Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
KONSTANTA PEGAS
Nama : Shilvia Oktafiani

NPM : 20420093

Kelas /Kode : 1K4/B

Dosen : 1. Endah P. S.T.

2.Yusi S.S., S.Si., M.T.

3. Mia Karlina S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2020/2021
Shilvia Oktafiani (20420093), 1K4, Kimia Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung

E-mail: silviaoktafiani23@gmail.com

Phone: 085724264085
ABSTRAK
Pada eksperimen ini kita akan membahas tentang getaran harmonis sederhana. Pada eksperimen getaran
sederhana ini, salah satunya dapat digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi dan menentukan konstanta
pegas. Pada eksperimen ini juga diperlukan persamaan hukum newton untuk mencari percepatan gravitasi dan
menentukan nilai konstanta pegas. Teori ralat juga diperlukan dalam eksperimen ini. Seperti untuk pengukuran
tunggal maupun berulang. Tujuan dari eksperimen ini adalah mampu menggunakan teori ralat dalam bereksperimen
dan dapat menggunakan percobaan konstanta pegas untuk percepatan gravitasi.

Cara kerja untuk menentukan nilai percepatan gravitasi yaitu dengan mengetahui terlebih dahulu periode dan
l ( 2 π )2
panjang tali pada bandul. Yang akan didapatkan nilai gravitasi dari rumus g= . Setelah kita dapatkan nilai
T2
( y 2− y 1 )
gravitasi, lalu kita mencari nilai Mgradien M gradien = lalu kita dapat pula mencari nilai dari konstanta
x 2−x 1
g
pegas yang akan didapatkan dari rumus k = .
M gradien

Berdasarkan hasil praktikum ini, kita dapat mengetahui apakah hasil nilai percepatan gravitasi pada saat
eksperimen dan literature memiliki nilai yang tidak berbeda jauh. Karena ketidaktelitian pada saat eksperimen dapat
menyebabkan nilai koefisien pada hasil eksperimen menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang ada pada buku
literatur.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari imu fisika, dimulai dari yang ada di
diri kita seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita gunakan setiap hari
sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, salah satu contohnya adalah pegas yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan tertentu.sebenarnya pegas
juga dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari pegas tersebut kita dapat menghitung
pertambahan panjang pegas berdasarkan beban yang diberikan.

1.2. Tujuan
1. Menentukan besarnya konstanta gaya pada pegas
2. Menentukan besarnya percepatan gravitasi melalui ayunan bandul
3. Dapat menggunakan teori ralat dalam sebuah eksperimen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Getaran

Getaran adalah gerak bolak balik secara perioda melalui titik


kesetimbangan.Getaran dapat bersifat sederhana dan dapat beersifat kompleks. Getaran
harmonik sederhana yaitu suatu getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik
sembarangan selalu mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding
dengan jarak titik sembarang ketitik kesetimbangan tersebut.

2.2. Hukum Hook untuk Pegas


Hubungan linier antara gaya dengan pertambahan panjang menurut Hooke
tidak hanya perlaku pada benda padat saja melainkan juga berlaku pada pegas. Hubungan
ini dapat dituliskan sebagai berikut :

F=k . x
Keterangan
F = Gaya (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = jarak
Jika pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang)
memiliki panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik acuan,
kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan gaya Fp ke kanan
(arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang dengan gaya Fs, jika tangan
seseorang menekan pegas (x<0) maka pegas akan mendorong kembali denga gaya Fs
dimana Fs > 0 karena x< 0. (Riani, 2008)

Jika gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas, maka benda tidak
dapat kembali ke bentuk semula dan apabila gaya yang diberikan jumlahnya terus
bertambah maka benda dapat rusak. Dengan kata lain, hukum Hooke hanya  berlaku 
hingga batas  elastisitas.

Dari gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep hukum Hooke ini
menjelaskan mengenai hubungan antara gaya yang diberikan pada sebuah pegas ditinjau
dari pertambahan panjang yang dialami oleh pegas tersebut. Besarnya perbandingan
antara gaya dengan pertambahan panjang pegas adalah konstan. Fenomena ini dapat lebih
mudah dipahami dengan memperhatikan gambar grafik berikut ini.

Gambar 2.2

Gambar 1, menjelaskan bahwasanya jika pegas ditarik ke kanan maka


pegas akan merenggang dan berubah panjang. Jika gaya tarik yang diberikan pada pegas
tidak terlalu besar, maka pertambahan panjang pegas sebanding dengn besarnya gaya
tarik. Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar pertambahan panjang
pegas.

Pada Gambar 2, digambarkan bahwa kemiringan grafik sama besar yang


menunjukkan perbandingan besar gaya tarik terhadap pertambahan panjang pegas
bernilai konstan. Hal ini menggambarkan sifat kekakuan dari sebuah pegas yang dikenal
sebagai ketetapan pegas.  Secara  matematis  hukum  Hooke  dapat dituliskan sebagai
berikut:

Fs = -k . ΔL
Keterangan :
Fs = Gaya (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
ΔL = Pertambahan panjang
dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.Tanda negatif
pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan simpangan
pegas. (Yohanes, 2010)
Untuk benda dalam keadaan setimbang maka berlaku :

kx = mg
g
x= m → y = Mgradien x
k

2.3. Tetapan Pegas

Pegas akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah diberi gaya dari
luar. Apabila kita meninjau pegas, andai panjang pegas pada keadaan seimbang adalah lo.
Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu neraca pegas dan ujung yang lain ditarik
sedemikian rupa sehingga pegas tersebut akan bertambah panjang. Besar atau kecilnya
pertambahan panjang pegas bergantung pada besar kecilnya gaya yang digunakan untuk
menarik pada pegas. Artinya semakin besar gaya yang dipakai untuk menarik suatu
pegas, maka akan semakin besar pula pertambahan panjang yang dialami pegas, begitu
pula sebaliknya.(Riani, 2008)
Apabila digambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan
pertambahan panjang yang dialami pegas akan membentuk grafik linier yang naik ke
atas. Dengan menggunakan grafik antara beban dan pertambahan panjang pegas,
konstanta atau tetapan pegas dapat ditentukan dengan menghitung gradien grafik
tersebut. Setiap pegas akan memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Tetapan pegas diartikan sebagai ukuran kekakuan yang dimiliki
oleh suatu pegas yang biasanya dilambangkan dengan huruf k dan memiliki satuan N/m.
Tentu saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang
disebabkan oleh berbagai faktor :
1. Luas permukaan pegas,semakin besar luas permukaan suatu pegas maka akan
semakin besar pula nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya.
2. Yang kedua adalah suhu, semakin tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka
akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya.
3. Diameter pegas, semakin besar diameter yang dimiliki suatu pegas maka akan
semakin kecil nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya.
4. Jumlah lilitan pegas, semakin banyak jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka
akan semakin besar nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya.
Hal-hal tersebutlah yang menyebabkan nilai tetapan setiap pegas tidak
sama, tergantung pada kondisi yang dialami oleh setiap pegas masing-masing.(Benjamin,
2006)
2.4. Elastisitas Pegas
Elastisitas suatu benda itu hanya dialami oleh benda yang tidak terbuat dari
plastik.Sifat elastisitas bagi suatu benda sangat penting. Suatu benda masih dapat
dikatakan elastis jika saat gaya yang bekerja pada benda tersebut ditiadakan dan benda
kembali pada keadaan semula. Sifat elastis suatu benda memiliki batas. Jika suatu pegas
ditekan atau ditarik maka pegas itu akan memberikan gaya yang berlawanan dengan arah
gaya tekan.
Setelah menyelidiki sifat elastisitas bahan, maka akan diukur pertambahan
panjang pegas dan besarnya gaya yang diberikan. Dalam hal ini, gaya yang diberikan
sama dengan berat benda = massa × percepatan gravitasi bumi. Dari pengertian ini, dapat
diturunkan rumus hubungan antara massa benda, konstanta pegas, dan periode osilasi,
yaitu :
1 m
T=
2π √ k

Keterangan :
T = Periode (s)
m = Massa (kg)
k = Konstanta (N/m)

2.5. Gerak Osilasi pada Bandul


Gambar 2.3 Bandul

Gerak pada bandul adalah salah satu contoh getaran selaras sederhana
yang merupakan gerak bolak balik suatu benda yang digantungkan pada seutas tali
dengan panjang l, kemudian benda tersebut diputar dengan sudut θ. Persamaan gerak
osilasi pada bandul adalah:

1
l= mx (x2 + y2 + z2)-(my)
2
Besar periode untuk bandul adalah memenuhi persamaan:

l
T = 2π
√ g
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
1. Beban 5 buah
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Neraca ohauss
5. Seperangkat alat percobaan pegas
6. Sistem Bandul
7. Kalkulator
8. Ember

3.2. Skema Percobaan


Gambar-3.1 Skema Percobaan

3.3. Cara Kerja


1. Dihitung panjang pegas awal sebelum diberi tambahan beban
2. Ditentukan pertambahan panjang pegas setiap pertambahan massa
3. Kurva y-x dbuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan panjang sebagai
sumbu-y
4. Besar konstanta pegas dapat ditentukan dari besar gradien Mg
5. Diukur terlebih dahulu besar konstanta percepatan gravitasi g menggunakan persamaan

l
T =2 π
√ g
6. Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan
g
x= . m y=M gradien . x
k
7. Ditentukan besar ralat konstata pegas
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan

1. Massa ember (m0) = (5,2 ± 0,25) gram


2. Massa beban

Massa Beban (m ± ∆ m) gram


m1 (12,67 ± 0.005) gram
m2 (14,03 ± 0.005) gram
m3 (16,98 ± 0.005) gram
m4 (18,11 ± 0.005) gram
m5 (20,17 ± 0.005) gram

3. Pertambahan panjang pegas

MASSA PANJANG PERTAMBAHAN PANJANG


N
BEBAN (m ± ∆m)
O
gram (L ± ∆L) cm (L ± ∆L) cm
1 M0+M1 (17,87±0.005) (5,6 ± 0,05) (5,6 ± 0,05)
2 M0+M1+M2 (31,9±0.005) (6,1 ± 0,05) (11,7 ± 0,05)
3 M0+M1+M2+M3 (48,88±0.005) (7,3 ± 0,05) (19 ± 0,05)
4 M0+M1+M2+M3+M4 (66,99±0.005) (8,7 ± 0,05) (27,7 ± 0,05)
5 M0+M1+M2+M3+M4+M5 (87,16±0.005) (9,0 ± 0,05) (36,7 ± 0,05)
10
9 f(x) = 0.59 x − 2.33
f(x)
R² ==10.49 x − 0.63
8 R²
f(x)==0.95
0.32 x + 2.05
R² = 1
Perubahan panjang (cm)

7
6
5 Linear ()
4
Linear ()
3
2 Linear ()

1
0
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Massa (gram)

Gambar-5 Grafik Pertambahan panjang terhadap massa

4.2. Menentukan Percepatan Gravitasi

Bandul 1

Perhitungan Tunggal
( l tali ± ∆ ltali )=( 18,6 ± 0,05 ) cm=( 0.186 ± 0,05 ) m
( T ± ∆ T )=( 9,14 ± 0,05 ) sekon

Percepatan Grafitasi
l ( 2 π )2 0,225 m× ( 6,28 )2 0,225 m× 39,44 8,874 m
g= 2
g= 2
g= 2
g= 2 g=9,6 m/s
2
T ( 9,61 s ) 92,3521 s 92,3521 s

1 2 1 2
∆ g=
|( ) |
T | 2
∆ l + l (2 π )
2

T 3 | |( )
∆ T ∆ g=
9,61 2 ||
0,05 + 0,225(6,28) ²
( 9,61 )3 |
0,05

2π 6,28

0,05 2
∆ g= |2,3409 |+|0,816 ( 39,44 ) 887,5 . 0,05|∆ g=|0,021|+|0,00099|∆ g=0,0219 m/s 2

∴ ( g ± ∆ g ) =( 9,6 ± 0,0219 ) m/ s2

Bandul 2
Perhitungan Tunggal
( l tali ± ∆ ltali )=( 12,9 ± 0,05 ) cm=( 0.129± 0,05 ) m
( T ± ∆ T )=( 7,82 ±0,05 ) sekon

Percepatan Grafitasi

l ( 2 π )2 0,129 m× ( 6,28 )2 0,129 m× 39,44 5,08776 m


g= 2
… (10) g= 2
g= 2
g= 2 g=8,3 m/s
2
T ( 7,82 s ) 61,1154 s 61,1154 s

1 2 1 2
∆ g=
|( ) |
T | 2
∆ l + l (2 π )
2

T 3 | |( )
∆ T ∆ g=
7,82 2 ||
0,05 + 0,129(6,28) ²
(7,82 )3 |
0,05

2π 6,28

0,05 2
∆ g= |1,5376 |+|0,129 ( 39,44) 478,21 . 0,05|∆ g=|0,032|+|0,0010|∆ g=0,033 m/ s 2

∴ ( g ± ∆ g ) =( 8,3 ±0,033 ) m/s 2

4.3. Menentukan Pertambahan Pertambahan Panjang Pegas

( y 2− y 1 ) ( 1−0,3 ) 0,7 cm m
M gradien = ¿ ¿ ¿ 0,027 ¿ 2,7
x 2−x 1 86,43−61,33 2,5 gr kg

( y 2−∆ y ) −( y 1+ ∆ y ) (1−0,5 )− ( 0,3+0,5 ) 0,5−0,8 0,3 cm m


M gradien 1= ¿ ¿ ¿ ¿ 0,011 ¿ 1,1
x 2−x 1 86,43−61,33 25,1 25,1 gr kg

( y 2+ ∆ y )−( y 1−∆ y ) (1+ 0,5 )−( 0,3−0,5 ) 1,5−0,2 1,3 cm m


M gradien 2= ¿ ¿ ¿ ¿ 0,051 ¿ 5,1
x 2−x 1 86,43−61,33 2,5 2,5 gr kg

(|M grad 1−M grad|+|M grad 2−M grad|) |1,1−2,7|+|5,1−2,7| ǀ−1,6 ǀ+ǀ 2,4 ǀ 4
∆ M grad = ¿( )¿ ¿
2 2 2 2
cm m
¿2 =2
gr kg

∴ ( M ± ∆ M )=( 2,7 ± 2 ) m/kg

4.4. Menentukan Konstanta Pegas


Mencari Konstanta Pegas 1

m
9,6
g s2 ¿ 3,55 kg
k= ¿
M gradien m s2
2,7
kg

9,7 kg
∆ k=¿¿ 2
×2¿ 1,33 ×2¿ 2,66 2
( 2,7 ) s
∴ ( k ± ∆ k )=( 3,55 ± 2,66 ) kg /s ²

Mencari Konstanta Pegas 2

m
8,3
g s2 ¿ 3,07 kg
k= ¿
M gradien m s2
2,7
kg

8,3 kg
∆ k=¿¿ 2
×2¿ 1,13 ×2¿ 2,27 2
( 2,7 ) s
∴ ( k ± ∆ k )=( 3,07 ± 2,27 ) kg /s ²

BAB V

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan nilai percepatan gravitasi yang dihitung yaitu
( g ± ∆ g )=( 8,7 ± 0,0259 ) m/s 2 tidak terlalu jauh dari ketetapan percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s²
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah , sedangkan ( g ± ∆ g )=( 6,2 ± 0,0378 ) m/ s2
terlalu jauh dari ketetapan percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s² sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dan untuk nilai konstanta pegas pada percobaan bandul 1 adalah ( k ± ∆ k )=( 1,93 ±0,55 ) kg /s ²
dan percobaan bandul 2 adalah ( k ± ∆ k )=( 1,37 ±0,39 ) kg /s ².

DAFTAR PUSTAKA
https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=ima&hsimp=yhs002&p=konstanta
%20pegas&type=q3678_14446q
http://www.softilmu.com/2015/12/Pengertian-Konsep-Rumus-Besaran-Aplikasi-Hukum-Hooke-
Adalah.html

Galih,Vanlentinus,V.P., M.Sc., S.Si,Endah Purnomosari,S.T. Pengantar


Eksperimen Fisika ( untuk SMA/S1),Yogyakarta: CV. Mulia Jaya

Halliday, David. 2003. “Fisika Dasar Jilid 1”. United States of America :

John Wiley and Sons.Inc.

Anda mungkin juga menyukai