OLEH:
TITIN NUR SAPUTRI
431418039
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya
makalah yang berjudul “Struktur Sel, Koloni, Pertumbuhan Dan Perkembangan
Jamur”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Serta para pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan.
Dengan makalah ini kami mencoba memaparkan sedikit mengenai
Struktur Sel, Koloni, Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur. Dalam penulisan
makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya.
Namun tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki
makalah sederhana ini.
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan
mengenai Struktur Sel, Koloni, Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Dinding Sel
Dinding sel fungi berfungsi untuk melindungi protoplasma dan
organel-organel dari lingkungan eksternal. Struktur dinding sel tersebut
dapat memberikan bentuk, kekuatan seluler dan sifat interaktif membran
plasma. Selain khitin, dinding sel fungi juga tersusun oleh fosfolipid bilayer
yang mengandung protein globular. Lapisan tersebut berfungsi sebagai
tempat masuknya nutrisi, tempat keluarnya senyawa metabolit sel, dan
sebagai penghalang selektif pada proses translokasi. Komponen lain yang
menyusun dinding sel fungi adalah antigenik glikoprotein dan aglutinan,
senyawa melanins berwarna coklat berfungsi sebagai pigmen hitam. Pigmen
tersebut bersifat resisten terhadap enzim lisis, memberikan kekuatan
mekanik dan melindungi sel dari sinar UV, radiasi matahari dan
pengeringan) (Kavanagh, 2011).
Pada beberapa jamur, miselium terdiri atas banyak sel yang mengandung
satu atau dua inti per sel (celluer). Miselium yang lain bersifat saenositik
(caenocytik), yaitu mengandung inti dan keseluruhan miselium berupa satu sek
multi inti yang bersambung, tubular (seperti pipa), bercabang atau tidak bercabang
atau miselium tersebut dibagi oleh dinding melintang (septa), setiap sigmen
menjadi hifa multi inti. Pertumbuhan miselium terjadi pada ujung hifa (Agrios,
1996).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam beberapa penelitian, melanin berhubungan dengan virulensi.
Pertumbuhan dalam bentuk mold adalah dengan produksi koloni filamentosa
multiseluler. Koloni ini mengandung tubulus silindris yang bercabang yang
disebut hifa, diameternya bervariasi dari 2-10 µm. Massa hifa yang jalin-
menjalin dan berakumulasi selama pertumbuhan aktif adalah miselium.
Sebagian besar jamur berkembang baik dengan spora. Spora mungkin di
bentuk secara aseksual (melalui produksi dengan pemisahan miselium, sel
yang terspesialisasi, spora, tahap melibatkan kariogami dan miosis) atau
sebagai hasil proses seksual. Reproduksi seksual terjadi pada sebagian besar
jamur.
Semua jamur mempunyai dinding sel kaku yang penting untuk
menentukan bentuknya. Dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh
lapisan karbohidrat, rantai-rantai panjang polisakarida, juga glikoprotein dan
lipid. Selama infeksi, dinding sel jamur mempunyai sifat-sifat patobiologi
yang penting. Komponen permukaan dinding memperantai penempelan
jamur pada sel inang. Beberapa ragi dan mold memberi melanin pada dinding
sel, memberikan pigmen coklat atau hitam. Jamur yang demikian adalah
dematiaceous.
DAFTAR PUSTAKA
Viegas, J. 2004. Fungi and Mold. The Rosen Publishing Group, New York.