Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

“TEKNIK PENGECATAN GRAM DAN IDENTIFIKASI


BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF”

DISUSUN OLEH :
Nama : Iqbal Juliya Sukmadewi
NIM : SK420004

DOSEN:
Nita Fajaryanti, M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN ANGKATAN 2020/2021
A. TUJUAN
1. Mengetahui teknik pengecatan gram pada bakteri dan menentukan sifat bakteri gram
positif dan gram negatif.
2. Mengidentifikasi bakteri gram positif dan gram negatif

B. DASAR TEORI
Bakteri adalah organisme bersel tunggal, prokariotik, yang hidup bebas di alam.
Oleh karena itu bakteri disebut juga sebagai organisme yang “kosmopolitan” yang
artinya ada di mana-mana, misalnya di daerah tropis, sub tropis, di laut bahkan di daerah
kutub sekalipun. Sel bakteri (prokariotik) adalah sangat sederhana, organellanya tidak
selengkap sel eukariotik. Pada sel bakteri inti sel belum mempunyai selubung inti seperti
halnya pada sel eukariotik. Dengan demikian inti sel hanya merupakan bangunan yang
kompak yang konsistensinya lebih kental dari cairan sitoplas manya, dan disebut sebagai
nukleoid atau bangunan menyerupai inti.
Pada pewarnaan Gram, golongan bakteri gram positif akan memberikan warna ungu
karena memiliki lapisan peptidoglikan setebal 20-80nm sedangkan Bakteri Gram negatif
memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis yaitu 5-10 nm dengan komposisi utama:
lipoprotein, membran luar dan polisakarida.Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak:
bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme
ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal
sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat
memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri
relatif sederhana yaitu tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Struktur umum sel bakteri dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam
tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu
yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki
dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat
berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan
mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Gambar 1. Struktur umum sel bakteri Gambar 2. Bentuk-bentuk bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
a. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
b. Diplococcus, jka berganda dua-dua
c. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
d. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
e. Staphylococcus, jika bergerombol
f. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut :
a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut :
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan
usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang
dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Pewarnaan Gram Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris
untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-
1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara
Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia.
Kelompok bakteri gram negative ditandai dengan sel bakteri yang berwarna merah
saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut disebabkan karena
hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol kemudian sel
bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin. Pewarnaan Gram digunakan untuk
mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif dan gram
negative. Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negatifmenunjukkan
bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri
gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal
sedangkan bakteri gram negatifmemiliki sturktur dinding sel dengan kandungan lipid
yang tinggi (Fitri, 2011).
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram negatif,
tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau kristal violet. Beberapa
bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, karena dinding selnya mengandung
banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya.
Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna merah tetapi sel jaringan akan
berwarna hijau Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2
yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative.
Pada pewarnaan Gram ini, reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet,
iodine, alkohol dan safranin. Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu
dari kristal violet sehingga ketika diamati mikroskop akan menunjukkan warna ungu
sedangkan bakteri Gram negative tidak dapat mempertahankan warna ungu dari kristal
violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga akan
memperlihatkan warna merah. (Pratita, 2012).
Pengecatan gram dilakukan pada kultur bakteri umur 24 jam yang ditumbuhkan
pada medium padat. Bakteri gram positif akan memberikan warna ungu ketika diberi cat
gram. Warna ungu tersebut terjadi karena dinding sel bakteri mengikat cat Kristal violet
yang diperkuat oleh iodine dan Kristal violet tersebut tidak akan hilang pada waktu
diberi cat peluntur sehingga tidak terpengaruh pada saat diberi cat penutup yang
berwarna merah (Romadhon, 2012).
Dinding sel bakteri terdiri dari dua lapis, yaitu dinding sel bagian luar yang disebut
dengan “dinding sel” atau “outher layer” dan dinding bagian dalam yang berbatasan
dengan sitoplasma dan disebut sebagai “ selaput sitoplasma”. Diantara kedua dinding
tersebut terdapat suatu ruangan yang dinamakan ruang periplasmik. Dalam ruang
periplasmik terdapat enzim-enzim, terutama enzim hidrolisis dan enzim transferase.
Seperti pada umumnya dinding sel organisme yang lain, dinding sel pada bakteri
gram negatif dan selaput sitoplasma dari bakteri gram positif dan bakteri gram negatif,
terdiri dari lapisan lipoprotein yang tersusun mosaik, dengan bagian yang hidrofob
(lapisan lipid) saling berhadapan menjauhi massa air (berada pada lapisan dalam),
sedang bagian yang hidrofil (fosfolipid) menghadap ke massa air (berada pada bagian
luar lapisan. Protein tersusun selang seling diantara fosfolipid tersebut. Protein-protein
tersebut kebanyakan membentuk celah (pori) untuk keluar masuknya zat hara, atau
sebagai protein pembawa (tranfer) zat-zat yang keluar masuk sel. Caranya adalah protein
berikatan dengan zat yang akan keluar atau masuk sel. Sehingga dengan demikian
protein tersebut dinamakan sebagai protein pembawa.
Dinding sel bakteri gram negatif (outher layer) terdiri dari lipoprotein ,yaitu lemak
dan protein. Dengan pemberian larutan gram A (kristal / gentian violet) kemudian
ditambah dengan lugol ( larutan gram B) sebagai larutan mordan, maka akan terjadi
ikatan antara dinding sel bakteri dengan kristal / gentian violet dan lugol. Setelah
pemberian zat peluntur (larutan gram C), yaitu alkohol asam / alkohol absolut / aseton,
maka lemak yang berada pada dinding sel bakteri yang merupakan komponen lipoprotein
akan luntur oleh zat peluntur tersebut dan akibatnya terbentuk pori pada dinding sel
bakteri . Dengan demikian warna violet yang sudah terikat pada dinding sel akan luntur.
Pori yang terjadi pada dinding sel tersebut dengan penambahan safranin (larutan gram D)
maka akan memungkinkan safranin dapat meresap ke dinding sel. Akibatnya sisa warna
violet dari zat warna gram A akan bercampur dengan safranin yang berwarna merah,
menjadi warna pink. Dengan demikian bakteri gram negatif berwarna pink (merah
jambu).
Dinding sel bakteri gram positif (Outher layer) terdiri dari peptidoglikan , yaitu
suatu protein yang berikatan dengan polisakarida. Kedua senyawa tersebut tidak luntur
oleh zat peluntur (larutan gram C), bahkan dengan pemberian larutan tersebut
peptidoglikan akan mengkerut. Oleh sebab itu zat warna gram A yang sudah terikat erat
dengan lugol dan dinding sel, ikatannya akan semakin kuat. Sehingga dengan pemberian
larutan gram D yang berupa safranin tidak dapat mempengaruhi warna violet yang sudah
terikat tersebut, atau safranin tidak dapat mewarnai dinding sel bakteri . Maka dengan
demikian bakteri gram positif akan berwarna violet sesuai dengan warna zat gram A
yaitu kristal / gentian violet.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Mikroskop 1. Preparat bakteri
2. Obyek glass 2. Minyak imersi
3. Bunsen 3. Lar Gram A (Kristal Violet)
4. Larutan Gram B (Lugol iodin)
5. Lar Gram C (Alkohol Asam)
6. Lar Gram D (Safranin)
7. Sampel bakteri.

D. CARA KERJA
1. Pembuatan Smear :
a. Dibersihkan obyek glass dengan kapas + etanol 70% ( 2 sisi), dilakukan fiksasi
sebanyak 4X diatas nyala api bunsen, beri tanda lingkaran pada obyek glass.
2. Inokulasikan bakteri (sebelumnya tetesi obyek glass dengan aquabidest) atau
suspensi bakteri dengan ose, diratakan dan di kering anginkan.
3. Setelah kering, difiksasi di atas api bunsen sebanyak 3X.
4. Ditambahkan Gram A pada obyek glass, diamkan selama 3-4 menit, dicuci dengan
air mengalir, kering anginkan.
5. Ditambahkan Gram B pada obyek glas, diamkan selama 1 menit, dicuci dengan air
mengalir, kering anginkan.
6. Ditambahkan Gram C pada obyek glass, diamkan selama 10 detik, dicuci dengan air
mengalir, keringanginkan.
7. Ditambahkan Gram D pada obyek glass, diamkan selama 4-5 menit, dicuci dengan
air mengalir, keringanginkan.
8. Ditetesi preparat bakteri dengan minyak imersi
9. Diamati preparat bakteri dengan mikroskop dengan perbesaran 10x100 kali
10. Ditentukan sifat bakteri Gram positif atau Gram negatif.
11. Digambar dan dianalisa hasil pengamatan
E. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
F. PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/40670770/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_PEW
ARNAAN_GRAM

Holderman, Michelle V, Edwin de Queljoe1 dan Sendy B. Rondonuwu.


2017. IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PEGANGAN ESKALATOR DI SALAH SATU PUSAT
PERBELANJAAN DI KOTA MANADO. Jurnal Ilmiah Sains (17)1, 14. Diakses tanggal 19
Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai