Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

UNIT PEMBELAJARAN 3
MODUL I
BLOK 7
“Struktur Bakteri dan Fungi”

Brilian Taufiq Efendi


Kelompok 13
12/334044/KH/07469

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
1
Learning Objektive
1. Bagaimana struktur, fungsi dan klasifikasi bakteri ?
2. Bagaimana struktur, fungsi dan klasifikasi fungi ?
3. Bagaimana metode pewarnaan bakteri?
4. Bagaimana metode pewarnaan fungi ?

Pembahasan
1. Definisi, Morfologi, Fungsi dan Jenis Bakteri
A. Definisi Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan
uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa
nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan
dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
Bakteri memiliki ciri – ciri =
a. Organisme multiseluler
b. Prokariot
c. Umumnya tidak memiliki klorofil
d. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
e. Hidup bebas
f. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
g. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.

2
B. Morfologi dan Funsi Bakteri
1) Struktur di luar dinding sel bakteri
a. Flagelum
 Merupakan suatu struktur granular tepat dibawah membran sel didalam
sitoplasma. Flagelum berfungsi untuk motilitas (pergerakan).
 Flagelum terdiri dari tiga bagian: tubuh dasar, kait, dan filamen panjang
diluar dinding sel bakteri.
 Flagelum terdiri dari subunti-subunit protein, disebut flagelin.
 Flgelum jarang dijumpai di jenis bakteri coccus, tetapi banyak dijumpai di
bacillus dan spirilum.
b. Pili/ fimbriae
 Banyak bakteri gram negatif mempunyai bentukan seperti filamen yang
bukan flagela, apendiks ini disebut pilus/ fimbriae.
 Pili berfungsi untuk melekat pada permukaan jaringan hewan/ tumbuhan
yang merupakan sumber nutriennya.
c. Kapsul
 Merupakan bahan kental yang mengelilingi sel bakteri, bahan kental ini
disekresikan dari sel dan karena kekentalannya, kapsul tidak akan mudah
berdifusi lepas dari sel.
 Berfungsi untuk mencegah kekeringan, menghambat pencabtelan
bakteriofage, anti fagosit sehingga bakteri menjadi virulen (Wahyuni,
2013).
 Kapsul bakteri penyebab penyakit-penyakit tertentu menambah
kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi.
d. Selongsong
 Bakteri yang berasal dari lingkungan air tawar atau air laut terbungkus di
dalam selongsong.
 Selongsong ini terdiri atas senyawa-senyawa logam tak larut, seperti feri
dan mangan dioksida. Senyawa-senyawa ini mengendap disekeliling sel
sebagai produk kegiatan metaboliknya (Pelczar, 1986).

3
2) Struktur di dalam dinding sel bakteri
a. Membran sitoplasma
Merupakan struktur tipis pembungkus sitoplasma, terdiri dari
fosfolipid (20-30 %) dan protein (60-70%). Berfungsi kontrol untuk aliran
substansi-substansi yang masuk dan keluar sel, transport selektif/semi
permeabel, dan sebagai respirasi sel (Wahyuni, 2013).

b. Nukleoid
Merupakan daerah khusus sel yang menjadi DNA seperti inti pada
eukariot. Sal bakteri tidak memiliki kromosom yang diskrit untuk mitosis.
DNA menempati posisi dekat pusat sel dan terikat pada sistem mesosom
membran sitoplasma sehingga disebut tubuh kromatin/nukleoid/kromosom
bakteri (Wahyuni, 2013).

c. Mesosom
Merupakan membran plasma yang melekat ke dalam. Berfungsi dalam
sintesis dinding sel dan pembelahan nukleus.

d. Sitoplasma
Di dalam sitoplasma terdapat tempat perlekatan ribosom, daerah
nukleus yang kaya akan DNA dan terdapat benda-benda inklusi (merupakan
tumpukan substansi-substansi kimia) (Pelczar, 1986).
Struktur Bakteri

4
C. Jenis Bakteri
1) Berdasarkan dari bentuknya, bakteri dibedakan atas:
a. Coccus
 Berbentuk seperti bola atau elips.
 Coccus dibagi lagi menjadi:
monococcus, diplococcus,
streprococcus, staphylococcus.
 Contoh : Streptococcus pneumoniae
dan Staphylococcus aureus.
b. Bacillus
 Berbentuk silindris atau batang.
 Bacillus dibagi lagi menjadi:
diplobacillus dan streptobacillus.
 Contoh: Salmonella typhi,
Clostridium tetani, Clostridium
sporogenes.
c. Spirillum
 Berbentuk spiral.
 Contoh: Treponema pallidium, Borrelia
anserina, dan Spirillum volutans.
d. Vibrio
 Berbentuk koma atau tidak lengkap.
 Contoh: Vibrio comma dan Vibrio
cholera.

2) Berdasarkan bentuk flagelnya bakteri dibagi menjadi:


a. Atrik: Tidak memiliki flagel sama sekali.
b. Monotrik: Memiliki flagel tunggal di salah satu ujung tubuh bakteri
Contoh Pseudomonas aeruginosa

5
c. Lofotrik : Memiliki sekelompok flagel namun hanya di salah satu ujung tubuh
bakteri. Contoh: Pseudomonas fluorsens.
d. Amfitrik : Memiliki sekelompok flagel di kedua sisi tubuh bakteri.
Contoh: Spirillum serpens.
e. Peritrik : Memiliki flagel di seluruh sisi tubuh bakteri.
Contoh: Salmonella typhi (Pelczar, 1986).

3) Berdasarkan kelembapan suhu


a. Bakteri psikrofil = bakteri yang hidup pada daerah suhu 0 - 30 C dengan
suhu optimum 15 C.
b. Bakteri mesofil = bakteri yang hidup di daerah suhu 15 – 55 C dengan suhu
25 – 40 C.
c. Bakteri termofil = bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi 40 – 75 C,
dengan suhu 50 – 65 C (Sumarsih, 2003).

4) Berdasarkan cara memperoleh makanan


a. Bakteri autrotof = bakteri yang dapat menyusun makanannya sendiri
 Bakteri fotoautrotof = bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi
untuk mengubah zat anorganik menjadi organik melalui fotosintesis.
Contoh = bakteri hijau dan bakteri ungu.
 Bakteri kemoautrotof = bakteri yang menggunakan energi kimia pada saat
terjadi perombakan dari zat molekul kimia yang kompleks menjadi
sederhana dengan melepas hidrogen, contoh : nitrosomonas
b. Bakteri heterotrof = jenis bakteri yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri.

5) Berdasar kebutuhan terhadap oksigen


a. Bakteri aerob obligat = bakteri yang hanya dapat hidup pada suasana oksigen,
contoh : nitrobacter dan hydrogenomonas.

6
b. Bakteri anaerob obligat = bakteri yang dapat hidup hanya pada suasana tanpa
oksigen, contoh : clostrodium tetani.
c. Bakteri anaerob fakultatif = bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen, contoh : E. coli (Sumarsih, 2003).
6) Berdasarkan pengecatan Gram
a. Bakteri Gram positive (+)
Dinding sel bakteri gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar
murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Senyawa lain
penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara
kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik. Asam teikoat berfungsi untuk
mengikat Mg, akan berperan dalam membran sitoplasma sehingga memberi
ketahanan pada suhu yang tinggi (Sumarsih, 2003).
b. Bakteri Gram negative (-)
Dinding sel bakteri gram negatif hanya terdiri atas satu lapis
rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel.
Murein hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di
luar rangka murein tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein,
lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 %
penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini.
Dinding sel bakteri Gram negative lebih kompleks daripada Gram +, terdapat
membran luar (Sumarsih, 2003).

2. Definisi, Morfologi, Fungsi dan Jenis Fungi


A. Definisi Fungi
Fungi adalah organisme heterotrofik, yang memerlukan senyawa
organic untuk nutrisinya.(Pelczar dan Chan.2007).
Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman,tetapi mempunyai beberapa
perbedaan,yakni:
- Tidak mempunyai klorofil
- mempunyai spora
- memproduksi spora
- Mempunyai dinding sel dengan komposisis berbeda
- Dapat berkembangbiak secara seksual dan aseksual
- Tidak mempunyai batang,cabang ,akar,dan daun
7
- Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
- Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsimasing-masing bagian
seperti pada tanaman
- tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin,glukan,selulosa,dan manan

B. Morfologi dan Fungsi Fungi


Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu
sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun
dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah
struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali
yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat
parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Hifa terbagi 3, yaitu:
 Aseptat : tidak memiliki dending sekat.
 Septat dengan sel-sel uninukleat
 Septat dengan sel-sel multinukleat (Schlegel, 1994).
Fungsi fungi :
- Dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat
(misalnya glukosa,sukrosa dan maltosa)
- Sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik dan mineral dari substratnya

C. Jenis Fungi
Berdasarkan cara hidupnya fungi ada 4, yaitu :

8
1. Parasit obligat yaitu sifat fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
2. Parasit fakultatif yaitu bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
3. Saprofit yaitu pengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit menyerap
makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
4. Mutual yaitu fungi yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
( Anonim , 2009 )
Fungi sendiri dibagi menjadi 6 divisi, yaitu :
1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
 Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
 Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium
- fase tubuh buah
 Contoh spesies : Physarum polycephalum
2. OOMYCOTINA
 Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
 Contoh spesies:
- Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
- Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3. ZYGOMYCOTINA
 Tubuh multiseluler.
 Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
 Hifa tidak bersekat.

9
 Contoh spesies:
- Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
- Rhizopus oligosporus : jamur tempe.

4. ASCOMYCOTINA
 Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
 Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
 Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
 Contoh spesies:
- Sacharomyces cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi.
- Neurospora sitophila: jamur oncom.
- Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika
penisilin.
- Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk
mengharumkan keju.
- Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap.
- Aspergillus wentii untuk membuat kecap
- Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
- Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5. BASIDIOMYCOTINA
 Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil spora.
 Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
 Contoh spesies:
 Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
 Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
 Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar
daun teh atau blister blight.

10
 Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di
daerahsubtropis
 Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
 Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum

6. DEUTEROMYCOTIA
 Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara
generatif.
 Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan
Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa
askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam
Ascomycotina.

Adapun Fungi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:


a. Khamir
Khamir termasuk cendawan ,tetapi berbeda dengan kapang,karena
bentuknya yang terutama uniseluler.Beberapa khamir tidak membentuk spora
(asporogenous) dan digolongkan dalam fungi impertekti dan lanilla membentuk
spora seksual sehingga digolongkan dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes.
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi ,yaitu dengan
panjang 1,5 mm sampai 20-50 mm dan lebar 1-10mm.Bentuk khamir bermacam-
macam yaitu bulat,ova,original,silinder,ogival yaitu bulat panjang dengan salah
satu ujung runcing,segitiga melengkung (trianguler) ,berbenuk botol,bentuk
alpukat atau lemon,membentuk psedoiselium dan sebagainya. Ukuran dan bentuk
sel khamir dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh perbedaan
umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan.
Mikrostruktur khamir terdiri dari kapsul,dinding sel,membran
sitoplasma,nukleus,satu atau lebih vacuola,mitokondria,globula lipid,volutin atau
polifosfat,dan sitoplsma.
Khamir dapat melakukan reproduksi dengan beberapa cara:
 Pertunasan
 Pembelahan

11
 Pemebelahan tunas dengan kombinasi antara pertunasan dan pembelahan
 Sporulasi atau pembentukan spora (dengan spora asexual dan seksual)
(Waluyo, 2007).

b. Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau
filamen,dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat yakni
seperti kapas.
Kapang dibedakan menjadi dua kelompok berdasrkan stuktur hifa,yaitu:
 Hifa tidak bersekat atau nonseptat,intinya tersebar disepanjang spora.
Yaitu kelas; Phycomycetes (Zygomyetes dan Oomycetes)
 Hifa bersekat atau septat.
Yaitu kelas :Ascomycetes ,Basidiomycetes, Deuteromycetes
Kapang berkembang biak dengan cara :
 Aseksual yaitu pembelahan,penguncupan,atau pembentukan spora
 Seksual yaitu dengan peleburan nukleus dari kedua induknya (Waluyo,
2007).

3. Metode Pewarnaan Bakteri


Bakteri hidup tidak berwarna, sehingga sulit dibedakan dengan lingkungannya. Meski
kontras bakteri dengan lingkungan tidak begitu mencolok tetapi susunan kimiawi
sangat berbeda. Perbedaan sifat inilah bakteri dapat diwarnai.
Berikut ini adalah jenis – jenis pewarnaan bakteri :
1. P. SEDERHANA : digunakan 1 macam zat warna (melihat morfologi bakteri)
2. P. DEFERENSIAL : digunakan lebih dari 1 macam zat warna. Untuk memilah
bakteri atau melihat struktur sel tertentu
Contoh : P. Gram, Tahan asam, Spora, Flagela, Giemsa
a. P. TAHAN ASAM : Bakteri mempertahankan zat warna karbol fuksin meski
dicuci dengan asam klorida/ alkohol
Contoh : Mikobakterium
b. P. GIEMSA : untuk preparat apus darah cuntohnya protozoa atau spesimen-
spesimen lain contohnya riketsia

12
c. P. SPORA : Terlihat sebagai bahan refraktil intrasel dalam sediaan suspensi
sel yang tidak diwarnai/sebagai daerah yang tidak berwarna
d. P. SIMPAI/KAPSUL: Dengan pewarnaan negatif/modifikasi cara Metode
‘Welch’ atau ‘Tinta India’
e. P. NEGATIF : untuk mewarnai latar belakang sel dengan zat warna asam sel
secara kontras tidak berwarna. Zat yang biasa dipakai ‘Hitam Nigrosin’
f. P. FLAGEL : Sangat halus sehingga sulit terlihat dengan mikroskop cahaya.
Dengan pemberian koloidal tidak stabil dari garam-garam asam tanat sehingga
terbentuk banyak presipitat pada dinding sel flagela, sehingga seolah-olah
bertambah sedemikian rupa sehingga setelah pewarnaan berikutnya dengan
fuksin basa flagela dapat terlihat dengan mikroskop cahaya. (Wahyuni, 2013)

4. Metode Pewarnaan Fungi


Dalam mewarnai fungi, dibutuhkan bahan – bahan berikut :
 Lactofenol cotton blue : Untuk mewarnai hifa fungi
 10% Pottasium hidroxida : Untuk mengetahui dan mewarnai fungus pada rambut,
kikisan kulit dan jaringan fungi.
 Inda ink : Mewarnai kapsul
 Gram stain : Mewarnai ada tidaknya yeast
 Kingoun acid yeast stain / Giemsa stain : Untuk mengetahui apakah fungi bersifat
dermatotik / tidak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2013.www.wikipedia.org/bakteri (diakses tanggal 25 September 2013)

Anonim2.2013.http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/
Biologi/0025%20Bio%201-5b.htm (diakses tanggal 25 september 2013)

Artanto, Sidna. 2013. Sel Jamur (Struktur, Jenis dan Fungsi). Fakultas Kedokteran Hewan
UGM. Yogyakarta

Pelczar, M.J., and Chan, E.C.S., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Cetakan 1. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta

Schlegel, H. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Sumarsih, S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran.
Yogyakarta

Wahyuni, A.E.T.H. 2011. Sel Bakteri (Struktur, Jenis dan Fungsi). Fakultas Kedokteran
Hewan UGM. Yogyakarta

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Penerbitan: Universitas Muhammadiyah Malang.


Malang

14

Anda mungkin juga menyukai