Anda di halaman 1dari 13

Hukum Hooke

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas praktek pada mata pelajaran fisika

Guru pendamping

Ibu Wiji Rahayu, S,Pd

Oleh kelompok 7 :

1. Aisha Ayu Salwa


2. Arya Dielovito
3. Azzahra Nabila Shofa
4. Muhammad Rizqan Febrian
5. Risna Anggraini
6. Siti Maria
XI MIPA I

SMA Negeri 7 Banjarmasin


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum kami yang berjudul “Hukum Hooke”, untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.

Dalam penyusunan laporan praktikum tentunya tidak lepas dari bantuan pihak yang
mendorong atau memotivasi kami dalam pembuatan laporan praktikum ini supaya lebih baik dan
lebih efesien. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiji Rahayu
S,Pd. selaku guru mata pelajaran Fisika.

Kami mengucapkan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyusunan


laporan praktikum ini, karena kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, bagi pihak yang membaca laporan praktikum ini agar dapat
memberikan kritik serta sarannya untuk dijadikan bahan evaluasi dan intropeksi bagi kami,
guna menjadikan kami supaya menjadi lebih baik kedepannya. Semoga penyusunan laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Banjarmasin, 15 Oktober 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Praktek

BAB II TINJAUAN PUSAKA


Dasar teori

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


Alat dan Bahan
Dokumentasi praktikum
Langkah kerja
Mengolahan data

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Kesalahan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya ilmu fisika,
dimulai dari yang ada dalam diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi
yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada di luar diri kita. Salah satu
contohnya adalah pegas yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan
tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai contoh,
pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Di mana pegas pada sepeda motor sering
disebut dengan nama shock breaker. Dengan adanya shock breaker ini maka kita merasa nyaman
ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi karena shock breaker tersebut memiliki sifat
elastisitas (kembali ke bentuk semula) seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya
dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang kita gunakan hingga pada
kasur yang digunakan. Pegas merupakan salah satu contoh benda elstisitas. Contoh benda
elastis lainnya adalah karet mainan. Ketika kita menarik karet mainan sampai batas
tertentu karet tersebut bertambah panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan, maka karet
akan kembali ke panjang semula. Tetapi apabila ditarik terus menurus maka karet itu bakal
putus. Demikian juga ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah
panjang, tetapi ketika dilepaskan panjang pegas akan kembali seperti semula. Oleh karena itu,
banyaknya kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan prinsip pegas maka
percobaan ini penting untuk dipahami, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang
dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam laporan praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengapa kendaraan bermotor atau mobil berbatas jumlah orang (penumpang) maupun
barang yang dibawa? Mengapa kita harus lakukan?
2. Mengapa trompolin pada masa nya akan habis akan berhenti dan tidak bisa lagi
memantul?
3. Mengapa balon dipencet-pencet bisa kembali lagii?
4. Mengapa plastisin dipencet-pencet tidak bisa kembali lagi?
5. Mengapa karet di tarik terus menurus bisa mengakibatkan karet putus?

Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu menentukan konstanta pegas.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Dasar Teori
Hukum Hooke adalah sebuah hukum atau ketentuan yang menyatakan tentang hubungan
antara gaya yang bekerja pada benda elastis atau benda yang lain bisa kembali ke bentuk semula.
Hukum tersebut bertujuan agar supaya besarnya gaya yang bekerja secara maksimum terhadap
suatu benda elastis (sebuah benda pegas) tidak melewati batas keelastisannya, dan membuang
sifat elastis dari suatu benda tersebut.

Bunyi hokum hooke “Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah benda pegas tidak
melewati elastisitas bahannya, maka benda sebanding dengan pertambahan panjang gaya tarik.”
Robert Hooke menyatakan bahwa apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa melampaui
batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding dengan pertambahan
panjang pegas, tetapi berlawanan dengan arah gerak benda. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa gaya pemulihan memiliki arah yang berlawanan dengan gaya yang diberikan pada pegas.
Gaya pemulihan dapat dirumuskan sebagai berikut.

f p=−k × ∆ x

Keterangan :

f b : gaya pemulih (N)

k : tetapan/konstanta pegas(N/m)

∆ x : pertambahan panjang pegas (m)

Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya yang diberikan
pegas. Gaya yang diberikan pada pegas dapat dirumuskan sebagai berikut.

F=k × ∆ x

Contohnya seperti karet tapi tidak semua karet memiliki sifat elastis, seperti permen
karet. Permen karet jika ditarik, tidak akan kembali menjadi seperti bentuknya yang awal. Nah,
berdasarkan dari contoh dapat disimpulkan bahwa elastisitas itu adalah sifat dari suatu benda
yang memiliki kemampuan membentuk kembali pada ukuran awalnya, jika gaya yang bekerja
dihilangkan.

Jadi, hubungan elastisitas tidak pernah lepas dari hukum hooke, karena hukum tersebut
menyatakan tentang gaya yang bekerja terhadap benda pegas atau benda yang elastis. Sifat
elastisitas juga tidak pernah lepas dari tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu benda.
Sifat tersebut masuk dalam persamaan hukum hooke seperti berikut.

Rumus dan besaran dalam hokum hooke, yaitu :

1. Tegangan
Tegangan adalah besarnya gaya yang diberikan oleh molekul-molekul per satuan luas
penampang benda. Besarnya tegangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
F
σ=
A
Keterangan :
σ = tegangan (N/m2)
F = gaya tarik (N)
A = luas penampang benda ¿
Tegangan dapat dianggap sebagai gangguan luar yang memberikan dampak pada
benda.

2. Regangan Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu benda dan
panjang awalnya. Besarnya regangan yang dialami oleh suatu benda dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
∆l
e=
l0

Keterangan :

e : regangan

∆ l : pertambahan panjang benda (m)

l 0 : panjang awal benda (m)

Regangan dapat dianggap sebagai akibat yang ditimbulkan oleh adanya tegangan.

3. Modulus Elastisitas Modulus elastisitas atau modulus young adalah ukuran ketahanan
suatu benda terhadap perubahan panjangnya ketika diberikan gaya. Modulus
elastisitas dapat dituliskan dalam persamaan berikut
σ
E=
e
atau
F × l0
E=
A×∆l
Keterangan
E = modulus elastisitas atau modulus young (N¿ m2)
σ =¿ tegangan (N/m 2)
e = regangan.

Setiap benda elastis memiliki sifat elastis jika gaya yang diberikan tidak melampaui batas
elastisnya, maka hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat
ditentukan. Modulus elastisitas dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
F × l0
E=
A×∆l
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi sebagai berikut.
E× A ×∆ l
F= …(1)
l0
Dari hokum hooke, diketahui :
F = k × ∆ x …(2)
Jika persamaan (1) disubtitusikan ke dalam persamaan (2), akan diperoleh persamaan
sebagai berikut.
E× A × ∆l
=¿ k × ∆ l
l0

e× A
=k
l0
Dengan demikian, hubungan antara tetapan gaya dan modulus elastisitas dapat dituliskan
sebagai berikut.
E× A
k
l0
Pegas dapat disusun dengan berbagai jenis susunan, yaitu seri, paralel, maupun
campuran. Setiap jenis susunan tentu saja memiliki kekhasan masing-masing.
1. Susunan Seri Pegas
Jika pegas disusun secara seri, gaya yang dialami setiap pegas akan sama.
Berdasarkan hukum Hooke, gaya yang dialami pegas adalah sebagai berikut.
F=k × ∆ x
Dari persamaaan tersebut, pertambahan panjang pegas dapat dinyatakan sebagai
berikut.
f
∆ x=
k
Pertambahan panjang total pegas (∆ x tot ) yang disusun secara seri merupakan jumlah
pertambahan panjang setiap pegasnya. Ini berarti :
∆ x tot =∆ x1 + ∆ x 2
F F
∆ x tot = +
k1 k2
1 1
∆ x tot =F ( + )
k1 k 2
1
∆ x tot =F ( )
k seri
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa tetapan gaya pegas yang
disusun secara seridapat dirumuskan sebagai berikut.
1 1 1
= + +…
k seri k 1 K 2

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan Bahan

Dokumentasi Praktikum

Langkah Kerja

Pegolahan Data
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kesalahan
Saran

Anda mungkin juga menyukai