur keplastsan suatu material.
a. Panjang batang, semakin panjang batang yang dikenai beban puntir maka puntiran
akan semakin besar.
b. Sifat-sifat material antara lain modulus geser, struktur material, dan jenis material.
Untuk pengujian momen puntir diperlukan suatu mesin yang didesain khusus
yang mempunyai salah satu bagian ujungnya yang selalu tetap dan ujung yang lain
dapat berputar. Sebuah benda kerja yang khusus diikat pada kedua ujungnya dan
salah satu ujungnya diputar dengan sebuah “gear box” sampai benda kerja itu putus.
Catatan, bahwa lenturan batang tidak perlu diperhatikan dalam sudut puntir
masukan “input twist”. Untuk itu perlu memeriksa gerakan dari lenturan batang
dengan “dial gauge” sehingga lenturan tidak begitu besar. Apabila akan mengurangi
sudut puntir dari sudut puntir masukan, maka akan didapatkan sudut puntir yang
sesungguhnya (actual twist).
Harga - harga yang telah didapatkan dan yang telah dihitung dapat
digambarkan pada diagram momen puntir dan sudut puntir ( torque angle of twist
diagram).
π .d ³
= untuk penampang pejal dan bulat
16
Bila sudut puntir dibagi dengan panjang dari benda kerja (l) maka akan didapatkan
sudut puntir spesifik (θ) yang besarnya adalah :
Ø
Θ=
l
Dan dapat digambarkan pada sebuah diagram tegangan puntir - sudut puntir spesifik
( shearing - stress - spesific angle of the twist diagram).
BAB IV
LANGKAH KERJA
E. Sockets
A. Kalibrasi
2. Hubungkan “output socket” (p) pada sebelah kanan mesin puntir dengan “input
socket” dibelakang E 101 digital meter.
4. Atur “batang difleksi” (H) hingga betul - betul rata dengan memutar levelling hand
wheel (G).
5. Pilih sistem SI, dengan cara mengatur saklar SI - IMP didepan E101 digital meter.
6. Gantungkan beban 5 kg pada batang kalibrasi (E) dan baca pada E 101 digital
meter = 24,5 Nm ( jika terjadi kesalahan ±0,5 Nm). bila tidak menunjukkan angka
diatas, atur CAL Screw dengan menggunakan obeng kecil hingga menunjukkan angka
diatas.
2. Pasang benda uji dengan perantaraan sockets segi enam pada tangkai masuk (T)
dan ujung tangkai puntir (Q). Jika jarak (T) dan (Q) kependekan atau kepanjangan,
putar dua bonggol pengunci (K) hingga kendor, kemudian atur posisinya sampai
benda uji terpasang dengan baik.
3. Set batang defleksi ( H) dengan mengatur hand wheel (G) kemudian set dial gauge
(F) pada posisi nol.
4. Pilih penggunaan sistem ( metrik atau imperial) yang akan digunakan, dan atur
pada pembacaan nol dengan mengatur adjusting knob (atau screw) dibelakang E101
digital meter.
5. Putar hand wheel (M) sampai sockets kedua bergelincir dan mengikat benda uji.
Kemudian gerakkan lagi dengan pelan - pelan sampai digital meter menunjukkan 0,1
Nm atau 1 lb-in.
6. Atur skala A segaris dengan Cursor (S) pada posisi nol, Juga skala B pada posisi
nol dan set counter pada angka mol dengan cara memutar knob pada ujung counter.
b. Ulangi seperti 7 a dan catat semua data setiap penambahan putaran sampai putus.
BAB V
4 24 15,3 2,55
5 30 15,7 2,69
6 36 15,8 2,75
7 42 16,1 2,81
8 48 16,1 2,86
9 54 16,1 2,90
10 60 16,1 2,85
11 66 16,1 2,73
BAB VI
π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,011 °
π
¿ × (6,3)³
16 ¿ 5,989 °
= 49,07 mm³
Mp ∅ 5,989°
τp= θ= ¿ ¿ 0,098 °
℘ l 61 mm
6,3× 1000
¿ =128,38 N /mm ²
49,07
y 1,30 E
tan α= = ¿ 0,012 G=
102 102 2 ( 1+ μ )
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041
128.38 150.80 158.95 173.22 171.18 173.22 179.33 177.29 185.44 185.44 185.44 185.44 193.59 193.59
193.59 193.59 195.63 199.71 199.71 199.71 209.90 207.86 207.86 207.86 205.82 207.86 216.01 213.97
213.97 213.97 222.12 222.12 220.09 222.12 222.12 222.12 222.12 220.09 232.31 228.24 236.39
θ (°)
10
0
6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6
00 01 03 04 05 06 07 09 10 11 12 13 15 16 17 18 19 21 22 23 24
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Mp (N.m)
b. Pengolahan Data Hasil Percobaan Benda Kerja Aluminium
π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,008 °
π
¿ × (6,0)³
16 ¿ 5,992°
= 42,39 mm³
Mp ∅ 5,992°
τp= θ= ¿ ¿ 0,107 °
℘ l 55,7 mm
3,5× 1000
¿ =82,56 N /mm ²
42,39
y 0,95 E
tan α= = ¿ 0,0 09 G=
102 102 2 ( 1+ μ )
Pu
Mp (N. Wp (m Ʈp (N/m
t. K Sudut (°) y (mm) α (°) φ(°) θ (°)
m) m³) m²)
e
1 6 3.5 0.95 42.39 82.57 0.008 5.992 0.108
2 12 4.9 1.32 42.39 115.59 0.011 11.989 0.215
3 18 5.3 1.42 42.39 125.03 0.012 17.988 0.323
4 24 5.3 1.48 42.39 125.03 0.013 23.987 0.431
5 30 5.3 1.54 42.39 125.03 0.014 29.986 0.538
6 36 5.3 1.56 42.39 125.03 0.014 35.986 0.646
7 42 5.3 1.60 42.39 125.03 0.014 41.986 0.754
8 48 5.3 1.62 42.39 125.03 0.014 47.986 0.862
9 54 5.3 1.65 42.39 125.03 0.015 53.985 0.969
10 60 5.3 1.67 42.39 125.03 0.015 59.985 1.077
11 66 5.3 1.69 42.39 125.03 0.015 65.985 1.185
12 72 5.3 1.71 42.39 125.03 0.015 71.985 1.292
13 78 5.3 1.72 42.39 125.03 0.015 77.985 1.400
14 84 5.3 1.73 42.39 125.03 0.015 83.985 1.508
15 90 5.3 1.75 42.39 125.03 0.016 89.984 1.616
16 96 5.3 1.71 42.39 125.03 0.015 95.985 1.723
17 102 5.3 1.72 42.39 125.03 0.015 101.985 1.831
18 108 5.6 1.73 42.39 132.11 0.015 107.985 1.939
19 114 5.6 1.73 42.39 132.11 0.015 113.985 2.046
20 120 5.6 1.77 42.39 132.11 0.016 119.984 2.154
21 126 5.7 1.80 42.39 134.47 0.016 125.984 2.262
22 132 6.0 1.79 42.39 141.54 0.016 131.984 2.370
23 138 6.0 1.81 42.39 141.54 0.016 137.984 2.477
24 144 6.3 1.81 42.39 148.62 0.016 143.984 2.585
25 150 6.4 1.80 42.39 150.98 0.016 149.984 2.693
26 156 6.4 1.82 42.39 150.98 0.016 155.984 2.800
27 162 6.3 1.82 42.39 148.62 0.016 161.984 2.908
28 168 6.4 1.82 42.39 150.98 0.016 167.984 3.016
29 174 6.7 1.81 42.39 158.06 0.016 173.984 3.124
30 180 6.7 1.82 42.39 158.06 0.016 179.984 3.231
31 186 6.7 1.81 42.39 158.06 0.016 185.984 3.339
32 192 6.7 1.80 42.39 158.06 0.016 191.984 3.447
33 198 6.7 1.79 42.39 158.06 0.016 197.984 3.554
34 204 6.7 1.78 42.39 158.06 0.016 203.984 3.662
35 210 7.0 1.78 42.39 165.13 0.016 209.984 3.770
36 216 7.1 1.78 42.39 167.49 0.016 215.984 3.878
37 222 7.0 1.77 42.39 165.13 0.016 221.984 3.985
38 228 7.1 1.77 42.39 167.49 0.016 227.984 4.093
39 234 7.0 1.77 42.39 165.13 0.016 233.984 4.201
40 240 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 239.984 4.309
41 246 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 245.984 4.416
42 252 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 251.984 4.524
43 258 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 257.984 4.632
44 264 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 263.984 4.739
45 270 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 269.984 4.847
46 276 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 275.984 4.955
47 282 7.4 1.80 42.39 174.57 0.016 281.984 5.063
48 288 7.4 1.80 42.39 174.57 0.016 287.984 5.170
49 294 7.4 1.81 42.39 174.57 0.016 293.984 5.278
50 300 7.4 1.82 42.39 174.57 0.016 299.984 5.386
51 306 7.4 1.83 42.39 174.57 0.016 305.984 5.493
52 312 7.4 1.84 42.39 174.57 0.017 311.983 5.601
53 318 7.4 1.86 42.39 174.57 0.017 317.983 5.709
54 324 7.4 1.87 42.39 174.57 0.017 323.983 5.817
55 330 7.4 1.88 42.39 174.57 0.017 329.983 5.924
56 336 7.4 1.89 42.39 174.57 0.017 335.983 6.032
57 342 7.4 1.90 42.39 174.57 0.017 341.983 6.140
58 348 7.4 1.92 42.39 174.57 0.017 347.983 6.247
59 354 7.4 1.93 42.39 174.57 0.017 353.983 6.355
60 360 7.4 1.95 42.39 174.57 0.018 359.982 6.463
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041
82.57 115.59 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03
125.03 125.03 125.03 132.11 132.11 132.11 134.47 141.54 141.54 148.62 150.98 150.98 148.62 150.98
158.06 158.06 158.06 158.06 158.06 158.06 165.13 167.49 165.13 167.49 165.13 174.57 174.57 174.57
174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57
174.57 174.57 174.57 174.57
θ (°)
120.00
100.0082.57
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
θ (°)
c. Pengolahan Data Hasil Percobaan Benda Kerja ST37
π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,010 °
π
¿ × (6,20)³
16 ¿ 5,99 °
= 46,77 mm³
Mp ∅ 5,99°
τp= θ= ¿ ¿ 0,097 °
℘ l 61,30 mm
7,1×1000
¿ =151,80 N /mm ²
46,77
y 1,20 E
tan α= = ¿ 0,011 G=
102 102 2 ( 1+ μ )
10
8 7.1
6
4
2
0
0,006 0,012 0,018 0,024 0,030 0,036 0,042 0,048 0,054 0,060 0,066 0,072 0,078 0,084
φ(°)
Mp (N.m)
200.00
151.80
150.00
100.00
50.00
0.00
θ (°)
d. Analisa Perbandingan Hasil Data Percobaan Kuningan,
Aluminium, dan ST-37
0,300
0,250
0,200
Momen Puntir
0,150
kuningan
0,100 st37
aluminum
0,050
0,000
6 4 2 0 8 6 4 2 0 8 6 4 2 0 8 6 4 2 0 8
00 02 04 06 07 09 11 13 15 16 18 20 22 24 25 27 29 31 33 34
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Sudut Putir
400.00
350.00
300.00
250.00
Tegangan Puntir
200.00
kuningan
150.00 st37
aluminium
100.00
50.00
0.00
0 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Sudut Spesifik Puntir
BAB VII
KESIMPULAN
Pada praktikum uji puntir kali ini, didapatkan data sebagai berikut :
1. Nilai spesimen meningkat setelah melakukan uji puntir sampai pemuntiran selesai
atau bahan tersebut patah.
a) Panjang batang, semakin panjang batang yang dikenai beban puntir maka
puntiran akan semakin besar.
b) Sifat-sifat material antara lain modulus geser, struktur material, dan jenis
material.
H. E. Davis, G.E. Troxell dan G.F.W. Hauck, The Testing of Engineering Materials,
McGraw Hill International Book Company, 1982.