Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 1

ILMU REPRODUKSI TERNAK

Nama : Nurul Fatihah Azzahra Lubis

NIM : 2105030054

MK : Mikrobiologi

ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022/2023
ANATOMI DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME (BAKTERI, JAMUR,
PROTOZOA & VIRUS)

Morfologi bakteri

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara
lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.

Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan
bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organisme tertentu dari
mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus
dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri,
jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur
anatomi yang berbeda.

A. BAKTERI
Bentuk tubuh bakteri terpengaruh oleh keadaan medium dan oleh usia. Bakteri
merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral (kokus, basil,
dan spiral).
1. Kokus
Kokus berasal dari kata coccus yang berarti bola, jadi kokus adalah bakteri yang
bentuknya serupa bola-bola kecil. Beberapa kokus secara khas ada yang hidupnya
sendiri-sendiri, ada yang berpasangan, atau rantai panjang bergantung. \
Pada bentuk kokus ada beberapa tipe morfologi diantaranya adalah:
a. Streptococcus
Kokus yang bergandeng-gandeng panjang serupa tali leher.
b. Sarcina
Kokus yang mengelompok serupa kubus,yaitu kokus membelah ke dalam tiga
bidang yang tegak lurus satu sama lain membentuk paket kubus Berdiameter 4,0 –
4,5 mikron.
c. Staphylococcus
Kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian yaitu kokus yang membelah
dalam dua bidang yang membentuk dua gugusan yang tidak teratur bagaikan buah
anggur. Berdimeter 0,8 – 1,0 mikron
d. Diplococcus
Kokus yang bergandengan dua-dua.
e. Tetracoccus
Kokus yang mengelompokkan berempat.
f. Monokokus
yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab
penyakit kencing nanah.

2. Basil
Basil berasal dari kata bacillus yang artinya tongkat pendek atau batang kecil silindris.
Bakteri yang berbentuk basil adalah bakteri yang bentuknya menyerupai tongkat
pendek atau batang kecil silindris. Basil mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka
ragam. Basil ada yang lebarnya antara 0,2 sampai 2,0 μ, sedang panjangnya ada yang
satu sampai 15 μ.
- Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya
Salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
- Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
- Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang
membentuk rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.
3. Bakteri bentuk spiral
Spiral adalah bakteri yang bengkok atau tidak lurus atau berbentuk silinder. Bakteri
yang berbentuk spiral itu tidak banyak terdapat. Spiral terbagi menjadi tiga bentuk
diantaranya :
1. Vibrio atau bakteri koma
Batang melengkung seperti koma dan kadang membelit seperti huruf S. Mempunyai
spiral yang pendek, sehingga dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya
Vibrio cholera penyebab penyakit kolera.
2. Spiral
Bentuknya seperti spiral atau seperti lilitan yang bersifat lentur. Pada saat bergerak,
tubuhnya dapat memanjang dan mengerut. Individu-individu sel yang tidak saling
melekat, misalnya Spirillum
3. Spirocheta
Bentuknya seperti spiral tetapi pergerakannya sangat aktif yang dimungkinkan karena
adanya flagela yang membelit diketahui bentuk aslinya.

Anatomi bakteri

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung
atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel
bermembran seperti kloroplas dan mitokondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga
bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,
sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospore.

1. Struktur luar sel


a. Flagela
Flagela terdapat pada salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada permukaan sel.
Fungsinya untuk bergerak.
Golongan basil yang dapat bergerak mempunyai flagel yang tersebar baik pada ujung-ujung
maupun pada sisi.
Berdasarkan tempat kedudukan flagel tersebut bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jika flagel hanya satu dan flagel itu melekat pada ujung sel maka bakteri tersebut
monotrik
2. Jika flagel yang melekat pada salah satu ujung itu banyak maka bakteri tersebut disebut
lofotrik
3. Jika banyak flagel yang melekat pada kedua ujung sel maka bakteri tersebut disebut
amfitrik.
4. Jika flagel tersebar dari ujung sampai pada semua sisi bakteri maka bakteri tersebut
disebut peritrik.
5. Jika bakteri tersebut tidak memiliki flagel sama sekali maka bakteri tersebut disebut atrik
Akan tetapi flagela bukanlah satu-satunya sarana untuk bergerak bagi bakteri.
b. Pili atau Pilus dan Fimbria atau Fimbriae
Pili atau pilus ini banyak dimiliki oleh bakteri gram negatif. Apendiks ini yang disebut pilus
(jamak, pili) merupakan organ tambahan berbentuk benang yang berukuran lebih pendek,
lebih lurus, dan jauh lebih kecil daripada flagela.
c. Kapsul (lapisan lendir)
Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya.
Jika lendir ini cukup tebal maka bungkus itu disebut kapsul atau lapisan lendir terdiri atas
hasil metabolisme yang disekresikan misalnya : karbohidrat dan pada species tertentu
mengandung unsur N atau P. Jadi kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein
dan glikogen yaitu glikoprotein.
d. Selongsong
Beberapa spesies bakteri, terutama dari lingkungan air tawar dan marin atau tempat yang
kotor atau tempat pembuangan limbah terbungkus di dalam selongsong atau tubul.
Selongsong tersebut terdiri dari senyawa-senyawa logam tidak larut, seperti feri dan mangan
okside yang mengendap di sekeliling sel sebagai produk dari kegiatan metaboliknya.
e. Tangkai
Spesies-spesies bakteri tertentu dicirikan oleh pembentukan suatu embel-embel setengah
kaku yang memanjang dari sel yang disebut tangkai. Diameter dari apendiks itu lebih kecil
daripada diameter sel yang menghasilkannya.
f. Dinding sel
Dinding sel terletak dibawah substansi ekstraseluler seperti kapsul atau lendir dan diluar
membran sitoplasma terletak di dinding sel adalah suatu struktur yang amat kaku yang
memberikan bentuk pada sel.
Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dari
dinding sel adalah:
1. menyediakan komponen struktural yang kaku dan kuat yang dapat menahan tekanan
osmosis yang tinggi disebabkan kimia tinggi ion organik dalam sel, sehingga dapat
melindungi sel,
2. memberi perlindungan pada lapisan protoplasma, berperan dalam reproduksi sel, turut
mengatur pertukaran zat dari dalam dan luar sel, mempengaruhi kegiatan metabolisme.
g. Benang aksial
Benang aksial terdiri dari fibril yang dililitkan secara spiral disekelilingi organisme dan
menempel pada kedua kutub sel. Benang aksial terletak di luar dinding sel yang tersusun
atas fibril yang saling bertumpukan. Benang akasial berfungsi sebagai alat untuk
menggerakan (motilitas) spirochaeta karena benang akasial ini hanya terdapat pada
spirochaeta.
2. Struktur di sebelah dalam dinding sel
a. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel
organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermeable dan berfungsi mengatur
keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.
Membrane sitoplasma memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah :
1. Pada organisme aerob membran ini mengangkut elektron dan proton yang
dibebaskan pada waktu oksidasi dan mengubah energi yang dihasilkan dari oksidasi
menjadi energi kimia yang dapat digunakan oleh sel.
2. Membran sitoplasma mengandung enzim yang diperlukan untuk sintesis dan
pengangkutan peptidoglikan, asam teikoat dan komponen membran luar sel
3. Mengeluarkan enzim hidrolistis luar sel
4. Menjamin pemisahan material nukleus (DNA) ke sel anak pada waktu
pembelahan sel.
5. Mengatur pengangkutan sebagian besar senyawa yang memasuki dan
meninggalkan sel.
b. Mesosom
Invaginasi (lekukan atau melipat kearah dalam membran sitoplasma akan biasanya
menghasilkan suatu struktur, biasanya bentuknya tak menentu yang disebut mesosom.
Mesosom selalu sinambung dengan membran sitoplasma, mereka sering dijumpai
bermula pada titik tempat membran memulai invaginasi sebelum terjadinya pembelahan
sel dan mereka jadi lekat pada daerah nukleus.
c. Lembar fotosintetik/Kromatofor
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma.
Membran yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik
(tilakoid).
d. Cairan sel atau sitoplasma
Cairan sel atau sitoplasma atau disebut juga protoplasma. Protoplasma 80 % terdiri atas
air, selain itu protoplasama juga mengandung asam nukleat, protein, karbohidrat, lipida,
ion organik, belerang, kalsium karbohidrat dan volutin yaitu suatu zat yang banyak
mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang mudah menyerap zat warna tertentu.
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan).
e. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan
materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti
kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA
tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis
protein bakteri, dan merupakan zat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai
kromosom bakteri.
f. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA
nonkromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali
DNA kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik,
gen patogen.
g. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik
protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom
tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000
ribosom, atau kira-kira ¼ masa sel bakteri tersebut.
h. Spora
Pada beberapa spesies bakteri memiliki spora yang letaknya berbeda-beda, misalnya
1. Bakteri Bacillus cereus letak spora eliptikal (letaknya di bagian sentral).
2. Pada bakteri clostridium tetani memiliki spora berbentuk bola yang letaknya di
ujung terminal, dan
3. Pada spora ovoid yang letaknya dekat ujung atau subterminal.
i. Eksospora
Tidak semua bakteri memiliki eksospora. Salah satu bakteri yang memiliki eksospora
yakni Streptomyces, eksospora menghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang
disangga di ujung hifa, suatu filamen vegetatif. Eksospora ini serupa dengan
pembentukan spora pada beberapa cendawan.
j. Endospora
Endospora hanya terdapat pada bakteri. Merupakan tubuh berdinding tebal dan sangat
resisten, dihasilkan oleh semua spesies Bacillus, clostridium, dan Sporosarcina. Salah
satu ciri unik endospora bakteri ialah susunan kimiawinya. Semua endospora bakteri
mengandung sejumlah besar asam dipikolinat, yaitu suatu substansi yang tidak terdeteksi
pada sel-sel vegetatif. Letak endospora di dalam sel serta ukurannya selama
pembentukannya tidaklah sama bagi semua spesies.

Langkah-langkah utama didalam proses tersebut adalah sebagai berikut :


a) Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen dan invaginasi membawa sel ke
dekat satu ujung sel membentuk suatu struktur yang disebut bakal spora.
b) Pembentukan sederetan lapisan yang menutupi bakal spora, yaitu korteks spora
diikuti dengan selubung spora berlapis banyak.
c) Pelepasan spora bebas seraya sel mengalami irsis.
JAMUR
Jamur atau cendawan merupakan organisme yang heterotrofik. Mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang
terlarut, maka mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang kompleks.
A. Morfologi Jamur
Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
a. Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
 Khamir Murni
Adalah khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan
pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes
(Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala,
Nadsonia sp).
 Khamir Liar
Adalah khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini
mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki
telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak
dengan bau yang lebih menyenangkan.
 Khamir Atas
Adalah khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu
fermentasi, sehingga khamir itu dibawa ke permukaan.
 Khamir Dasar
Adalah khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian
awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar.
 Khamir Palsu atau Torulae
Adalah khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan
spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus
neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).
b. Kapang.
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa
filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan
sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama.
Ada 3 macam morfologi hifa:
1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau
sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang
memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang
lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan
lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.
B. Anatomi Jamur
Jamur tersusun dari benang-benang yang panjang yang dihubungkan bersama dari ujung
keujung. Benang-benang itu disebut hifa. Banyak jamur mempunyai dinding sekat (septat)
dalam hifanya yang membagi masing-masing hifa menjadi banyak sel dengan nucleus pada
masing-masing sel, susunan semacam ini disebut sebagai hifa bersekat.
C. Reproduksi Jamur
Spora aseksual,yang berfungsi untuk penyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar.
Ada banyak spora aseksual :
a. Konidiospora atau konidium.
Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar lagi
bersel banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk diujung atau disisi suatu
hifa.
b. Sporangiospora.
Spora bersel ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium diujung hifa khusus
(sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah
sporangiospora yang motil,motilitasnya disebabkan oleh adanya flagelum.
c. Oidium atau artrospora.
Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
d. Klamidospora.
Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan
buruk,terbentuk dari sel-sel hifa somatik.
e. Blastospora.
Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora. Spora seksual, yang
dihasilkan dari peleburan 2 nukleus. Terbentuk lebih jarang, lebih kemudian dan dalam
jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan spora aseksual. Juga,hanya terbentuk
dalam keadaan tertentu.
Ada beberapa tipe spora seksual :
a. Askospora.
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus.
Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus.
b. Basidiospora.

Spora bersel satu ini terbentuk diantara struktur berbentuk gada yang dinamakan
basidium.

c. Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdinding besar yang terbentuk apabila ujung-ujung dua
hifa yang secara seksual serasi,disebut juga gametangia,pada beberapa cendawan
melebur.
d. Oospora.
Spora ini terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan
telur,atau oosfer,oleh gamet jantan yang terbentuk didalam anteredium menghasilkan
oospora.
VIRUS

Virus adalah parasit intraselular obligat. Virus memberikan perhatian pada satuan biologi yang
dalam karena virus sendiri tidak memiliki kehidupan, sebab virus memanifestasikan kehidupan
sendiri yang diukur oleh reproduksi hanya setelah berhasil memasuki sel inang yang rentan.

Tiga teknik dasar yang digunakan untuk menentukan ukuran virus adalah :

1. Filtrasi melalui membran yang degradasi yang ukuran pori membrannya diketahui.

2. Sentrifugasi kecepatan tinggi (100.000 kali lebih besar dari gravitasi)

3. Pengamatan langsung dengan mikroskop electron

Virus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Virus Bakterial

Bakteriofage (atau sederhananya fage) yaitu virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat
bereproduksi didalam sel bakteri, ditemukan secara terpisah oleh Frederick W. T di Inggris pada
tahun 1915 dan oleh Felix d’Herelle di institut Pasteur di Paris pada tahun 1917.

Ciri-ciri umum

Virus bacterial tersebar luas di alam. Bagi kebanyakan (tidak semua) bakteri, ada fage. Dengan
teknik yang sesuai, fage-fage ini dapat diisolasi dengan mudah di laboraturium. Bakteriofage
seperti halnya semua virus, terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang dikelilingi selubung
protein. Virus bacterial terdapat dalam bentuk yang berbedabeda, meskipun banyak yang
mempunyai ekor yang digunakannya untuk melewatkan asam nukleatnya ketika menginokulasi
sel inang.
Morfologi dan struktur

a. Morfologi

Mikroskop elektron telah memungkinkan ditentukannya ciri-ciri struktural virus bakterial.


Semua fage mempunyai inti asam nukleat yang ditutupi oleh selubung protein atau kapsid.

Virus bakteri dapat dikelompokkan kedalam enam tipe morfologis, yaitu :

1. Tipe yang paling rumit mempunyai kepala heksagonal, ekor yang kaku dengan seludang
kontraktil dan serabut ekor.

2. Serupa dengan yang pertama, tipe ini mempunyai kepala heksagonal tetapi tidak
mempunyai seludang kontraktil, ekornya kaku dan mengenai serabut ekor ada yang mempunyai
dan ada yang tidak.

3. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala heksagonal dan sebuah ekor yang lebih pendek
daripada kepalanya. Ekornya itu tidak mempunyai seludang kontraktil dan mengenai serabut
ekor ada yang mempunyai dan ada yang tidak.

4. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor dan kepalanya tersusun dari kapsomer
besar.

5. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari kapsomer
kecil.

6. Tipe ini berbentuk filamen.

b. Struktur fage

Fage seperti halnya semua virus, dijumpai dalam dua bentuk struktural yang mempunyai simetri
kubus atau helikal. Pada penampilan keseluruhan, fage kubus adalah bentuk pada teratur,atau
lebih spesifiknya polihedra (tunggal, polyhedron) sedangkanfage helikal berbentuk batang.

Beberapa Bakteriofage Escherichia coli Kelompok bakteriofage yang diteliti paling ekstensif
adalah fagekoli, dinamakan demikian karena menginfeksi Escherichia coli galur B yang non
motil.

 Isolasi dan kultivasi virus bacterial

Virus bacterial mudah diisolasi dan dikultivasi pada biakan bakteri yang mudah dan sedang
tumbuh aktif dalam kaldu atau cawan agar.

 Reproduksi virus bacterial


Banyak dari apa yang diketahui mengenai reproduksi bakteriofage telah diperoleh dari penelitian
mengenai fage-fage T yang bernomor genap yang virulen pada E. coli (T2, T3, T6). Kita akan
menggunakan fage-fage ini sebagai suatu model untuk membahas reproduksi fage.

Penetrasi yang sesungguhnya oleh fage ke dalam sel inang bersifat mekanis, tetapi
mungkin dipermudah oleh suatu enzim, lisozim, yang dibawa pada ekor fage yang mencernakan
dinding sel. Penetrasi tercapai bila :

1. Serabut ekor virus melekat pada sel dan ekor terikat erat pada diding sel.
2. Seludang sel berkontraksi, mendorong inti ekor kedalam sel melalui dinding sel dan
membran sel.
3. Virus itu menginfeksikan DNAnya seperti sebuah alat suntik menyuntikkan vaksin.
Seludang proteinnya yang berbentuk kepala fage dan struktur ekor virus tetap
tertinggal diluar sel. Setelah melakukan penetrasi virus berikutnya melakukan
replikasi yang diikuti dengan siklus yang dimilliki (lisogenik atau litik).
 Lisogeni
Pada lisogeni DNA virus fage tenang itu tidak mengambil alih fungsi gen-gen sel
tetapi menjadi tergabung ke dalam DNA inang dan menjadi profage pada
kromosom bakteri, berlaku seperti gen.
c. Virus Hewan dan Tumbuhan
Seperti halnya bakteriofage, virion hewan dan tumbuhan tersusun dari suatu inti asam
nukleat yang terletak di tengah dikelilingi oleh suatu kapsid yang terbuat dari kapsomer-
kapsomer. Semua virion memiliki struktur simetri sejati. Namun pada beberapa virus
hewan, nukleokapsid (asam nukleat dan kapsid) dibungkus oleh suatu membran luar yang
disebut sampul, yang terbuat dari lipoprotein dan menyembuntikan simetri ini.
1. Morfologi
Virus hewan dan tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok,
berdasarkan pada morfologi keseluruhan sebagai berikut :
a). Ikosahedral
Contoh-contohnya ialah poliovirus dan adenovirus masing-masing merupakan
penyebab penyakit polio dan infeksi saluran pernafasan.
b). Helikal
Virus rabies merupakan salah satu contohnya, banyak virus tumbuhan yang berbentuk
heliks.
c). Bersampul
Nukleokapsid bagian dalam virus ini yang dapat berbentuk ikosahedral ataupun
helikal dikelilingi oleh sampul seperti membrane.
d). Kompleks
Beberapa virus mempunyai struktur yang rumit sebagai contoh virus stomatitis
vesiculer (patogen pada ternak) berbentuk peluru dan bagian luar virion mempunyai
duri-duri seperti yang dijumpai pada sampul.
2. Stuktur dan Komposisi
Seperti halnya bakteriofage virion hewan dan tumbuhan tersusun dari suatu inti asam
nukleat yang terletak ditengah dikelilingi oleh kapsid, yang terbuat dari kapsomer-
kapsomer.
Virus-virus ini tidak terpengaruh oleh pelarut lemak.
a. Asam nukleat
Seperti halnya bakteriofage virus-virus ini hewan dan tumbuhan mengandung DNA
atau RNA.
Ada empat jenis asam nukleat yang mungkin yaitu :
- DNA berutasan tunggal
- RNA berutasan tunggal
- DNA berutasan ganda
- RNA berutasan ganda
b. Protein
Merupakan komponen kimiawi utama yang lain pada virus, dan merupakan bagian
yang terbesar dari kapsid.
c. Lipid
Berbagai ragam senyawa lipid (lemak) telah ditemukan pada virus. Senyawa-senyawa
ini meliputi fosfolipid, glikolipid, lemak-lemak alamiah, asam lemak aldehide lemak
dan kolesterol, fosfolipid adalah substansi lipid yang predominan dan dijumpai pada
sampul virus.
d. Karbohidrat
Semua virus mengandung karbohidrat karena asam nukleatnya itu sendiri
mengandung ribose dan deoksiribose. Beberapa virus hewan bersampul, seperti virus
influenza dan miksovirus yang lain, pada umumnya terdapat duri-duri yang terbuat
dari glikoprotein.
PROTOZOA
Morfologi Protozoa
1. Protozoa parasitik
Protozoa terdiri dari genera dan spesies yang banyak sekali jumlahnya. Protozoa
parasitik telah mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga tidak dapat hidup di
luar tubuh hospes. Protozoa parasitik diduga umumnya telah mengalami degenerasi
dan kehilangan banyak organ-organ yang dimiliki oleh Protozoa yang hidup bebas.
2. Stadium Protozoa
Pada umumnya Protozoa mempunyai dua stadium, yaitu:
Stadium vegetatif/trofozoit/proliferatif
Merupakam bentuk yang aktif.
1. Stadium Kista
Merupakan bentuk yang tidak aktif dan berfungsi sebagai alat pertahanan dan
reproduksi.
i. Ukuran
Ukuran Protozoa berkisar dari submikroskopik sampai mikroskopik. Umumnya
bentuk parasitik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
Protozoa yang hidup bebas.
ii. Bentuk
Protozoa mempunyai bentuk yang beragam, dan bentuk tubuhnya yang disesuaikan
dengan cara kehidupan dan lingkungan tempat tinggalnya.
iii. Komponen Protozoa
Komponen dasar tubuh Protozoa adalah protoplasma yang terdiri dari nukleus dan
sitoplasma.
iv. Inti
Inti Protozoa terdiri dari berbagai bentuk, ukuran dan struktur. Komponen penting
inti Protozoa adalah:
- Membran inti
- Kromatin
- Kariosom (karyosoma, endosoma, nucleolus)
- Nukleoplasma
Berdasarkan jumlahnya, inti terbagi menjadi:
- Inti satu
- Inti dua: terbagi menjadi makronukleus yang mengendalikan aktifitas trofik dan
mikronuleus yang mengendalikan aktivitas reproduksi.
- Inti banyak
Berdasarkan strukturnya, inti dibedakan menjadi:
- Inti vesikular
Butir-butir kromatin berkumpul membentuk satu massa dengan jumlah nukleoplasma
yang banyak.
- Inti granular/inti kompak
Butir-butir kromatin tersebar merata dengan jumlah nukleoplasma yang sedikit,
karena itu bersifat padat.
v. Sitoplasma
Sitoplasma Protozoa tidak berbeda kepentingannya dari sel hewan multiseluler.
Sitoplasma pada dasarnya adalah emulsi yang terdiri dari paling sedikit 2 substansi.
Sitoplasma pada Protozoa dibedakan menjadi:
1. Endoplasma
Mengandung inti dan berfungsi dalam reproduksi serta pengaturan gizi sel. Dalam
endoplasma terdapat vakuola makanan, makanan cadangan, vakuola kontraktil dan
benda kromatoid.
2. Ektoplasma
Merupakan daerah bagian luar dan mempunyai konsistensi yang lebih pekat
dibanding endoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai alat pergerakan (organel
lokomotor), pengambilan makanan, ekskresi, respirasi dan pertahanan diri.
Organel Lokomotor
1. Pseudopodia (kaki palsu), dibedakan menjadi:
a. Lobopodium
Dibentuk dari perpanjangan ektoplasma yang diikuti oleh aliran endoplasma
(misalnya: pada Amoeba proteus). Lobopodium berbentuk seperti jari-jari atau lidah,
kadang-kadang bercabang, dan ujung distalnya bulat. Lobopodium dibentuk secara
cepat dan cepat juga ditarik kembali.
b. Filopodium
Hanya merupakan penjuluran ektoplasma. Kadang-kadang bercabang, tetapi cabang-
cabang ini tidak beranastomose.
c. Rhizopodium
Bersifat filamen sama seperti filopodium, tetapi bercabang dan beranastomose.
d. Aksopodium
Tidak menyerupai ketiga tipe yang lainnya, merupakan struktur semipermanen dan
tersusun dari batang aksial dan pembungkus sitoplasmik. Batang-batang aksial
timbul dari pusat tubuh atau inti dari masing-masing inti yang banyak atau dari
daerah antara endoplasma dan ektoplasma.
2. Flagela
Flagela adalah organel yang menyerupai cambuk dan merupakan perpanjangan
bersifat filamen dari sitoplasma dan biasanya sangat halus dan mempunyai daya getar
sangat tinggi. Flagela berasal dari blefaroplas.
3. Silia
Silia merupakan organel lokomotor yang ditemukan pada Ciliata dan merupakan
penjuluran ektoplasma dengan panjang yang seragam atau berbeda. Silia membantu
dalam menelan makanan dan sering berfungsi sebagai organ peraba.
Pengambilan Makanan Oleh Protozoa
Makanan penting yang diperlukan oleh Protozoa adalah semua bahan makanan untuk
hidup. Karena pengeluaran energi yang tetap, perlu persedian kontinyu termasuk
oksigen, senyawa kimia sederhana, bahan organik yang lebih kompleks atau bahan
protein yang lebih sempurna.
Protozoa mendapatkan makanan dalam berbagai cara, antara lain:
1. Holozoik (zootrofik, heterotrofik): menyerupai hewan.
Protozoa menangkap makanan dan menelan, mencerna dan asimilasi dan pengeluaran
bagian yang tidak dicerna. Makanan masuk melalui peristom, langsung ke dalam
sitostom (mulut rudimeter), kemudian melalui sitofaring dan masuk ke dalam vakuola
makanan.
2. Holofitik (autotrofik, fitotrofik): menyerupai tanaman
Protozoa yang mendapatkan makanan seperti tumbuhan karena memiliki klorofil
yang mengandung kromatofora. Dengan bantuan cahaya matahari, Protozoa dapat
melakukan fotosintesa dan menghasilkan oksigen dari karbondioksida yang melarut
dalam cairan tempat organisme tersebut hidup.
3. Saprozoik (saprofitik)
Protozoa memperoleh makanan dengan difusi melalui permukaan tubuh. Protozoa
yang hidup dalam tubuh orgnisme lain mendapatkan makanan dengan cara menyerap
substansi yang telah dicerna atau substansi yang membusuk dari hospes sehingga
digunakan juga istilah parasitik.
Sekresi
Sekresi Protozoa berupa enzim digestif, pigmen, enzim proteolitik, hemolisin,
sitolisin, dinding kista serta zat-zat toksik dan antigenik.
Ekskresi
Materi sampah katabolik terdiri dari air, karbondioksida dan senyawa nitrogen,
semuanya melarut dan dikeluarkan dari tubuh dengan cara:
Difusi dan tekanan osmosis
Makanan yang terdapat dalam vakuola makanan diubah bentuknya oleh enzim. Hasil
pencernaan secara perlahan-lahan diserap ke dalam sitoplasma, bahan yang tidak
dicerna dikeluarkan ke permukaan tubuh dengan cara difusi atau dikeluarkan melalui
lubang khusus (sitopig) dengan tekanan osmosis.
Vakuola kontraktil
Setelah bahan-bahan yang telah dicerna diserap ke dalam sitoplasma, bahan-bahan
yang tidak terpakai di bawa oleh vakuola kontraktil yang bergerak mendekati
permukaan tubuh dan membuang isinya ke dalam media dimana organisme tersebut
hidup.
Reproduksi
Reproduksi Protozoa terdiri dari:
1. Reproduksi Aseksual:
a. Binary Fission (Pembelahan Menjadi Dua)
Proses pembelahan menjadi dua dan menghasilkan dua individu anak yang
mempunyai ukuran hampir sama.
b. Budding
Perbanyakan dengan pertunasan yang terjadi pada Protozoa adalah pembentukan satu
atau lebih individu yang lebih kecil dari organisme induk.
c. Skizogoni
Inti membelah menjadi banyak dan masing-masing inti diliputi oleh protoplasma
sehingga terbentuk banyak merozoit.
d. Pembentukan Kista
Protozoa membentuk kista pada berbagai kondisi yang menguntungkan seperti: suhu
yang rendah, penguapan tinggi, perubahan pH yang ekstrim, kandungan oksigen yang
rendah, akumulasi produk metabolik dan populasi yang berlebihan pada tempat hidup
Protozoa.
2. Reproduksi Seksual
Penggabungan seksual dua sel gamet disebut: Syngami.
Syngami terdiri dari:
a. Kopulasi
Pada reproduksi seksual dibentuk sel gamet (sel kelamin). Sel gamet terdiri dari
isogamet (gamet-gamet yang serupa) dan anisogamet (gamet yang tidak serupa).
b. Konjugasi
Proses penyatuan dua sel gamet yang tidak permanen atau temporer yang bertujuan
untuk pertukaran bagian dari bahan inti.
Kerusakan akibat Protozoa Parasit
Kerusakan yang ditimbulkan Protozoa parasit pada hospes tergantung dari spesies,
keganasan infeksi dan lokasi parasit. Parasit yang berbeda menimbulkan kerusakan
yang berbeda pada hospes. Kerugian parasit yang ditimbulkan pada hospes, antara
lain:
1. Penggunaan makanan dan bahan lain yang penting bagi hospes.
2. Penyumbatan secara mekanis dengan bertumpuknya parasit yang banyak
(penyumbatan pada saluran pencernaan, saluran empedu atau pembuluh limfe).
3. Kehilangan darah atau cairan limfe pada hospes.
4. Kerusakan jaringan.
5. Sekresi toksin oleh parasit seperti hemolisin, histolisin dan antikoagulan
menyebabkan gangguan pada hospes.
6. Pembentukan bungkul-bungkul dan lubang-lubang pada berbagai organ.
7. Gangguan metabolisme kalsium dan fosfor.
8. Pecahnya pembuluh darah kapiler yang menimbulkan perdarahan.
9. Gambaran darah tidak normal (anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia).
Klasifikasi
Filum Protozoa yang merupakan parasit pada manusia dibagi dalam 4 kelas, yaitu:
1. Rhizopoda/Sarcodina
- Alat gerak : pseudopodia
- Reproduksi : binary fission dan pembentukan kista
2. Mastigophora/Flagellata
- Alat gerak : flagella
- Reproduksi : binary fission
3. Cilliata
- Alat gerak : silia
- Reproduksi : binary fission dan konjugasi
4. Sporozoa
- Tidak mempunyai alat gerak
- Reproduksi : Skizogoni dan gametogoni

Anda mungkin juga menyukai