PENDAHULUAN
Penyakit kelamin merupakan suatu fenomena yang telah lama kita kenal
tidak hanya menimbulkan gejala klinis pada alat kelamin saja, tapi juga dapat
penggunaan istilah penyakit kelamin menjadi tidak sesuai lagi dan diubah
menjadi Penyakit Menular Seksual (PMS). Namun sejak tahun 1998, istilah
PMS ini kembali diganti menjadi Infeksi Menular Seksual (IMS) untuk
pada wanita. Contoh infeksi menular seksual yaitu sifilis (Indiarsa Arief L
dkk, 2010).
golongan umur seksual aktif dan bayi yang ditularkan oleh ibu melalui
yakni proses pengujian yang lama, penyimpanan reagen pada suhu 2-8°C,
1
mahal dan diperlukan tenaga kesehatan yang ahli dibidang laboratorium.
imunocromatografi.?
imunocromatografi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis.
Penyakit ini dapat cepat di obati bila sudah dapat dideteksi dini. Kuman yang
dan susunan syaraf, serta dapat terjadi sifilis kongenital (Harahap, Marwali.
1990).
oleh bakteri Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada
banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari satu orang
maupun orogenital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang
ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Tidak dapat tertular oleh sifilis
3
2.2 Klasifikasi Penyakit Sifilis
1. Sifilis Primer
syanker pada situs infeksi. Biasanya di ujung batang pelir pada pria dan di
leher rahim atau vagina wanita. Syanker itu terlihat jelas pada pria, tetapi
pada wanita seringkali tersembunyi. Bisul itu tidak gatal ataupun sakit.
keras. Setelah 3-5 pekan, syanker itu sembuh secara spontan, dan penyakit
itu dari luar nampak tenang-tenang saja. Tetapi sementara itu organisme
2. Sifilis Sekunder
yang timbul setiap saat pada 2 sampai 12 pekan setelah hilangnya syanker.
(kelenjar getah belling yang berpenyakit) yang tersebar luas. Sifilis disebut
pula "peniru besar" karena gejala-gejala yang timbul pada stadium ini
mirip dengan yang ditimbulkan oleh penyakit lain seperti flu atau
4
tenggorokan, kelenjar getah bening yang lembek, demam, lesu dan pusing.
patogenik terjadi pada selaput lendir, mata, dan sistim syaraf pusat luka-
luka ini penuh dengan treponema. Korban dapat menderita hanya satu atau
dua dari seluruh gejala penyakit ini atau semua gejala. Stadium ini
3. Sifilis Laten
Selama stadium ini penderita sama sekali tidak menunjukkan gejala yang
Stadium ini timbul pada sekitar 30% dari orang-orang yang tidak
selama stadium laten itu menjadi jelas. Luka-luka patogenik tersier terjadi
pada sistim safar pusat, sistim pembuluh darah jantung, kulit dan organ-
organ vital lain seperti mata, otak, tulang, ginjal dan hati. Luka-luka ini
yang disebut gumata lalu pecah dan menjadi borok. Penderita dapat
5
terserang sakit jiwa, kebutaan atau penyakit jantung dan akhirnya dapat
meninggal.
5. Sifilis Syaraf
susunan syaraf pusatnya dan setengah dari golongan ini jika tidak
stadium primer dapat mencapai waktu lebih dari 5 tahun. Penyakit ini
terjadi tanpa gejala, sedangkan gejala klasik dapat timbul dalam bentuk
6. Sifilis Kardiovaskuler
Setelah 10-40 tahun sejak terjadinya sifilis primer, penderita yang tidak
kematian.
7. Sifilis Kongenital
6
janin pada waktu kehamilan pekan ke 16. Pada saat itu lapisan gel
dapat mengakibatkan kematian janin, atau bayi lahir terus mati. Infeksi
janin intra atau ekstrauteri. Jika wanita hamil baru terkena sifilis pada
darah ibu.
Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada waktu bayi lahir atau
pada tulang tibia atau sabre bone, terjadi patah tulang spontan atau
penonjolan tulang dahi. Selain itu dapat terjadi gejala penyumbatan hidung
Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada usia lebih dari satu tahun
tuli syaraf ke-8 atau tuli perseptif, defo~itas gigi seri atas tengah dan
keratitisinterstitialis.
7
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri Spirochaeta. Bakteri
ini berbentuk spiral. Terdapat empat subspesies yang sudah ditemukan, yaitu
tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat
pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di
dalam medium kental seperti lender (mucus). Dengan demikian organisme ini
dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang
8
Sifilis disebabkan oleh bakteri yang disebut Spirochaeta. Penyebarannya
disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada
kelamin melalui luka-luka goresan yang amat kecil pada epitel, dengan cara
menembus selaput lendir yang utuh ataupun mungkin melalui kulit yang utuh
lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis berkisar 10-90 hari (rata-rata 21
hari) setelah infeksi. Bila tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa
b) Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus atau di
oral)
9
2.5 Kelainan Sifilis
Singa adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang kompleks,
cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir semua alat tubuh dapat
diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil
atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat
berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat
a. Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan
dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut
menular.
b. Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para
10
Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut,
seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini.
c. Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para
penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini
penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat
d. Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak
Menurut Djuanda, dkk, (2005), hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
11
d) Menghindari alkohol dan penggunaan narkoba juga dapatmembantu
2.7 Pengobatan
Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, atau eritromicin
setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.
12
memiliki sifilis kurang dari satu tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobati
orang yang memiliki sifilis selama lebih dari satu tahun. Bagi penderita yang
memastikan bahwa bakreri telah lisis dari tubuh penderita (Djuanda, dkk,
2005).
Pada reaksi ini antibody bersifat multivalent, artinya tiap antibody didapatkan
13
1. Direk: untuk menetapkan antibody tehadap antigen yang berupa
Interpretasi hasil:
Interpretasi hasil:
2.9 Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat bereaksi dengan produk respon imun
dan merupakan sasaran respon imun. Antigen yaitu bahan yang dapat
antigen dengan berat molekul rendah dan baru menjadi imunogen apabila
diikat oleh molekul besar dan dapat mengikat antibody. Contoh hapten adalah
spesifitas:
14
1. Pembagian antigen menurut epitop:
pada 1 molekul.
2.10 Antibodi
penyebab infeksi. Molekul ini dibentuk oleh sel B dengan 2 bentuk yang
berbeda, yaitu sebagai reseptor permukaan antigen dan sebagai antibody yang
15
Menurut Ariffriani, dkk, (2016), antibody adalah bahan larut digolongkan
2. Dua rantai polipeptida panjang yang identik, rantai polipeptida ini disebut
Tiap rantai L diikat pada bagian tengah rantai H sebelahnya (Utari, dkk,
2016).
Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi
sel B akibat adanya kontak dengan antigen. Antibody yang terbentuk spesifik
ini akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum protein
dalam fraksi gammaglobulin meskipun ada pula yang ditemukan pada fraksi
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 8 April 2019 pada pukul 13.00
3.2 Tujuan
3.3 Metode
3.5.1 Alat
17
c. Centrifuge
d. Holder
e. Disposible
f. Torniquet
3.5.2 Bahan
a. Buffer sifilis
3.6 Analitik
a) Reaktif (+) : Jika terdapat garis merah pada line control dan test.
b) Non-reaktif (-) : Jika terdapat garis merah pada line control (C).
c) Invalid : Jika tidak terdapat garis merah pada line control dan test
18
BAB IV
4.1 Hasil
warna merah.
4.2 Pembahasan
golongan umur seksual aktif dan bayi yang ditularkan oleh ibu melalui
19
antibody terhadap Treponema pallidum. Untuk pengujian Treponemal
yakni proses pengujian yang lama. Metode ini banyak digunakan pada rumah
hasilnya setelah 10 menit. Pada praktikum ini didapatkan hasil negatif yang
ditandai dengan 1 garis merah yang muncul disebabkan karena serum yang
bantalan rapied tidak bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan
antibody sifilis, sehingga tidak menghasilkan 2 garis warna merah pada line
control dan line test Artinya pada serum pasien tidak terdapat bakteri
Treponema pallidum.
Untuk mengurangi risiko infeksi sifilis hindari kontak intim dengan orang
yang anda kenal terinfeksi,jika Anda tidak tahu apakah pasangan seks
20
mungkin ada kerusakan permanen pada jantung dan otak bahkan
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis.
pallidum, hal ini menandakan bahwa antibodi dan antigen tidak bereaksi.
5.2 Saran
tetes dilakukan dengan posisi tegak lurus agar volume yang ada di rapid test
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24