Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PROYEK MEKANIKA BAHAN

ANALISIS TEGANGAN GESER AKIBAT TORSI DENGAN VARIASI


BEBAN DAN PANJANG LENGAN

DISUSUN OLEH:
ABDUL MUSTHAFA - 210514619239
AUFA RIZQ NUR - 210514619261
CUT EFITRI OKTA ROSE - 210514619221
FAUZUN ADHIM - 210514619244
IDA FITRA DEWI - 210514619220

S1 TEKNIK MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROYEK MEKANIKA BAHAN YANG BERJUDUL


“ANALISIS TEGANGAN GESER AKIBAT TORSI DENGAN VARIASI
BEBAN DAN PANJANG LENGAN”

Disusun Oleh :
Abdul Musthafa - 210514619239
Aufa Rizq Nur - 210514619261
Cut Efitri Okta Rose - 210514619221
Fauzun Adhim - 210514619244
Ida Fitra Dewi - 210514619220

Telah Disetujui Oleh:


Dosen Pembimbing Asisten Dosen

Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T. Ridwan Prasetya S.T.


NIP 19650812 199103 1 005 NIS
ABSTRAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akhir Proyek Mekanika Bahan. Laporan ini disusun sebagai syarat lulus
dalam mata kuliah Mekanika Bahan.
Besar harapan kami pada laporan akhir ini dapat membantu masyarakat
luas untuk sedikit banyak mengetahui gambaran tentang tegangan geser. Laporan
akhir ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
bagaimana penggunaan torsi yang ada dalam praktikum ini.
Proses penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terimakasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Andoko,
S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Mekanika Bahan, dan Ridwan Prasetya S.T.
sebagai asisten dosen yang telah memberikan arahan dan bantuan selama penulis
menyelesaikan laporan ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada teman-
teman yang telah meluangkan waktu untuk memberi support dan turut serta
berdiskusi guna memotivasi kami agar laporan akhir proyek ini dapat selesai lebih
cepat.
Laporan Akhir Proyek Mekanika Bahan ini membahas tentang analisis
tegangan geser akibat torsi. Pembahasan dalam laporan ini meliputi variasi beban
dan panjang lengan.
Kami berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin
mendalami bidang tegangan dan regangan geser. Namun kami menyadari bahwa
laporan ini tak luput darai kekurangan. Oleh karena itu, kami menyampaikan
permohonan maaf serta terbuka dalam menerima kritik dan saran guna perbaikan
di laporan selanjutnya.
Malang, Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
ABSTRAK...............................................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6
DAFTAR TABEL....................................................................................................7
BAB I.......................................................................................................................8
1.1 LatarBelakang................................................................................................8
1.2 Tujuan.............................................................................................................8
1.3 Manfaat...........................................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
BAB V....................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...................................................................................................12
5.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Poros merupakan suatu komponen mesin yang berputar dengan fungsi untuk
meneruskan daya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Poros yang berputar
berpengaruh terhadap beban yang ditopang oleh poros tersebut. Sehingga terjadi
rotasi tegangan dan deformasi. Senada dengan itu (Darsan et al., 2016)
mengatakan bahwa beban akan mengakibatkan terjadinya deformasi dan
regangan. Kerusakan terhadap poros dapat terjadi ketika beban yang dikenai pada
poros tersebut terlalu berat maka bisa menyebabkan porosnya rusak, sehingga
menghasilkan rotasi, tegangan, regangan dan deformasi terhadap poros. Untuk
mengetahui besaran tegangan dan rotasi yang terjadi pada poros perlu dilakukan
analisis dan penghitungan terhadap poros yang diuji.
Dalam suatu rotasi secara otomatis memiliki poros, poros identik dihubungkan
dengan batang poros, sehingga batang poros akan mengalami tegangan ketika
dikenakan beban. Salah satu pengaplikasiannya dalam axle shafte. Axle shafte
merupakan komponen pada kendaraan yang berfungsi untuk meneruskan daya
dari diferential menuju roda. axle shafte akan mengalami kerusakan ketika
mendapatkan beban yang terlalu berat. Menurut (Muhammad Vendy
Hermawan1*, Agung Supriyanto2, 2021) beban torsi yang diterima axle shafte
merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya
kerusakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa torsi dan beban dapat
berpengaruh terhadap tegangan dan axle shafte dapat mengalami kerusakan
karena mengalami tegangan yang melewati batas. Sehingga perlu dilakukan uji
dan analisis tegangan dan rotasi.
Seiring dengan perkembangan jaman serta kemajuan teknologi, analisis pada
tegangan dapat diukur menggunakan strain gauge atau sensor beban. Agar
pengukur regangan mengikuti perubahan torsi dalam karakteristik inersia, ia harus
memiliki inersia torsi terkecil (Yu P Manshin, 2021). Untuk mengurangi
kemungkinan harmonik frekuensi tinggi dari getaran elastis pengukur regangan,
alat pengukur regangan harus cukup kaku. Dari sudut pandang ini, batang
regangan, sproket regangan, dll., yang memiliki momen inersia lebih besar dari
pada bagian roda gigi yang sama, adalah tidak rasional.

1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi dan memahami tegangan geser pada torsi
2 Menganalisis dan menghitung pengaruh beban terhadap tegangan
3 Menganalisis dan menghitung pengaruh panjang terhadap torsi
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari proyek ini adalah menjadi informasi dan
bahan evaluasi berupa data bagi pihak yang membutuhkan untuk pengembangan
tegangan geser yang disebabkan oleh torsi, serta dapat menambah wawasan bagi
mahasiswa agar tau bagaimana cara pengukuran beban menggunakan strain
gauge.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Torsi
Torsi merupakan gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berotasi (2.PDF). Torsi dapat disebut juga dengan
momen gaya. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan
benda bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jarum jam, dan
sebaliknya bernilai negatif untuk gaya yang berputar berlawanan arah jarum
jam. Torsi dapat diartikan juga dengan gaya puntir yang terjadi pada batang
lurus apabila batang tersebut dibebani momen yang cenderung menghasilkan
rotasi terhadap sumbu longitudinal batang. Gaya yang menyebabkan
timbulnya momen gaya pada benda harus membentuk sudut θ terhadap lengan
gaya. Momen gaya maksimum terjadi pada θ=90 ° (sinθ =1), yaitu ketika
gaya dan lengan gaya saling tegak lurus. Dapat juga dikatakan bahwa ketika
gaya searah dengan arah lengan gaya, tidak ada torsi yang dihasilkan
atau benda tidak akan mengalami rotasi. Besarnya momen gaya (torsi)
tergantung pada gaya yang diterapkan serta jarak antara sumbu rotasi dan letak
gaya. Contoh paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
seseorang memutar obeng, maka tangannya memberikan torsi pada obeng
tersebut. 
Torsi dihasilkan karena gaya yang membentuk kopel cenderung memutar
batang di sekitar sumbu longitudinalnya Ahmad, F. (2011). Eksperimen Torsi
pada Dinding Tipis Tampang Tertutup Bujur Sangkar tidak Berlubang (Doctoral
(14295.PDF). Seperti diketahui dari
dissertation, Universitas Sumatera Utara)
statika, momen kopel merupakan hasil kali dari gaya dan jarak tegak lurus
antara garis kerja gaya. Untuk penyederhanaan, momen kopel sering
dinyatakan sebagai vektor dalam bentuk panah berkepala dua. Panah ini
berarah tegak lurus pada bidang yang mengandung kopel, sehingga dalam hal
ini kedua panah sejajar dengan sumbu batang. Arah momen gaya ini dapat
dijelaskan dengan aturan tangan kanan. Arah jari-jari merupakan arah lengan
gaya dan putaran jari adalah arah gaya (searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam). Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari adalah arah torsi.
Representasi momen yang lain adalah dengan menggunakan panah lengkung
yang mempunyai arah torsi.
Gambar 1.1. Arah Kerja Torsi sesuai Dengan Kaidah Tangan Kanan dan
Panah Lengkung
Momen yang menghasilkan puntir pada suatu batang disebut momen
puntir atau momen torsi. Batang yang menyalurkan daya melalui rotasi
disebut poros atau as (shaft). Satuan untuk momen pada USCS adalah (lb-ft)
dan (lb-in), sedangkan untuk satuan SI adalah (N.m). Torsi atau momen gaya
dirumuskan dengan:
τ =r × F

Dimana
τ =¿ torsi atau momen gaya ( Nm).
r =¿ lengan gaya (m).
F=¿ gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)

Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar
torsinya dapat dihitung dengan
τ × F ×sin θ

Dimana θ adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.


2.2 Tegangan
Konsep dasar mekanika bahan adalah tegangan dan regangan. Konsep ini
dapat diilustrasikan dalam bentuknya yang paling sederhana dengan
mempertimbangkan batang prismatik yang dikenai gaya aksial (6.PDF).
Batang prismatik adalah batang lurus dengan penampang konstan, dan gaya
aksial adalah beban dalam arah yang sama dengan sumbu batang, yang
menghasilkan gaya tarik atau tekan pada batang. Bila P adalah gaya tarik,
maka tegangannya disebut Tegangan Tarik (tensile stress) bila P adalah gaya
tekan, maka tegangannya disebut Tegangan Tekan (compressive stress).
Apabila tegangan memiliki arah yang tegak lurus terhadap permukaan
potongan, maka jenis tegangan ini disebut dengan istilah Tegangan Normal
(normal stress). Tegangan tarik biasa didefinisikan bertanda positif (+), dan
tegangan tekan bertanda negatif (−) Mulyati, S. T. MT. 2011. Bahan Ajar
Mekanika Bahan. ITP, Padang “ (1.PDF)

Gambar 1.2 Ilustrasi Tegangan

Tegangan dapat didefinisikan sebagai intensitas gaya yang bekerja pada


tiap satuan luas bahan, atau lebih singkatnya yaitu besarnya gaya reaksi
terhadap luas penampang (14295.PDF). Tegangan normal disimbolkan
dengan huruf Yunani σ dibaca “sigma” dan tegangan geser dengan τ dibaca
“tau”. Tegangan normal menggunakan sebuah subskrip yang menunjukkan
arah tegangan yang sejajar terbadap sumbu koordinat tersebut, sedangkan
tegangan geser menggunakan dua buah subskrip dimana huruf pertama
menunjukkan arah normal terhadap bidang yang ditinjau dan huruf kedua
menunjukkan arah komponen tegangan.
Besarnya tegangan yang timbul dapat dihitung dengan persamaan
P
σ=
A
Dimana,
σ =¿ tegangan normal ( Mpa )
P=¿ gaya normal ( N )
A=¿ luas penampang (mm2 )
Bila P adalah gaya tarik, maka tegangannya disebut Tegangan Tarik
(tensile stress) bila P adalah gaya tekan, maka tegangannya disebut Tegangan
Tekan (compressive stress). Apabila tegangan memiliki arah yang tegak lurus
terhadap permukaan potongan, maka jenis tegangan ini disebut dengan istilah
Tegangan Normal (normal stress). Tegangan tarik biasa didefinisikan
bertanda positif (+), dan tegangan tekan bertanda negatif (−). Tegangan yang
paling umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu tegangan normal (normal
stress) dan tegangan geser (shear stress)

2.2.1. Tegangan Normal (Normal Stress)


Tegangan normal dapat didefinisikan sebagai intensitas
gaya normal per satuan luas, yang dinyatakan dalam N /m2, disebut
juga pascal (Pa) atau N /mm2 , disebut juga megapascal ( MPa)
. Ketika gaya diterapkan pada ujung batang yang jauh dari
batang, sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka
timbul tegangan tarik pada batang tersebut atau biasa juga disebut
dengan tensile stress. Sedangkan, jika gaya diterapkan pada ujung
batang ke arah menuju batang, sehingga batang dalam kondisi
tertekan, maka terjadi tegangan tekan atau yang disebut
dengan compressive stress.  
2.2.2. Tegangan Geser (Shear Stress)
Tegangan geser merupakan tegangan yang bekerja dalam
arah tangensial terhadap permukaan bahan. Kondisi teganan geser
dapat terjadi dengan melakukan geseran secara langsung (direct
shear) dan tegangan puntir (torsional stress)
(DOWNACADEMIA.COM). Tegangan geser dinotasikan dengan
τ “tau” yaitu gaya gesek dibagi luasan, dengan satuan N /m2 atau
2
N /mm , dan dinyatakan dengan persamaan:
F
τ= s
A
Dimana
τ = tegangan geser
F s = factor safety
A = luas alas
Untuk mencari F sdapat menggunakan persamaan:
F σ τ
F s= gagal = gagal = gagal
F izin σ izin τ izin

2.3 Diagram Tegangan-Regangan


Untuk mengetahui perilaku/sifat-sifat mekanis dari suatu material,
biasanya dilakukan pengujian di laboratorium. Untuk pengujian dibutuhkan
benda uji standar yang kemudian dibebani dan dicatat besar deformasi yang
terjadi seperti perubahan panjang, perubahan diameter dan sebagainya.
Standar pengujian yang digunakan biasanya mengacu pada ASTM (American
Society for Testing and Materials) atau SNI (Standar Nasional Indonesia)
yang berlaku. Dalam standar tersebut sudah dijelaskan ketetapan mengenai
prosedur pengujian, ukuran benda uji yang standar serta metode pencatatan
data serta analisisnya. Dua macam pengujian yang lazim digunakan adalah uji
tarik (untuk material logam) dan uji tekan (untuk material beton).
Setelah melakukan uji tarik atau uji tekan dan menentukan tegangan-
regangan pada berbagai taraf beban, maka dapat dibuat plot diagram tegangan
versus regangan. Diagram tegangan-regangan memberikan informasi
mengenai perilaku material yang diuji serta besaran-besaran mekanisnya.
Dalam menghitung tegangan yang terjadi pada benda uji, atau dikenal dengan
istilah tegangan nominal (nominal stress) dan tegangan sebenarnya (true
stress).
Gambar 1.2. Diagram Tegangan-Regangan

2.4 Hukum Hooke


Hukum Hooke merupakan salah satu hukum dalam bidang ilmu Fisika
yang ditemukan oleh Robert Hooke, yang membahas mengenai sifat elastisitas
benda dari sebuah pegas. Hukum Hooke berbunyi “Jika gaya tarik yang
diberikan pada suatu pegas tidak melebihi batas elastisitas suatu benda, maka
pertambahan panjangnya akan berbanding lurus dengan gaya tariknya”.
Robert Hooke, melakukan beberapa eksperimen dan menyimpulkan bahwa
tegangan sebanding dengan regangan hingga batas elastis. Hampir semua
bahan elastis memenuhi Hukum Hooke, namun benda-benda elastis juga
memiliki batas elastis masing-masing. Jika sebuah benda diberikan gaya,
maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik
yang menunjukkan batas hukum Hooke. Ukuran elastisitas sebuah pegas
berbeda-beda sesuai dengan ukuran kekuatan pegas tersebut.
F=−k × ∆ x

Dimana,
F=¿ gaya ( N )
k =¿ konstanta pegas ( N /m)
∆ x=¿ pertambahan panjang pegas (m)

Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Hooke, untuk mengenang


ilmuwan Inggris Robert Hooke (1635-1703). Hukum Hooke mempunyai
rumus dengan tanda (−¿ ) yang menunjukkan bahwa arah F berlawanan
dengan arah perubahan panjang pada x . Penerapan Hukum Hooke erat
kaitannya dengan benda-benda yang memiliki prinsip
pengoperasian menggunakan pegas yang elastis
2.5 Sudut Puntir
2.6 Momen Inersia
2.7
2.8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
[WAJIB]
Data: Eksperimen (pengukuranlangsung), Analitis/Teoritis (perhitungan)

[TAMBAHAN]
Data Simulasi (ANSYS/ Solidwork/ Inventor)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
L1. PERENCANAAN
Topik/Nama Proyek Analasis Tegangan Geser Akibat Torsi dengan Variasi
Beban dan Panjang Lengan
Nama Kelompok 1. Abdul Musthofa (21051619239)
2. Aufa Rizq Nur (210514619261)
3. Cut Efitri Okta Rose (210514619221)
4. Fauzun Adhim (210514619244)
5. Ida Fitra Dewi (210514619220)
Rencana Proses 1. Menentukan Tema ( semua anggota)
Kegiatan 2. Membuat plan dan timeline projek (Cutefitri)
3. Mencari jurnal dan referensi (Abdul Mushtofa)
4. Menyiapkan alat dan bahan proses prototype (Aufa
Rizq, Fauzun Adhim)
5. Pembuatan prototype (Fauzun Adhim)
6. Pengujian dan pengambilan data (Ida Fitra)
7. Menyelesaikan laporan, video dan PPT (Ida Fitra)
8. Finishing Projek (Aufa Rizq, Cutefitri)
9. Presentasi (Abdul Mushtofa)
Linimasa Kegiatan 1. Menentukan Tema (16-20 januari 2023)
2. Membuat plan dan timeline projek (23-27 januari
2023)
3 Mencari jurnal dan referensi (30 januari-10 februari
2023)
4. Menyiapkan alat dan bahan proses prototype (13
februari-3 maret 2023)
5. Pembuatan prototype (6-31 maret 2023)
6. Pengujian dan pengambilan data (3-7 april 2023)
7. Menyelesaikan laporan,video dan PPT (10-28 april
2023)
8. Finishing Projek (1-5 mei 2023)
9. Presentasi (8-13 mei 2023)
Desain Alat
ACC

L2. RENCANA ANGGARAN DAN REALISASINYA


BAHAN HARGA RENCANA REALISASI
1.
2.
JUMLAH

L3. Lembar Asistensi


Nama :
NIM :
Nama Proyek :
Tg Materi yang Catatan Paraf
l Dikonsultasikan

L4.Realisasi Prototype Alat


L5. FotoKegiatan
L6. lain-lain

Anda mungkin juga menyukai