Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Pegas
Pegas adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang berbentuk
silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas memiliki sifat
keelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan
semula setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar berupa
tarikan,tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka
panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar
pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan
kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah umum
digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Jika beberapa
pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda.
Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas. Karateristik suatu pegas
dinyatakan dengan konstanta pegas (k).
2. Konstanta Pegas
a. Hukum Hooke

Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan
berubah.Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan
panjang pegastersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali pada
keadaan semula. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan
panjang setiap pegas
akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas. Karakteris
tik suatu pegas dinyatakand engan konstanta pegas (k).Hukum Hooke menyatakan
bahwa sebuah pegas ketika diberi gaya tarik F akan bertambah panjang sejauh x.

Gambar 1. Gaya Pegas

Pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang) memiliki
panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik acuan (Gambar
1.a). Kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan
gaya FP  ke kanan (arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang dengan
gaya FS  (Gambar 1.b). Jika tangan seseorang menekan pegas (x < 0), maka pegas
akan mendorong kembali dengan gaya FS dimana FS  > 0 karena x < 0 (Gambar
1.c). Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang yang memegang pegas
teregang atau tertekan sejauh x dari panjang normalnya (tidak teregang),
dibutuhkan gaya FP  sebesar :

F = kx
Keterangan:

F = gaya tarik (N)

k = tetapan pegas (N/m)

x = pertambahan panjang akibat gaya (m)

Pegas itu sendiri memberikan gaya dengan arah yang berlawanan, sebesar :

FS = -kx

Gaya FS disebut sebagai gaya pemulihan karena pegas memberikan gayanya


pada arah yang berlawanan dengan perpindahan (sehingga bertanda minus) dan
bekerja untuk mengembalikan dirinya ke panjang normalnya.
Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam
persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan
arah perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas , berarti
pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya tariknya.

b. Energi Potensial Pegas (Ep) dan Usaha (W) untuk Meregangkan Pegas
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda di sebabkan
karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi benda tersebut dari tanah.
Sedangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Jadi untuk menghitung
energi potensial pegas digunakan rumus  :

W= Ep
= ½ k ( Δx )²

Dimana :
W = Usaha (Nm atau Joule)
Ep = Energi Potensial ( Nm atau Joule)
k  =  Konstanta gaya pegas ( N/m )
c. Frekuensi dan Periode Getaran Pegas

Secara umum, frekuensi dari sebuah getaran harmonis pada pegas


memenuhi persamaan:

f = n / t
Dengan:

f = frekuensi (Hz)

n = jumlah getaran

t = waktu (s)
Pada pegas, frekuensi dan periode getaran yang dihasilkannya adalah

Dengan:

k = konstanta pegas (N/m)

m = massa beban (kg)

Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang digunakan
untuk menetukan nilai konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang
pegas ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat
pengaruh pertambahan massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara
dinamis adalah cara yang digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi
dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran dengan periode
tertentu. Dengan cara ini dapat dilihat hubungan massa terhadap periode getaran
suatu pegas. Jika beban yang digantungkan pada pegas dalam keadaan setimbang,
kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa kebawah atau menekannya
keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan mengalami getaran.
Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan
yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang. Perlu diketahui bersama, gaya luar
yang bekerja terhadap pegas mengikuti kaidah hukum 2 Newton dimana
persamaan matematisnya: 

jika persamaan di atas kita sederhanakan maka akan diperoleh:


Dimana :
= frekuensi sudut dan getaran
k = konstanta pegas (N/m)
m = Massa (kg)

3. Hukum Hooke Dan Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas merupakan salah satu jenis energi potensial yang berhibungan
dengan bahan-bahan elastis. Misalnya saja sebuah pegas sederhana (Gambar 2) akan
mempunyai energi potensial ketika ditekan (atau diregangkan), karena ketika dilepaskan,
pegas itu dapat melakukan kerja pada sebuah bola seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
Pada sebuah pegas yang teregang (Gambar 1.b), gaya FP tidak konstan tetapi berubah-ubah
sepanjang jarak x (secara linier berubah-ubah dari nol pada posisi tidak teregang
sampai kx ketika terentang sepanjang x). Jika FP  diasumsikan sebagai gaya rata-ratanya,
maka :
FP = ½ (0+kx)
= ½ kx

Maka usaha yang dilakukan oleh pegas adalah :


W = FP x
= (½kx)(x)
= ½ kx2
Gambar 2. Enegi Potensial dari Pegas
Dimana x adalah panjang tekanan atau rentangan pegas yang diukur dari posisi
normal (posisi acuan x = 0). Sehingga diperoleh energi potensial pegas atau disebut
sebagai energi potensial elastik berbanding lurus dengan kuadrat panjang
rentangannya, yaitu :

EP Elastik = ½ kx2

4. Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut disusun
menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan
panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan pada pegas tidak
melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus dengan pertambaha
panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian
pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel.
a. Rangkaian Pegas Seri
Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan

persamaan

Dimana :
ks = konstanta pegas pengganti (N/m)
k1 = konstanta pegas 1 (N/m)
k2 = konstanta pegas 2 (N/m)    
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri kseri dengan tetapan
tiap-tiap pegas (k1dan k2).

b. Rangkaian Pegas Paralel.


Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami
gaya tarik sebesar F1 dan F2, pertambahan panjang s sebesar Δx1 dan Δx2. Secara
umum, konstanta total pegas yang dirangkai parallel dinyatakan dengan persamaan

Dimana:
kn = konstanta pegas ke- n
k1 = konstanta pegas 1 (N/m)
k2 = konstanta pegas 2 (N/m)
5. Besaran dan Rumus dalam Hukum Hooke dan Elastisitas
a.    Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan
panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya sedangkan
ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas penampang x
m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar N pada salah
satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat akan
mengalami pertambahan panjang sebesar x meter.  Fenomena ini mengambarkan
suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara
matematis dapat ditulis seperti berikut ini.

Dimana:
F = Besar gaya tekan/tarik (N)
A = Luas penampang (m2)
    = Tegangan (N/m2) 
b. Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat  dalam
x meter dengan  panjang  awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi
dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan,
sehingga kawat kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara matematis dapat
dituliskan seperti dibawah ini.

 Dimana:
e = Regangan
= Pertambahan panjang benda(m)
= Panjang mula-mula (m)

c. Modulus Elastisitas (Modulus Young)


Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas
menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan.

atau
Dimana:
E = Modulus elastisitas (N/m2)
e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 )

Anda mungkin juga menyukai