Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fisika yang Dibimbing oleh
Ibu Dermawati Sihombing, S.Pd.
XII MIPA-1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum kami yang berjudul “Elastisitas dan Hukum Hooke”, untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Fisika.
Dalam penyusunan laporan praktikum tentunya tidak lepas dari bantuan pihak yang
mendorong atau memotivasi kami dalam pembuatan laporan praktikum ini supaya lebih baik
dan lebih efesien. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dermawati
Sihombing, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Fisika.
Kami mengucapkan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan praktikum ini, karena kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, bagi pihak yang membaca laporan praktikum ini agar dapat
memberikan kritik serta sarannya untuk dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi bagi kami,
guna menjadikan kami supaya menjadi lebih baik kedepannya. Semoga penyusunan laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
𝐹𝑝 = −𝑘 × ∆𝑥
Keterangan:
𝐹𝑝 = gaya pemulih (N);
𝑘 = tetapan/konstanta pegas (N/m); dan
∆𝑥 = pertambahan panjang pegas (m).
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan pada pegas. Gaya yang diberikan pada pegas dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
Selain rumus umum di atas, adapun rumus dan besaran dalam hukum Hooke, yaitu:
1. Tegangan
Tegangan adalah besarnya gaya yang diberikan oleh molekul-molekul per satuan luas
penampang benda. Besarnya tegangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
𝐹
𝜎=
𝐴
Keterangan:
𝜎 = tegangan (N/m2);
𝐹 = gaya tarik (N); dan
𝐴 = luas penampang benda (m2).
5
Tegangan dapat dianggap sebagai gangguan luar yang memberikan dampak pada
benda.
2. Regangan
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu benda dan panjang
awalnya. Besarnya regangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan dengan
persamaan berikut.
∆𝑙
𝑒=
𝑙0
Keterangan:
𝑒 = regangan;
∆𝑙 = pertambahan panjang benda (m); dan
𝑙0 = panjang awal benda (m).
Regangan dapat dianggap sebagai akibat yang ditimbulkan oleh adanya tegangan.
3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau modulus young adalah ukuran ketahanan suatu benda terhadap
perubahan panjangnya ketika diberikan gaya. Modulus elastisitas dapat dituliskan
dalam persamaan berikut.
𝜎
𝐸=
𝑒
atau
𝐹 × 𝑙0
𝐸=
𝐴 × ∆𝑙
Keterangan:
𝐸 = modulus elastisitas atau modulus young (N/m2);
𝜎 = tegangan (N/m2); dan
𝑒 = regangan.
Setiap benda elastis memiliki sifat elastis jika gaya yang diberikan tidak melampaui
batas elastisnya, maka hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat
ditentukan. Modulus elastisitas dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
𝐹 × 𝑙0
𝐸=
𝐴 × ∆𝑙
6
Jika persamaan (1) disubstitusikan ke dalam persamaan (2), akan diperoleh persamaan
sebagai berikut.
𝐸×𝐴×∆𝑙
𝑙0
= 𝑘 × ∆𝑥
Oleh karena 𝑥 dan 𝑙 memiliki makna yang sama yaitu panjang, maka persamaannya dapat
diubah menjadi sebagai berikut.
𝐸×𝐴×∆𝑙
𝑙0
= 𝑘 × ∆𝑙
𝐸×𝐴
𝑙0
=𝑘
Dengan demikian, hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat dituliskan
sebagai berikut.
𝐸×𝐴
𝑘=
𝑙0
Pegas dapat disusun dengan berbagai jenis susunan, yaitu seri, paralel, maupun campuran.
Setiap jenis susunan tentu saja memiliki kekhasan masing-masing.
1. Susunan Seri Pegas
Jika pegas disusun secara seri, gaya yang dialami setiap pegas akan sama. Berdasarkan
hukum Hooke, gaya yang dialami pegas adalah sebagai berikut.
𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
Dari persamaan tersebut, pertambahan panjang pegas dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝐹
∆𝑥 =
𝑘
Pertambahan panjang total pegas (∆𝑥𝑡𝑜𝑡 ) yang disusun secara seri merupakan jumlah
pertambahan panjang setiap pegasnya. Ini berarti:
∆𝑥𝑡𝑜𝑡 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2
𝐹 𝐹
∆𝑥𝑡𝑜𝑡 = 𝑘 +
1 𝑘2
1 1
∆𝑥𝑡𝑜𝑡 = 𝐹 (𝑘 + )
1 𝑘2
1
∆𝑥𝑡𝑜𝑡 = 𝐹 ( )
𝑘𝑠𝑒𝑟𝑖
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa tetapan gaya pegas yang
disusun secara seri dapat dirumuskan sebagai berikut.
1 1 1
= + +⋯
𝑘𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑘1 𝑘2
7
2. Susunan Paralel Pegas
Jika pegas disusun secara paralel, pertambahan panjang yang dialami setiap pegas akan
sama. Berdasarkan hukum Hooke, gaya yang dialami pegas adalah sebagai berikut.
𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
Gaya total pegas (𝐹𝑡𝑜𝑡 ) yang disusun secara paralel merupakan jumlah gaya yang
dialami setiap pegasnya. Ini berarti:
𝐹𝑡𝑜𝑡 = 𝐹1 + 𝐹2
⇔ 𝑘𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 × ∆𝑥 = 𝑘1 × ∆𝑥 + 𝑘2 × ∆𝑥
⇔ 𝑘𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 × ∆𝑥 = (𝑘1 + 𝑘2 ) × ∆𝑥
⇔ 𝑘𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = (𝑘1 + 𝑘2 )
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa tetapan gaya pegas yang
disusun secara paralel dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑘𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 𝑘1 + 𝑘2 + ⋯
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
3.6 Pengolahan Data
1. Data ke-1:
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
𝜌= 𝐹 = 𝑊 = 𝑚𝑡𝑜𝑡 × 𝑔 𝐹
𝑉 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑉 𝐹 = (𝑚𝑎𝑖𝑟 + 𝑚𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ) × 𝑔 ∆𝑥
𝐹 = 1,197 × 10−1 × 9,8 1,173
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 997 × 1,0 × 10−4 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 9,97 × 10−2 𝑘𝑔 𝐹 = 1,173 𝑁 2,3 × 10−2
𝑘 = 51 𝑁⁄𝑚
2. Data ke-2:
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
𝜌= 𝐹 = 𝑊 = 𝑚𝑡𝑜𝑡 × 𝑔 𝐹
𝑉 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑉 𝐹 = (𝑚𝑎𝑖𝑟 + 𝑚𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ) × 𝑔 ∆𝑥
𝐹 = 2,194 × 10−1 × 9,8 2,15
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 997 × 2,0 × 10−4 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 1,994 × 10−1 𝑘𝑔 𝐹 = 2,15 𝑁 7,5 × 10−2
𝑘 = 28,667 𝑁⁄𝑚
3. Data ke-3:
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
𝜌= 𝐹 = 𝑊 = 𝑚𝑡𝑜𝑡 × 𝑔 𝐹
𝑉 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑉 𝐹 = (𝑚𝑎𝑖𝑟 + 𝑚𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ) × 𝑔 ∆𝑥
𝐹 = 3,191 × 10−1 × 9,8 3,127
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 997 × 3,0 × 10−4 𝑘=
𝐹 = 3,127 𝑁 11,5 × 10−2
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 2,991 × 10−1 𝑘𝑔
𝑘 = 27,191 𝑁⁄𝑚
4. Data ke-4:
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
𝜌= 𝐹 = 𝑊 = 𝑚𝑡𝑜𝑡 × 𝑔 𝐹
𝑉 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑉 𝐹 = (𝑚𝑎𝑖𝑟 + 𝑚𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ) × 𝑔 ∆𝑥
𝐹 = 4,188 × 10−1 × 9,8 4,1
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 997 × 4,0 × 10−4 𝑘=
𝐹 = 4,1 𝑁 15,5 × 10−2
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 3,988 × 10−1 𝑘𝑔
𝑘 = 26,451 𝑁⁄𝑚
5. Data ke-5:
𝑚𝑎𝑖𝑟 𝐹 = 𝑘 × ∆𝑥
𝜌= 𝐹 = 𝑊 = 𝑚𝑡𝑜𝑡 × 𝑔 𝐹
𝑉 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑉 𝐹 = (𝑚𝑎𝑖𝑟 + 𝑚𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ) × 𝑔 ∆𝑥
𝐹 = 5,185 × 10−1 × 9,8 5
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 997 × 5,0 × 10−4 𝑘=
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 4,985 × 10−1 𝑘𝑔 𝐹 =5𝑁 20 × 10−2
𝑘 = 25 𝑁⁄𝑚
10
Grafik Gaya Tarik pada Pegas terhadap Pertambahan Panjang
6
5
5
4.1
4
3.127
𝐹 (N)
3
2.15
2
1.173
1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
∆𝑥 (m)
11
3.8 Pembahasan
Materi mengenai hukum Hooke semakin mudah dipahami setelah melakukan
percobaan menggunakan pegas. Dapat diamati apa saja yang terjadi saat ujung pegas diberi
beban dengan massa yang tidak sama. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar beban
yang digantungkan pada pegas maka pertambahan panjang semakin besar.
Angka-angka tersebut diperoleh dari selisih panjang akhir dan panjang awal.
Panjang akhir menunjukkan panjang pegas setelah ada beban yang diberikan di ujung
pegas. Sedangkan panjang awal yaitu panjang mula-mula pegas tanpa diberi beban apa pun.
Mengacu pada hasil yang diperoleh, pengukuran terhadap konstanta jika memakai
pegas yang sama maka nilainya hampir sama juga. Adanya sedikit perbedaan dari besarnya
konstanta di percobaan ini terjadi karena setiap benda memiliki tingkat kerenggangan pegas
yang tidak sama. Kerenggangan tersebut dipengaruhi oleh massa dari benda yang
digantung. Keseimbangan pegas, ketelitian saat melakukan pengukuran, maupun saat
menganalisis data juga dapat berpengaruh besar terhadap nilai konstanta.
12
BAB IV
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Cari. 2009. Aktif Belajar Fisika untuk SMA & MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Ammariah, Hani. (2019, 19 September). Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke. Diakses pada
28 November 2020, dari Ruangguru: Fisika Kelas 11 | Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke
(ruangguru.com)
Faturrachmat, Muhammad. (2020, 11 Agustus). Laporan Praktikum Elastisitas dan Hukum
Hooke. Diakses pada 28 November 2020, dari Laporan Praktikum Elastisitas dan Hukum
Hooke – Captain_Eunoia (wordpress.com)
Oddenk, Ramadhan. (2012, 18 September). Laporan Praktikum Fisika tentang Elastisitas.
Diakses pada 28 November 2020, dari Ramadhan Oddenk: Laporan Praktikum Fisika Tentang
resonansi dan bunyi pada gelas kaca (ramadhanputraoddenk.blogspot.com)
14