PLEMBAR PENGESAHAN
Nama : Ardiansyah
Nim : 60700112049
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima
Mengetahui
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visualisasi mikroorganisme yang masih hidup tidaklah mudah, tidak hanya karena ukurannya
yang sangat kecil tetapi karena transparan dan pada umumnya tidak berwarna jika disuspensikan
dalam medium cair. Untuk mempelajari sifat mereka dan untuk mendiferensiasikan
mikroorganisme dalam grup yang spesifik untuk kepentingan diagnostik, pewarnaan bologis dan
prosedur pewarnaan dengan bantuan mikroskop cahaya menjadihal utama dalam mikrobiologi
(Jawetz, 1995).
Bakteri merupakan organisme yang sangat kecil (berukuran mikroskopis). Bakteri rata-
rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga 10 mikron (1 mikron = 10-3 mm). Itu
berarti pula bahwa jasad renik ini tipis sekali sehingga tembus cahaya. Akibatnya pada mikroskop
tidak tampak jelas dan sukar untuk melihat bagian-bagiannya. Untuk melihat bakteri dengan jelas,
tubuhnya perlu diisi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri (Irianto, 2006).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik
pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pengecatan sederhana maupun pengecatan gram
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui antara gram positif dan
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna,
tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan morfologi sel
ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai dibawah mikroskop dan melihat
bagaimana bentuk sel, sifat gram, dan kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut (Pelczar
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di
bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa
zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat
digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa
digunakan untuk pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya
Uji pewarnaan bakteri yang menggunakan pewarnaan gram yang dilakukan dengan
menggunakan spesimen yang didapat dari rektal, feses, atau muntahan yang dikeluarkan oleh hewan
atau ternak yang terserang infeksi dari suatu bakteri. Pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan
paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi karena merupakan tahapan penting dalam
langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di
dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri (Kurnia, 2013).
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian
karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah
bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan basa).
Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan
bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dan sebagainya) dari bahan-bahan lainnya
Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang khas dibentuk oleh spesies ini disebut endospora.
Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas,
kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya
selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang
keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat
menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran
dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-
Untuk memberi ciri pada berbagai kelompok bakteri perlu dipahami bahwa
semua ciri tidak sama pentingnya bagi semua kelompok. Sebagai contoh, pereaksi
pewarnaan gram penting bagi bakteri batang dan kokus tetapi bukanlah ciri pembeda bagi Spiroketa.
Ada tidaknya flagella serta penataannya penting bagi beberapa kelompok sedang bagi yang lain
tidak. Untuk beberapa kelompok , sifat-sifat biokimia lebih berarti daripada sifat morfologi. Karena
kelompok bakteri, janganlah mengharapkan adanya sifat-sifat yang sama (Yulneriwanti, 2013).
Menurut Irianto (2006) menyatakan bahwa ciri-ciri khas dari bakteri gram positif dan garam
a. Bakteri gram positif : sangat sensitif terhadap zat warna trifenilmetan, sensitif terhadap
penisilin, resisten terhadap alkali; tidak larut oleh 1% KHO, biasanya kokus atau batang
pembentuk spora (kecuali Lactobacillus, Corynebacterium) dan dapat bersifat tahan asam (acid
tast).
b. Bakteri gram negatif : kurang sensitif terhadap zat warna trifenilmetan, sensitif terhadap
streptomisin, sensitive terhadap alkali; larut oleh 1% KHO, biasanya batang tidak membentuk
spora (kecuali Neisseria yang berbentuk kokus) dan tampaknya tidak pernah tahan panas.
Bentuk bakteri bermacam-macam. Ada yang bulat (tipe kokus) dengan garis tengah 0,15-
1mikorn. Ada yang berbentuk batang atau slindris panjang atau pendek (tipe basil) dan ada yang
berbentuk slindris, spiral panjang atau pendek (spirillum) yang garis tengahnya 0,3-3 mikron,
sedangkan panjangnya 1 sampai lebih dari 6 mikron. Umumnya bakteri bersel tunggal tidak
mempunyai klorofil serta berkembang biak dengan cara membelah dan spora. Tiap sel dikelilingi
oleh dinding sel atau membrane yang menyerupai lendir. Jika berkelompok, wujudnya seperti lendir
yang kental dan berbentuktidak teratur, ada yang panjang, bulat, atau lapisan tipis seperti buih.
Bakteri itu ada yang inaktif atau tidak dapat bergerak. Ada pula bakteri yang bisa berenang atau
Bakteri gram positif mengandung peptidoglikan kira-kira 90% dari bobot kering dinding selnya.
Namun biasanya terdiri dari selapis sel yang sangat tebal (10-50 nm). Selain peptidoglikan dijumpai
pula berbagai polimer polisakarida serta poliposfat yang dikenal sebagai asam teitkoat (Hafsan,
2011).
Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai susunan kimiawi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan dinding sel bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung
peptidoglikan yang terhitung rendah, jarang melebihi 10% dari bobot kering dindingnya (Hafsan,
2011).
terhadap pewarnaan gram. Prosedur pewarnaan ini, dinamakan menurut penemunya, dikembangkan
dalam suatu usaha untuk mewarnai kuman secara selektif dalam jaringan-jaringan yang terkena
infeksi. Sel-sel mula-mula diwarnai dengan kristal ungu dan iodium dan kemudian dicuci dengan
aseton atau alkohol. Langkah terakhir akan menghilangkan warna kuman-kuman gram negatif tetapi
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di
bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa
zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat
digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa
digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya
Pengecatan sederhana merupakan pengecatan yang menggunakan suatu jenis zat warna. Bakteri
hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna
jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna.
Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud
bakteri terwarnai adalah organisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah
dilihat dan dipelajari. Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk,
susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran (Kurnia, 2013).
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu bunsen, cawan petri, gegep,
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu air, alcohol 70%, biakan Eserchia
coli dan Bacillus subtilis, korek api, larutan crystal violet, larutan lugols iodium, larutan
C. Prosedur Kerja
1.Pengecatan Sederhana
b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas
e) Biarkan selama 2 menit, lalu cuci dengan air mengalir sampai sisa-sisa
2.Pengecatan Gram
b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas
e) Mencuci dengan air mengalir, mengeringkan dengan kertas isap secara hati-hati.
f) Meneteskan larutan Gram B, biarkan selama 1-2 menit,
3.Pengecatan Spora
b) Mengambil secara aseptis 1 ose suspensi bakteri dan ratakan diatas gelas
Pemanasan atau selama 5 menit diatas penanggang air. Juga agar cat warna
tidak mengering dengan meneteskan secara terus menerus bila cat mulai
mengering.
A. Hasil Pengamatan
1. Pengecatan sederhana
2. Bentuk koloni :
· Monobacillus
Spesimen : Bacillus subtilis
· Diplobacillus
Gram positif
· Stereptobacillus
2. Bentuk koloni :
· Monococus
Spesimen : Eserchia coli · Diplococus
Gram Negatif · Stapilococus
· Streptococus
· Sarcina
3.Pengecatan spora
3. Warna bakteri :
Spesimen : Bacillus subtilis · Merah (sel negative)
· Hijau (spora)
B. Pembahasan
1. Pengecatan Sederhana
antara sel dan latar belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu
Pada pengamatan ini, sel pewarna yang digunakan untuk melihat bakteri yang akan
diamati adalah Methylen Blue. Pewarna tersebut bekerja baik dalam mewarnai bakteri karena
zat warna tersebut mengandung fungsional yang membentuk warna. Pada pengamatan ini,
bakteri Escerchia Coli terlibat bentuk koloninya, yaitu stereptococus. warna latar biru dan
warna bakteri biru. Hal ini sesuai dengan pendapat Zubaidah (2006), menyatakan bahwa
bakteri Eserchia coli termasuk bakteri gram negatif dengan warna merah. Sedangkan untuk
bakteri Bacillus subtilis, berwarna biru dan bentuk koloninya Stereptobacillus. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Sri Mulyani (2010) menyatakan bahwa zat-zat warna yang digunakan pada pengecatan
yang biasa dipakai dalam pewarna umum adalah biru metilen. Biru metilen memberi warna
biru cerah yang bisa bergradasi (biru muda sampai biru agak tua).
2.Pengecatan Gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar yakni gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka. Dengan metode pewarnaan gram, bakteri dapat dikelompokkan
Pada pengecatan ini bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtilis. Pengecatan ini
menggunakan 4 (empat) jenis larutan yaitu Kristal violet sebagai cat utama, alcohol asam untuk
pencucian dan safranin sebagai zat penutup dan larutan iodium. Berdasarkan pecobaan Bacillus
subtilis bersifat gram positif yang berarti bakteri dapat mengikat dengan erat cat utama krystal violet
berwarna ungu, pada saat bakteri gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada
dinding sel dengan pemberian lugol maka kristal violet akan masuk sampai ke inti sel, pemberian
alcohol menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil sehingga warna ungu tertahan didalam dinding
sel disebabkan oleh rendahnya komponen lipid. Pada pengamatan dengan menggunakan bakteri
Bacillus subtilis menghasilkan warna bakteri ungu dan warna latar ungu dengan bentuk koloni
monobacillus, diplobacillus dan stereptobacillus. Hal ini sesuai dengan pendapat Tryana, S.T (2008)
menyatakan bahwa Ilmuwan dari Denmark bernama Hans Christian Gram pada tahun 1884
mengemukakan bahwa bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop dan hal ini sama dengan hasil
Pada pengecatan ini digunakan bakteri Escerhia coli, pengecatan ini juga menggunakan 4
(empat) jenis larutan yaitu Kristal violet, sebagai cat utama, larutan iodium sebagai pengintensifan,
alcohol asam untuk pencucian dan safranin sebagai cat penutup. Berdasarkan percobaan diperoleh
Escerchia coli bersifat gram negatif karena tidak dapat mengikat kuat cat utama dan dapat diwarnai
oleh cat lawan yakni merah dari pewarna safranin. Hal ini sesuai dengan pendapat Zubaidah (2006)
menyatakan bahwa bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin
atau safranin akan tampak berwarna merah. Dengan demikian hasil pengamatan dengan literatur
sama hasil warnanya yaitu berwarna merah. Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif.
3.Pengecatan spora
Lapisan bagian luar spora merupakan lapisan penahan yang baik terhadap bahan kimia
sehingga spora sulit diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan cara dipanskan. Pemanasan
dimaksudkan agar lapisan luar spora mengembang sehingga zat warna dapat masuk. Zat warna
yang digunakan yaitu larutan Malacyt green dan larutan safranin. Dalam hal ini safranin bukan
pewarna tandingan. Safranin mewarnai sel vegetatif dari bakteri. Sebaiknya dalam percobaan
Pada pengecatan ini digunakan bakteri Bacillus subtilis dengan menggunakan larutan
Malacyt green dan safranin untuk mengetahui sel negatif dan warna sporanya. Untuk melihat
sporanya terlebih dahulu dilakukan fiksasi diatas api spiritus kemudian diteteskan Malacyt
green selama beberapa menit. Setelah itu ditetesi larutan safranin kemudian diamati dengan
subtilis dengan bentuk koloninya monococus dengan warna bakteri merah (sel negatif) dan
Hal ini sesuai pendapat Kurniawan (2010), menyatakan bahwa prinsip dari pengecatan
spora yaitu pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga warna utama dapat
masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan warna utama akan
terperangkap di dalam spora dengan pencucian zat warna utama yang ada pada sel vegetatif
akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel vegetatif akan berwarna
merah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat diketahui untuk membedakan bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif yaitu Bacillus subtilis karena bakteri
tersebut mampu mempertahankan cat utamanya sedangkan untuk bakteri gram negatif yaitu
bakteri Escercia coli karena tidak mampu mempertahankan cat utamanya ketika diberi peluntur.
Bakteri tersebut diamati melalui beberapa pengecatan yaitu pengecatan sederhana, pengecatan
B.Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini yaitu sampel yang diteliti
dilakukan dengan baik dan benar pada preparat agar memperjelas hasil pengamatan serta mikroba
yang hendak diamati diambil sedikit mungkin agar mikroba tidak bergerombol sehingga
Yulneriwanti.2013.Mikrobiologi Dasar.BlogYulneriwanti.http://01-bakteri.html.
(28 Mei 2013).
Berbagi
Posting Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web
Mengenai Saya
Ardhy Addhy
Follow 0