Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN MIKROBIOLOGI

SYIFA FADILATUL UMAH

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang
sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba, khususnya bakteri,
fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
1. BAKTERI

Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak memiliki membran inti
sel (bersifat prokariotik), serta memiliki ukuran mikroskopik artinya diperlukan
mikroskop untuk bisa melihatnya.

Struktur sel bakteri tergolong sederhana jika dibanding dengan makhluk hidup lain.
Sebab bakteri tidak memiliki inti sel (nukleus), kerangka sel, dan organel lainnya,
contohnya mitokondria dan kloroplas.

Struktur sel

Struktur sel bakteri

Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) biasanya,


semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.  Sehubungan [16]

dengan ketiadaan membran konten, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri


melayang-layang di kawasan sitoplasma yang bernama nukleoid.  Aib satu [16]

struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.  Bakteri dapat [17]

diklasifikasikan dalam dua kumpulan agung berdasarkan struktur dinding


selnya, merupakan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.  Bakteri gram [16]

positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis


molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram
negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang semakin tipis dan mempunyai
struktur lipopolisakarida yang tebal.  Metode yang dipakai bagi membedakan
[16][5]

kedua jenis kumpulan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans
Christian Gram pada tahun 1884. [16]

Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria
yang dipakai bagi bangung, melekat dan konjugasi.  Sebagian bakteri juga
[17]
memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan
dan fagositosis.  Struktur kapsul inilah yang sering kali dibuat sebagai faktor
[16]

virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia


coli dan Streptococcus pneumoniae.  Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom,
[16]

dan sebagian spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan
magnetosom.  Sebagian bakteri dapat membentuk diri dibuat sebagai endospora
[16]

yang membuat mereka dapat bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.


 Clostridium botulinum merupakan aib satu contoh bakteri penghasil
[18]

endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga
termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng. [

Ciri Bakteri

Basil (bacillus)
Berbentuk batang atau silinder dengan variasi monobasil (hanya satu), diplobacillus
(bergandengan dua-dua) dan streptobacillus (bergandengan berbentuk rantai).

Meski begitu, ada juga yang berbentuk agak bundar sehingga disebut coccobacillus.
Contoh, Bacillus anthracis.

Kokus (coccus)
Berbentuk bulat seperti bola. Variasinya adalah micrococcus (tunggal), diplococcus
(bergandengan dua-dua), tetracoccus (bergandengan empat dan membentuk bujur
sangkar), sarcina (bergerombol membentuk kubus), staphylococcus (bergerombol),
dan streptococcus (bergandengan membentuk rantai). Contohnya, Staphylococcus
aureus.

Spiral (sprillum)

Bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti spiral. Variasi bentuknya ada
vibrio (berbentuk koma, jika lengkung kurang dari setengah lingkaran), spiral (jika
bentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran), dan spirochete (bentuk lengkung
membentuk struktur yang fleksibel). Contoh, Treponema pallidum.

Bakteri kerap digambarkan memiliki bulu atau rambut disekitar tubuhnya. Benda itu
disebut flagela atau yang sering disebut juga bulu cambuk. Flagela merupakan
bagian dari struktur sel yang berbentuk batang atau spiral dan terletak pada dinding
sel dan berfungsi sebagai alat gerak.
Berbeda dari makhluk hidup lain yang membutuhkan oksigen, ada beberapa jenis
bakteri yang bisa hidup tanpa oksigen. Bakteri jenis itu disebut anaerob. Contohnya,
Micrococcus denitrificans yang dapat merombak senyawa menjadi metan.
Adapula jenis bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup atau disebut juga
bakteri aerob. Salah satu contohnya, bakteri nitrifikasi yang bisa mengubah amonia
menjadi nitrat.

Klasifikasi bakteri

Pada pengelompokan ini, bakteri dibedakan menjadi bakteri gram negatif, bakteri
gram positif, dan bakteri tidak berdinding sel.

1. Bakteri gram negatif


Bakteri gram negatif adalah bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan tipis dan
dinding sel mampu menyerap warna merah.

Contohnya, bakteri bergenus Streptomyces, Streptococcus, dan Mycrobacterium


tuberculosis.

2. Bakteri gram positif


Bakteri gram positif merupakan bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan tebal dan
dinding selnya mampu menyerap warna violet.

Contohnya, bakteri ungu, Enterobacteria, Vibrio, dan lainnya.

3. Bakteri tidak berdinding sel


Bakteri tidak berdinding sel berarti tidak memiliki dinding sel. Salah satu bakteri yang
bertipe ini adalah bakteri Micoplasma.

Klasifikasi bakteri juga dibedakan berdasarkan cara mereka mendapatkan makanan.


Secara kelompok dibedakan menjadi 3.

1. Bakteri Cyanobacteria
Kebutuhan energi didapat dari proses fotosintesis yang membutuhkan sinar
matahari, layaknya tumbuhan. Contoh kelompok Cyanobacteria adalah alga biru dan
hijau.

2. Bakteri Autotrof
Mereka dapat memproduksi makanannya sendiri. Bakteri autotrof dibedakan lagi
menjadi dua. Yakni, fotoautotrof kemoautotrof.
Fotoautotrof membutuhkan energi dari cahaya matahari untuk memproduksi
makanan dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi organik. Contohnya,
bakteri hijau dan bakteri ungu.

Sedangkan kemoautotrofmemanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat


makanannya sendiri yang terbuat dari bahan organik. Contohnya, nitrobacter,
nitrasococcus, dan nitrosomonas.

3. Bakteri Heterotrof
Kelompok bakteri ini memperoleh makanan dari organisme lain. Ada enam jenisnya.
Yakni, parasit (mendapat makanan dari bakteri/inangnya. Contohnya Borellia),
Saprofit (mendapat makanan dari sisa organisme mati. Contohnya,
Methanobacterium), patogen (dapat menyebabkan penyakit. Contohnya,
Clostridium).

Apatogen (tidak dapat menimbulkan penyakit), Eubacteria (dikenal sebagai bakteri


murni. Contohnya, Monera), dan Archaebacteria (dapat hidup ditempat ekstrem).
2. FUNGI
Jamur tidak digolongkan ke dalam kingdom plantae karena tidak mempunyai klorofil (zat hijau daun)
dan tidak dapat berfotosintesis.

STRUKTUR TUBUH JAMUR


Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah. Hifa sendiri
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiiliki pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Namun demikian  adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus
jaringan substrat.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifa:
 Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi
paru-paru penderita AIDS).
 Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi
bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
 Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana
yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen. Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.

REPRODUKSI JAMUR
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan
vegetative (aseksual). Berikut penjelasannya Grameds!

REPRODUKSI GENERATIF (SEKSUAL)


Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi lingkungan yang berubah atau
pada kondisi darurat lainnya. Keturunan yang dihasilkan sendiri memiliki genetik yang beragam
dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan. Reproduksi secara generative didahului
dengan pembentukan spora seksual yang memiliki jenis hifa berbeda.  Hifa (+) dan hifa (-) yang
berkromosom haploid mendekat dan membentuk gametangium (organ yang menghasilkan
gamet). Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan nucleus haploid yang belum bersatu.
Zigosporangium ini memiliki dinding sel yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk
bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dan kering.

Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n). Zigosporangium yang
berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora
haploid didalam zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah membentuk sporangium
bertangkai pendek dengan kromosom haploid. Sporangium haploid akan menghasilkan spora-
spora yang haploid yang memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid jatuh di
tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa
akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid.

REPRODUKSI VEGETATIF (ASEKSUAL)


Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan pembentukan tunas yang
akan tumbuh menjadi individu baru. Pada jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara
fragmentasi hifa dan pembentukan spora vegetative. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa),
potongan hifa yang putus tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan spora vegetative yang
berupa sporangiospora dan konidiospora. Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor
(tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam
kotak spora pembelahan sel dilakukan secara  mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora
dengan kromosom yang haploid (n). Adapun jamur jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai
konidia). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium
terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan banyak konidiospora dengan
kromosom yang haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat
yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

Ciri ciri kingdom fungi

1.Tubuh belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.

2. Struktur sel yang menyusun tubuh fungi bersifat eukaryotic (inti selnya memiliki membran inti) dan
memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
3.Tidak berklorofil sehingga tidak bisa membuat makanan sendiri.

4. Bentuk tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yanng bersel banyak (multiseluler).
Jenis-jenis fungi Kingdom fungi dibagi menjadi empat divisi. Perbedaan dari empat divisi tersebut
terletak pada struktur hifa dan struktur penghasil sporanya. Berikut adalah empat jenis fungi:

1. Zygomycota Zygomycota memiliki hifa yang bercabang dan tidak bersekat sehingga tampak
seperti pipa. Jenis fungi ini berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Contoh dari kelompok
zygomycota adalah Murcor mucedo, Rhizopus oryzae, Rhizopus nodusus, dan Plasmopora viticola.
Jamur tempe dan jamur roti merupakan kelompok jamur zygomycota karena struktur tubuhnya
memiliki hifa yang bercabang.

2.Ascomycota Ascomycota memiliki tubuh yang terdiri dari hifa yang bersekat.
Perkembangbiakannya secara vegetatif dan generatif. Contoh yang termasuk kelompok ascomycota
adalah Saccaharomyces cerevisiae, Penicillium notatum, Aspergillus oryzae, Aspergillus wentii, dan
Neurospora sitophila.

.3. Basidiomycota Basidiomycot pada umumnya berukuran besar sehingga mudah dilihat tanpa alat
bantu seperti lup atau mikroskop. Contoh fungi yang termasuk basidiomycota adalah Vovariella
volvacea, Auricularia polytrica, Pleurotus, Amanita muscaria, dan Exobasidium vexans.
4.Deutermycota Deutermycota disebut fungi yang tidak sempurna karena belum diketahui tingkat
seksualnya. Alat perkembangbiakan generatifnya pun belum dikenali. Contoh fungi yang termasuk
deutermycota adalah Helminthosprium oryzae, Sclerotium rolfsii, Tinea versicolor, dan
Epidermophyton floocossum.
3. ALGA
PENGERTIAN ALGA

adalah organisme yang secara morfologis sederhana, yang mengandung


klorofil dengan ukuran yang berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel
tunggal) sampai sangat besar dan multiseluler.
4.PROTOZOA
PENGERTIAN PROTOZOA
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni/kelompok. Tiap
Protozoa merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun fungsinya. sanggup
melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus.
Arti penting protozoa : Sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas
dalam lingkungan akuatik Contoh : zooplankton (hewan) hidup dari fitoplankton (tumbuhan)
yang fotosintetik Sebagai protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri.

CIRI-CIRI PROTOZOA
Morfologi protozoa bervariasi, fisiologi dan metabolismenya disesuaikan dengan kebutuhan
mereka; nutrisi adalah heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup bebas,
mereka memiliki siklus hidup yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas dan
parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk lain tahan (kista).

Bentuk dan ukuran protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk lonjong atau membola, ada yang
memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat tingkat yang
berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1 nanometer; yang lain, seperti
Amoeba proteus berukuran 600 nanometer atau lebih. Beberapa siliata yang umum mencapai ukuran
2.000 nanometer atau 2 mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa perbesaran.
 Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti) sehingga substansi genetic
atau kromosomnya terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti
(caryotheca).
 Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda.
 Protozoa termasuk kategori organisme heterotrof karena organisme ini tidak bisa
menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup.
 Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
 Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak.
 Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.
 Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit
dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi
selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan
tropozoit maka protozoa akan membentuk cysta.
 Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup
dalam lingkungan kering maupun basah.
 Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara konjugasi.
 Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) dan
bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
 Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik
(memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan
sendiri melalui fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya).
 Bagian tubuh yang digunakan sebagai alat utama untuk melakukan pergerakan yakni
flagela, silia, pseudopodia.
 Protozoa mempunyai 2 jenis cara hidup, ada yang hidup dengan cara berkelompok, ada
yang hidup sendiri.
SISTEM REPRODUKSI PROTOZOA
Pada protozoa proses reproduksi terjadi secara seksual dan juga aseksual. Namun proses
reproduksi yang sering dilakukan adalah melalui cara aseksual yakni pembelahan biner. Tahap
pembelahan menggunakan cara mitosis yang hasilnya akan terbentuk dua sel anakan. Dari
beberapa jenis protozoa seperti halnya plasmodium akan melakukan proses reproduksi melalui
cara aseksual dengan menggunakan skizogoni yang pada umumnya terjadi dibagian dalam sel
inang, selanjutnya masing-masing bagian yang terdapat pada inti akan diusir menuju keluar
secara bersamaan beserta bagian dari sitoplasma sehingga pada akhirnya terbentuklah protozoa
baru.

Sedangkan proses reproduksi melalui cara seksual yang terjadi pada protozoa bisa terjadi dengan
cara konjugasi, yang akan menggabungkan berbagai materi genetik yang diambil dari bagian sel
satu ke bagian sel yang lainnya. Bisa juga dengan menggunakan gamet melalui bantuan orang
lain untuk melakukan perkawinan sehingga membentuk zigot. Proses reproduksi secara seksual
yang terjadi pada plasmodium ialah nyamuk, zigot yang dihasilkan akan mengalami proses
mitosis sehingga akan menghasilkan banyak sporozoit.

KLASIFIKASI PROTOZOA
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Mari kenali klasifikasi protozoa dalam empat
kategori berikut ini:

RHIZOPODA
Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, contohnya
pada Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli, dan Entamoeba histolytica.
Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil bersifat amorf atau dapat
berubah – ubah bentuknya. Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :

 Ordo Lobosa: Mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang
jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
 Ordo filose: Mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang.
 Ordo foraminifera: Mempunyai pseudopodia panjang dah halus.
 Ordo helioza: Mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radien dan antarfilamen
tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
 Ordo radiolarian: Mempunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun
radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
Ciri-ciri dari rizhopodia adalah sebagai berikut :

 Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan dengan banyak kandungan zat organik di
dalamnya.
 Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
 Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki
semu.
 Bentuk tubuh secara fisik seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
 Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan
endoplasma.
 Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
 Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan lainnya.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil terdapat pada semua
rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil berfungsi
sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat
ekskresi.
Contoh dari Rhizopoda adalah sebagai berikut :

 Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler


yang disebabkan Shigella dysentriae)
 Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut sehingga
mengakibatkan radang gusi (Gingivitis)
 Entamoeba coli, membantu pembentukan vitamin K
 Foraminifera sp, fosilnya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah
yang mengandung fosil Foraminifera disebut tanah globigerina.
 Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan sapi.
FLAGELATA
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk. Jadi, organisme yang termasuk
fillum Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk. Fillum flagellata disebut juga mastigophora
(mastix : bulu cambuk dan phoros : membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat
gerak juga berfungsi untuk alat peraba dan alat penangkap makanan. Flagel juga berfungsi
sebagai alat indera. Kelompok flagellata merupakan kelompok protozoa yang unik. Beberapa
anggotanya memiliki klorofil sehingga ada yang mengelompokkannya ke dalam alga.
Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata dibagi menjadi fitoflagellata dan zooflagellata.
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran
lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplas dengan
klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata:

 Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya kemampuan


asimilasi dengan karbon),Noctiluca millaris.
 Golongan Zooflagellata,misalnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense,
Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis.
Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara yang
berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi dan ekskresinya dilakukan secara difusi oleh
permukaan tubuh. Ciri-ciri dari flagelata adalah sebagai berikut :

 Mempunyai sifat autotrof.


 Untuk bertahan hidup flagelata memakan zat organik yang terdiri dari larutan.
 Pembelahan diri dilakukan dalam bentuk memanjang.
 Cara reproduksi mastigophora yaitu : Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal.
ContohnyaEuglena viridis Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp.
 Ukuran secara fisik berkisar antara 35 sampai 60 um.
 Alat yang digunakan untuk bergerak ialah flagel.
 Bagian tubuh dari flagelata tersusun tanpa adanya rangka.
 Sel yang ada, tidak mempunyai bentuk yang tetap, artinya bisa berubah-ubah.
 Habitatnya berada di daerah perairan air tawar.
 Mempunyai sel satu.
 Jika dilihat secara umum mempunyai bagian kloroplas.
Contoh dari Flagelata adalah sebagai berikut :

 Trypanosomagambiense merupakan salah satu protozoa yang bisa mengakibatkan


penyakit tidur pada manusia.
 Noctilucamiliaris merupakan salah satu protozoa yang habitatnya berada pada daerah laut
dan seringkali dapat menyebabkan lautan memancarkan cahaya pada saat malam hari tiba.
 Myxotricha merupakan salah satu protozoa yang hidupnya berada pada bagian usus rayap
dan selanjutnya akan membantu rayap dalam mencerna kayu. Hal ini dapat terjadi karena
adanya enzim selulosa yang terkandung di dalamnya.
SPOROZOA
Sporozoa memiliki tubuh sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak
mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut
Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Hampir
semua anggota sporozoa adalah parasit.

Sporozoa melakukan pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative pembelahan berganda kemudian akan
menghasilkan banyak anak baru. Secara generative yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase
vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara seperti Plasmodium
dengan fase generative pada nyamuk Anopheles betina. Ciri-ciri dari Sporozoa adalah sebagai
berikut :

 Melakukan reproduksi dengan cara seksual bisa ditemukan pada nyamuk melalui proses
peleburan terhadap dua gamet.
 Melakukan reproduksi dengan cara aseksual ditemukan pada sporozoa melalui proses
pembentukan spora pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan sporogoni) atau bisa juga
melalui proses pembelahan diri pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan schizogoni).
 Mempunyai sifat parasit yang bisa ditemukan pada manusia dan juga hewan.
 Mempunyai sel satu.
 Tidak mempunyai peralatan untuk bergerak pada anggota tubuhnya.
Contoh dari Sporozoa adalah sebagai berikut :

 Plasmodium vivax adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit makara
tertiana.
 Plasmodium falcifarum adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit
malaria tropika.
 Plasmodium malariae adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit
malaria kuartana.
 Plasmodium ovale adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan malaria oval.
CILIATA
Memiliki bentuk relatif tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti
dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempat-tempat
yang berair misal: sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi yang
hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.

Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh. Pencernaan makanan secara internal pada
vakuola makanan. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan rambut
(silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air
masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Anggota ciliata ada yang hidup
bebas seperti Paramecium candatum, adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus
ovalis dan Balantidium coli. Ciri-ciri dari Ciliata adalah sebagai berikut :

 Mempunyai 2 bagian inti sel yakni bagian alat reproduksi seksual dan juga alat
reproduksi aseksual.
 Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara Asexual, dan Sexual (konjugasi)
 Perkembangbiakan ciliate Asexual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan
pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst.
Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan
makronucleus.
 Perkembangbiakan ciliate secara Sexual (konjugasi). Caranya adalah dua sel saling
mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang
mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan
melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu
pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Mempunyai bagian alat yang digunakan
untuk bergerak dalam bentuk rambut getar yang terdapat di bagian dinding sel.
 Habitatnya bisa ditemukan di area air tawar yang terdapat banyak kandungan zat organik.
 Mempunyai sel satu.
 Mempunyai bentuk pada bagian tubuh yang tidak berubah-ubah atau tetap.
Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah sebagai berikut :

 Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik.
 Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang banyak protozoa.
 Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.
 Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan
yang banyak mengandung sampah organik.
 

MANFAAT PROTOZOA
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut adalah zooplankton yang merupakan salah satu
sumber makanan bagi hewan air, termasuk udang, ikan, dan kepiting yang secara ekonomi
bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa anatara lainmengatur jumlah bakteri di alam, karena
protozoa adalah predator bakteri. Foraminifera, kerangka kosong mengendap di dasar laut dan
membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai pedoman untuk keberadaan minyak bumi.

DAMPAK NEGATIF PROTOZOA


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena
itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan
penyakit. Protozoa yang merugikan manusia.

5.ARCHEA

archaea, (domain Archaea), salah satu dari kelompok


organisme prokariotik bersel tunggal (yaitu, organisme
yang selnya tidak memiliki nukleus yang jelas) yang
memiliki karakteristik molekul berbeda yang
memisahkan mereka dari bakteri (kelompok prokariota
lain yang lebih menonjol) juga seperti dari eukariota
(organisme, termasuk tumbuhan dan hewan, yang
selnya mengandung inti tertentu). Archaea berasal dari
kata Yunani archaios, yang berarti "kuno" atau
"primitif," dan memang beberapa archaea
menunjukkan karakteristik yang sesuai dengan nama
itu. Anggota archaea meliputi: Pyrolobus fumarii, yang
memegang batas suhu atas untuk kehidupan pada 113
°C (235 °F) dan ditemukan hidup di ventilasi
hidrotermal; spesies Picrophilus, yang diisolasi dari
tanah masam di Jepang dan merupakan organisme
paling toleran terhadap asam yang diketahui—mampu
tumbuh pada sekitar pH 0; dan metanogen, yang
menghasilkan gas metana sebagai produk sampingan
metabolisme dan ditemukan di lingkungan anaerobik,
seperti di rawa-rawa, mata air panas, dan usus hewan,
termasuk manusia.

Dalam beberapa sistem untuk mengklasifikasikan


semua kehidupan, archaea merupakan salah satu dari
tiga domain besar makhluk hidup. Pada tahun 1977
ahli mikrobiologi Amerika Carl Woese, berdasarkan
analisis RNA ribosom, mengusulkan bahwa prokariota,
yang telah lama dianggap sebagai satu kelompok
organisme (pada dasarnya, bakteri), sebenarnya terdiri
dari dua garis keturunan yang terpisah. Woese
menyebut kedua garis keturunan ini sebagai eubacteria
dan archaebacteria. Nama-nama ini kemudian diubah
menjadi bakteri dan archaea (archaea sangat berbeda
dari bakteri), tetapi pemisahan prokariota oleh Woese
menjadi dua kelompok tetap ada, dan semua organisme
hidup sekarang dianggap oleh banyak ahli biologi
sebagai salah satu dari tiga domain besar: Archaea,
Bakteri, dan Eukarya. Analisis molekuler lebih lanjut
telah menunjukkan bahwa domain Archaea terdiri dari
dua subdivisi utama, Crenarchaeota dan Euryarchaeota,
dan satu garis keturunan kuno kecil, Korarchaeota.
Subdivisi lain telah diusulkan, termasuk Nanoarchaeota
dan Thaumarchaeota.
Habitat archaea
Archaea adalah mikroorganisme yang menentukan
batas kehidupan di Bumi. Mereka awalnya ditemukan
dan dijelaskan di lingkungan yang ekstrim, seperti
ventilasi hidrotermal dan mata air panas terestrial.
Mereka juga ditemukan di berbagai lingkungan yang
sangat asin, asam, dan anaerobik.
Meskipun banyak dari archaea yang dibudidayakan
adalah extremophiles, organisme ini di habitat ekstrim
masing-masing hanya mewakili sebagian kecil dari
total keragaman domain Archaea. Mayoritas archaea
tidak dapat dibiakkan dalam lingkungan laboratorium,
dan keberadaan mereka di mana-mana di habitat global
telah diwujudkan melalui penggunaan teknik yang
tidak bergantung pada budaya. Salah satu teknik
kultur-independen yang umum digunakan adalah
isolasi dan analisis asam nukleat (yaitu, DNA dan
RNA) langsung dari suatu lingkungan, daripada
analisis sampel kultur yang diisolasi dari lingkungan
yang sama. Studi budaya-independen telah
menunjukkan bahwa archaea berlimpah dan memenuhi
peran ekologis penting dalam ekosistem dingin dan
beriklim sedang. Organisme yang tidak dibudidayakan
di subdivisi Crenarchaeota dipostulatkan sebagai
organisme pengoksidasi amonia yang paling melimpah
di tanah dan menyumbang sebagian besar (sekitar 20
persen) mikroorganisme yang ada di picoplankton di
lautan dunia. Dalam subdivisi Euryarchaeota,
organisme yang tidak dibudidayakan di sedimen laut
dalam bertanggung jawab untuk menghilangkan
metana, gas rumah kaca yang kuat, melalui oksidasi
anaerobik dari metana yang disimpan dalam sedimen
ini. Sebaliknya, euryarchaea metanogenik (penghasil
metana) yang tidak dibudidayakan dari lingkungan
anaerobik terestrial, seperti sawah, diperkirakan
menghasilkan sekitar 10–25 persen emisi metana
global.
Perwakilan budaya Crenarchaeota berasal dari
lingkungan bersuhu tinggi, seperti mata air panas dan
ventilasi hidrotermal bawah laut. Demikian juga,
anggota Euryarchaeota yang dibudidayakan termasuk
organisme yang diisolasi dari lingkungan panas,
organisme yang metanogenik, dan organisme yang
tumbuh dengan kuat di lingkungan garam tinggi
(halofil). Organisme dalam garis keturunan
Korarchaeota dan garis keturunan Nanoarchaeota yang
diusulkan juga menghuni lingkungan bersuhu tinggi;
namun, nanoarchaea sangat tidak biasa karena mereka
tumbuh dan membelah pada permukaan archaea lain,
Ignicoccus. Nanoarchaea, yang ditemukan pada tahun
2002, mengandung sel hidup terkecil yang diketahui
(1/100 ukuran Escherichia coli) dan genom terkecil
yang diketahui (112 kilobase [1 kilobase = 1.000
pasangan basa DNA]; sebagai perbandingan, genom
manusia mengandung 3,2 miliar pasangan basa).
Anggota Korarchaeota dan Nanoarchaeota belum
terdeteksi dalam kultur murni; sebaliknya, mereka
telah terdeteksi hanya dalam kultur laboratorium
campuran.

Archaea juga ditemukan hidup berasosiasi dengan


eukariota. Misalnya, archaea metanogenik hadir dalam
sistem pencernaan beberapa hewan, termasuk manusia.
Beberapa archaea membentuk hubungan simbiosis
dengan spons. Faktanya, Cenarchaeum symbiosum
ditumbuhkan di laboratorium dengan spons inangnya
dan merupakan Crenarchaeota nontermofilik pertama
yang dikultur dan dideskripsikan. Itu adalah organisme
pertama yang dipertimbangkan untuk klasifikasi dalam
garis keturunan Thaumarchaeota yang diusulkan.

Ciri-ciri arkea
Meskipun domain Bakteri, Archaea, dan Eukarya
didirikan berdasarkan kriteria genetik, sifat biokimia
juga menunjukkan bahwa archaea membentuk
kelompok independen dalam prokariota dan mereka
berbagi sifat dengan bakteri dan eukariota. Contoh
utama dari sifat-sifat ini meliputi:
1.Dinding sel: hampir semua bakteri mengandung
peptidoglikan di dinding selnya; Namun, archaea dan
eukariota kekurangan peptidoglikan. Berbagai jenis
dinding sel ada di archaea. Oleh karena itu, tidak
adanya atau adanya peptidoglikan merupakan ciri yang
membedakan antara archaea dan bakteri.
2.Asam lemak: bakteri dan eukariota menghasilkan
lipid membran yang terdiri dari asam lemak yang
dihubungkan oleh ikatan ester ke molekul gliserol.
Sebaliknya, archaea memiliki ikatan eter yang
menghubungkan asam lemak dengan molekul gliserol.
Meskipun beberapa bakteri juga mengandung lipid
terkait eter, tidak ada archaea yang ditemukan yang
mengandung lipid terkait ester.
3. Kompleksitas RNA polimerase: transkripsi dalam
semua jenis organisme dilakukan oleh enzim yang
disebut RNA polimerase, yang menyalin cetakan DNA
menjadi produk RNA. Bakteri mengandung RNA
polimerase sederhana yang terdiri dari empat
polipeptida. Namun, baik archaea dan eukariota
memiliki banyak RNA polimerase yang mengandung
banyak polipeptida. Misalnya, RNA polimerase dari
archaea mengandung lebih dari delapan polipeptida.
RNA polimerase eukariota juga terdiri dari sejumlah
besar polipeptida (10-12), dengan ukuran relatif dari
polipeptida yang mirip dengan RNA polimerase
archaeal hyperthermophilic. Oleh karena itu, RNA
polimerase archaeal lebih mirip RNA polimerase
eukariota daripada bakteri.

4. Sintesis protein: berbagai fitur sintesis protein di


archaea mirip dengan eukariota tetapi tidak pada
bakteri. Perbedaan yang menonjol adalah bahwa
bakteri memiliki tRNA inisiator (transfer RNA) yang
memiliki metionin yang dimodifikasi, sedangkan
eukariota dan archaea memiliki tRNA inisiator dengan
metionin yang tidak dimodifikasi.

5. Metabolisme: berbagai jenis metabolisme ada di


archaea dan bakteri yang tidak ada pada eukariota,
termasuk fiksasi nitrogen, denitrifikasi, kemolitotrofi,
dan pertumbuhan hipertermofilik. Methanogenesis
(produksi metana sebagai produk sampingan
metabolisme) hanya terjadi di domain Archaea,
khususnya di subdivisi Euryarchaeota. Fotosintesis
klasik menggunakan klorofil belum ditemukan di
archaea manapun.
Strategi metabolisme yang digunakan oleh archaea
dianggap sangat beragam di alam. Misalnya, archaea
halofilik tampaknya dapat berkembang di lingkungan
dengan kadar garam tinggi karena mereka menampung
satu set gen khusus yang mengkode enzim untuk jalur
metabolisme yang membatasi osmosis. Jalur
metabolisme tersebut, yang dikenal sebagai jalur
metilaspartat, mewakili jenis anaplerosis yang unik
(proses pengisian kembali pasokan zat antara
metabolik; dalam hal ini zat antara adalah
metilaspartat). Archaean halophilic, yang mencakup
Haloarcula marismortui, organisme model yang
digunakan dalam penelitian ilmiah, diperkirakan telah
memperoleh set gen unik untuk jalur methylaspartate
melalui proses yang dikenal sebagai transfer gen
horizontal, di mana gen diturunkan dari satu spesies ke
spesies lain.

Anda mungkin juga menyukai