Anda di halaman 1dari 14

PEGAS

Masfufa *), Nurlaela, Risman, St. Rahmawati

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Pegas adalah percobaan kali ini yang telah dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang serta untuk menentukan konstanta pegas
pada rangkaian seri dan rangkaian paralel. Pada percobaan ini digunakan alat berupa neraca
ohauss 311 gram yang NSTnya telah kita ketahui, pegas, statif dan klem, beban dan penggantung,
dan mistar 100 cm. Ada dua kegiatan yang dilakukan dalam percobaan ini, yang pertama untuk
mengetahui hubungan antara panjang pegas dan pertambahan panjang. Pada kegiatan ini dilakukan
pengukuran panjang pada dua buah pegas yaitu pegas 1 dan pegas 2 namun pengkuran panjang
dilakukan pada masing-masing pegasdengan menambahkannya beban satu persatu yang massanya
berbeda-beda. Sedangkan pada kegiatan kedua yaitu untuk menentukan konstanta pegas.Pada
kegiatan ini dilakukan juga pengukuran panjang pegas namun pegas disusun secara seri dan
paralel,kemudian digantungi beban yang massanya berbeda-beda juga.Setelah itu,hasil dari
pengukuran tadi digunakan untuk mencari konstanta pegas.Pada kegiatan pertama,ada dua pegas
yang dicari konstantanya dengan menggunakan grafik.Sedangkan pada kegiatan kedua,juga dicari
konstanta pegasnya dengan grafik dan juga menggunakan rumus susunan seri dan susunan
paraleldengan menggunakan konstanta yang diperoleh diperoleh dari konstanta pegas 1 dan pegas
2 pada kegiatan pertama.Maka dari proses percobaan ini,dapat disimpulkan bahwa semakin besar
massa suatu beban maka semakin besar pertambahan panjang pegas.Dan konstanta yang didapat
dengan menggunakan grafik akan sama atau hampir sama dengan konstanta yang didapat dengan
menggunakan rumus.

Kata Kunci: Hukum Hooke, Konstanta, Pertambahan Panjang,dan Pegas.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanahubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang?
2. Bagaimanamenentukan konstanta elastisitas pegas pada rangkaian seri dan
paralel?

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan
panjang
2. Mahasiswa mampu menentukan konstanta pegas pada rangkaian seri dan paralel

TEORI DASAR

Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan d ujung bebas pegas dari posisinya ketika pegas dalam keadaan relaks.
Robert Hooke ilmuan Inggris di akhir tahun 1600-an. Tanda minus pada persamaan
Hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan
perpindahan ujung bebas pegas. Konstanta k disebut dengan konstanta pegas dan ini
merupakan ukuran kekakuan pegas.Semakin besarnilai k, semakin kaku pegas; ini
menandakan bahwa semakin besar k semakinkuat tarikan atau dorongan pegas untuk
perpindahan tertentu. Satuan SI untuk k adalah newton per meter
(Halliday/Resnick/Walker.1960. 163 ).

Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada
Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak
diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain itu, pegas juga berguna untuk
menambah daya cengkerem ban terhadap permukaan jalan.

Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik


mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain.Dalam banyak hal, tidak
terdapat alternative lain yang dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam
kontruksi dunia keteknikan. harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi
persyaratan,keamanan dan kenyamanan.
Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan
memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu
yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta
mengurangi getaran.
Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula,
hal ini di sebut cara kerja pegas.
Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian
antara perpindahan titik daya tangkap gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K
merupakan fungsi di f dikalikan dengan konstanta k . Dalam hal ini dapat dilihat pada
diagram pegas,
Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu vertical gaya
F (N).Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar merupakan kerja yang
terhimpun dalam pegas yang ditegangkan,
Ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis
lengkungan yang putus-putus. Selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari
gesekan bahan pegas,hal ini di sebut histerisis.

Macam Macam Pegas


Pegas mekanik dipakai pada mesin yanmg mendesakan gaya, untuk menyediakan
kelenturan, dan untuk menyimpan atau menyerap energi. Pada umumnya pegas dapat
digolongkan atas pegas dawai, pegas daun, atau pegas yang berbentuk khusus, dan setiap
golongan ini masih dapat terdapat berbagai jenis lagi. Pegas dawai mencakup pegas ulir
dari kawat bulat atau persegi dan dibuat untuk menahan beban tarik, tekan, atau puntir.
Dalam pegas daun termasuk jenis yang menganjur (cantilever) dan yang berbentuk elips,
pegas daya pemutar motor atau pemutar jam, dan pegas daun penahan baut, yang
biasanya disebut pegas Belleville.
Jika sebuah pegas diberi gangguan sehingga pegas meregang (berarti pegas
ditarik). Atau merapat (berarti pegas ditekan), pada pegas akan bekerja gaya pemulihan
yang arahnya selalu menuju titik asal. Dengan kata lain besar gaya pemulihan pada pegas
ini sebanding dengan gangguan atau simpangan yang diberikan pada pegas. Pernyataan
tersebut dikenal dengan hukum hooke.Kemudian persamaannya dinyatakan sebagai
berikut:
= (1)

Dengan F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m) dan x adalah perubahan
panjang pegas (m).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m1, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut, sehingga
berlaku

mg = kx (2)

Dengan g adalah percepatan gravitasi (m/s2).


Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara
getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan disampingkan
dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan periode getaran T
sebagai berikut:

(3)

Susunan Beberapa Pegas

a. Susunan Seri

Pegas disusun seri

Dua pegas disusun secara seri dan setiap pegas memiliki konstanta pegas K1 dan
K2 jika pada ujung pegas yang disusun seri disebut diberi gaya f kedua pegas akan
menerima gaya yang sama yaitu F dari pegas 1 dan 2 akan diperoleh persamaan :
= 1 = 2

Pertambahan panjang pegas total (x ) sama dengan 1 + 2 ,sehingga pada


pegas yang disusun seri berlaku :

1 1 1

= 1 + 2 (4)

b. Susunan paralel

Pegas disusun paralel

Jika dua buah pegas disusun secara pararel ,maka setiap pegas mempunyai
konstanta k1 dan k2 jika pada ujung pegas yang tersusun secara pararel tersebut
diberikan gaya f, besar gaya f dibagi menjadi 2 kepada kedua pegas tersebut
sehingga pada pegas yang disusun secara pararel berlaku :

= 1 + 2

Pertambahan panjang pegas total sama dengan panjang setiap pegas atau X1 = X2
sehingga konstanta pegas pararel menjadi :

= 1 + 2 (5)

Konstanta pegas adalah satu karakter dari suatu pegas yang menunjukan
perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang disebabkan oleh
adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta pegas gaya pegas adalah N/m
dan dimensi konstanta pegas :[M][T]2

METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan
1. Neraca Ohauss 311 gram = 1 Buah
2. Pegas = 2 Buah
3. Statif dan Klem = 1 Buah
4. Penggantung = 1 Buah
5. Beban = 9 Buah
6. Mistar 100 cm = 1 Buah

IDENTIFIKASI VARIABEL
Kegiatan 1
1. VariabelManipulasi : massa beban (gram)
2. VariabelRespon : panjang akhir pegas (cm)
3. VariabelKontrol : panjang awal pegas (cm)
Kegiatan 2
1. VariabelManipulasi : massa beban (gram)
2. VariabelRespon : panjang akhir pegas (cm)
3. VariabelKontrol : panjang awal pegas (cm)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1
1. Massa beban adalah berat benda yang diukur dengan menggunakan neraca Ohauss
311 gram, dan memiliki satuan ukur (kg).
2. Panjang akhir pegas adalahpanjang pegas setelah ditambahkan beban yang diukur
dengan penggaris, dan memiliki satuan ukur (m).
3. Panjang awal pegas adalahpanjang pegas sebelum ditambahkan beban yang diukur
dengan penggaris, dan memiliki satuan ukur (m).

Kegiatan 2
1. Massa beban adalah berat benda yang diukur dengan menggunakan neraca Ohauss
311 gram, dan memiliki satuan ukur kg.
2. Panjang akhir pegas adalahpanjang pegas setelah ditambahkan beban yang diukur
dengan penggaris, dan memiliki satuan ukur m.
3. Panjang awal pegas adalah panjang pegas sebelum ditambahkan beban yang diukur
dengan penggaris, dan memiliki satuan ukur m.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1 Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Pertama-tama siapkan alat dan bahan. Kemudian, menimbang massa beban satu persatu
dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram. Namun, sebelum menimbang beban,
pastikan Neraca Ohaus telah terkalibrasi. Mulai dari beban yang mempunyai pengait,
kemudian ditambah satu beban lagi dan dicatat hasil pengukurannya.
Selanjutnya,ditambah lagi beban hingga seterusnya sampai beban ke sembilan. Setelah
itu, kita mengaitkan beban yang menggunakan pengait pada pegas 1 dan diukur panjang
pegas sebagai panjang mula-mula. Selanjutnya, menambahkan kembali satu beban pada
pegas dan mengukur perubahan panjang pegas sebagai panjang akhir. Begitu seterusnya,
dengan menambahkan beban satu persatu pada pegas dan mengukur pertambahan
pegasnya. Hal demikian juga dilakukan pada pegas 2.
Kegiatan 2
Pada kegiatan ini, ada dua jenis rangkaian yang digunakan pada kegiatan ini yaitu seri
dan paralel. Tentunya bukan rangkaian dalam bentuk listrik. Yang pertama pada
rangkaian seri, dimana kita menyiapkan alat dan bahan seperti pada kegiatan pertama.
Kemudian menyusun dua buah pegas menjadi rangkaian seri yakni mengaitkan dua pegas
kebawah. Selanjutnya, menambahkan beban yang memiliki pengait kemudian mengukur
panjangnya sebagai panjang mula-mula pegas. Selanjutnya, kembali menambah beban
yang digunakan satu peratu seperti pada kegiatan pertama. Hal serupa dilakukan hingga
kedelapan beban. Kemudian mencatat hasilnya. Adapun untuk rangkaian paralel, sama
seperti rangkaian seri, hanya saja pegas disusun sejajar. Setelah itu, menggantungkan
beban yang mempunyai pengait dan mengukur panjang pegas sebagai panjang awal.
Selanjutnya menambahkan beban lagi dan mengukur panjang pegas, begitu seterusnya
dilakukan sampai pada beban yang kedelapan.

HASIL EKSPRIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil pengamatan
Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Panjang awal pegas 1 = |20,00 0.05|
Panjang awal pegas 2 = |20,90 0.05|

Pegas 1
Tabel 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 1
Massa beban (gram) Panjang Akhir (cm)

1. |86,060 0,005| 1. |23,000,05|


2. |95,960 0,005| 2. |23,200,05|
3. |116,2500,005| 3. |27,500,05|
4. |136,6100,005| 4. |30,900,05|
5. |156,8400,005| 5. |34,100,05|
6. |176,8200,005| 6. |37,300,05|
7. |197,0500,005| 7. |40,500,05|
8. |206,7500,005| 8. |42,300,05|
9. |217,5200,005| 9. |44,000,05|

Pegas 2
Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 2

Massa beban (gram) Panjang Akhir (cm)


1. |86,060 0,005| 1. |23,600,05|
2. |95,960 0,005| 2. |25,100,05|
3. |116,2500,005| 3. |28,400,05|
4. |136,6100,005| 4. |31,700,05|
5. |156,8400,005| 5. |34,900,05|
6. |176,8200,005| 6. |38,100,05|
7. |197,0500,050| 7. |41,600,05|
8. |206,7500,005| 8. |43,100,05|
9. |217,5200,005| 9. |44,700,05|

Kegiatan 2. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas


Susunan Seri
Panjang awal pegas = |45,900,05| cm
Tabel 3. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang akhir (cm)
1. |86,060 0,005| 1. |52,00 0,05|
2. |95,960 0,005| 2. |55,10 0,05|
3. |116,2500,005| 3. |61,60 0,05|
4. |136,6100,005| 4. |68,30 0,05|
5. |156,8400,005| 5. |74,80 0 ,05|
6. |176,8200,005| 6. |81,40 0,05|
7. |197,0500,050| 7. |88,00 0,05|
8. |206,7500,005| 8. |91,30 0,05|

Susunan Paralel
Panjang awal pegas = |20,000,05| cm
Tabel 4. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa beban (gram) Panjang Akhir (cm)

1. |86,060 0,005| 1. |19,600,05|


2. |95,960 0,005| 2. |19,300,05|
3. |116,2500,005| 3. |17,800,05|
4. |136,6100,005| 4. |16,100,05|
5. |156,8400,005| 5. |14,300,05|
6. |176,8200,005| 6. |13,000,05|
7. |197,0500,050| 7. |11,000,05|
8. |206,7500,005| 8. |10,400,05|
Analisis Data
Kegiatan 1
Pegas 1
F=mxg
1 = 1 = 0,05025 9.8 2 = 0,49245 2
2 = 2 = 0,07027 9.8 2 = 0,688646 2
3 = 3 = 0,089395 9.8 2 = 0,876071 2
4 = 4 = 0,10975 9.8 2 = 1,07555 2
5 = 5 = 0,12997 9.8 2 = 1,273706 2
6 = 6 = 0,15025 9.8 2 = 1,47245 2
7 = 7 = 0,17053 9.8 2 = 1,671194 2
8 = 8 = 0,19079 9.8 2 = 1,869742 2
9 = 9 = 0,2106 9.8 2 = 2,06388 2
10 = 10 = 0.22053 9.8 2 = 2,161194 2

Tabel hubungan pertambahan panjang pegas 1 dengan Gaya Pegas


m (kg) X=Xn-X0 (m) F (N)
1. | 86,650 0.005| 103 1.|3,0 0,1| 102 1. 0,849170
2. | 95,960 0.005| 103 2.|3,2 0,1| 102 2.0,940408
3. |116,250 0.005| 103 3.|7,5 0,1| 102 3. 1,139250
4. |136,610 0.005| 103 4.|10,9 0,1| 102 4.1,338778
5. |156,840 0.005| 103 5.|14,3 0,1| 102 5. 1,537032
6. |176,820 0.005| 103 6.|17,3 0,1| 102 6. 1,732836
7. |197,050 0.005| 103 7.|20,5 0,1| 102 7. 1,931090
8. |206,750 0.005| 103 8.|22,3 0,1| 102 8. 2,026150
9. |217,520 0.005| 103 9.|24,0 0,1| 102 9. 2,131696
Grafik 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas 1

2.5
y = 5.9447x + 0.7016
2 R = 0.9979

1.5
F (N)
1

0.5

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
X (m)

= +

=


=

= = 5,944
DK = R2 100% = 0.997 100% = 99.7%
KR = 100% DK = 100% 99.7% = 0,3% (4 AP)
= = 0,3 5,944 = 1,7832
Pelaporan Fisika:
= |5,9440 1,7832|

Pegas 2
Dengan cara yang sama maka diperoleh:
Tabel hubungan pertambahan panjang pegas 2 dengan Gaya Pegas
m (kg) x = xn-x0 (m) F (N)
1. |86,060 0,005| x10-3 1. |2,70 0,05| x10-2 1. 0,843388
2. |95,960 0,005| x10 -3 2. |4,20 0,05| x10 -2 2. 0,940408
3. |116,2500,005| x10 -3 3. |7,50 0,05| x10 -2 3. 1,13925
4. |136,6100,005| x10 -3 4. |10,80 0,05 | x10 -2 4. 1,338778
5. |156,8400,005| x10 -3 5. |14,00 0,05 | x10 -2 5. 1,537032
6. |176,8200,005| x10 -3 6. |17,20 0,05 | x10 -2 6. 1,7322836
7. |197,0500,050| x10 -3 7. |20,70 0,05 | x10 -2 7. 1,93109
8. |206,7500,005| x10 -3 8. |22,20 0,05 | x10 -2 8. 2,02615
9. |217,5200,005| x10 -3 9. |23,80 0,05 | x10 -2 9. 2,131696
Grafik 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang

2.5
y = 6.0628x + 0.6838
2 R = 0.9999

1.5
F (N)

0.5

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
x (m)

= +

=


= = = 6,062

DK = R2 100% = 0.999 100% = 99.9%
KR = 100% DK = 100% 99.9% = 0.1% (4 AP)
= = 0.1 6,062 = 0,6062
Pelaporan Fisika
= |6,0620 0,6062|

Kegiatan 2
Susunan Seri
Dengan cara yang sama diperoleh:
Tabel Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa (kg) x = xn x0 (m) F (N)
1. |86,060 0,005| x10-3 1. |6,10 0,05| x10-2 1. 0,843388
2. |95,960 0,005| x10 -3 2. |9,20 0,05| x10 -2 2. 0,940408
3. |116,2500,005| x10 -3 3. |15,7 0,05| x10 -2 3. 1,13925
4. |136,6100,005| x10 -3 4. |22,40 0,05 | x10 -2 4. 1,338778
5. |156,8400,005| x10 -3 5. |28,90 0,05 | x10 -2 5. 1,537032
6. |176,8200,005| x10 -3 6. |35,50 0,05 | x10 -2 6. 1,7322836
7. |197,0500,050| x10 -3 7. |42,10 0,05 | x10 -2 7. 1,93109
8. |206,7500,005| x10 -3 8. |45,40 0,05 | x10 -2 8. 2,02615
Grafik 3.Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas seri.

2.5
2 y = 3.0088x + 0.6639
R = 1
1.5
F (N)

1
0.5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
x (m)

= +

=


=

= = 3,008
DK = R2 100% = 1 100% = 100%
KR = 100% DK = 100% 100% = 0%
= = 0 3,008 = 0
= |3,008 0|
Maka konstanta pegas dengan menggunakan rumus susunan seri:

1 1 1
= +
1 2
1 1
= +
5,944 6,062
Ks = 0,33319 N/m

Susunan Paralel
Dengan cara yang sama diperoleh:
Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Massa (kg) x = xn x0 (m) F (N)
1. |86,060 0,005| x10-3 1. |0,40 0,05| x10-2 1. 0,843388
2. |95,960 0,005| x10 -3 2. |0,70 0,05| x10 -2 2. 0,940408
3. |116,2500,005| x10 -3 3. |2,20 0,05| x10 -2 3. 1,13925
4. |136,6100,005| x10 -3 4. |3,90 0,05 | x10 -2 4. 1,338778
5. |156,8400,005| x10 -3 5. |5,70 0,05 | x10 -2 5. 1,537032
6. |176,8200,005| x10 -3 6. |7,00 0,05 | x10 -2 6. 1,7322836
7. |197,0500,050| x10 -3 7. |9,00 0,05 | x10 -2 7. 1,93109
8. |206,7500,005| x10 -3 8. |9,60 0,05 | x10 -2 8. 2,02615

Grafik 4. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas paralel

2.5
y = 12.383x + 0.8401
2
R = 0.9967
1.5
F (N)

0.5

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
x (m)

= +

=


=

= = 12,38
DK = R2 100% = 0.996 100% = 99.6%
KR = 100% DK = 100% 99.6% = 0.4%
= = 0.4 12,38 = 4,952
= |12,380 4,952|
Maka konstanta pegas dengan menggunakan rumus susunan paralel:

Kp = K1 + K2

= 5,944 + 6,062
Kp=12,006 N/m

PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini, terdapat dua kegiatan yang dilakukan. Kegiatan
pertama adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan
panjang dan kegiatan kedua adalah menetukan besar konstanta elastisitas sisitem pegas.
Ketika suatu pegas diberikan gaya, maka akan berpengaruh pada pertambahan panjang
pegas. Di dalam kegiatan 1 yaitu hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan
panjang pegas yaitu berbanding lurus, dimana ketika diberikan gaya yang lebih besar
maka pertambahan panjang pegasnya juga bertambah besar ,artinya semakin bertambah
beban massa yang digantungkan pada pegas, semakin bertambah pula pertambahan
panjang pegasnya. Dari kegiatan 1 juga dapat dihitung konstanta pegasnya, dari hasil
analisis grafik di atas maka diperoleh nilai k yang menunjukkan menunjukkan bahwa
semakin besar gaya yang diberikan pada pegas maka semakin besar juga konstanta
pegasnya. Hal ini disebabkan karena konstanta pegas berbanding lurus dengan gaya yang
diberikan pada pegas. Sama halnya dengan kegiatan pertama, pada kegiatan kedua juga
dipengaruhi oleh penambahan beban massa. Dari kegiatan kedua ini juga bertujuan untuk
menentukan konstanta pegas dari sistem pegas, dimana pada sistem pegas dengan
susunan seri memiliki konstanta pegas yang lebih kecil dibandingkan pada sistem pegas
dengan susunan paralel. Namun pada percobaan yang kami lakukan, diketahui bahwa
kontanta pada system pegas seri lebih besar ketimbang system pegas paralel. Akibat
karena kami salah hitung pada analisis perfobaan, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan
teori sebelumnya. Namu bila ditinjau lebih dalam lagi, sebenarnya percobaan kami
sejalan dengan teori sebelumnya, hanya salah hitung pada percobaan kedua khususnya
rangkaian seri.

KESIMPULAN
1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas yakni Semakin
besar gaya yang diberikan pada sebuah pegas maka semakin besar pula
pertambahan panjang pegasnya.Semakin kecil pertambahan panjang pegas maka
semakin besar konstantanta pegasnya,begitu pun sebaliknya semakin besar
pertambahan panjang pegasnya maka semakin kecil konstanta pegasnya.
2. Besar konstanta elastisitas system pegas yaitu :
Menurut Hukum Hooke :
=
Sedangkan, dengan data periode getaran pegas :

m
T 2
k sehingga
4 2
=
2

REFERENSI
Herman.2014.Penuntun Pratikum Fisika Dasar.Makassar:Unit Laboratorium Fisika
Dasar Jurusan Fisika UNM

Bagayo,Yudi. Laporan Hukum Hooke Pada Pegas. 22 Desember 2013.


http://yadibagayo.blogspot.co.id/2013/12/laporan -hukum-hooke-pada-pegas.html

Anda mungkin juga menyukai