Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I

PEWARNAAN SEDERHANA POSITIF

DISUSUN OLEH:

NAMA : NOVERYAN YUSUF MALOTA

NIM : B1D120055

KELAS : 2020 B

KELOMPOK : 3 (TIGA)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif)
Nama : Noveryan Yusuf Malota
Nim : B1D120055
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Juni 2021
Kelompok : 3 (Tiga)
Rekan Kerja :1. Putri
2. Amelia Padanun
3. Almedia Ando
4. Johanis Sebastianus Letsoin
5. Sari Ulan
Penilaian:

Makassar, 13 Agustus 2021

Asisten Praktikan

Habibah Gali, S.Tr.Kes Noveryan Yusuf Malota


Nim: B1D120055

Dosen Pembimbing

Nirmawati Angria S.Si. M.Kes


NIDN: 091 8068 702
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme hidup yang

berukuran sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) dan hanya dapat

diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada yang tersusun

atas satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun beberapa sel (multiseluler).

Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri,

archaea, fungi, protozoa, alga mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri dan

archaea termasuk ke dalam golongan prokariot, sedangkan fungi, protozoa,

dan alga mikroskopis termasuk golongan eukariota. (Padoli. 2016)

Bakteri merupakan salah satu mikroba yang tergolong prokariot, yaitu

suatu struktur sel yang tidak mempunyai inti sejati (inti yang tidak dikelilingi

oleh membran inti). Sedangkan komponen genetisnya terdapat di dalam

molekul DNA tunggal yang letaknya bebas di dalam sitoplasma. (Hafsan.

2011)

Bentuk dan ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0,4 – 2,0µm.

Bentuk sel bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya, dapat berbentuk

kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Bentuk sel kokus terdapat sebagai sel

bulat tunggal, berpasangan (diplokokkus), berantai (streptokokkus), atau

tergantung bidang pembelahan, dalam empat atau dalam kelompok seperti

buah anggur (stafilokokkus). Bentuk sel serupa batang biasanya bervariasi,


memiliki panjang mulai dari batang pendek sampai batang panjang yang

melebihi beberapa kali diameternya. (Amini, 2017).

Di dunia laboratorium khususnya di bidang mikrobiologi, pewarnaan

merupakan salah satu bagian terpenting. Pewarnaan berfungsi untuk

memudahkan melihat bakteri dengan menggunakan mikroskop, memperjelas

ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam

bakteri seperti dinding sel vakuola, menghasilkan sifat–sifat dan kimia yang

khas bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme

dengan sekitarnya. Pewarna bakteri yang biasa digunakan yaitu pewarna

sintetis diantaranya safranin, carbol fuchsin, crystal violet, dan methylen blue.

(Virgianti dan Luciana. 2017)

B. Tujuan Praktikum

Untuk melihat bentuk bakteri melalui metode pewarnaan sederhana


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat

dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk

dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia

mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga

diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian. (Putri, dkk. 2017).

1. Klasifikasi Bakteri

Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak

mempunyai klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner.

Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik

ataupun sebagai jasad yang parasitik. Tempat hidupnya tersebar di mana-

mana, yaitu di udara, di dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada

tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan. (Putri, dkk. 2017)

Klasifikasi bakteri dapat didasarkan pada beberapa jenis penggolongan,

misalnya:

a. Klasifikasi Bakteri Patogen

Berdasarkan ciri khas dinding selnya yaitu

1) Gracilicutes: Bakteri Gram Negatif

2) Firmicutes : Bakteri Gram Positif

3) Tenericutes : Bakteri tanpa dinding sel

4) Archaebacteria

b. Klasifikasi Berdasarkan Genetika


1) Komposisi Basa DNA

2) Homologi Sekuens DNA dan Ribosoma

3) Pola pola metabolism stabil yang dikontrol oleh gen

4) Polimer-polimer pada sel

5) Struktur organel dan pola regulasinya

c. Klasifikasi Berdasarkan Ekspresi Fenotipe

1) Morfologi sel

2) Morfologi koloni

3) Sifat terhadap pewarnaan

4) Reaksi pertumbuhan

5) Sifat pertumbuhan

d. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Sel

1) Bentuk bulat (Coccus)

2) Bentuk batang

3) Bentuk spiral

4) Bentuk vibrio

e. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Pewarnaan

1) Pewarnaan sederhana

2) Pewarnaan diferensial

3) Pewarnaan khusus

f. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Pertumbuhan

1) Aerob

2) Anaerob
3) Mikroaerofilik

g. Klasifikasi Berdasarkan Metabolisme

1) Bakteri autotrophic

2) Bakteri heterotrophic

2. Morfologi Bakteri

Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi

makroskopik (morfologi koloni) dan morfologi mikroskopik (morfologi

seluler). (Putri, dkk. 2017)

a. Morfologi Makroskopik

Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati

karakteristik koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni dibedakan

atas dasar bentuk koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin koloni),

peninggian (elevasi), warna koloni, permukaan koloni,konsistensi dan

pigmen yang dihasilkan koloni. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat

ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi

lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui

pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang

khas. (Putri, dkk. 2017)

b. Morfologi Mikroskopik

Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat

melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi,

tetapi secara umum bentuk bulat/kokus, bentuk batang/basil dan bentuk

spiral/spirilium. (Putri, dkk. 2017)


Menurut Boleng (2015) Bakteri memiliki 3 bentuk dasar yaitu:

1) Sel bakteri berbentuk bola atau kokus, jamak = koki (Coccus).

Berdasarkan atas pengelompokkan selnya, bentuk kokus ini

kemudian dikelompokkan menjadi.

a) Dilokokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok dua-

dua sel.

b) Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentuk rantai

panjang atau pendek.

c) Tertrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-

empat sel, membentuk persegi empat.

d) Stafilokokus, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus yang tidak

beraturan (bergerombol) membentuk seperti penataan buah anggur.

e) Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus,

yang terdiri dari delapan sel atau lebih.

2) Sel bakteri berbentuk batang atau basil (Bacillus).

Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam

pengelompokkan selnya, yaitu:

a) Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-

dua sel, atau berpasangan (dua-dua sel).

b) Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk

rantai.

3) Sel bakteri berbentuk spiral, tunggal = spirilum, jamak = spirilia.


Bakteri yang berbentuk spiral, tidak membentuk pengelompokkan

atau saling menempelkan dinding selnya dengan dinding sel bakteri

lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-pisah (tunggal).

Masing-masing spesies berbeda dalam panjang sel, serta ketegaran

dinding selnya. (Boleng. 2015)

3. Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur

tambahan. Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi

dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula

penyimpanan. Sedangkan struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri

tertentu. Struktur ini meliputi : kapsul, flagellum, pili, fimbria, kromosom,

vakuola gas dan endospore. (Putri, dkk. 2017)

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak

digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,

karena selain bakteri itu tidak berwarna juga tranparan dan sangat kecil. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri,

sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamat. Oleh karena itu teknik

pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam

penelitian-penelitian mikrobiologi. (Putri, dkk. 2017)

Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna

tunggal. Pewarna tunggal yang biasanya digunakan dalam pewarnaan sederhana

adalah Methylene Blue, Basic Fuchsin, dan Crystal Violet . Semua pewarna

tersebut dapat bekerja dengan baik pada bakteri karena bersifat basa dan alkalin
(kromoforiknya bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat

basofilik (suka terhadap basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen

kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri

dapat menyerap pewarna dengan baik. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk

memberikan kontras antara bakteri dan latar belakang. Pewarnaan sederhana

dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan ukuran sel

bakteri. Gambar pewarnaan sederhana yang dilihat dibawah mikroskop. (Putri,

dkk. 2017)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Hari : Senin

Tanggal : 14 Juni 2021

Waktu : 09:00-Selesai

2. Tempat

Adapun tempat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

Laboratorium Mikrobiologi, Lantai 1, DIV Teknologi laboratorium medis,

Universitas Megarezky Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a) Objek glass

b) Ose/nald

c) Gegep Kayu

d) Bunsen

e) Mikroskop

2. Bahan

a) Biakan

b) Aquadest

c) Oil emersi

d) Zat warna (Metilen Blue)


C. Prinsip Kerja

Zat warna yang digunakan bermuatan positif dan bakteri bermuatan

negatif. Sehingga ketika bakteri diberi zat pewarna positif maka akan

mewarnai dinding sel bakterinya.

D. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Difiksasi objek glass dan ose bulat di atas api Bunsen sebanyak 3x

3. Diambil biakan bakteri dengan menggunakan ose bulat, lalu buat suspense

di atas objek glass

4. Difiksasi kembali preparat dan ose di atas api bunsen sebanyak 3x

5. Diteteskan larutan Methylen Blue pada preparat

6. Didiamkan selama 1 menit

7. Dicuci dibawah air mengalir dan keringkan

8. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x, 40x, dan 100x

(ditambahkan oil emersi)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Monobasil

Diplobasil

Monococcus

Perbesaran 100x

Keterangan

1. Perbesaran 100x dengan menggunakan oil emersi

2. Berbentuk Basil dan Kokus

3. Bakteri berwarna biru

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Juni

2021 berlokasi di Laboratorium Mikrobiologi lantai 1, Universitas

Megarezky Makassar tentang pewarnaan sederhana (Pewarnaan positif) dapat

diketahui bahwa bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang

tidak memiliki membran inti.


Pada praktikum ini bakteri yang telah dibiakan diberikan pewarnaan

menggunakan metode pewarnaan positif dimana bakteri akan berwarna sesuai

dengan warna zat pewarna yang diberikan.

Teknik pewarnaan positif dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan pada praktikum ini. Tahap selanjutnya yaitu dengan

melakukan sterilisasi pada objek glass dan ose bulat yang akan digunakan.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan melakukan menggunakan api bunsen

maupun dengan menggunakan alkohol.Setelah dilakukan sterilisasi, langkah

selanjutnya yaitu mengambil bakteri dengan menggunakan ose bulat lalu

membuat suspensi diatas objek glass. Setelah membuat suspensi pada objek

glass selanjutnya lakukan fiksasi dengan cara melewati diatas api bunsen

sebanyak 2-3 kali. Fiksasi berfungsi agar bakteri yang berada pada preparat

bisa melekat.

Langkah selanjutnya yaitu memberikan zat warna Methylen blue pada

preparat dengan menggunakan pipet tetes. Pemberian zat warna Methylen

blue bertujuan untuk mewarnai dinding sel bakteri menjadi biru agar

mempermudah melihat bentuk bakteri. Setelah ditetesi zat warna selanjutnya

diamkan selama 1 menit lalu cuci dibawah air mengalir dan keringkan.

Setelah itu dapat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

menggunakan oil emersi.

Setelah diamati dibawah mikroskop adapun hasil yang terlihat yaitu

bakteri yang berbentuk Monobasil, Diplobasil dan Monococcus. Bakteri yang

terlihat berwarna biru disebabkan oleh zat warna Methylen blue.


Bentuk bakteri yang ditemukan yaitu berbentuk Basil dan Kokus, dimana

dapat disimpulkan bahwa biakan yang digunakan telah terkontaminasi bakteri

jenis lain. Terdapat 2 jenis bakteri basilus yaitu Monobasil (bakteri berbentuk

batang tunggal) dan Diplobasil (bakteri batang yang tersusun berpasangan).

Selain ditemukannya bakteri berbentuk basil ada juga bakteri yang berbentuk

Monococcus (bakteri berbentuk bulat tunggal). Contoh dari bakteri

Monobasil yaitu Escherichia coli (membantu pembusukan di dalam colon

atau usus besar) dan Salmonella thyposa (penyebab penyakit tipus),

sedangkan contoh bakteri Diplobasil adalah Klebsiella pneumonia (salah satu

bakteri penyebab radang paru-paru), sementara itu contoh Monococcus ialah

Neisseria gonorrhoe (bakteri penyebab penyakit gonore).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan menggunakan teknik

pewarnaan positif ditemukan bakteri gram positif dengan warna morfologi

biru dengan bentuk monobasil, diplobasil, dan monokokus


DAFTAR PUSTAKA

Amini, Galila Aisyah Latif. 2017. Mikrobiologi Kebidanan. Jakarta: Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Hafsan. 2011. Mikrobiologi Umum. Makassar: Alauddin Press

Putri, Meganada Hiaranya. dkk. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi


Mikrobiologi. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Padoli. 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Virgianti, Dewi Peti dan Luciana, Cindy. 2017. Penggunaan Ekstrak Kombinasi
Angkak dan Daun Jati Sebagai Pewarna Penutup Pada Pewarnaan
Gram. Tasikmalaya: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas
Husada.
Boleng, Didimus Tanah. 2015. Bakteriologi Konsep-Konsep Dasar. Malang:
UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai