Anda di halaman 1dari 61

Morfologi Mikroba

Klasifikasi, Ciri-ciri Anatomi dan Morfologi


( Virus, Bakteri, Jamur, Alga dan Protozoa)

Disusun Oleh :
1. Maida Rama Yanti ( 1910013221015)
2. Sabbrina Adelia ( 1910013221016)
3. Fauziyyah Roosyidah ( 1910013221017)

Dosen Pengampu :
Dra. Lisa Deswati M.Si

Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
2021
Morfologi Mikroba

MORFOLOGI MIKROBA

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai


ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan
energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga
apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila
bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak
memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media
buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni 2001).
Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme
memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun
yang menguntungkan.

Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad


renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri
utama yang membedakan kelompok organisme tertentu dari mikroba
yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri
dari Monera (Virus
dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut
diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri,
jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan
untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan
adaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat
sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen
sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatomi dari
bakteri, jamur, dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu
mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan
struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk
morfologi dan struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus.

Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler),


seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga.
Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau serat,
yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk
rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi. Bentuk filamen paa
kenyataannya dapat berupa filamen semu bila hubungan antara sel
satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada. Sedangkan bentuk
filament benar, kalau hubungan antara satu sel dengan lainnya
terdapat hubungan yang jelas, baik hubungan secara morfologis
(bentuk) maupun secara fisiologi (fungsi sel).
1. Bakteri

 Morfologi bakteri
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa
dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-
macam yaitu, bulat, batang dan spiral.

 Bakteri bentuk bulat

Gambar 12 Bentuk-bentuk bakteri basil

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil berasal dari
bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:

Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal,
misalnya Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan
memanjang membentuk rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab
penyakit antraks.

- Bakteri bentuk bola

Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat
dibedakan atas:

a. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya


Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang bergandengan
dua-dua, misalnya Diplococcus pneumonia penyebab penyakit
pneumonia atau radang paru-paru.
c. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok
empat-empat sehngga bentuknya mirip kubus.
d. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok
memanjang membentuk rantai.
e. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk sekelopok sel tidak teratur sehingga bentuknya
mirip dompolan buah anggur.
Gambar 13 Bentuk-bentuk bakteri coccus

Bakteri bentuk spiral

Gambar 14 Bentuk-bentuk bakteri Spirilia


Ada tiga macam bentuk spiral:

 Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral


misalnya Spirillum.
 Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna,
misalnya Vibrio cholera penyebab penyakit kolera.
 Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang besifat
lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya dapa memanjang dan
mengerut.

 Anatomi bakteri

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel
terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat
membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti
kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar
hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel,
mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom,
dan endospora.

a. Flagela

Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada
perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan
jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik,
lofotrik, dan peritrik.

Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk


seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya
adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.

Gambar 15 Bakteri berdasarkan letak dan jumlah flagel

b. Dinding sel

Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang


berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh
bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk
melindungi sel.

Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di


dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram
positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina
kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu
tergolong bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan
tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding
selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran
plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara
membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit.
Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.

Bakteri gram positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen


peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif memiliki polimer iurus
asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel beberapa
bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat yang
dikaitkan pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam
teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat
ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah
mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram
menghasilkan warna ungu. Pada Bakteri gram negatif dinding selnya
mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada
struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan
lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna
merah.

Gambar 16 Struktur membran sel bakteri gram negatif


Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri
memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul
berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan
selinang. Kapsul juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan.
Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan
glikogen yaitu glikoprotein.

c. Membran sel

Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya
membran sel organisme yang lain. Membrane sel bersifat
semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar
atau ke dalam sel.

Gambar 18

Gambar17 Struktur membran sel

d. Mesosom

Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam


atau ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini
berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ
sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga
sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak
pada proses pembelahan.

Gambar 18 Struktur mesosom

Lembar fotosintetik

Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane


sel kearah sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi
klorofil, dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar
fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri
ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan
demikian.

e. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel,


plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung
berbagai molekul organik seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-
enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi
metabolism.

Gambar 19 Sitoplasma pada sel bakteri

DNA

Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau


asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam
sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung
pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun
atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol
sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen.
DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak
tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah
tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal
sebagai inti bakteri.
Gambar 20 Model proses transformasi pada Thermus thermophillus

Plasmid

Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA


nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan
terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini
dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA
kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen
kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid
mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam
jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.
a b

Gambar 21 a. Struktur DNA, b. Plasmid

i. Ribosom

Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein


atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan
tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA.
Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau
kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom
memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
Gambar 22 Struktur Ribosom

j. Endospora

Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan


endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas
sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas
suhu 120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh
menjadi bakteri seperti sedia kala.

Reproduksi bakteri

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara


biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20
menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi
pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa
menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga
proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi,
konjugasi, dan transduksi.

Gambar 23. Reproduksi virus


Gambar 24 Anatomi dan morfologi bakteri

2. Fungi (jamur)

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan


kapang (Mold).

Khamir.

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara


pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar
bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar
antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal
ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung
kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum
atau organ-organ penggerak lainnya.

Gambar 25 Struktur morfologi yeast

 Khamir Murni

Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan


pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai
Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis,
Hansenula anomala, Nadsonia sp).

 Khamir Liar

Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini


mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang
diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan
rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir
liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan
dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan.
Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian
untuk memfermentasi air perasan anggur.

 Khamir Atas

Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat


sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan.
Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan
roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris
(Saccharomyces cereviceae).

 Khamir Dasar

Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada


bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap
pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager
(Saccharomyces carlsbergensis).

 Khamir Palsu atau Torulae

Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap


pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari
segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida
albicans).
Kapang

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian
miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap
hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang
biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama.

Gambar 26 Morfologi Aspergillus sp.


Ada 3 macam morfologi hifa:

 Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding


sekat atau septum.
 Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi
ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap
septum terdapat pori ditengah- tengah yang memungkinkan
perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang
yang lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak
terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel
yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
 Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa
menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap
ruang.

Gambar 27 a. Miselium jamur pada serasah, b. Koloni jamur pada


media
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus
hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan
bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur
hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-
sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu
lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup
secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari
inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula
yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis
dengan ganggang membentuk lumut kerak.

Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga


terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan
jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein
kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan
tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler,
sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja
mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja
menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul
sederhana.

 Anatomi pada fungi (jamur)

Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada
pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur
multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti
kapas, yang disebu
benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap- tiap
sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun
adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung
banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini
dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi
sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh
menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa
sporangium. sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium
terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang
artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.

Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai


miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan
berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.

Gambar 28 Struktur morfologi jamur


 Reproduksi pada jamur (fungi)

Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan


cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur
membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk
spora askus.

Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu


dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk
spora aseksual yaitu zoospora, endospora dan konidia. Sedangkan
perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti
jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora
basidium.

Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak


didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil
zoospore biasanya hidup dilingkungan yang lembab atau berair.

Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap
tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk
tumbuh.

Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui


perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus,
biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok jamur
Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam
basidium,dan biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat
melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk
banyak konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat
melepskan diri.

Gambar 29 Proses perkembangbiakan pada jamur (Zygomycota)

Gambar 30 Anatomi jamur


3. Virus

Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini


mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya
dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat)
karenanya, vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio
hidup. Untuk bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat
saja. Ciri lainnya, virus tidak dapat bergerak maupun melakukan
aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat membelah
diri. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi
dapat dikristalkan.

 Morfologi virus

Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).


Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya
sangat bervariasi
Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh,
dan serabut ekor.
Gambar 31 Struktur Anatomi Virus

 Anatomi virus

a. Kepala

Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi


kapsid.

b. Kapsid

Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas


bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas
proten-protein monomer identik, yang masing-masing terdiri dari
rantai polipeptida.

c. Isi tubuh

Isi tubuh yang disebut viorin adalah bahan genetik yakni asam nukleat
(DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:
Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus
antara lain, virus radang mulut.
Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida,
contohnya paramixovirus.
Virus yag isi tubuhnya tediri atas RNA, protein, dan banyak lipida,
contohnya virus cacar.

d. Ekor

Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang


diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi
benang atau serabut. Pada virus dijumpai asam nukleat yang
diselubungi kapsid, disebut nukleokapsid.

Gambar 32 Struktur Virus


 Reproduksi virus

Untuk berkembang biak virus memerlukan tempat atau lingkungan


yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan,
atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.

Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik an
secara lisogeni. Pada infeksi secara litik, virus akan menghancurkan
sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada
infeksi secara lisogenik,virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi
virus berintregasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri
membelah atau berkembang biak virus pun ikut membelah.

Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun


pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag,
yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.

Gambar 33 Reproduksi Virus


4. Alga
A.Pengertian Alga (Ganggang)
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk
thalli yang beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen
fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hiduup di perairan tawar
dan laut (bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah
tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract
didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang daun,
bunga, buah, dan biji ssejati (sumich 1979:99; mnConnaughey
&zottoli 1983: 114 lerman 1986:39). Makroalga terbesar didaerah
litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh
cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat
berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa
fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001:
270).

Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makronalga


dapat diklasifikasikan  menjadi tiga divisi berdasarkan kandungan
pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta,
phaeophyta, dan rhodophyta. Dalam dunia tumbuhan alga
(ganggang) termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus),
karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.
Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang
bersel banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di
air,baik air tawar atau air laut,setidak-tidaknya selalu menempati
habitat yang lembab dan basah.Ada yang bergerak aktif dan ada yang
tidak.jenis ganggang yang bergerak aktif mempunyai alat untuk
bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel.Yang berjumlsh
satu atau lebih.jenis yang tubuhnya bersel tunggal dan adapat
bergerak aktiv merupakan penyusun plankton,tepatnya
fikoplankton.Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam air seperti
batu atau kayu,disebut bentos.

Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :


Ø  fikosianin : warna biru
Ø  klorofil : warna hijau
Ø  fikosantin : warna perang/ coklat
Ø  fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan
Ø  xantofil : warna kuning
 Alga (ganggang) bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya
sendiri). Hampir semua alga bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di
air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.

Alga (ganggang) terbagi menjadi beberapa kelas :


1) Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
2) Chlorophyta (ganggang hijau)
3) Chrysophyta (ganggang keemasan)
4) Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
5) Rhodophyta (ganggang merah)

B. Morfologi Alga (Ganggang)


            Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat
berbentuk bola, batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau
tidak. Algae hijau uniseluler yang khas.
Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel
mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita
atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri)
sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. 
Di dalam matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang
berisikan klorofil dan pigmen-pigmenpelengkap yang merupakan situs
reaksi cahaya pada fotosintesis. Algae berkembang biak secara
seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual berupa pembelahan biner
sederhana. Reproduksi seksual dijumpai di antara algae. Dalam
proses ini terdapat konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan
zigot.

C. Fisiologis Alga (Ganggang)


            Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di
mana saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrient
sederhana yang memperpanjang hidupnya. Pertumbuhan algae
berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar matahari.
Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan
Algae.Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-
daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup
dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae
beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan
permukaan batuan.

            Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik


yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam
kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai
produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-
selnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada
tumbuhan. Algae lain dapat menyimpan macam-macam karbohidrat,
beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.

. Pembagian Kelas Alga (Ganggang)


1. Cyanophyta (Ganggang  Hijau Biru)
            Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena
struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat
prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis. Ganggang
hijau biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang
lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab.
Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang menguntungkan
lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas
seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika.

Cyanophyta (Ganggang  Hijau Biru)


Ciri-ciri dan sifat ganggang hijau biru:

 Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni


 Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang
terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (sering disebut ganggang
hijau biru)
 Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa,
kadang -kadang berlendir Inti sel tidak memiliki membran
(prokarion)

Contoh:
a. Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa
b. Bentuk koloni: Polycystis
c. Bentuk filamen: Oscilatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia.

Cara perkembangbiakan ganggang hijau biru, dilakukan dengan tiga


cara:
a. Pembelahan sel
            Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap
bergabung membentuk koloni. Misal: Gloeocapsa.

b. Fragmentasi
            Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan
yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama
pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah
satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua
bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium.

c. Spora
            Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk
spora yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar
dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon
comfervicolus.

Perhatikan jenis-jenis ganggang hijau biru berikut ini:

a. Manfaat Ganggang Hijau Biru


            Spirulina / Ganggang Hijau Biru Merupakan gangggang-
ganggang mikro hasil budidaya, mengandung konsentrasi bahan gizi
terhebat yang dikenal di setiap makanan, tumbuhan, bijian atau
herba. Adalah makanan yang tinggi protein, dengan lebih dari 60%
protein nabati yang mudah dicerna dengan sempurna. Alga berwarna
hijau kebiruan itu awalnya hanya diketahui sebagai penurun
kolesterol. Pengujian ilmiahnya dilakukan oleh Nayaka dari Tokai
University,Jepang. Sebanyak 30 pria sehat berkolesterol tinggi dan
hiperlipidemia yang diberi asupan spirulina menunjukkan penurunan
4,5% jumlah serum kolesterol, trigliserida, dan LDL. Mereka
mengkonsumsi 4,2 gram spirulina selama 4 minggu tanpa mengubah
pola makan.
           
            J. E. Piero Estrada dari Departament Farmakolog, Fakultas
Farmasi,Universitas Madrid, Spanyol mengungkap spirulina kaya
antioksidan lantaran kandungan 3 pigmen kaya protein yaitu
phykosianin, klorofi l, dan zeasantin.Phykosianin, antioksidan larut air,
penunjang kesehatan hati dan ginjal.Zeasantin, antioksidan pelindung
mata terutama saat tua. Sedangkan klorofi l,antioksidan bersifat
antikanker dan antiracun.

            Selain antikanker dan antiracun, penelitian Laboratory of Viral


Pathogenesis,Dana-Farber Cancer Institute and Harvard Medical
School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996 membuktikan,
spirulina dalam konsentrasi 5-10 ?g/ml mampu menghambat
pembelahan sel HIV-1. Itu disebabkan spirulina memiliki kandungan
kalsium spirulan, molekul polimerisasi gula berisi kalsium dan sulfur.
Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada
pasien AIDS.
           
            Sedangkan Armida Hernindez-Corona dari Departamento de
Microbiologi, Escuela Nacional de Ciencias Biologicas, IPN, Meksiko,
menunjukkan ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral. Ia efektif
melawan virus herpes simpleks tipe 2,pseudorabies virus (PRV),
human cytomegalovirus (HCMV), dan HSV-1, dengan dosis efektif
(ED50) masing-masing sebesar 0,069, 0,103, 0,142, dan 0,333
mg/ml.Karena manfaat yang luar biasa, Arthrospira platensis kini
banyak dibudidayakan di seluruh dunia.

Berjuta-juta pil spirulina pun telah diproduksi lantaran terbukti


menghadang dan menggempur berbagai penyakit.
Fungsi :
1)   Menyeimbangkan pH tubuh
2)   Mengandung Besi yang menyembuhkan Anemia
3)   Mencegah infeksi bakteri dan menyembuhkan luka
4)   Menurunkan tingkat Kolesterol
5)   Mencegah penyebaran kanker
6)   Memperkuat sistem kekebalan tubuh
7)   Membantu melembutkan kulit dan membuatnya nampak lebih
berseri
8)   Menjaga bakteria menguntungkan dalam jumlah yang cukup di
usus
9)   Meningkatkan sistem pencernaan tubuh
10) Mendorong detoksifikasi ginjal
11) Memulihkan kesehatan penderita kurang gizi
12) Menurunkan tingkat Kolesterol dan mengendalikan masalah berat
badan
13)  Mengendalikan tekanan darah dan mencegah diabetes
14)  Mengandung GLA yang menyembuhkan penyakit jantung,
masalah menstruasi, kekakuan dan keracunan alkohol.
b. Beberapa Manfaat Ganggang Hijau-Biru
            Jenis ganggang hijau biru bersel satu merupakan vegetasi
perintis, hal ini karena ganggang tersebut mampu/dapat mengawali
kehidupan sebelum organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat.
Sejumlah ganggang hijau biru berfilamen (bentuk benang) dapat
mengikat nitrogen (N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi
amoniak (NH3). Hal ini dilakukan juga di dalam heterokista, sehingga
dapat berperan dalam proses menyuburkan tanah. Jenis ganggang
hijau biru yang bermanfaat di antaranya:

 Nostoc

 Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc


tumbuh subur dan memfiksasi N2 dan udara sehingga dapat
membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan
padi.
 Anabaena azollae
Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata (paku air). Paku air
mendapat keuntungan berupa  amonia hasil fiksasi nitrogen oleh
Anabaena azollae.

 Spirullina
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi, sehingga
dijadikan sumber makanan.

2. Chlorohpyta (ganggang hijau)


Klasifikasi
Kingdom              : Plantae
Divisio             : Chlorophyta
Class                          : Chlorophyceae

Chlorohpyta (ganggang hijau)

            
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil.
Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air
tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai
plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah.
Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak
jumlahnya diantara gangganga lain.Cara reproduksi dengan
fragmentasi dan konjugasi.
Adapun contoh-contohnya yaitu:

a. Chlorella
            Bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau
lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif
dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan.
Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak
untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni
protein, lemak dan karbohidrat.

b. Ulva
            Terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang
disebut selada air dan dapat dimakan.

c.Spiroggyra
            Berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah
atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang
bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung
membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai
gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan
terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini
berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh
menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi
individu baru.

d. Chlamidomonas
            Berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan
satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi
sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan
membelah diri dan konyugasi.

e. Euglena
            Juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain
mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.

f. Hydrodictyon
            Ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni
menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet
yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
g. Oedogonium
            Biasanya melekat pada tanaman air, rumah siput dan lain-lain.

h. Chara
            Bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air
tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.

a. Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :


a.    Menguntungkan :
1) Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai
makanan air tawar.
2) Dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
3)  Penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-
hewan air.

b. Merugikan :
1) Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur,
sehingga air akan berubah warna dan berbau.

Perkembangbiakan ganggang hijau.


Kelompok ganggang hijau berkembangbiak secara:
Vegetatif (aseksual), yaitu:
·      pembelahan sel
·      fragmentasi
·      pemisahan koloni
·      pembentukan spora
Generatif (seksual), yaitu:
·      isogami
·      anisogami
·      oogami

3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)

Klasifikasi
Kingdom             : Plantae
Devisio                    : Phaeophyta
Genus                                             : Brown Algae
Klas                             : Phaeophyceae

Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)

           
Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas
dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.
Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang
menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat
dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten.
Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga
jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis
yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim
dingin. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan
antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang hidup
didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae
hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa
diantaranya hidup sebagai epifit.

            Paeophyta atau ganggang coklat dibagi menjadi tiga golongan,


berdasarkan tipe pergantian keturunan. Ganggang coklat ini hidup
pada air laut, hanya beberapa jenis saja yang di temukan di air
laut,hanya bebepa saja yang hidup di air tawar, di laut samudra, di
daerah iklim sedang dan dingin.

            Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat
besar, Heterokontopyta,suatu eukaryotic kelompok organisma yang
di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di temukan
irtidal, terutama pada daerah belahan utara.Anggota phaeophyta di
temukan sekitar 500 genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis,
beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa penting.
            Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin
(coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti
benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan
meter.Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan
generatif dengan isogami dan oogami.
Contoh-contoh ganggang cokelat :
- Laminaria
- Fucus
- Turbinaria
- Sargasum

a. Peranan ganggang coklat :


- Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-
obatan, lateks sintetis
- Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
- Sebagai makanan ternak

b. Habitat:
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak
dingin dan sedang.

c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai
daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang
menyerupai batang.

d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan


Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau
asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan
eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim,
selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.

 e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella
dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami
dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
- Focus serratus
- Makro cystis pyrefera
- Sargassum vulgare
- Turbinsaris decurrens

4. Rhodophyta (ganggang merah)


Rhodophyta (ganggang merah)

            Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar,


mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin,
fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau
lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora.
Contoh :
- Batrachospermum
- Gelidium
- Eucheuma
- Gracililaria
- Chondrus
- Porphyra
- Polysiphonia
- Nemalion
- dll

a. Peranan ganggang merah :


Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-
agar.
b. Habitat ganggang merah
Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut
tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran
deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau.
Ganggang merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah
Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum ditemukan di laut
dangkal.

 c. Perkembangbiakan ganggang merah


Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif
            Ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora
haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang
diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau
betina yang sel-selnya haploid.
           
Perkembangbiakan generatif
            Ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin
betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat
perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang
menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin
betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil
pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid.
Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang
menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora
haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada
ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan
gametofit.

d. Peranan ganggang merah

            Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah


banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga
menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus
(lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan
Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk
penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
Ganggang merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema
spinosum, Gelidium dan Agardhiella menghasilkan bahan bergelatin
yang dikenal sebagai agar-agar. Gelatin ini digunakan oleh para
peneliti sebagai medium bakteri, untuk pengental dalam banyak
makanan, perekat tekstil dan sebagai obat pencahar (laksatif), atau
makanan lainnya. Euchema spinosum banyak dibudidayakan
masyarakat karena merupakan bahan pembuat agar-agar.

5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)


Chrysophyta ( ganggang keemasan)

Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c,


karoten, xantofil dan fikosantin.Hidup di tempat yang basah, laut, air
tawar, dan merupakan fitoplankton.
Contoh :

 Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk


benang sering bercabang.
 Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama
panjang, kloroplas berupa lembaran    melengkung warna
kekuningan.
 Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar,
laut sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh
yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok
Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica.

a. Manfaat ganggang keemasan :


Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap
nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan
sebagai bahan penggosok.

b. Peranan ganggang dalam kehidupan :


1) Bidang industri

 Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan


untuk pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil.
 Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai
sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
 Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil
agar-agar.
 Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
 Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.

2) Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.

3) Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen
yang paling utama.

c. Perkembangbiakan ganggang keemasan


Ø  Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel,
fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora
atau zoospora).
Ø  Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami,
anisogami, dan oogami.

d. Contoh ganggang keemasan


Ganggang keemasan bersel tunggal

 Ochromonas

            Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel


sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di
dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel            penting,
seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola,
stigma, dan nukleus. Ochromonas berkembangbiak dengan
membelah diri.

 Navicula sp
 Ganggang ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik
karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik
merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp
hidup di air tawar dan di laut.
            Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak
(hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat
celah yang disebut rafe.
Perkembangbiakan Navicula sp:
           
Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri.
Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian
sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel Navicula
memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik kotak
maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-masing
akan membentuk kotak baru.
Dengan demikian setiap sel anakan yang berasal dari kotak
akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.  Peristiwa ini
berlangsung berulang kali. Perkembangbiakan generatif Navicula
berlangsung dengan konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak
memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan
mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian
akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air
akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel
Navicula baru dan membentuk tutup dan kotak baru.
           
Bila Navicula mati, dinding selnya akan mengendap
membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan
bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus.
Ganggang keemasan berbentuk filamen Vaucheria,  Tubuhnya berupa
benang bercabang-cabang dan tidak bersekat, memiliki inti sel
banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat
dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di air
tawar maupuan di air payau.

Perkembangbiakan Vaucheria:
            Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan
pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada
ujung filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah
secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti
banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh
permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan
tumbuh menjadi Vaucheria baru.

5. Protozoa

 Pengertian Protozoa
Pengertian protozoa adalah kelompok lain dari hewan protista
eukariota yang kebanyakan protozoa ini hanya dapat dilihat melalui
mikroskop.
Protozoa juga berbeda dengan kelas algae karena tidak
mengandung klorofil. Selain itu, Protozoa ini juga berbeda dengan
jamur karena hanya dapat bergerak aktif dan tidak memiliki sel, serta
akan dibedakan dari jamur lendir karena tidak memiliki kemampuan
untuk membentuk badan buah.

Ciri-ciri Protozoa
Beberapa ciri – ciri Protozoa, yaitu sebagai berikut:

1. Organisme uniseluler yang bersel tunggal


2. Eukariotik yang memiliki membran nukleus
3. Hidup soliter atau sendiri atau juga ada yang berkoloni atau
hidup berkelompok
4. Protozoa pada umumnya tidak mempunyai kemampuan
untuk membuat makanan sendiri biasa juga disebut dengan
heterotrof.
5. Protozoa ada yang hidup bebas, saprofit ataupun parasit.
6. Protoszoa mampu membentuk kista sebagai upaya untuk
bertahan hidup.
7. Alat gerak yang dimiliki oleh protozoa nya yaitu berupa
pseudopodia, silia atau flagela.
Morfologi Protozoa

Beberapa morfologi protozoa yaitu sebagai berikut:

1. Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil yang


berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan –
kelebihan air yang berasal dari sel atau sebagai pengatur
tekanan osmosis. Perlu diingat bahwa untuk jumlah dan letak
vakuola kontraktil  setiap spesia akan berbeda.
2. Kista adalah protozoa yang dapat berada dalam bentuk
vegetatif atau dalambentuk istirahat. Apabila protozoa
berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan maka
dapat membentuk kista sebagai bentuk untuk
mempertahankan hidupnya. Pada saat kista berada dalam
keadaan yang baik, maka protozoa berkecambah menjadi sel
vegetatifnya.
3. Ketahuilah bahwa Protozoa sama sekali tidak memiliki
dinding sel dan tidak mengandung selulosa tidak seperti
jamur dan algae.
4. Secara umum protozoa memiliki bentuk yang sangat spesifik
yakni dengan adanya daya fleksibilitas ektoplasma yang
berada pada bagian dalam dari membran sel.
5. Saat ini terdapat beberapa jenis protozoa misalkan pada
Foraminifera yang mempunyai kerangka luar yang sangat
keras dengan kandungan yang terdapat didalamnya Si dan Ca.
Jenis lainnya seperti Difflugia mempunyai sebuah
kemampuan dalam mengikat partikel mineral untuk
digunakan dalam membentuk kerangka luar yang sangat
keras. Jenis lainnya sepertiRadiolarian dan juga heliozoan
yang bisa menghasilkan sebuah skeleton yang bisa ditemukan
dalam bentuk fosil.
6. Kerangka luar dari protozoa jenis Foraminifera tersusun atas
CaO2 oleh sebab itu dalam jangka waktu  jutaan tahun
koloninya mampu membentuk batuan kapur.
7. Protozoa ialah salah satu sel tunggal yang mempunyai
pergerakan yang terbilang cukup khas dengan menggunakan
pseudopodia atau kaki palsu, sedangkan flagela ada yang
tidak bisa bergerak aktif.

Klasifikasi Protozoa atau Protista Mirip Hewan


Protozoa dapat diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat
4 filum Protozoa.
Macam – macam Klasifikasi Protozoa tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Ciliata atau Ciliophora/Infusoria, merupakan jenis protozoa
yang bergerak dengan menggunakan silia atau rambut getar.
Contoh protozoa jenis Ciliata ini adalah Paramecium sp
2. Rhizopoda atau Sarcodina, adalah jenis protozoa yang
bergerak dengan menggunakan  pseudopodia atau kaki semu.
Contoh protozoa jenis Rhizopoda ini adalah Amoeba sp
3. Sporozoa atau Apicomplexa, adalah salah satu jenis protozoa
yang tidak memiliki alat gerak. Contoh protozoa jenis
Sporozoa ini adalah Plasmodium sp. 
4. Flagellata atau Mastigophora, aadalah  jenis protozoa yang
bergerak dengan menggunakan flagela atau bulu cambuk.
Contoh jenis flagellata ini adalah Trypanosoma sp. 

Reproduksi Protozoa

Reproduksi Seksual
Proses reproduksi secara seksual ialah dengan cara
penyatuan dua gamet yang berbeda yang berakibat
menghasilkan sebuah zigot.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua Protozoa yang
melakukan reproduksi dengan cara ini salah satunya Amoeba
sp.
Reproduksi Aseksual
Proses reproduksi secara aseksual secara umum dilakukan
dengan pembelahan biner. Pembelahan ini yaini berasal dari
satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel dan
begitu juga seterusnya.

Alat Gerak Protozoa


Berdasarkan Alat gerak yang dipunyai oleh protozoa maka ia di
golongkan menjadi 4 bagian, yaitu :

Rhizopoda
Pergerakan protozoa bisa dengan menggunakan kaki semu atau yang
disebut dengan pseudopodia yang merupakan penjuluran dari
protoplasma sel.

Ia hidup didaerah yang memiliki kelembaban yang tinggi yaitu bisa


hidup di air tawar, air laut dan bahkan sebagian bisa hidup ditubuh
manusia dan hewan.

Saat ini yang sering diamati adalah amoeba, seperti Ektoamoeba. Ia


merupakan salah satu jenis amoeba yang hidup diluar mahkluk hidup
lainnya dengan kata lain hidup bebas.

Cobtoh dari Ektoamoeba adalah Arcella, Radiolaria, Foraminifera dan


amoeba proteus.

Sedangkan Entaamoeba adalah salah satu jenis amoeba yang hidup


didalam mahkluk lainnya, sebagai contoh : Entamoeba coli,
Entamoeba histolityca dan lainnya.

Flagellata (Mastigophora)
Amoeba jenis ini bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagel
yang dipakai juga sebagai alat bantu untuk menangkap makanan dan
alat indera. Jenis ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
 Fitoflagellata, memiliki ciri berkloroplas, dapat melakukan
proses fotosintesis. misalkan : Euglena viridis, Noctiluca
milliaris, dan juga Volvox globator.
 Zooflagellata, memiliki ciri tidak berkloroplas. misalkan :
Trypanosoma gambiens, dan Leishmania.

Ciliata (Ciliophora)
Kelompok Ciliata dicirikan dengan adanya bulu getar atau silia yang
muncul pada pase tertentu dalam siklus hidupnya yang digunakan
untuk bergerak dan mencari makanan.
Ukuran silia diketahui lebih pendek dibandingkan dengan flagel.
Kemudian kelompok ini memiliki dua inti sel yaitu makronukleus yang
berfungsi untuk mensintesis RNA dan juga berperang dalam proses
reproduksi aseksual. Yang kedua adalah mikronukleus yang
diperlukan pada proses konjugasi saat  reproduksi seksual.

Apicomplexe (Sporozoa)
Kelompok ini tidak memiliki alat gerak khusus, namun memiliki
beberapa ciri diantaranya menghasilkan spora yang digunakan untuk
perkembangbiakan.
Kemudian mempunyai organel-organel yang sangat kompleks pada
salah satu ujung (yang biasanya disebut apex) selnya yang berfungsi
untuk menembus sel dan jaringan inang. Kolompok ini hidupnya
sebagai parasit pada hewan dan juga manusia.
beberapa contoh kelompok ini adalah sebagai berikut :
 Plasmodium falciparum
 Plasmodium malariae
 Gregarina
 Plasmodium vivax
Makanan Protozoa
Protozoa merupakan salah satu mahkluk yang menghuni tempat
tempat basah dan berair yang memiliki kandungan zat organik yang
tinggi, tempat tersebut mencangkup, sawah, parit, selokan, sungai,
laut, waduk ataupun ia hidup menjadi parasit di organisme yang lain.
Pada daerah yang kurang mendukung biasanya protozoa
membungkus dirinya sebagai kista yang memiliki susunan dengan
bahan kalsium karbonat (CaCO3).

Manfaat Protozoa Bagi Ekosistem


Ketahuilah bahwa protozoa dan alga sebagai salah satu yang
menyumbang biomasa yang besar pada pertanaman padi sawah. Ia
juga bisa digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan yang ada
disekitarnya.
Protozoa yang habitatnya di air laut dan air tawar secara umum
adalah zooplankton dimana ia adalah makanan dari insekta air, ikan
kecil dan juga udang.
Zooplanktor adalah salah satu sumber makanan bagi hewan air
seperti iklan. Sehingga ia sangat menguntungkan bagi manusia, hal ini
dikarenakan sumber makanan manusia mendapatkan makanan yang
baik di daerah perairan.
Kemudian jenis lainnya seperti ENtamoeba coli yang hidup di usus
sapi bisa menguntungkan. Hal ini dikarenakan jenis ini bisa membantu
sistem pencernaan. dengan demikian terjadi simbiosis mutualisme
antara Entamoeba dengan sapi.
Sapi dibandu untuk menghancurkan dan mencerna rumput yang
terbilang keras sedangkan Entamoeba mendapatkan perlindungan
dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai