Anda di halaman 1dari 22

OBAT TETES

(GUTTAE)
Dra. F.X. Esti Mediastini, DESS., Apt

1
Guttae (Obat Tetes) :
2

 Sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau


suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau
obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan
penetes baku dalam Farmakope Indonesia.
Bentuk sediaan obat tetes :
3

1. Guttae (obat tetes)


2. Guttae Oris (tetes mulut)
3. Guttae Auriculares (tetes telinga)
4. Guttae Nasales (tetes hidung)
5. Guttae Ophthamicae (tetes mata)
GUTTAE AURICULARES
(TETES TELINGA)
4

Adalah obat tetes yang digunakan untuk


telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam
telinga.

Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat


menggunakan cairan pembawa bukan air.
5

 Cairan pembawa yang biasa digunakan : Gliserol,


propilenglikol.

 Dapat juga digunakan etanol, heksiglikol dan


minyak lemak nabati
6

 pH tetes telinga : 5,0 – 6,0

 Pengawet : klorobutanol (0,5%), timerasol


(0,01%) dan kombinasi paraben-paraben.
7

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.


Biasanya dikemas dalam wadah gelas atau
plastik berukuran kecil (5 – 15 ml) dengan
memakai alat penetes.
GUTTAE NASALES
(TETES HIDUNG)
8

 Adalah obat tetes yang digunakan untuk


hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
rongga hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar dan pengawet.
9

 Cairan pembawa :
 Umumnya digunakan air
 Sedapat mungkin mempunyai pH 5,5 – 7,5
 Minyak lemak atau minyak mineral tidak
boleh digunakan sebagai cairan pembawa
10

Zat pensuspensi dapat digunakan sorbitan,


polisorbat atau surfaktan lain yang cocok.
Kadar tidak boleh lebih dari 0,01% b/v.

Zat pendapar dapat yang digunakan adalah


pendapar yang cocok dengan pH 6,5 dan
dibuat isotonis menggunakan Natrium Clorida
secukupnya
11

 Zat pengawet yang digunakan benzalkonium


klorida 0,01 – 0,1% b/v.

 Penyimpanan : Kecuali dinyatakan lain


disimpan dalam wadah tertutup rapat.
GUTTAE OPHTHALMICAE
(TETES MATA)
12

 Adalah sediaan steril berupa larutan atau


suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata dan bola mata.
Syarat tetes mata :
13

1. Harus steril
2. Harus jernih (bebas partikel asing)
3. Isotonis
4. Isohidris
5. Bahan obat harus tetap berkhasiat selama
penyimpanan
Pelarut yang sering digunakan :
14

1. Larutan 2% asam borat (pH = 5)


2. Larutan boraks – asam borat (pH = 6,5)
3. Larutan basa lemah boraks –Asam borat (pH
= 8)
4. Aquadestilata
5. Larutan NaCl 0,9%
ZAT PENGAWET
15

 Syarat zat pengawet :


1. Harus bersifat bakteriostatik dan fungistatik
2. Harus tidak mengiritasi jaringan mata, kornea dan
konjungtiva pada ulangan pemakaian.
3. Harus kompatibel dengan kebanyakan obat.
4. Tidak menimbulkan alergi
5. Dapat mempertahankan aktivitasnya dalam
kondisi yang normal.
16

 Zat pengawet yang biasa digunakan : Fenil


raksa (II) nitrat atau fenil raksa (II) asetat
0,01% b/v, Benzalkonium klorida 0,01% b/v,
klorheksidin asetat 0,01% b/v.
Nilai Isotonisitas
17

 Secara ideal larutan mata mempunyai nilai isotonisitas


sama dengan larutan NaCl 0,9%, tetapi mata tahan
terhadap nilai isotonisitas yang setara dengan larutan
NaCl 0,6% - 2,0%.

 Beberapa larutan obat mata perlu bersifat hipertonis


untuk :
1. Meningkatkan daya serap
2. Menyediakan kadar zat aktif yang cukup tinggi
sehingga menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif
CARA PEMBUATAN
18

 Cara pembuatan bila tidak dinyatakan lain dapat


dilakukan dengan :
1. Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa yang
mengandung salahsatu zat pengawet yang cocok
lalu dijernihkan dengan cara penyaringan.
Kemudian dimasukkan wadah dan ditutup
kemudian disterilkan dengan cara A.
19

2. Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair


yang mengandung zat pengawet yang cocok dan
disterilkan dengan cara C.
20

3. Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair


yang mengandung pengawet yang cocok, lalu
disaring dan dimasukkan ke dalam wadah tertutup
rapat dan disterilkan dengan cara B.
PENYIMPANAN
21

 Dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap,


volume 10 ml yang dilengkapi dengan
penetes.

 Penandaan : pada etiket harus tertera “Tidak


boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah
tutup dibuka”.
TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai