Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dosen :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proyek yang berjudul “Menghitung
Tegangan Tiang Penahan Pada Lampu Lalu Lintas Agar Tetap Seimbang” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Fisika Teknik. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Kesetimbangan, serta penerapan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Nurjannah, S.Pd., M.T.
selaku Dosen Fisika Teknik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu,
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga dengan laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya bagi kami dan generasi muda yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap hari manusia melakukan aktivitas yang pada umumnya melewati jalan raya.
Pada setiap jalan raya yang terdapat perlintasan 3 arah atau lebih bisa saja terjadinya
kecelakaan. Lampu lalu lintas adalah salah satu metode yang ampuh untuk mengatasi
kecelakaan kendaraan ataupun kemacetan yang panjang. Lampu lalu lintas tersusun dari
beberapa komponen yaitu; tiang penyangga, tali untuk mengikat mistar, mistar untuk
menggantung lampu, serta lampu lalu lintas. Mengapa lampu lalu lintas tidak tumbang
padahal terdapat mistar panjang yang digunakan untuk menggantung lampu yang tentunya
ada beban pada lampu tersebut. Dalam pembelajaran fisika sejak SMA/SMK kita telah
mempelajari bab tentang Kesetimbangan Benda Tegar. Kesetimbangan benda tegar
menggunakan prinsip Hukum Newton I yaitu apabila resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda adalah nol, maka benda yang awalnya diam akan tetap diam. Berdasarkan pada
kehidupan sehari – hari lampu lalu lintas akan tetap berdiri kokoh jika tidak diberikan gaya
yang berlebihan yang membuat lampu lalu lintas tumbang. Tiang pada lampu lalu lintas
adalah salah satu penahan utama agar lampu yang tergantung pada mistar tidak jatuh, adapun
tali pengait yang membentuk sudut antara mistar dengan taki tersebut. Gunanya agar mistar
tidak melengkung dikarenakan beban yang terdapat pada lampu yang tergantung. Tali
tersebut meneruskan beban yang ditanggung oleh mistar menuju tiang penahan utama.
Penerapan Hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan kita untuk
memahami mengapa benda tetap pada keadaan diam atau bergerak lurus beraturan tanpa ada
gaya yang bekerja padanya. Misalnya, saat mobil berhenti tiba-tiba, penumpang di dalamnya
cenderung melanjutkan gerakan ke depan. Ini merupakan contoh dari hukum Newton I yang
menyatakan bahwa suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau gerak lurus beraturan
kecuali ada gaya yang bekerja padanya.
Dalam kasus kuat tegang tiang penahan, kita bisa menerapkan konsep hukum Newton
I untuk menghitung kekuatan yang diperlukan agar tiang penahan bisa menopang beban yang
diberikan. Ini penting, misalnya, dalam memahami mengapa lampu lalu lintas tetap tegak
meskipun diterpa oleh angin atau beban lainnya. Dengan menghitung kekuatan yang
diperlukan pada tiang penahan, kita dapat memastikan bahwa lampu lalu lintas tetap berdiri
dengan kokoh, memberikan keamanan bagi pengguna jalan.
Penerapan hukum fisika seperti ini dalam kehidupan sehari-hari memberikan pemahaman
yang mendalam tentang alasan di balik fenomena yang kita lihat setiap hari, membantu kita
dalam perencanaan, konstruksi, dan pemeliharaan berbagai struktur, termasuk lampu lalu
lintas yang menjadi bagian penting dari keselamatan di jalan raya.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Mampu mengetahui aplikasi Kesetimbangan melalui rancang bangun Lampu Lalu Lintas.
5
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Keseimbangan benda tegar adalah situasi di mana benda tetap dalam posisi diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan tanpa mengalami rotasi atau translasi. Dalam konteks
fisika, istilah "tegar" merujuk pada kemampuan suatu benda untuk tetap dalam posisi tertentu
saat terkena gaya. Keseimbangan benda tegar terkait erat dengan hukum Newton dan momen
inersia.
Terdapat dua jenis keseimbangan benda tegar:
1. Keseimbangan Statis
Keseimbangan statis terjadi ketika benda berada dalam keadaan diam dan tidak
mengalami pergerakan. Pada kondisi ini, jumlah gaya pada benda dalam arah horizontal dan
vertikal adalah nol. Dengan kata lain, hasil dari semua gaya yang bekerja pada benda adalah
nol, sehingga benda tetap diam tanpa bergerak.
2. Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan dinamis terjadi saat benda bergerak dengan kecepatan konstan tanpa
mengalami percepatan. Meskipun gaya-gaya pada benda mungkin tidak nol, jumlah total
gaya tersebut menyebabkan benda bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus atau
bergerak melingkar konstan tanpa rotasi tambahan.
Dalam menganalisis keseimbangan benda tegar, terdapat dua konsep dasar yang
digunakan: momen gaya (torsi) dan momen inersia. Momen gaya dihitung dengan
mengalikan gaya yang bekerja pada benda dengan lengan gaya, yaitu jarak dari sumbu rotasi
ke titik aplikasi gaya. Sementara momen inersia mengukur kecenderungan benda untuk tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan angular konstan dan tergantung pada distribusi massa
benda dan sumbu rotasi.
Rumus utama yang terlibat dalam analisis keseimbangan benda tegar melibatkan momen
gaya (τ), momen inersia (I), dan persamaan keseimbangan, di mana jumlah momen gaya
harus nol terhadap sumbu rotasi tertentu:
∑𝞽 = 𝟎
Persamaan keseimbangan ini membantu menentukan keseimbangan benda tegar, baik
dalam keadaan diam maupun bergerak dengan kecepatan angular konstan.(Maksum
Rangkuti)
6
2.1 Lampu Lalu Lintas
Lampu lalu lintas merupakan bangunan yang sudah banyak ditemui diberbagai jalan.
Material yang digunakan untuk membuat bangunan ini adalah baja. Lampu lalu lintas bisa
berdiri tegak sebab adanya kesetimbangan antara tiang utama dan mistar sebagai tempat
lampu serta tali baja yang dihubungkan antara ujung mistar dan juga tiang penahan. Jika
tidak ada tali baja sebagai pengikat, maka lampu lalu lintas akan roboh karena beban pada
lampu terlalu berat menyebabkan mistar tidak kuat menahan beban tersebut. Bangunan ini
berhubungan pada Materi Kesetimbangan Fisika dikehidupan sehari-hari.
Saat merancang atau memasang lampu lalu lintas, insinyur harus mempertimbangkan
distribusi massa dan geometri keseluruhan lampu untuk memastikan bahwa keseimbangan
benda tegar tetap terjaga.
Hukum I Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
adalah nol, maka benda yang awalnya diam selalu dalam keadaan diam. Pada saat yang sama
pula, benda yang mula-mula bergerak lurus selalu bergerak lurus ke depan dengan kelajuan
tetap.
Rumus Hukum Newton I:
Rumus Hukum Kelembaman: ∑F = 0 atau Resultan Gaya (kg m/s2) atau Secara Matematis
Hukum I Newton dirumuskan sebagai:
∑F=0
Keterangan:
∑F : resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
Contoh penerapan hukum Newton I adalah ketika mobil berjalan pelan lalu digas
mendadak maka penumpang di dalamnya terdorong ke arah belakang. (Anugrahdwi 2023)
7
BAB 3
METODE PENELITIAN
8
Langkah-langkah pembuatan:
a) Membuat tiang utama:
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat miniatur Lampu Lalu Lintas
2. Gambar sketsa miniatur Lampu Lalu Lintas pada kardus dengan panjang 35 cm serta
lebar 12,5 cm
3. Dengan lebar 12,5 cm bagilah garis tersebut menjadi 5 bagian yang sama lebar
4. Potong keliling kardus sesuai dengan pola. Pada garis yang sudah dibagai menjadi 5
bagian, kemudian belah kardus menggunakan cutter (tidak sampai putus)
5. Satukan kardus menggunakan lem hingga membentuk miniatur Lampu Lalu Lintas,
sesuai dengan pola yang telah digambar sebelumnya.
1. Setelah tiang utama terangkai sesuai pola, langkah selanjutnya yaitu meyiapkan alat
dan bahan yang digunakan untuk membuat mistar sebagai penyangga lampu
2. Gambar sketsa mistar penyangga pada kardus dengan panjang 12,5 cm serta lebar 7,5
cm
3. Dari lebar 7,5 cm bagi menjadi 5 bagian yang sama lebar
4. Potong keliling kardus sesuai dengan pola. Pada garis yang sudah dibagai menjadi 5
bagian, kemudian belah kardus menggunakan cutter (tidak sampai putus)
5. Satukan kardus menggunakan lem hingga membentuk miniatur Lampu Lalu Lintas,
sesuai dengan pola yang telah digambar sebelumnya.
d) Merangkai lampu:
9
e) Menyususn Miniatur Bangun Lampu Lalu Lintas:
10
BAB 4
11
b). Membuat mistar penyangga lampu:
12
d). Merangkai lampu, baterai, dan juga saklar:
13
4.2 Cara penggunaan alat
Skema gambar:
14
Jawab:
Gunakan sumbu putar pada ujung kiri penyangga datar
𝜏tot = ± τ1 ± τ2 ± τ3
𝜏tot = + τwp + τw1 − Τt
𝜏tot = +Wp . lwp + Wl . lwl − T . sin 45° . l T
15
BAB 5
KESIMPULAN
Melalui project ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan penting mengenai penerapan
Kesetimbangan pada bangun lampu lalu lintas:
➢ Hasil penelitian menunjukan bahwa lampu lalu lintas akan seimbang jika
tegangan pada tali yang menghubungkan antara tiang utama dan juga mistar
penyangga sangat memengaruhi, serta sudut antara ketiganya akan sangat
berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan F3 (T).
➢ Lampu lalu lintas akan tetap seimbang selama tali pengkait tersebut tidak rusak.
➢ Dari data diatas pada hasil penelitian dihasilkan bahwa tegangan tali Miniatur
Bangun Lampu Lalu Lintas adalah 0,191 N.
16
DAFTAR PUSTAKA
17