Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK

LABOR PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI 2


( UJI PUNTIR )

Disusun Oleh :

Nama : SALSABILA NOVIASAFITRI

NIM : 2101012054

Jurusan : TEKNIK MESIN

Prodi : D3 TEKNIK MESIN

Kelas : 2D

Kelompok : III

Dosen pembimbing : NUSYIRWAN , S.T, M.T

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI

POLITEKNIK NEGERI PADANG

SEMESTER GENAP 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, penulis khususnya. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek labor bahan dan metrologi
2 ini dengan baik dan benar serta tepat pada waktunya.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada orang tua, teman, dan juga
kepada instruktur yang senantiasa membantu penulis selama ini sehingga penulis
mampu menyelesaikan praktek kerja ini dengan baik dan juga laporan yang siap tepat
pada waktunya. Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada rekan-
rekan dan pihak-pihak yang senantiasa membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih sangat jauh jika dikatakan sempurna. Untuk itu penulis dengan
senang hati sangat mengharapkan adanya kritik atau saran-saran yang mendukung
tentunya demi tercapainya kesempurnaan laporan ini. Dan semoga bisa berguna
dimasa yang akan datang.

Padang, 21 Maret 2023

SALSABILA NOVIASAFITRI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

BAB II TUJUAN PRAKTIKUM................................................................................

BAB III TEORI DASAR..............................................................................................

BAB IV LANGKAH KERJA.......................................................................................

BAB V DATA HASIL PENGUJIAN..........................................................................

BAB VI PENGOLAHAN DAN ANALISA.................................................................

BAB VII KESIMPULAN...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat faktor kelelahan belum diketahui, perencanaan suatu komponen


hanya didasarkan pada pembebanan statik.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
beban-beban tersebut terhadap kekuatan lelah material poros, maka diperlukan
pengujian material menggunakan bendauji (spesimen) dan disertai dengan analisa
maupun perhitungan secarateli (Jatmiko et al., n.d.)

Alat uji puntir merupakan suatu alat yang dirancang untuk mengukur seberapa
besar kekuatan puntir yang dapat dilakukan pada saat pengujian poros. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memuntir batang uji terus-menerus sampai batang uji
patah/putus.Alat uji puntir digunakan industri untuk pengukuran dan mendapatkan
data kekuatan puntir, sehingga kekuatan yang ingin diketahui dapat diterima dan
diketahui. Uji puntir pada suatu bahan teknik dilakukan untuk menentukan sifat-sifat
seperti modulus geser, kekuatan luluh puntir, dan modulus pecah. Uji puntir sering
digunakan untuk menguji bahan-bahan getas. Deformasi yang terjadi pada benda uji
diukur dari perpindahan sudut puntir suatu titik didekan ujung suatu benda,
dibandingkan pada suatu titik pada elemen memanjang yang sama pada arah
berlawanan (Putra, 2014)

Torsi merupakan imbas momen yang mengakibatkan putaran / puntiran -


terjadi pada penampang suatu elemen yang tegak lurus terhadap sumbu utama bahan.
Kekakuan puntir (torsional stiffness) merupakan momen puntir yang dibutuhkan
untuk menghasilkan putaran satu satuan sudut dari salah satu ujung terhadap ujung
lainnya. Kekakuan puntir adalah hubungan bagian linier antara momen puntir dan
sudut puntir (φ). Kekakuan (stiffness) terjadi pada 5% - 25% dari momen puntir
maksimal (T max). Momen puntir maksimal didefinisikan momen puntir ultimate
sampai benda uji patah. Pengujian puntir dilakukan untuk memperoleh data momen
puntir (Torque) dan sudut punter (Putra, 2014).

Uji puntir (torsion test) adalah salah satu pengujian merusak yang
mengakibatkan suatu material mengalami patahan. Uji puntir sering digunakan untuk
menguji bahan-bahan getas, misalnya baja-baja untuk perkakas, dan telah digunakan
sebagai uji plintir suhu tinggi untuk menilai kemampuan tempaan suatu bahan. Uji
puntir sangat bermanfaat untuk berbagai penggunaan dibidang teknik dan juga
penelitian teoretis mengenai aliran plastik.

Peralatan uji puntir terdiri atas kepala puntir yang dilengkapi cekam untuk
mencengkram benda uji dan untuk memberikan momen puntir pada benda uji serta
kepala bobot yakni dengan cara mencengkram salah satu ujung benda uji dan
mengukur besarnya momen ulir atau torsi. Deformasi yang terjadi dari benda uji yang
bersangkutan diukur dengan peralatan pengukur ulir yang dinamkan troptometer.
Penentuan dilakukan dengan menggunakan perpindahan sudut suatu titik didekat
salah satu ujung benda uji dibandingkan terhadap suatu titik pada elemen memanjang
yang sama pada arah yang berlawanan. Biasanya pada benda uji untuk uji tarik
mempunyai penampang berbentuk lingkaran karena merupakan geometri yang paling
sederhana untuk perhitungan tegangan. Karena pada daerah elastic, tegangan geser
bervariasi secara linear dari harga nol pada pusat batang hingga harga maksimum
pada permukaan batang, maka sering kali dibutuhkan pengujian benda uji tabung
yang mempunyai dinding tebal. Hasil yang diperoleh adalah tegangan geser yang
hampir seragam disepanjang penampang lintang benda uji. Sudut Puntir adalah suatu
poros dengan panjang dikenai momen puntir secara konstan dikeseluruhan panjang
poros, maka sudut puntir (angle of twist) θ yang terbentuk pada ujung poros dapat
dinyatakan dengan
BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Dapat melakukan percobaan praktikum puntiran.

2. Dapat membuat diagram momen puntir dan sudut puntir dari suatu bahan.

3. Dapat membuat diagram tegangan puntir dan sudut puntir spesifik dari suatu bahan.

4. Dapat mengetahui modulus kekakuan (G) bahan.


BAB III

TEORI DASAR

Uji puntir (torsion test) adalah salah satu pengujian merusak yang
mengakibatkan suatu material mengalami patahan. Uji puntir pada suatu spesimen di
lakukan untuk menentukan keplastisan suatu material. Spesimen yang digunakan pada
pengujian puntir adalah batang dengan penampang lingkaran karena bentuk
penampang paling sederhana, sehingga mudah di ukur. Sepesimen tersebut hanya di
kenai beban puntiran pada salah satu ujungnya karena dua pembebanan akan
memberikan ketidak konstanan sudut puntir yang di peroleh dari pengukuran.

Pengukuran yang dilakukan pada uji puntir adalah momen puntir dan sudut
puntir.Pengukuran ini kemudian di konversikan menjadi sebuah grafik momen puntir
terhadap sudut puntir (dalam putaran).Namun , pada daerah plastis hubungan antara
momen puntir dengan sudut puntir tidak linier lagi, sehingga di perlukan rumus yang
berbeda pula untuk mencari tegangan geser.

Prinsip uji puntir sebenarnya berasal dari prinsip kerja uji tarik, walaupun
sebenarnya perbedaan yang mendasar dari kedua prinsip kerja pengujian tersebut
adalah timbulnya pengecilan setempat yang menyebabkan uji tarik tidak baik
digunakan dalam mengukur keplastsan suatu material.

Gambar Torsion Testing Machine


SIFAT MEKANIS PADA UJI PUNTIR

Sifat-sifat mekanik yang didapat selama pengujian puntir adalah :

1. Modulus Elastisitas Geser

Modulus elastisitas geser adalah kemampuan material untuk mempertahankan


bentuknya didaerah elastis yang disebabkan oleh tegangan geser. Perbandingan antara
tegangan dan regangan geser pada daerah elastis adalah :

2. Kekuatan Luluh Puntir (torsional yield strength)

Kekuatan luluh puntir adalah batas tegangan sebelum mengalami deformasi


plastis yang disebabkan oleh tegangan geser. Untuk menentukannya maka
perbandingan panjang bagian penampang yang menyempit terhadap diameter luar
harus sekitar 8-10 kali. Selain itu, pada uji puntir dapat menggunakan metode offset
dengan ketentuan 0,04 rad/m untukgrafik momen puntir terhadap sudut puntir.

3. Modulus Pecah (Modulus of rupture)

Modulus pecah adalah kekuatan geser puntir maksimum, karena tegangan


geser terbesar terjadi dipermukaan batang. Untuk benda silinder padat dimana

Sifat-sifat elastik pada puntiran dapat diperoleh dengan menggunakan momen


puntir pada batas proporsional atau momen puntir pada suatu sudut tertentu, biasanya
0,001 rad/inchi panjang ukur, dan dilakukan perhitungan tegangan geser yang
berkaitan dengan momen puntir. Untuk benda uji tabung, biasanya diperlukan
pengukuran batas elastik puntiran atau kekuatan luluh yang teliti. Karena gradient
tegangan melintang melintasi diameter batang padat, maka serat-serat permukaan
terhambat oleh tegangan yang lebih kecil pada serat yang didalam. Jadi peluluhan
yang pertama terjadi, pada umumnya tidak mudah diamati dengan instrumen yang
biasanya yang dipergunakan untuk mengukur sudut puntir. Pemakaian benda uji
tabung berdinding tebal memperkecil efek-efek, karena praktis tidak terdapat gradien
tegangan. Akan tetapi harus diperhatikan bahwa pengurangan tebal dinding tidaklah
besar, atau terjadinya tekukan dan bukan puntiran.

Hal-hal yang Mempengaruhi Kekuatan Material Terhadap Puntiran

a. Panjang batang, semakin panjang batang yang dikenai beban puntir maka puntiran
akan semakin besar.

b. Sifat-sifat material antara lain modulus geser, struktur material, dan jenis material.

c. Luas penampang batang atau material dimana gaya puntir bekerja.

d. Bentuk penampang batang yang dikenai puntiran.

e. Arah gaya puntir pada batang.

Untuk pengujian momen puntir diperlukan suatu mesin yang didesain khusus
yang mempunyai salah satu bagian ujungnya yang selalu tetap dan ujung yang lain
dapat berputar. Sebuah benda kerja yang khusus diikat pada kedua ujungnya dan
salah satu ujungnya diputar dengan sebuah “gear box” sampai benda kerja itu putus.

Pembacaan - pembacaan harus dilakukan sangat hati - hati dan untuk


mendapatkan grafik material tersebut, maka kedudukan dikembalikan kepada
kedudukan awal ( zero degree).

Catatan, bahwa lenturan batang tidak perlu diperhatikan dalam sudut puntir
masukan “input twist”. Untuk itu perlu memeriksa gerakan dari lenturan batang
dengan “dial gauge” sehingga lenturan tidak begitu besar. Apabila akan mengurangi
sudut puntir dari sudut puntir masukan, maka akan didapatkan sudut puntir yang
sesungguhnya (actual twist).

Harga - harga yang telah didapatkan dan yang telah dihitung dapat
digambarkan pada diagram momen puntir dan sudut puntir ( torque angle of twist
diagram).

Tegangan puntir (Ʈp) dapat dihitung dengan :


Mp Mp . 16 N
τp ¿ = ( )
℘ π .d ³ mm ²

dimana, Mp = momen puntir yang terjadi (N.mm)

Wp = tahanan puntir yang terjadi (mm³)

π .d ³
= untuk penampang pejal dan bulat
16

Bila sudut puntir dibagi dengan panjang dari benda kerja (l) maka akan didapatkan
sudut puntir spesifik (θ) yang besarnya adalah :

Ø
Θ=
l

Dan dapat digambarkan pada sebuah diagram tegangan puntir - sudut puntir spesifik
( shearing - stress - spesific angle of the twist diagram).
BAB IV

LANGKAH KERJA

1. Perlengkapan yang digunakan

A. Torsion testing machine F. Batang kalibrasi

B. E 101 digital torque meter G. Beban : 0,5kg ; 1 kg ; 2 kg

C. Micrometer H. Test piece ( benda uji )

D. Vernier caliper I. Obeng kecil

E. Sockets

2. Langkah - Langkah Percobaan

A. Kalibrasi

1. Hubungkan kabel E 101 digital meter dengan arus listrik.

2. Hubungkan “output socket” (p) pada sebelah kanan mesin puntir dengan “input
socket” dibelakang E 101 digital meter.

3. Tekan “Switch on “, nyala dan menunjukkan nol.

4. Atur “batang difleksi” (H) hingga betul - betul rata dengan memutar levelling hand
wheel (G).

5. Pilih sistem SI, dengan cara mengatur saklar SI - IMP didepan E101 digital meter.

6. Gantungkan beban 5 kg pada batang kalibrasi (E) dan baca pada E 101 digital
meter = 24,5 Nm ( jika terjadi kesalahan ±0,5 Nm). bila tidak menunjukkan angka
diatas, atur CAL Screw dengan menggunakan obeng kecil hingga menunjukkan angka
diatas.

7. Hilangkan beban dan periksa bahwa E 101 meter kembali nol.


8. Jika kita menghendaki sistem imperial ( lb-in) ulangi prosedur diatas, hanya
mengatur saklar pada keadaan IMP dan atur SI / IMP ADJ Screw hingga
menunjukkan angka pada digital meter : 217 lb-in .

B. Pengetesan benda uji

1. Ukur dimensi benda uji.

2. Pasang benda uji dengan perantaraan sockets segi enam pada tangkai masuk (T)
dan ujung tangkai puntir (Q). Jika jarak (T) dan (Q) kependekan atau kepanjangan,
putar dua bonggol pengunci (K) hingga kendor, kemudian atur posisinya sampai
benda uji terpasang dengan baik.

3. Set batang defleksi ( H) dengan mengatur hand wheel (G) kemudian set dial gauge
(F) pada posisi nol.

4. Pilih penggunaan sistem ( metrik atau imperial) yang akan digunakan, dan atur
pada pembacaan nol dengan mengatur adjusting knob (atau screw) dibelakang E101
digital meter.

5. Putar hand wheel (M) sampai sockets kedua bergelincir dan mengikat benda uji.
Kemudian gerakkan lagi dengan pelan - pelan sampai digital meter menunjukkan 0,1
Nm atau 1 lb-in.

6. Atur skala A segaris dengan Cursor (S) pada posisi nol, Juga skala B pada posisi
nol dan set counter pada angka mol dengan cara memutar knob pada ujung counter.

7. Setelah semua nol, sekarang mulai melakukan pengujian :

a. Putar hand wheel (M) : - baca pada skala A.

- baca pada skala B.

- baca besarnya momen puntir pada digital meter.

- baca besarnya defleksi pada dial gauge (F).

b. Ulangi seperti 7 a dan catat semua data setiap penambahan putaran sampai putus.
BAB V

DATA HASIL PENGUJIAN

1. Data Hasil Percobaan Bahan Kuningan

Diameter Kuningan : 6,30 mm

Panjang Kuningan (l) : 61 mm

Putara Sudut Mp y Putaran Sudut Mp Y


n
(°) (N.m) (mm) Ke (°) (N.m) (mm)
Ke

1 6 6,3 1,3 22 132 10,2 2,83

2 12 7,4 1,69 23 138 10,2 2,8

3 18 7,8 1,85 24 144 10,2 2,82

4 24 8,5 1,95 25 150 10,1 2,84

5 30 8,4 2,05 26 156 10,2 2,85

6 36 8,5 2,12 27 162 10,6 2,83

7 42 8,8 2,2 28 168 10,5 2,7

8 48 8,7 2,26 29 174 10,5 2,65

9 54 9,1 2,32 30 180 10,5 2,64

10 60 9,1 2,38 31 186 10,9 2,69

11 66 9,1 2,44 32 192 10,9 2,65

12 72 9,1 2,49 33 198 10,8 2,64

13 78 9,5 2,55 34 204 10,9 2,65

14 84 9,5 2,6 35 210 10,9 2,66


15 90 9,5 2,63 36 216 10,9 2,66

16 96 9,5 2,68 37 222 10,9 2,63

17 102 9,6 2,72 38 228 10,8 2,62

18 108 9,8 2,73 39 234 11,4 2,6

19 114 9,8 2,76 40 240 11,2 2,69

20 120 9,8 2,8 41 246 11,6 2,6

21 126 10,3 2,81

2. Data Hasil Percobaan Bahan Aluminium

Diameter aluminium (d) : 6,0 mm

Panjang aluminium (l) : 55,70 mm

Putara Sudut Mp y Putaran Sudut Mp Y


n
(°) (N.m) (mm) Ke (°) (N.m) (mm)
Ke

1 6 3,5 0,95 30 180 6,7 1,82

2 12 4,9 1,32 31 186 6,7 1,81

3 18 5,3 1,42 32 192 6,7 1,80

4 24 5,3 1,48 33 198 6,7 1,79

5 30 5,3 1,54 34 204 6,7 1,78

6 36 5,3 1,56 35 210 7,0 1,78

7 42 5,3 1,60 36 216 7,1 1,78

8 48 5,3 1,62 37 222 7,0 1,77


9 54 5,3 1,65 38 228 7,1 1,77

10 60 5,3 1,67 39 234 7,0 1,77

11 66 5,3 1,69 40 240 7,4 1,78

12 72 5,3 1,71 41 246 7,4 1,78

13 78 5,3 1,72 42 252 7,4 1,78

14 84 5,3 1,73 43 258 7,4 1,79

15 90 5,3 1,75 44 264 7,4 1,79

16 96 5,3 1,71 45 270 7,4 1,79

17 102 5,3 1,72 46 276 7,4 1,79

18 108 5,6 1,73 47 282 7,4 1,80

19 114 5,6 1,73 48 288 7,4 1,80

20 120 5,6 1,77 49 294 7,4 1,81

21 126 5,7 1,80 50 300 7,4 1,82

22 132 6,0 1,79 51 306 7,4 1,83

23 138 6,0 1,81 52 312 7,4 1,84

24 144 6,3 1,81 53 318 7,4 1,86

25 150 6,4 1,80 54 324 7,4 1,87

26 156 6,4 1,82 55 330 7,4 1,88

27 162 6,3 1,82 56 336 7,4 1,89

28 168 6,4 1,82 57 342 7,4 1,90

29 174 6,7 1,81 58 348 7,4 1,92

59 354 7,4 1,93


60 360 7,4 1,95

3. Data Hasil Percobaan Bahan ST37

Diameter besi (d) : 6,20 mm

Panjang besi (l) : 61,30 mm

Putara Sudut Mp y Putaran Sudut Mp Y


n
(°) (N.m) (mm) Ke (°) (N.m) (mm)
Ke

1 6 7,1 1,20 12 72 16,1 2,53

2 12 12,7 1,80 13 78 15,0 2,30

3 18 14,7 2,35 14 84 11,2 1,50

4 24 15,3 2,55

5 30 15,7 2,69

6 36 15,8 2,75

7 42 16,1 2,81

8 48 16,1 2,86

9 54 16,1 2,90

10 60 16,1 2,85

11 66 16,1 2,73
BAB VI

PENGOLAHAN DAN ANALISA

1. Pengolahan Data Hasil Percobaan

a. Pengolahan Data Hasil Benda Kerja Kuningan

π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,011 °
π
¿ × (6,3)³
16 ¿ 5,989 °

= 49,07 mm³

Mp ∅ 5,989°
τp= θ= ¿ ¿ 0,098 °
℘ l 61 mm

6,3× 1000
¿ =128,38 N /mm ²
49,07

y 1,30 E
tan α= = ¿ 0,012 G=
102 102 2 ( 1+ μ )

∝=arc .tg 0,012 100 × 109


¿ =37,3× 109
2 ( 1+0,34 )
¿ 0,011 °
Pada literatur nilai G kuningan adalah
9
35 ×10
Pu
Wp (m
t. K Sudut (°) Mp (N.m) y (mm) Ʈp (N/mm²) α (°) φ(°) θ (°)
m³)
e
1 6 6.3 1.30 49.07 128.38 0.011 5.989 0.098
2 12 7.4 1.69 49.07 150.80 0.015 11.985 0.196
3 18 7.8 1.85 49.07 158.95 0.017 17.983 0.295
4 24 8.5 1.95 49.07 173.22 0.018 23.982 0.393
5 30 8.4 2.05 49.07 171.18 0.019 29.981 0.491
6 36 8.5 2.12 49.07 173.22 0.019 35.981 0.590
7 42 8.8 2.2 49.07 179.33 0.020 41.980 0.688
8 48 8.7 2.26 49.07 177.29 0.021 47.979 0.787
9 54 9.1 2.32 49.07 185.44 0.021 53.979 0.885
10 60 9.1 2.38 49.07 185.44 0.022 59.978 0.983
11 66 9.1 2.44 49.07 185.44 0.022 65.978 1.082
12 72 9.1 2.49 49.07 185.44 0.023 71.977 1.180
13 78 9.5 2.55 49.07 193.59 0.024 77.976 1.278
14 84 9.5 2.6 49.07 193.59 0.024 83.976 1.377
15 90 9.5 2.63 49.07 193.59 0.024 89.976 1.475
16 96 9.5 2.68 49.07 193.59 0.025 95.975 1.573
17 102 9.6 2.72 49.07 195.63 0.025 101.975 1.672
18 108 9.8 2.73 49.07 199.71 0.025 107.975 1.770
19 114 9.8 2.76 49.07 199.71 0.026 113.974 1.868
20 120 9.8 2.8 49.07 199.71 0.026 119.974 1.967
21 126 10.3 2.81 49.07 209.90 0.026 125.974 2.065
22 132 10.2 2.83 49.07 207.86 0.026 131.974 2.164
23 138 10.2 2.8 49.07 207.86 0.026 137.974 2.262
24 144 10.2 2.82 49.07 207.86 0.026 143.974 2.360
25 150 10.1 2.84 49.07 205.82 0.026 149.974 2.459
26 156 10.2 2.85 49.07 207.86 0.026 155.974 2.557
27 162 10.6 2.83 49.07 216.01 0.026 161.974 2.655
28 168 10.5 2.7 49.07 213.97 0.025 167.975 2.754
29 174 10.5 2.65 49.07 213.97 0.024 173.976 2.852
30 180 10.5 2.64 49.07 213.97 0.024 179.976 2.950
31 186 10.9 2.69 49.07 222.12 0.025 185.975 3.049
32 192 10.9 2.65 49.07 222.12 0.024 191.976 3.147
33 198 10.8 2.64 49.07 220.09 0.024 197.976 3.246
34 204 10.9 2.65 49.07 222.12 0.024 203.976 3.344
35 210 10.9 2.66 49.07 222.12 0.025 209.975 3.442
36 216 10.9 2.66 49.07 222.12 0.025 215.975 3.541
37 222 10.9 2.63 49.07 222.12 0.024 221.976 3.639
38 228 10.8 2.62 49.07 220.09 0.024 227.976 3.737
39 234 11.4 2.6 49.07 232.31 0.024 233.976 3.836
40 240 11.2 2.69 49.07 228.24 0.025 239.975 3.934
41 246 11.6 2.6 49.07 236.39 0.024 245.976 4.032

250.00 Diagram Momen Puntir dan Sudut Puntir

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041

128.38 150.80 158.95 173.22 171.18 173.22 179.33 177.29 185.44 185.44 185.44 185.44 193.59 193.59
193.59 193.59 195.63 199.71 199.71 199.71 209.90 207.86 207.86 207.86 205.82 207.86 216.01 213.97
213.97 213.97 222.12 222.12 220.09 222.12 222.12 222.12 222.12 220.09 232.31 228.24 236.39
θ (°)

Diagram tegangan Puntir dan Spesifik


14
Puntir
12

10

0
6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6
00 01 03 04 05 06 07 09 10 11 12 13 15 16 17 18 19 21 22 23 24
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,

Mp (N.m)
b. Pengolahan Data Hasil Percobaan Benda Kerja Aluminium

π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,008 °
π
¿ × (6,0)³
16 ¿ 5,992°

= 42,39 mm³

Mp ∅ 5,992°
τp= θ= ¿ ¿ 0,107 °
℘ l 55,7 mm

3,5× 1000
¿ =82,56 N /mm ²
42,39

y 0,95 E
tan α= = ¿ 0,0 09 G=
102 102 2 ( 1+ μ )

∝=arc .tg 0,009 70 ×10 9 9


¿ =26,3 ×10
2 ( 1+0,33 )
¿ 0,008 °
Pada literatur nilai G Aluminium
adalah 25 ×10 9

Pu
Mp (N. Wp (m Ʈp (N/m
t. K Sudut (°) y (mm) α (°) φ(°) θ (°)
m) m³) m²)
e
1 6 3.5 0.95 42.39 82.57 0.008 5.992 0.108
2 12 4.9 1.32 42.39 115.59 0.011 11.989 0.215
3 18 5.3 1.42 42.39 125.03 0.012 17.988 0.323
4 24 5.3 1.48 42.39 125.03 0.013 23.987 0.431
5 30 5.3 1.54 42.39 125.03 0.014 29.986 0.538
6 36 5.3 1.56 42.39 125.03 0.014 35.986 0.646
7 42 5.3 1.60 42.39 125.03 0.014 41.986 0.754
8 48 5.3 1.62 42.39 125.03 0.014 47.986 0.862
9 54 5.3 1.65 42.39 125.03 0.015 53.985 0.969
10 60 5.3 1.67 42.39 125.03 0.015 59.985 1.077
11 66 5.3 1.69 42.39 125.03 0.015 65.985 1.185
12 72 5.3 1.71 42.39 125.03 0.015 71.985 1.292
13 78 5.3 1.72 42.39 125.03 0.015 77.985 1.400
14 84 5.3 1.73 42.39 125.03 0.015 83.985 1.508
15 90 5.3 1.75 42.39 125.03 0.016 89.984 1.616
16 96 5.3 1.71 42.39 125.03 0.015 95.985 1.723
17 102 5.3 1.72 42.39 125.03 0.015 101.985 1.831
18 108 5.6 1.73 42.39 132.11 0.015 107.985 1.939
19 114 5.6 1.73 42.39 132.11 0.015 113.985 2.046
20 120 5.6 1.77 42.39 132.11 0.016 119.984 2.154
21 126 5.7 1.80 42.39 134.47 0.016 125.984 2.262
22 132 6.0 1.79 42.39 141.54 0.016 131.984 2.370
23 138 6.0 1.81 42.39 141.54 0.016 137.984 2.477
24 144 6.3 1.81 42.39 148.62 0.016 143.984 2.585
25 150 6.4 1.80 42.39 150.98 0.016 149.984 2.693
26 156 6.4 1.82 42.39 150.98 0.016 155.984 2.800
27 162 6.3 1.82 42.39 148.62 0.016 161.984 2.908
28 168 6.4 1.82 42.39 150.98 0.016 167.984 3.016
29 174 6.7 1.81 42.39 158.06 0.016 173.984 3.124
30 180 6.7 1.82 42.39 158.06 0.016 179.984 3.231
31 186 6.7 1.81 42.39 158.06 0.016 185.984 3.339
32 192 6.7 1.80 42.39 158.06 0.016 191.984 3.447
33 198 6.7 1.79 42.39 158.06 0.016 197.984 3.554
34 204 6.7 1.78 42.39 158.06 0.016 203.984 3.662
35 210 7.0 1.78 42.39 165.13 0.016 209.984 3.770
36 216 7.1 1.78 42.39 167.49 0.016 215.984 3.878
37 222 7.0 1.77 42.39 165.13 0.016 221.984 3.985
38 228 7.1 1.77 42.39 167.49 0.016 227.984 4.093
39 234 7.0 1.77 42.39 165.13 0.016 233.984 4.201
40 240 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 239.984 4.309
41 246 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 245.984 4.416
42 252 7.4 1.78 42.39 174.57 0.016 251.984 4.524
43 258 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 257.984 4.632
44 264 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 263.984 4.739
45 270 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 269.984 4.847
46 276 7.4 1.79 42.39 174.57 0.016 275.984 4.955
47 282 7.4 1.80 42.39 174.57 0.016 281.984 5.063
48 288 7.4 1.80 42.39 174.57 0.016 287.984 5.170
49 294 7.4 1.81 42.39 174.57 0.016 293.984 5.278
50 300 7.4 1.82 42.39 174.57 0.016 299.984 5.386
51 306 7.4 1.83 42.39 174.57 0.016 305.984 5.493
52 312 7.4 1.84 42.39 174.57 0.017 311.983 5.601
53 318 7.4 1.86 42.39 174.57 0.017 317.983 5.709
54 324 7.4 1.87 42.39 174.57 0.017 323.983 5.817
55 330 7.4 1.88 42.39 174.57 0.017 329.983 5.924
56 336 7.4 1.89 42.39 174.57 0.017 335.983 6.032
57 342 7.4 1.90 42.39 174.57 0.017 341.983 6.140
58 348 7.4 1.92 42.39 174.57 0.017 347.983 6.247
59 354 7.4 1.93 42.39 174.57 0.017 353.983 6.355
60 360 7.4 1.95 42.39 174.57 0.018 359.982 6.463

Diagram Momen Puntir dan Sudut Puntir


250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041

82.57 115.59 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03 125.03
125.03 125.03 125.03 132.11 132.11 132.11 134.47 141.54 141.54 148.62 150.98 150.98 148.62 150.98
158.06 158.06 158.06 158.06 158.06 158.06 165.13 167.49 165.13 167.49 165.13 174.57 174.57 174.57
174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57 174.57
174.57 174.57 174.57 174.57
θ (°)

Diagram tegangan puntir dan sudut puntir spesifik


200.00
180.00 167.49174.57
174.57
167.49174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
174.57
158.06
158.06
158.06165.13
158.06
158.06165.13
158.06 165.13
160.00 150.98
150.98
148.62150.98
148.62
141.54
141.54
134.47
140.00 125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03
125.03132.11
125.03132.11
125.03132.11
125.03
115.59
Ʈp (N/mm²)

120.00
100.0082.57
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
θ (°)
c. Pengolahan Data Hasil Percobaan Benda Kerja ST37

π ∅=sudut masuk − α
℘= × d³
16
¿ 6 ° −0,010 °
π
¿ × (6,20)³
16 ¿ 5,99 °

= 46,77 mm³

Mp ∅ 5,99°
τp= θ= ¿ ¿ 0,097 °
℘ l 61,30 mm

7,1×1000
¿ =151,80 N /mm ²
46,77

y 1,20 E
tan α= = ¿ 0,011 G=
102 102 2 ( 1+ μ )

∝=arc .tg 0 ,011 100 ×10 9 9


¿ =40,9× 10
2 ( 1+0,22 )
¿ 0,010 °
Pada literatur nilai G Besi adalah
9
40 × 10

Put. Sudut Mp (N. Wp (mm Ʈp (N/m


y (mm) α (°) φ(°) θ (°)
Ke (°) m) ³) m²)
1 6 7.1 1.20 46.77 151.80 0.011 5.989 0.098
2 12 12.7 1.88 46.77 271.53 0.016 11.984 0.195
3 18 14.7 2.35 46.77 314.29 0.022 17.978 0.293
4 24 15.3 2.55 46.77 327.12 0.024 23.976 0.391
5 30 15.7 2.69 46.77 335.67 0.025 29.975 0.489
6 36 15.8 2.75 46.77 337.81 0.025 35.975 0.587
7 42 16.1 2.81 46.77 344.22 0.026 41.974 0.685
8 48 16.1 2.86 46.77 344.22 0.029 47.971 0.783
9 54 16.1 2.90 46.77 344.22 0.027 53.973 0.880
10 60 16.1 2.85 46.77 344.22 0.026 59.974 0.978
11 66 16.1 2.73 46.77 344.22 0.025 65.975 1.076
12 72 16.1 2.53 46.77 344.22 0.023 71.977 1.174
13 78 15.0 2.30 46.77 320.71 0.021 77.979 1.272
14 84 11.2 1.50 46.77 239.46 0.013 83.987 1.370

Diagram momen puntir dengan sudut puntir


18
15.7 15.8 16.1 16.1 16.1 16.1 16.1 16.1
16 14.7 15.3 15
14 12.7
12 11.2
Mp (N.m)

10
8 7.1
6
4
2
0
0,006 0,012 0,018 0,024 0,030 0,036 0,042 0,048 0,054 0,060 0,066 0,072 0,078 0,084
φ(°)

Mp (N.m)

Diagram tegangan puntir dan sudut puntir spesifik


400.00
344.22344.22344.22344.22344.22344.22
350.00 327.12335.67337.81 320.71
314.29
300.00 271.53
250.00 239.46
Ʈp (N/mm²)

200.00
151.80
150.00

100.00

50.00

0.00
θ (°)
d. Analisa Perbandingan Hasil Data Percobaan Kuningan,
Aluminium, dan ST-37

Diagram perbandingan momen puntir dan sudut puntir.

0,300

0,250

0,200
Momen Puntir

0,150
kuningan
0,100 st37
aluminum
0,050

0,000
6 4 2 0 8 6 4 2 0 8 6 4 2 0 8 6 4 2 0 8
00 02 04 06 07 09 11 13 15 16 18 20 22 24 25 27 29 31 33 34
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Sudut Putir

Diagram perbandingan tegangan puntir dan sudut spesifik puntir

400.00

350.00

300.00

250.00
Tegangan Puntir

200.00
kuningan
150.00 st37
aluminium
100.00

50.00

0.00
0 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Sudut Spesifik Puntir
BAB VII

KESIMPULAN

Pada praktikum uji puntir kali ini, didapatkan data sebagai berikut :

1. Nilai spesimen meningkat setelah melakukan uji puntir sampai pemuntiran selesai
atau bahan tersebut patah.

2. Nilai modulus geser masing-masing bahan :

a. Kuningan : 37,3 ×109 , Pada literatur nilai G kuningan adalah 35 ×109

b. Aluminium :26,3 ×109 ,Pada literatur nilai G Aluminium adalah25 ×10 9

c. ST 37 : 40,9 × 109, Pada literatur nilai G Besi adalah 40 × 109

Hal-hal yang Mempengaruhi Kekuatan Material Terhadap Puntiran :

a) Panjang batang, semakin panjang batang yang dikenai beban puntir maka
puntiran akan semakin besar.

b) Sifat-sifat material antara lain modulus geser, struktur material, dan jenis
material.

c) Luas penampang batang atau material dimana gaya puntir bekerja.

d) Bentuk penampang batang yang dikenai puntiran.

e) Arah gaya puntir pada batang.


DAFTAR PUSTAKA

H. E. Davis, G.E. Troxell dan G.F.W. Hauck, The Testing of Engineering Materials,
McGraw Hill International Book Company, 1982.

TecQuipment International, Strength of Material and Structural Engineering,


Catalogue.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai