Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan organisme uniseluler, prokariotik (nukleoid), tidak
berklorofil, saprofit atau parasit, pembelahan biner, termasuk protista. Bakteri
merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes,
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak
berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada
yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan
dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer
(sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut (Irianto
Koes,2006).
2.2 Sitologi Bakteri
a. Ukuran bakteri

Ukuran sel setiap jenis bakteri bervariasi, misal pada bakteri bentuk
bulat berdiameter 0,2-2,0 µm, bakteri bentuk batang memiliki panjang 2-10
µm dan lebar 0,2 sampai 1,5 µm. Bakteri terkecil Dialester pneumosintes
berukuran 0,15- 0,3. Bakteri terbesar Sprilium voluntans, ukuran lebar 1,5 µm
panjang 15 µm. Faktor yang mempengaruhi ukuran sel adalah umur sel,
lingkungan, teknik laboratorium (misal metode pewarnaan) (Irianto
Koes,2006).
b. Bentuk
1. Bentuk bulat (kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus=sferis/tidak bulat betul) dibagi
menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :
1.) Monokokus : berbentuk bulat, satu-satu contohnya
Monococcus gonorhoe
2.) Diplokokus : bentuknya bulat, bergandengan dua-dua,
misalnya Diplococcus pneumonia
3.) Streptokokus : memiliki bentuk bulat bergandengan
seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel
ke satu atau dua arah dalam satu garis.
4.) Tetrakokus : berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun
dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil
pembelahan sel kedua arah.
5.) Sarkina : berbentuk bulat, terdiri atas 8 sel yang
tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah contohnya
Sarcina sp.
6.) Stafilokokus : berbentuk bulat tersusun seperti kelompok
buah anggur sebagai hasil pembelahan sel
kesegala arah.
7.) Mikrococcus : jika kecil dan tunggal (Irianto Koes,2006).
2. Bentuk Batang (Basil)
Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang
panjang dan batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk
batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis
tengah sama atau tidak sama diseluruh bagian panjangnya. Selain itu
bakteri bentuk batang juga dapat dipisahkan sebagai berikut
a. Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya
Escherichia coli dan Salmonella typi
b. Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
Diplobacillus sp.
c. Streptobasil , berupa batang bergandengan seperti rantai,
contohnya Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp
(Irianto Koes,2006).
3. Bentuk lengkung (Spiral) dibagi menjadi :
a. Koma (Vibrio), berbentuk lengkungan kurang dari stenga
lingkaran, contohnya Vibrio colerae, penyebab penyakit
kolera.
b. Spiral, berupa lengkungan lebih dari setengah lingkaran,
contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam
dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainya.
c. Spirooseta, berupa spiral yang halus dan lentur, contohnys
Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis.
c. Anatomi/ Struktur sel
1. Dinding Sel
a) Struktur kompleks, semi kaku tebal 10-23 nanomikron,
mengelilingi membran sitoplasma,
b) Fungsi memberi bentuk sel dan melindungi isi sel dan
pengaruh luar sel
c) Tersusun makromaoekul peptidoglikan (murein) yang terdiri
dari disakarida dan polipeptida. Disakarida terdiri dari
monosakarida.
2. Membran plasma/sitoplasma
a) Merupakan struktur tipis dibawah dinding sel dan
membungkus sitoplasma sel, tersusun fosfolipid dan protein
membentuk strukur fosfolipid bilayer yang terdiri dari bagian
kepala tersusun fosfat dan gliserol sehingga bersifat hidrofil
(polar dan larut air), bagian ekor tersusun dari asam lemak
sehingga bersifat hidrofob (non polar dan tidak larut air).
Gugus polar pada ke dua permukaan dan gugus non polar pada
bagian dalam bilayer.
b) Tidak mengandung sterol, sehingga kurang “rigid” daripada
membran eukariotik.
c) Fungsi yaitu sebagai membrane selective permiabel
(semipermeabel) yaitu barier selektif terhadap bahan/ materi
yang masuk dan keluar sel.
3. Sitoplasma
a. Substansi sel dalam membrane plasma, tersusun dari air 80%,
ptotein, karbohidrat, lipid, ion anorganik, senyawa dengan BM
rendah.
b. Bersifat tebal, semitransparan dan elastis.
c. Tersusun dari nucleoid yang mengandung kromosom dan
ribosom, dan inclusion.
d. Struktur Eksternal
1. Glycocalix
a) Substansi di sekeliling sel
b) Berlendir, polimer gelatinous dan tersusun dari polisakarida
polipeptida atau keduanya.
2. Flagella
a) Merupakan tonjolan filamentous untuk pergerakan/motilitas
Terdiri atas 4 monotrik, ampritik, peritrik, dan lophotrik.
3. Fimbriae dan Pilus
a) Fimbriae Jumlah banyak, fungsi untuk adherence pada host
b) Pili : jumlah sedikit, fungsi transfer DNA dari satu sel ke sel
yang lain Streptobasil , berupa batang bergandengan seperti
rantai, contohnya Streptobacillus moniliformis dan
Azotobacter sp (Irianto Koes,2006).
2.3 Jamur (Fungi)
Fungi berasal kata dari bahasa latin dan yunani, yakni mushroom. Fungi
atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu
organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk
kedalam organisme heterotrof absortif dimana fungi mengambil makanan
dari lingkungan sekitar dengan cara mengabsorbsinya (Waluyo Lud,2005).
A. Tipe-tipe Fungi
1. Myxomycetes (jamur lendir)
Jamur |endir adalah tipe fungi yang miirip dengan protozoa,
karena mempunyi tipe pertumbuhan amuboid. Jamur ini ditemukan
di bawah bahan-bahan organik yang telah membusuk. Jamur ini
merupakan organisme berinti banyak pada saat berbentuk seperti
amoeboid, tetapi jamur ini dapat juga membentuk “complex
fruiting”.
2. Oomycetes (jamur berflagella)
Oomycetes dalam klasifikasi baru dimasukkan dalam
Kingdom baru, yakni Chromista. Ada dua karakteristik spesies,
yakni: Phytium penyebab penyakit “damping-off",dan
Phythophthora, yang menyebabkan penyakit pada kentang.
3. FungiTingkatTinggi
Fungi tingkat tinggi meliputi Ascomycetes, dan lebih dari
30.000 spesies telah diketahui. Fungi ini juga terdiri dari
Basidiomycetes, dengan lebih 25.000 spesies yang telah
diketahui. Beberapa contoh, Agaricus, mikoriza, jamur akar
pohon.
4. Fungi Imperfecti
Fungi Imperfecti terdiri dari kelompok Deuteromycetes,
misalnya Penicillium.
5. Miselium Steril
Miselium steril adalah jamur yang bereproduksi hanya
dengan fragmentasi hifa. Hal ini berarti jika hifa membelah
menjadi fragmen, dengan setiap fragmen dapat memulai
bentukan baru miselium. Ketika spora ditemukan, miselium
steril biasanya diklasmkasikan kembali sebagai Ascomyctes.
(Waluyo Lud,2005)
2.4 Media NA (Nutrient Agar)
Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan yang digunakan termasuk
dalam kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media yang
terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia.
Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis
media umum, karena media ini merupakan media yang peling umum
digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya
media ini berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan
pemadatnya. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan
atau morfologi koloni bakteri (Rosita Aqmarin dkk,2015).
2.5 Media PDA (Potato Dextrose Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk
pertumbuhan jamur di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5
sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan
lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan
antara 25-30° C (Octavia Artha,dkk 2017).
2.6 Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)
EMBA disebut sebagai media selektif karena kandungan methylen blue
pada media bisa menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Gula yang
terdapat dalam media, yaitu sukrosa dan laktosa merupakan substrat yang
bisa difermentasi oleh sebagian besar bakteri Gram negatif, terutama bakteri
Coliform. Adanya sukrosa dan laktosa juga bertujuan untuk membedakan
antara bakteri Coliform yang mampu memfermentasi sukrosa lebih cepat
daripada laktosa dan yang tidak dapat memfermentasi sukrosa (Juwita Usna
dkk,2014).
DAFTAR PUSTAKA
Irianto Koes, 2006 Mikrobiologi. Bandung: Cv Yrama Widya
Juwita Usna, Yuli Haryani, Christine Jose, 2014. Jumlah Bakteri Coliform
Dan Deteksi Escherichia Coli Pada Daging Ayam Di Pekanbaru . 1(2):
53-54
Octavia Artha, Sri Wantini, 2017. Perbandingan Pertumbuhan Jamur
Aspergillus flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar ) dan Media
Alternatif dari Singkong (Manihot esculenta Crant. 6(2) 626-627
Rossita S Aqmarin, Kukuh Munandar, Sawitri Komarayanti, 2015.
Komparasi Media Na Pabrikan Dengan Na Modifikasi Untuk Media
Pertumbuhan Bakteri Comparison Of Medium Na Manufacturer With Na
Modifications To The Growth Medium Of The Bacteria. 9(2): 193-194
Waluyo Lud, 2005. Mikrobiologi. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai