UNIT PEMBELAJARAN 3
MODUL I
BLOK 7
“Struktur Bakteri dan Fungi”
Pembahasan
1. Definisi, Morfologi, Fungsi dan Jenis Bakteri
A. Definisi Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan
uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa
nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan
dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
Bakteri memiliki ciri – ciri =
a. Organisme multiseluler
b. Prokariot
c. Umumnya tidak memiliki klorofil
d. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
e. Hidup bebas
f. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
g. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.
2
B. Morfologi dan Funsi Bakteri
1) Struktur di luar dinding sel bakteri
a. Flagelum
Merupakan suatu struktur granular tepat dibawah membran sel didalam
sitoplasma. Flagelum berfungsi untuk motilitas (pergerakan).
Flagelum terdiri dari tiga bagian: tubuh dasar, kait, dan filamen panjang
diluar dinding sel bakteri.
Flagelum terdiri dari subunti-subunit protein, disebut flagelin.
Flgelum jarang dijumpai di jenis bakteri coccus, tetapi banyak dijumpai di
bacillus dan spirilum.
b. Pili/ fimbriae
Banyak bakteri gram negatif mempunyai bentukan seperti filamen yang
bukan flagela, apendiks ini disebut pilus/ fimbriae.
Pili berfungsi untuk melekat pada permukaan jaringan hewan/ tumbuhan
yang merupakan sumber nutriennya.
c. Kapsul
Merupakan bahan kental yang mengelilingi sel bakteri, bahan kental ini
disekresikan dari sel dan karena kekentalannya, kapsul tidak akan mudah
berdifusi lepas dari sel.
Berfungsi untuk mencegah kekeringan, menghambat pencabtelan
bakteriofage, anti fagosit sehingga bakteri menjadi virulen (Wahyuni,
2013).
Kapsul bakteri penyebab penyakit-penyakit tertentu menambah
kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi.
d. Selongsong
Bakteri yang berasal dari lingkungan air tawar atau air laut terbungkus di
dalam selongsong.
Selongsong ini terdiri atas senyawa-senyawa logam tak larut, seperti feri
dan mangan dioksida. Senyawa-senyawa ini mengendap disekeliling sel
sebagai produk kegiatan metaboliknya (Pelczar, 1986).
3
2) Struktur di dalam dinding sel bakteri
a. Membran sitoplasma
Merupakan struktur tipis pembungkus sitoplasma, terdiri dari
fosfolipid (20-30 %) dan protein (60-70%). Berfungsi kontrol untuk aliran
substansi-substansi yang masuk dan keluar sel, transport selektif/semi
permeabel, dan sebagai respirasi sel (Wahyuni, 2013).
b. Nukleoid
Merupakan daerah khusus sel yang menjadi DNA seperti inti pada
eukariot. Sal bakteri tidak memiliki kromosom yang diskrit untuk mitosis.
DNA menempati posisi dekat pusat sel dan terikat pada sistem mesosom
membran sitoplasma sehingga disebut tubuh kromatin/nukleoid/kromosom
bakteri (Wahyuni, 2013).
c. Mesosom
Merupakan membran plasma yang melekat ke dalam. Berfungsi dalam
sintesis dinding sel dan pembelahan nukleus.
d. Sitoplasma
Di dalam sitoplasma terdapat tempat perlekatan ribosom, daerah
nukleus yang kaya akan DNA dan terdapat benda-benda inklusi (merupakan
tumpukan substansi-substansi kimia) (Pelczar, 1986).
Struktur Bakteri
4
C. Jenis Bakteri
1) Berdasarkan dari bentuknya, bakteri dibedakan atas:
a. Coccus
Berbentuk seperti bola atau elips.
Coccus dibagi lagi menjadi:
monococcus, diplococcus,
streprococcus, staphylococcus.
Contoh : Streptococcus pneumoniae
dan Staphylococcus aureus.
b. Bacillus
Berbentuk silindris atau batang.
Bacillus dibagi lagi menjadi:
diplobacillus dan streptobacillus.
Contoh: Salmonella typhi,
Clostridium tetani, Clostridium
sporogenes.
c. Spirillum
Berbentuk spiral.
Contoh: Treponema pallidium, Borrelia
anserina, dan Spirillum volutans.
d. Vibrio
Berbentuk koma atau tidak lengkap.
Contoh: Vibrio comma dan Vibrio
cholera.
5
c. Lofotrik : Memiliki sekelompok flagel namun hanya di salah satu ujung tubuh
bakteri. Contoh: Pseudomonas fluorsens.
d. Amfitrik : Memiliki sekelompok flagel di kedua sisi tubuh bakteri.
Contoh: Spirillum serpens.
e. Peritrik : Memiliki flagel di seluruh sisi tubuh bakteri.
Contoh: Salmonella typhi (Pelczar, 1986).
6
b. Bakteri anaerob obligat = bakteri yang dapat hidup hanya pada suasana tanpa
oksigen, contoh : clostrodium tetani.
c. Bakteri anaerob fakultatif = bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa
oksigen, contoh : E. coli (Sumarsih, 2003).
6) Berdasarkan pengecatan Gram
a. Bakteri Gram positive (+)
Dinding sel bakteri gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar
murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri. Senyawa lain
penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara
kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik. Asam teikoat berfungsi untuk
mengikat Mg, akan berperan dalam membran sitoplasma sehingga memberi
ketahanan pada suhu yang tinggi (Sumarsih, 2003).
b. Bakteri Gram negative (-)
Dinding sel bakteri gram negatif hanya terdiri atas satu lapis
rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel.
Murein hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Di
luar rangka murein tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein,
lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 %
penyusun dinding sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini.
Dinding sel bakteri Gram negative lebih kompleks daripada Gram +, terdapat
membran luar (Sumarsih, 2003).
C. Jenis Fungi
Berdasarkan cara hidupnya fungi ada 4, yaitu :
8
1. Parasit obligat yaitu sifat fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
2. Parasit fakultatif yaitu bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
3. Saprofit yaitu pengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit menyerap
makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
4. Mutual yaitu fungi yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
( Anonim , 2009 )
Fungi sendiri dibagi menjadi 6 divisi, yaitu :
1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
- fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium
- fase tubuh buah
Contoh spesies : Physarum polycephalum
2. OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
Contoh spesies:
- Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
- Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3. ZYGOMYCOTINA
Tubuh multiseluler.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
Hifa tidak bersekat.
9
Contoh spesies:
- Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
- Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4. ASCOMYCOTINA
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
Contoh spesies:
- Sacharomyces cerevisae: sehari-hari dikenal sebagai ragi.
- Neurospora sitophila: jamur oncom.
- Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum penghasil antibiotika
penisilin.
- Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna untuk
mengharumkan keju.
- Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap.
- Aspergillus wentii untuk membuat kecap
- Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-bijian.
flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
- Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae.
5. BASIDIOMYCOTINA
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai
badan penghasil spora.
Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
Volvariella volvacea : jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar
daun teh atau blister blight.
10
Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di
daerahsubtropis
Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
Puccinia graminis : jamur karat, parasit pada gandum
6. DEUTEROMYCOTIA
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara
generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan
Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa
askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam
Ascomycotina.
11
Pemebelahan tunas dengan kombinasi antara pertunasan dan pembelahan
Sporulasi atau pembentukan spora (dengan spora asexual dan seksual)
(Waluyo, 2007).
b. Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau
filamen,dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat yakni
seperti kapas.
Kapang dibedakan menjadi dua kelompok berdasrkan stuktur hifa,yaitu:
Hifa tidak bersekat atau nonseptat,intinya tersebar disepanjang spora.
Yaitu kelas; Phycomycetes (Zygomyetes dan Oomycetes)
Hifa bersekat atau septat.
Yaitu kelas :Ascomycetes ,Basidiomycetes, Deuteromycetes
Kapang berkembang biak dengan cara :
Aseksual yaitu pembelahan,penguncupan,atau pembentukan spora
Seksual yaitu dengan peleburan nukleus dari kedua induknya (Waluyo,
2007).
12
c. P. SPORA : Terlihat sebagai bahan refraktil intrasel dalam sediaan suspensi
sel yang tidak diwarnai/sebagai daerah yang tidak berwarna
d. P. SIMPAI/KAPSUL: Dengan pewarnaan negatif/modifikasi cara Metode
‘Welch’ atau ‘Tinta India’
e. P. NEGATIF : untuk mewarnai latar belakang sel dengan zat warna asam sel
secara kontras tidak berwarna. Zat yang biasa dipakai ‘Hitam Nigrosin’
f. P. FLAGEL : Sangat halus sehingga sulit terlihat dengan mikroskop cahaya.
Dengan pemberian koloidal tidak stabil dari garam-garam asam tanat sehingga
terbentuk banyak presipitat pada dinding sel flagela, sehingga seolah-olah
bertambah sedemikian rupa sehingga setelah pewarnaan berikutnya dengan
fuksin basa flagela dapat terlihat dengan mikroskop cahaya. (Wahyuni, 2013)
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2.2013.http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/
Biologi/0025%20Bio%201-5b.htm (diakses tanggal 25 september 2013)
Artanto, Sidna. 2013. Sel Jamur (Struktur, Jenis dan Fungsi). Fakultas Kedokteran Hewan
UGM. Yogyakarta
Pelczar, M.J., and Chan, E.C.S., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Cetakan 1. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Sumarsih, S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran.
Yogyakarta
Wahyuni, A.E.T.H. 2011. Sel Bakteri (Struktur, Jenis dan Fungsi). Fakultas Kedokteran
Hewan UGM. Yogyakarta
14