Anda di halaman 1dari 17

ARDIANSYAH

Jumat, 12 Juli 2013

Laporan Pengecatan dan Morfologi Mikroba

PLEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi Ternak, yang berjudul “Pengecatan dan

Morfologi Mikroba” disusun oleh:

Nama : Ardiansyah

Nim : 60700112049

Kelompok : III (Tiga)

Jurusan : Ilmu Peternakan

Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima

sebagai laporan lengkap.

Gowa, Juni 2013

Koordinator Asisten Asisten

( Andy, S.Pt ) ( Nurwahidah. J )


NIP. 19811006 200910 1 001 Nim:60700110025

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

(Amriana Hifizah, S.Pt., M.Anim.st)


NIP. 19761214 200604 2 002

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visualisasi mikroorganisme yang masih hidup tidaklah mudah, tidak hanya karena ukurannya

yang sangat kecil tetapi karena transparan dan pada umumnya tidak berwarna jika disuspensikan

dalam medium cair. Untuk mempelajari sifat mereka dan untuk mendiferensiasikan

mikroorganisme dalam grup yang spesifik untuk kepentingan diagnostik, pewarnaan bologis dan

prosedur pewarnaan dengan bantuan mikroskop cahaya menjadihal utama dalam mikrobiologi

(Jawetz, 1995).

Bakteri merupakan organisme yang sangat kecil (berukuran mikroskopis). Bakteri rata-

rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga 10 mikron (1 mikron = 10-3 mm). Itu

berarti pula bahwa jasad renik ini tipis sekali sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop

tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Untuk melihat bakteri dengan jelas,

tubuhnya perlu diisi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri (Irianto, 2006).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik

pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pengecatan sederhana maupun pengecatan gram

dan pengecatan spora serta mengetahui morfologi mikroorganisme.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui antara gram positif dan

gram negatif melalui beberapa macam pengecatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,

begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,

dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri

sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut

juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri

melalui serangkaian pengecatan (Yulneriwanti, 2013).

Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna,

tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan morfologi sel

ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai dibawah mikroskop dan melihat
bagaimana bentuk sel, sifat gram, dan kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut (Pelczar

dan Chan, 2006).

Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di

bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa

zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat

digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa

digunakan untuk pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan

sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya

komponen tertentu di dalam sel (Junaidi, 2013).

Uji pewarnaan bakteri yang menggunakan pewarnaan gram yang dilakukan dengan

menggunakan spesimen yang didapat dari rektal, feses, atau muntahan yang dikeluarkan oleh hewan

atau ternak yang terserang infeksi dari suatu bakteri. Pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan

paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi karena merupakan tahapan penting dalam

langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di

dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri (Kurnia, 2013).

Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian

karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah

bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan basa).

Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen

kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan

bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dan sebagainya) dari bahan-bahan lainnya

yang ada pada olesan yang diwarnai (Mega, 2013).

Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang khas dibentuk oleh spesies ini disebut endospora.

Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas,

kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya

selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang

keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat

menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran
dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-

spesies bakteri yang membentuknya (Mega, 2013).

Untuk memberi ciri pada berbagai kelompok bakteri perlu dipahami bahwa

semua ciri tidak sama pentingnya bagi semua kelompok. Sebagai contoh, pereaksi

pewarnaan gram penting bagi bakteri batang dan kokus tetapi bukanlah ciri pembeda bagi Spiroketa.

Ada tidaknya flagella serta penataannya penting bagi beberapa kelompok sedang bagi yang lain

tidak. Untuk beberapa kelompok , sifat-sifat biokimia lebih berarti daripada sifat morfologi. Karena

itu, untuk mencirikan

kelompok bakteri, janganlah mengharapkan adanya sifat-sifat yang sama (Yulneriwanti, 2013).

Menurut Irianto (2006) menyatakan bahwa ciri-ciri khas dari bakteri gram positif dan garam

negatif pada fenomena pengecatan adalah sebagai berikut :

a. Bakteri gram positif : sangat sensitif terhadap zat warna trifenilmetan, sensitif terhadap

penisilin, resisten terhadap alkali; tidak larut oleh 1% KHO, biasanya kokus atau batang

pembentuk spora (kecuali Lactobacillus, Corynebacterium) dan dapat bersifat tahan asam (acid

tast).

b. Bakteri gram negatif : kurang sensitif terhadap zat warna trifenilmetan, sensitif terhadap

streptomisin, sensitive terhadap alkali; larut oleh 1% KHO, biasanya batang tidak membentuk

spora (kecuali Neisseria yang berbentuk kokus) dan tampaknya tidak pernah tahan panas.

Bentuk bakteri bermacam-macam. Ada yang bulat (tipe kokus) dengan garis tengah 0,15-

1mikorn. Ada yang berbentuk batang atau slindris panjang atau pendek (tipe basil) dan ada yang

berbentuk slindris, spiral panjang atau pendek (spirillum) yang garis tengahnya 0,3-3 mikron,

sedangkan panjangnya 1 sampai lebih dari 6 mikron. Umumnya bakteri bersel tunggal tidak

mempunyai klorofil serta berkembang biak dengan cara membelah dan spora. Tiap sel dikelilingi

oleh dinding sel atau membrane yang menyerupai lendir. Jika berkelompok, wujudnya seperti lendir

yang kental dan berbentuktidak teratur, ada yang panjang, bulat, atau lapisan tipis seperti buih.

Bakteri itu ada yang inaktif atau tidak dapat bergerak. Ada pula bakteri yang bisa berenang atau

bergerak akibat adanya bulu-bulu yang bisa bergetar (Rizki,2013).


Bakteri gram positif lebih peka terhadap fenol, penisilin, dan resisten terhadap streptomisin. Ciri

khas ini dipergunakan dalam penggolongan bakteri (Dwidjoseputro, 2005).

Bakteri gram positif mengandung peptidoglikan kira-kira 90% dari bobot kering dinding selnya.

Namun biasanya terdiri dari selapis sel yang sangat tebal (10-50 nm). Selain peptidoglikan dijumpai

pula berbagai polimer polisakarida serta poliposfat yang dikenal sebagai asam teitkoat (Hafsan,

2011).

Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai susunan kimiawi yang lebih kompleks

dibandingkan dengan dinding sel bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung

peptidoglikan yang terhitung rendah, jarang melebihi 10% dari bobot kering dindingnya (Hafsan,

2011).

Kuman-kuman diklasifikasikan sebagai gram positif atau negatif berdasarkan responnya

terhadap pewarnaan gram. Prosedur pewarnaan ini, dinamakan menurut penemunya, dikembangkan

dalam suatu usaha untuk mewarnai kuman secara selektif dalam jaringan-jaringan yang terkena

infeksi. Sel-sel mula-mula diwarnai dengan kristal ungu dan iodium dan kemudian dicuci dengan

aseton atau alkohol. Langkah terakhir akan menghilangkan warna kuman-kuman gram negatif tetapi

tidak dari kuman-kuman gram positif (Jawetz, 1995).

Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di

bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa

zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat

digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa

digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan

sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya

komponentertentu di dalam sel (Yulneriwanti, 2013).

Pengecatan sederhana merupakan pengecatan yang menggunakan suatu jenis zat warna. Bakteri

hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna

jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna.

Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud

bakteri terwarnai adalah organisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah
dilihat dan dipelajari. Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk,

susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran (Kurnia, 2013).

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,

begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,

dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri

sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut

juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri

melalui serangkaian pengecatan (Junaidi, 2013).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dillaksanakannya praktikum ini adalah:

Hari/ Tanggal : Senin/ 27 Mei 2013


Pukul : 08.30-12.00 Wita

Tempat : Laboratorium Kesehatan Hewan STPP Gowa

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu bunsen, cawan petri, gegep,

kaca preparat, mikroskop, pipet dan ose.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air, alcohol 70%, biakan Eserchia

coli dan Bacillus subtilis, korek api, larutan crystal violet, larutan lugols iodium, larutan

methylen blue, larutan safranin, spiritus, tissue dan oil imersi.

C. Prosedur Kerja

1.Pengecatan Sederhana

a) Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.

b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas

objek seluas 1 cm2.

c) Biarkan mengering diudara, lalu fiksasi diatas api spiritus.

d) Mentetesi dengan Methylen Blue dan Crystal Violet 1 – 2 tetes.

e) Biarkan selama 2 menit, lalu cuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa

cat tercuci seluruhnya.

f) Mengeringkan diudara dan mengamati hasilnya dengan pembesaran kecil

hingga besar dan menggambar preparatnya.

2.Pengecatan Gram

a) Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.

b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas

objek seluas 1 cm2.

c) Biarkan mengering diudara,lalu fiksasi diatas api spritus.

d) Meneteskan larutan Gram A sebanyak 2 – 3 tetes dan biarkan selama 2 menit.

e) Mencuci dengan air mengalir, mengeringkan dengan kertas isap secara hati-hati.
f) Meneteskan larutan Gram B, biarkan selama 1-2 menit,

g) Mencuci dengan air mengalir, mengeringkan.

h) Meneteskan larutan Gram C, biarkan selama 30 detik.

i) Mencuci dengan air mengalir dan biarkan mongering.

j) Meneteskan larutan Gram D sebanyak 2-3 tetes, biarkan selama 1

menit, lalu cuci sengan air mengalir.

k) Mengamati dan mencatat hasilnya.

3.Pengecatan Spora

a) Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.

b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas

Objek seluas 1 cm².

c) Membiarkan mongering diudara, lalu fiksasi diatas api spiritus.

d) Meneteskan Malacyt green berlebih dan membiarkan 15 menit tanpa

Pemanasan atau selama 5 menit diatas penanggang air. Juga agar cat warna

tidak mengering dengan meneteskan secara terus menerus bila cat mulai

mengering.

e) Mencuci dan mengeringkannya.

f) Meneteskan larutan safranin 1-2 tetes menunggu sampai 1-2 menit.

g) Mencuci dan mengeringkannya kemudian mengamatinya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :

1. Pengecatan sederhana

Laboratorium Keswan STPP Gowa Keterangan

1. Warna latar : Biru

2. Bentuk koloni : Stereptobacillus

3. Warna bakteri : Biru


Spesimen : Bacillus subtilis

1. Warna latar : Biru

2. Bentuk koloni : Sterepcocus

3. Warna bakteri : Biru


Spesimen : Eserchia coli
2.Pengecatan Gram

Laboratorium Keswan STPP Gowa Keterangan

1. Warna latar : Ungu

2. Bentuk koloni :

· Monobacillus
Spesimen : Bacillus subtilis
· Diplobacillus
Gram positif
· Stereptobacillus

3. Warna bakteri : Ungu

1. Warna latar : Merah

2. Bentuk koloni :

· Monococus
Spesimen : Eserchia coli · Diplococus
Gram Negatif · Stapilococus

· Streptococus

· Sarcina

3. Warna bakteri : Merah

3.Pengecatan spora

Laboratorium Keswan STPP Gowa Keterangan


1. Warna latar : Hijau

2. Bentuk koloni : Monococus

3. Warna bakteri :
Spesimen : Bacillus subtilis · Merah (sel negative)

· Hijau (spora)

B. Pembahasan

1. Pengecatan Sederhana

Pengecatan sederhana digunakan untuk memperlihatkan atau untuk memperjelas kontras

antara sel dan latar belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu

sendiri. Dengan cara mewarnai sel-sel mikroba dengan zat warna.

Pada pengamatan ini, sel pewarna yang digunakan untuk melihat bakteri yang akan

diamati adalah Methylen Blue. Pewarna tersebut bekerja baik dalam mewarnai bakteri karena

zat warna tersebut mengandung fungsional yang membentuk warna. Pada pengamatan ini,

bakteri Escerchia Coli terlibat bentuk koloninya, yaitu stereptococus. warna latar biru dan

warna bakteri biru. Hal ini sesuai dengan pendapat Zubaidah (2006), menyatakan bahwa

bakteri Eserchia coli termasuk bakteri gram negatif dengan warna merah. Sedangkan untuk

bakteri Bacillus subtilis, berwarna biru dan bentuk koloninya Stereptobacillus. Hal ini sesuai

dengan pendapat

Sri Mulyani (2010) menyatakan bahwa zat-zat warna yang digunakan pada pengecatan

sederhana biasanya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Pewarna

yang biasa dipakai dalam pewarna umum adalah biru metilen. Biru metilen memberi warna

biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda sampai biru agak tua).

2.Pengecatan Gram

Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies

bakteri menjadi dua kelompok besar yakni gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka. Dengan metode pewarnaan gram, bakteri dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.

Pengecatan Gram Positif

Pada pengecatan ini bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtilis. Pengecatan ini

menggunakan 4 (empat) jenis larutan yaitu Kristal violet sebagai cat utama, alcohol asam untuk

pencucian dan safranin sebagai zat penutup dan larutan iodium. Berdasarkan pecobaan Bacillus

subtilis bersifat gram positif yang berarti bakteri dapat mengikat dengan erat cat utama krystal violet

berwarna ungu, pada saat bakteri gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada

dinding sel dengan pemberian lugol maka kristal violet akan masuk sampai ke inti sel, pemberian

alcohol menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil sehingga warna ungu tertahan didalam dinding

sel disebabkan oleh rendahnya komponen lipid. Pada pengamatan dengan menggunakan bakteri

Bacillus subtilis menghasilkan warna bakteri ungu dan warna latar ungu dengan bentuk koloni

monobacillus, diplobacillus dan stereptobacillus. Hal ini sesuai dengan pendapat Tryana, S.T (2008)

menyatakan bahwa Ilmuwan dari Denmark bernama Hans Christian Gram pada tahun 1884

mengemukakan bahwa bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan

karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop dan hal ini sama dengan hasil

pengamatan yang telah diamati dibawah mikroskop.

b) Pengecatan Gram Negatif

Pada pengecatan ini digunakan bakteri Escerhia coli, pengecatan ini juga menggunakan 4

(empat) jenis larutan yaitu Kristal violet, sebagai cat utama, larutan iodium sebagai pengintensifan,

alcohol asam untuk pencucian dan safranin sebagai cat penutup. Berdasarkan percobaan diperoleh

Escerchia coli bersifat gram negatif karena tidak dapat mengikat kuat cat utama dan dapat diwarnai

oleh cat lawan yakni merah dari pewarna safranin. Hal ini sesuai dengan pendapat Zubaidah (2006)

menyatakan bahwa bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci

dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin

atau safranin akan tampak berwarna merah. Dengan demikian hasil pengamatan dengan literatur

sama hasil warnanya yaitu berwarna merah. Escherichia coli termasuk dalam famili

Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif.
3.Pengecatan spora

Lapisan bagian luar spora merupakan lapisan penahan yang baik terhadap bahan kimia

sehingga spora sulit diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan cara dipanskan. Pemanasan

dimaksudkan agar lapisan luar spora mengembang sehingga zat warna dapat masuk. Zat warna

yang digunakan yaitu larutan Malacyt green dan larutan safranin. Dalam hal ini safranin bukan

pewarna tandingan. Safranin mewarnai sel vegetatif dari bakteri. Sebaiknya dalam percobaan

malakit green digunakan dalam jumlah yang cukup banyak

Pada pengecatan ini digunakan bakteri Bacillus subtilis dengan menggunakan larutan

Malacyt green dan safranin untuk mengetahui sel negatif dan warna sporanya. Untuk melihat

sporanya terlebih dahulu dilakukan fiksasi diatas api spiritus kemudian diteteskan Malacyt

green selama beberapa menit. Setelah itu ditetesi larutan safranin kemudian diamati dengan

menggunakan mikroskop. Pada pengecatan spora dengan menggunakan bakteri Bacillus

subtilis dengan bentuk koloninya monococus dengan warna bakteri merah (sel negatif) dan

warna hijau menunjukan sporanya.

Hal ini sesuai pendapat Kurniawan (2010), menyatakan bahwa prinsip dari pengecatan

spora yaitu pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga warna utama dapat

masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan warna utama akan

terperangkap di dalam spora dengan pencucian zat warna utama yang ada pada sel vegetatif

akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel vegetatif akan berwarna

merah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat diketahui untuk membedakan bakteri

gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif yaitu Bacillus subtilis karena bakteri

tersebut mampu mempertahankan cat utamanya sedangkan untuk bakteri gram negatif yaitu

bakteri Escercia coli karena tidak mampu mempertahankan cat utamanya ketika diberi peluntur.

Bakteri tersebut diamati melalui beberapa pengecatan yaitu pengecatan sederhana, pengecatan

gram dan pengecatan spora.

B.Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini yaitu sampel yang diteliti

dilakukan dengan baik dan benar pada preparat agar memperjelas hasil pengamatan serta mikroba

yang hendak diamati diambil sedikit mungkin agar mikroba tidak bergerombol sehingga

morfologi mikroba tersebut lebih mudah untuk diamati.


DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.2005.

Hafsan.Mikrobiologi Umum. Makassar : Alauddin University Press.2011.

Irianto, Koes.Mikrobiologi Jilid 1. Bandung : CV. Yrama Widya.2006.


Jawetz, E, JL. Menick, EA. Adelberg. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan
Edisi 16. Jakarta : EGC.1995.

Junaidi.2013.Pengecatan Gram pada Bakteri.http://wawan-junaidi.blogspot.com


/2009/07/pengecatan-gram-pada-bakteri.html.(28 Mei 2013).
Kurnia. 2010. Gram staining. http ://www. kurnia.blogspot.com. 28 Mei 2013.

Mega.2013.Pengecatan Marfologi Mikroba.http://megabohari.blogspot


.com/2011/12/laporan-mikrobiologi-pengecatan.html.(28 Mei 2013).

Pelczar, Michael J. Dan E.C.S Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit


Universitas Indonesia. Jakarta.2006.
Rizki.2013..http://ngecatbakterimakul-rizki.blogspot.com//materi-kuliah.html.(28
Mei 2013).

Yulneriwanti.2013.Mikrobiologi Dasar.BlogYulneriwanti.http://01-bakteri.html.
(28 Mei 2013).

Ardhy Addhy di 07.06

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
Ardhy Addhy
Follow 0

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai