PEWARNAAN GRAM
Ester Ayu Nadeak
D24170086
Kelompok 1/ G1
Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan Gram
Bakteri gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang
tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak (1 – 4%). Dinding sel bakteri gram positif
memiliki peptodoglikan yang lebih banyak yang mampu mempertahankan zat
warna ungu sehingga warna ungu yang muncul pada pengamatan mikroskopis
terlihat kontras (Jiwintarum et al 2016). Berdasarkan pewarnaan seluruh isolat
bakteri potensial probiotik merupakan bakteri dengan gram positif yang mampu
mempertahankan warna ungu (kristal volet) setelah pelunturan dengan alkohol
aseton. Hal ini sesuai dengan Ginting et al (2015), yang menyatakan bahwa
bakteri yang menyerap Gram A (Kristal violet) akan tetap berwarna ungu setelah
pelunturan dengan Gram C (Alkohol aseton) disebut bakteri Gram Positif.
Bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis ( 10-15 nm)
dan persentase lemak lebih tinggi (11- 24%) daripada bakteri gram positif
dikarenakan bakteri gram negatif memiliki peptodoglikan sedikit yang mampu
menyerap warna merah hingga warna merah yang muncul pada pengamatan
mikroskopis terlihat kontras. Pada penggunaan cat gentian violet diperoleh
kualitas yang kurang baik karena warna ungu yang diserap oleh pori-pori pada
peptodoglikan dinding sel tidak sempurna sehingga pada pengamatan mikroskopis
terlihat kurang kontras (Jiwintarum et al 2016).
Materi
Metode
Pertama, Bersihkan gelas objek dengan tisu yang dibasahi alcohol 70%
dan gelas objek difiksasi diatas pemanas api spirtus sampai kering, kemudian
lingkaran dibuat dengan menggunakan spidol pada permukaan bagian bawah kaca
objek dan diberi tanda sisi kiri dan kanan agar tidak tertukar. Kedua, dengan
menggunakan ose/spoit, 1 lup atau satu tetes kultur bakteri yang akan dianalisa
diambil lalu oleskan/teteskan koloni bakteri ditengah lingkaran tadi (untuk bakteri
aerob tetesi dengan aquadest steril agar mudah ditipiskan) kemudian kaca objek
difiksasi diatas pembakar spirtus dengan gerakan memutar sampai kering tetapi
tidak hangus. Ketiga, larutan zat pewarna Kristal violet diteteskan keatas preparat
tadi sampai terendam dan biarkan selama 1 menit lalu bilas dengan aquadest
sampai air bilasan tidak berwarna biru lagi (ketika membilas dengan aquadest
aliran air jangan langsung mengenai preparat bakteri karena mungkin akan ikut
terbilas oleh air). Keempat, larutan I2 dalam KI diteteskan keatas preparat sampai
terendam dan biarkan selama 2 menit dan dibilas dengan larutan alcohol : aseton
1:1 sampai air bilasan tidak berwarna biru kemudia dibilas kembali dengan
aquadest untuk membersihkan sisa – sisa alcohol. Kelima, zat pewarna safranin
diteteskan kembali keatas preparat dan diamkan selama 30 detik lalu dibilas
kembali dengan larutan aquadest sampai bilasan air tidak berwarna merah
kembali, lap sisa cairan dengan kertas tisu jangan sampai preparat ikut terhapus.
Keenam, preparat dietetesi dengan minyak imersi sebanyak 1 tetes dan lakukan
pengamatan dengan mikroskop menggunakan lensa objektif perbesaran 100x dan
lensa okuler perbesaran 10x lalu gambar dan amati bentuk dan warna yang
dihasilkan. Setelah selesai, alat – alat yang digunakan dirapikan dan bersihkan
kembali kemudian lensa mikroskop dibersihkan menggunakan tisu.
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN