Di susun oleh :
Nugroho Karya Yudha
D1131181020
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa pula
penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
penuh berkah.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
2
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
HUKUM HOOKE
3. Contoh Soal….....................................................................................................................7
MODULUS ELASTISITAS
2. Contoh Soal........................................................................................................................11
RASIO POISSON
2. Contoh Soal..........................................................................................................................14
MODULUS BULK
2. Contoh Soal..........................................................................................................................15
MODULUS RIGIDITAS
2. Contoh Soal..........................................................................................................................17
GAYA AKSIAL & TEGANGAN AKSIAL
2. Contoh Soal..........................................................................................................................22
3
HUKUM HOOKE
“Jika benda dibebani dalam batas elastisnya, maka tegangan berbanding lurus
dengan regangannya”.
Jika gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas, maka benda tidak dapat
kembali ke bentuk semula dan apabila gaya yang diberikan jumlahnya terus
bertambah maka benda dapat rusak. Dengan kata lain, hukum Hooke hanya
berlaku hingga batas elastisitas.
Dengan
4
tanda negative menunjukkan gaya pegas berlawanan arah dengan gaya luar yang
di berikan terhadap pegas tersebut.
Keterangan:
F = Gaya (N) 2
σ = Tegangan (N/ m atau Pa)
2
A = Luas penampang (m )
2.2. Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x
meter dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi
dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan,
sehingga kawat kembali ke bentuk awal.
Hubungan ini secara matematis dapat dituliskan seperti dibawah ini.
Keterangan:
e = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)
5
Sesuai dengan persamaan di atas, regangan (e) tidak memiliki satuan dikarenakan
pertambahan panjang (ΔL) dan panjang awal (Lo) adalah besaran dengan satuan
yang sama
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
2
σ = Tegangan (N/ m atau Pa)
2.4. Mampatan
Mampatan merupakan suatu keadaan yang hampir serupa dengan regangan.
Perbedaannya terletak pada arah perpindahan molekul benda setelah diberi gaya.
Berbeda halnya pada regangan dimana molekul benda akan terdorong keluar
setelah diberi gaya. Pada mampatan, setelah diberi gaya, molekul benda akan
terdorong ke dalam (memampat).
6
Keterangan:
F = Gaya (N) 2
A = Luas penampang (m )
E = Modulus elastisitas (N/m) E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan ΔL = Pertambahan panjang (m)
2 Lo = Panjang mula-mula (m)
σ = Tegangan (N/ m atau Pa)
3. CONTOH SOAL
1. Sebuah pegas ditarik menggunakan gaya 60 Newton. Jika konstanta pegasnya
30 N/m. Hitunglah pertambahan panjang pegas tersebut?
Pembahasan.
Diketahui : F = 60 N; k = 30 N/m
Ditanyakan : x = ?
Jawab :
F=k.x
60 = 30 . x
x = 60/30
x=2m
Jadi pertambahan panjang pegas tersebut ialah 2 m.
2. Sebuah pegas memiliki konstanta 600 N/m. Jika pertambahan panjang pegas
tersebut 0,25 m setelah gaya bekerja. Maka berapa besar gaya yang bekerja
pada pegas tersebut?
Pembahasan.
Diketahui : k = 600 N/m; x = 0,25 m
Ditanyakan : F = ?
Jawab :
F=k.x
= 600 . 0,25
= 150 Newton
Jadi gaya yang bekerja pada pegas tersebut ialah 150 Newton.
7
3. Sebuah pegas digantung dengan tambahan massa 5 kg. Apabila besar konstanta
pegas 500 N/m. Hitunglah besar pertambahan panjang pegasnya?
Pembahasan.
Diketahui : m = 5 kg; k = 500 N/m
Ditanyakan : x = ?
Jawab :
Sebelumnya kita harus mencari gaya yang bekerja pada pegas menggunakan
rumus gaya berat yaitu
W=m.g
= 5 . 10 (besar gaya grafitasi = 10 m/s²)
= 50 Newton
Kemudian aplikasikan pada rumus hukum hooke
F=k.x
50 = 500 . x
x = 50/500
x = 0,1 m
Jadi pertambahan panjang pegas tersebut ialah 0,1 m.
8
MODULUS ELASTISITAS
Modulus Elastisitas atau Modulus Young dapat diartikan secara sederhana, yaitu
adalah hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Lebih jelasnya adalah
perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik.
Modulus Young, E, dapat dihitung dengan membagi tegangan tarik oleh regangan
tarik dalam batas elastisitas linier pada bagian dari kurva tegangan-regangan:
Kemampuan materi untuk menolak atau meneruskan tegangan adalah penting, dan
sifat ini sering digunakan untuk menentukan apakah bahan tertentu cocok untuk
tujuan tertentu. Sifat ini sering ditentukan di laboratorium, menggunakan teknik
eksperimental yang dikenal sebagai uji tarik, yang biasanya dilakukan pada sampel
bahan dengan bentuk dan dimensi tertentu. Modulus Young dikenal untuk berbagai
bahan struktural, termasuk logam, kayu, kaca, karet, keramik, beton, dan plastik.
9
luas, dengan satuan yang khas pound per square inch (psi) atau Newton per meter
persegi – juga dikenal sebagai pascal (Pa). Regangan adalah suatu ukuran jumlah
yang material berubah bentuk ketika tegangan diterapkan dan dihitung dengan
mengukur jumlah deformasi di bawah kondisi stres, dibandingkan dengan dimensi
aslinya. Modulus Young didasarkan pada elastisitas Hukum Hooke dan dapat
dihitung dengan membagi stres dengan regangan.
Nilai Modulus Young hanya bergantung pada jenis benda, tidak tergantung pada ukuran atau
bentuk benda. Adapun Modulus Young benda yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
2 Baja 20 x 10
10
3 Besi 10
21 x 10
4 Beton 2,3 x 10
10
5 Nikel 10
21 x 10
6 Tembaga 11 x 10
10
7 Besi tuang 10 x 10
10
8 Kuningan 10
10 x 10
9 Granit 4,5 x 10
10
10
2. CONTOH SOAL
Lo : 25 cm F : w : m . g : 0.02(10) : 0.2 N
ΔL : 5 cm A : 100 cm : 0.01 m
m : 20 gram : 0.02 kg
Ditanya :E . . . .?
Jawab :
E : σ/e
E : (F /A ) / (ΔL/Lo)
E : ( 0.2 N/ 0.01 m2) / (5 cm /25 cm )
E : (20 N /m2 )/ (0.2)
E : 100 N/m2
2. Sebuah pegas memiliki panjang 20 cm. Jika modulus elastisitas pegas 40 N/m2
dan luas ketapel 1 m2. berapakah besar gaya yang dibutuhkan agar pegas
bertambah panjang 5 cm
Diketahui :
Lo: 20 cm A : 1 m2
E : 40 N/m2 ΔL : 5 cm
Ditanya :F . . . . ?
Jawab :
E : σ/e
E : (F /A ) / (ΔL / Lo)
40 N/m2 : (F / 1 m2) / (5cm/20 cm)
40 N/m2 : ( F/ 1 m2 ) / ¼
11
160 N/m2 : F/1 m2
F:160N
Penyelesaian:
Diketahui
d = 1,4 mm
r = 0,7 mm = 7 x 10-4m
m = 100 g = 0,1 kg
g = 9,8 m/s2
ℓ0 = 60 cm = 0,6 m
∆ℓ = 0,3 mm = 3 x 10-4 mm
Ditanyakan :
a. δ
b. e
c. Y
12
: Poisson’s Ratio
daxial : Regangan axial (positif untuk gaya axial tarik, negatif untuk gaya
aksial tekan)
dtransversal : Regangan transversal (positif untuk gaya aksial tarik, negatif untuk gaya
aksial tekan)
Poisson Ratio sangat berguna di beberapa bidang. Salah satu bidang yang
membutuhkan pengaplikasian poisson ratio adalah pipa bertekanan tinggi. Air atau
udara yang diberi tekanan tinggi akan mengembang ke segala arah dan memberikan
gaya pada bagian dalam pipa. Gaya tersebut akan menimbulkan tegangan radial
RASIO POISSON
13
1. DEFINISI RASIO POISSON
Poisson Ratio adalah konstanta elastisitas yang dimiliki oleh setiap material.
Sebuah material yang diberikan gaya satu arah, ditarik maupun ditekan, akan mengalami
perubahan bentuk. Selain perubahan bentuk kearah gaya yang diberikan, ada juga perubahan
bentuk ke arah yang tegak lurus dengan arah gaya. Poisson Ratio adalah perbandingan dari
perubahan arah aksial dengan perubahan arah transversal tersebut. Ketika sebuah gaya satu arah
diberikan kepada material tersebut sehingga menghasilkan regangan dan membuat material
tersebut berdeformasi, kita bisa menyimpulkan poisson ratio dari material tersebut dengan
rumus:
=− =− =−
pada material penyusun pipa dan menyebabkan perubahan pada panjang pipa.
Apabila material yang digunakan tidak memiliki poisson ratio yang cukup besar
untuk pipa agar berdeformasi menyamai tekanan yang diterima, akan terjadi
kegagalan pada susunan pipa. Pipa akan memendek dan merusak susunan pipa
secara keseluruhan.
Jadi poisson ratio adalah perbandingan negatif dari perubahan aksial dan
transversal dari sebuah material, ketika diberikan gaya satu arah. Poisson ratio
menggambarkan sifat dan karakteristik dari suatu material. Karena itu, poisson
ratio sangat penting untuk diketahui dalam pemilihan material suatu benda.
2. CONTOH SOAL
Sebuah batang yang terbuat dari baja dengan panjang 2 m, lebar 40 mm dan tebal
20 mm mendapat tarikan searah aksial sebesar 160 kN pada arah panjangnya.
Carilah perubahan panjang, lebar dan ketebalan batang. Diketahui E = 200 GPa
dan rasio Poisson = 0,3.
14
MODULUS BULK
⁄ −
= =
∆
⁄0
2. CONTOH SOAL
Jika harga modulus elastisitas dan rasio poisson sebuah paduan masing-masing
adalah 150 GPa dan 0,25, carilah harga modulus bulk paduan tersebut.
15
MODULUS RIGIDITAS
= =
16
2. CONTOH SOAL
Sebuah spesimen paduan mempunyai modulus elastisitas 120 GPa dan modulus
rigiditas 45 GPa. Carilah rasio Poisson material tersebut. Jawab.
Diketahui:
E = 120 GPa
C = 45 Gpa
17
GAYA AKSIAL & TEGANGAN AKSIAL
1. DEFINISI GAYA AKSIAL & TEGANGAN AKSIAL
Gaya aksial bekerja pada pusat aksis dari elemen struktur. Jika beban
menyebabkan penambahan panjang dari elemen, maka gaya yang bekerja adalah
gaya tarik. Jika beban menyebabkan elemen memendek, maka gaya yang bekerja
adalah gaya tekan. Kondisi struktur ini biasanya ditemukan pada elemen-elemen
struktur yang join-joinnya merupakan sendi seperti yang biasanya didapatkan
pada sistem struktur rangka batang dengan elemen yang tertarik disebut batang
tarik dan elemen yang tertekan disebut batang tekan. Selain itu elemen yang
memikul beban tekan juga biasanya disebut dengan kolom.
Gaya internal yang bekerja pada sebuah potongan dengan luasan yang sangat
kecil akan bervariasi baik besarnya maupun arahnya. Pada umumnya gaya-gaya
tersebut berubah-ubah dari suatu titik ke titik yang lain, umumnya berarah miring
pada bidang perpotongan. Dalam praktek keteknikan intensitas gaya diuraikan
menjadi tegak lurus dan sejajar dengan irisan, seperti terlihat pada Gambar 1.1.
18
Gambar 1.1. Komponen-Komponen Tegangan Normal dan Geser dari Tegangan.
Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus)
terhadap irisan yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan ζ (sigma).
Bila gaya-gaya luar yang bekerja pada suatu batang sejajar terhadap sumbu
utamanya dan potongan penampang batang tersebut konstan, tegangan internal
yang dihasilkan adalah sejajar terhadap sumbu tersebut.
Gaya-gaya seperti itu disebut gaya aksial, dan tegangan yang timbul dikenal
sebagai tegangan aksial. Konsep dasar dari tegangan dan regangan dapat
diilustrasikan dengan meninjau sebuah batang prismatik yang dibebani gaya-gaya
aksial (axial forces) P pada ujung-ujungnya. Sebuah batang prismatik adalah
sebuah batang lurus yang memiliki penampang yang sama pada keseluruhan
pajangnya. Untuk menyelidiki tegangan-tegangan internal yang ditimbulkan gaya-
gaya aksial dalam batang, dibuat suatu pemotongan garis khayal pada irisan mn
(Gambar 1.2). Irisan ini diambil
tegak lurus sumbu longitudinal batang. Karena itu irisan dikenal sebagai suatu
penampang (cross sectin).
19
Tegangan normal dapat berbentuk:
1. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Apabila sepasang gaya tarik aksial menarik suatu batang, dan akibatnya batang ini
cenderung menjadi meregang atau bertambah panjang. Maka gaya tarik aksial
tersebut menghasilkan tegangan tarik pada batang di suatu bidang yang terletak
tegak lurus atau normal terhadap sumbunya.
Intensitas gaya (yakni, gaya per satuan luas) disebut tegangan (stress) dan
lazimnya ditunjukkan dengan huruf Yunani ζ (sigma). Dengan menganggap
bahwa tegangan terdistribusi secara merata pada seluruh penampang batang, maka
resultannya sama dengan intensitas ζ kali luas penampang A dari batang.
Selanjutnya, dari kesetimbangan benda yang diperlihatkan pada Gambar 1.2,
20
besar resultan gayanya sama dengan beban P yang dikenakan, tetapi
arahnya berlawanan. Sehingga diperoleh rumus :
Regangan Normal
Regangan merupakan perubahan bentuk per satuan panjang pada suatu batang.
Semua bagian bahan yang mengalami gaya-gaya luar, dan selanjutnya tegangan
internal akan mengalami perubahan bentuk (regangan). Misalnya di sepanjang
batang yang mengalami suatu beban tarik aksial akan teregang atau diperpanjang,
sementara suatu kolom yang menopang suatu beban aksial akan tertekan atau
diperpendek. Perubahan bentuk total (total deformation) yang dihasilkan suatu
batang dinyatakan dengan huruf Yunani δ (delta). Jika panjang batang adalah L,
regangan (perubahan bentuk per satuan panjang) dinyatakan dengan huruf Yunani
ε (epsilon), maka:
Sesuai dengan hukum Hooke, tegangan adalah sebanding dengan regangan Dalam
hukum ini hanya berlaku pada kondisi tidak melewati batas elastik suatubahan,
ketika gaya dilepas. Kesebandingan tegangan terhadap regangan
dinyatakansebagai perbandingan tegangan satuan terhadap regangan satuan, atau
perubahanbentuk. Pada bahan kaku tapi elastis, seperti baja, kita peroleh bahwa
tegangan satuan yang diberikan menghasilkan perubahan bentuk satuan yang
relatif kecil Pada bahan yang lebih lunak tapi masih elastik, seperti perunggu,
perubahan bentuk yang disebabkan oleh intensitas tegangan yang sama dihasilkan
perubahan bentuk sekitar dua kali dari baja dan pada aluminium tiga kali dari
baja.
21
Regangan ε disebut regangan normal (normal strain) karena berhubungandengan
tegangan normal. Rumus regangan normal berdasarkan hukum Hooke :
2. CONTOH SOAL
Sebuah batang prismatik dengan penampang berbentuk empat persegi panjang (20
x 40 mm) dan panjang 2.8 m dikenakan suatu gaya tarik aksial 70 kN.
Pemanjangan yang dialami batang adalah 1.2 mm. Hitunglah tegangan dan
regangan tarik dalam batang.
22