DISUSUN OLEH:
NIM : B1D120055
KELAS : 2020 B
KELOMPOK : 3 (TIGA)
Asisten Praktikan
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) dan hanya dapat
atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa sel (multiseluler).
archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri dan
suatu struktur sel yang tidak mempunyai inti sejati (inti yang tidak dikelilingi
2011)
Bentuk dan ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0,4 – 2,0µm.
Bentuk sel bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya, dapat berbentuk
kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Bentuk sel kokus terdapat sebagai sel
ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam
bakteri seperti dinding sel vakuola, menghasilkan sifat–sifat dan kimia yang
sintetis diantaranya safranin, carbol fuchsin, crystal violet, dan methylen blue.
B. Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk
mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga
1. Klasifikasi Bakteri
Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak
Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik
mana, yaitu di udara, di dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada
tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan. (Putri, dkk. 2017)
misalnya:
4) Archaebacteria
1) Morfologi sel
2) Morfologi koloni
4) Reaksi pertumbuhan
5) Sifat pertumbuhan
2) Bentuk batang
3) Bentuk spiral
4) Bentuk vibrio
1) Pewarnaan sederhana
2) Pewarnaan diferensial
3) Pewarnaan khusus
1) Aerob
2) Anaerob
3) Mikroaerofilik
1) Bakteri autotrophic
2) Bakteri heterotrophic
2. Morfologi Bakteri
a. Morfologi Makroskopik
b. Morfologi Mikroskopik
dua sel.
rantai.
3. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan. Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi
digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
karena selain bakteri itu tidak berwarna juga tranparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri,
sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamat. Oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
adalah Methylene Blue, Basic Fuchsin, dan Crystal Violet . Semua pewarna
tersebut dapat bekerja dengan baik pada bakteri karena bersifat basa dan alkalin
(kromoforiknya bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat
basofilik (suka terhadap basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen
kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri
dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan ukuran sel
dkk. 2017)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Waktu
Hari : Senin
Waktu : 09:00-Selesai
2. Tempat
1. Alat
a) Objek glass
b) Ose/nald
c) Gegep Kayu
d) Bunsen
e) Mikroskop
2. Bahan
a) Biakan
b) Aquadest
c) Oil emersi
negatif. Sehingga ketika bakteri diberi zat pewarna positif maka akan
D. Cara Kerja
2. Difiksasi objek glass dan ose bulat di atas api Bunsen sebanyak 3x
3. Diambil biakan bakteri dengan menggunakan ose bulat, lalu buat suspense
A. Hasil Pengamatan
Monobasil
Diplobasil
Monococcus
Perbesaran 100x
Keterangan
B. Pembahasan
yang akan digunakan pada praktikum ini. Tahap selanjutnya yaitu dengan
melakukan sterilisasi pada objek glass dan ose bulat yang akan digunakan.
membuat suspensi diatas objek glass. Setelah membuat suspensi pada objek
glass selanjutnya lakukan fiksasi dengan cara melewati diatas api bunsen
sebanyak 2-3 kali. Fiksasi berfungsi agar bakteri yang berada pada preparat
bisa melekat.
blue bertujuan untuk mewarnai dinding sel bakteri menjadi biru agar
diamkan selama 1 menit lalu cuci dibawah air mengalir dan keringkan.
jenis lain. Terdapat 2 jenis bakteri basilus yaitu Monobasil (bakteri berbentuk
Selain ditemukannya bakteri berbentuk basil ada juga bakteri yang berbentuk
PENUTUP
A. Kesimpulan