Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang
sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba, khususnya bakteri,
fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
1. BAKTERI
Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak memiliki membran inti
sel (bersifat prokariotik), serta memiliki ukuran mikroskopik artinya diperlukan
mikroskop untuk bisa melihatnya.
Struktur sel bakteri tergolong sederhana jika dibanding dengan makhluk hidup lain.
Sebab bakteri tidak memiliki inti sel (nukleus), kerangka sel, dan organel lainnya,
contohnya mitokondria dan kloroplas.
Struktur sel
kedua jenis kumpulan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans
Christian Gram pada tahun 1884. [16]
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria
yang dipakai bagi bangung, melekat dan konjugasi. Sebagian bakteri juga
[17]
memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan
dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering kali dibuat sebagai faktor
[16]
dan sebagian spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan
magnetosom. Sebagian bakteri dapat membentuk diri dibuat sebagai endospora
[16]
endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga
termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng. [
Ciri Bakteri
Basil (bacillus)
Berbentuk batang atau silinder dengan variasi monobasil (hanya satu), diplobacillus
(bergandengan dua-dua) dan streptobacillus (bergandengan berbentuk rantai).
Meski begitu, ada juga yang berbentuk agak bundar sehingga disebut coccobacillus.
Contoh, Bacillus anthracis.
Kokus (coccus)
Berbentuk bulat seperti bola. Variasinya adalah micrococcus (tunggal), diplococcus
(bergandengan dua-dua), tetracoccus (bergandengan empat dan membentuk bujur
sangkar), sarcina (bergerombol membentuk kubus), staphylococcus (bergerombol),
dan streptococcus (bergandengan membentuk rantai). Contohnya, Staphylococcus
aureus.
Spiral (sprillum)
Bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti spiral. Variasi bentuknya ada
vibrio (berbentuk koma, jika lengkung kurang dari setengah lingkaran), spiral (jika
bentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran), dan spirochete (bentuk lengkung
membentuk struktur yang fleksibel). Contoh, Treponema pallidum.
Bakteri kerap digambarkan memiliki bulu atau rambut disekitar tubuhnya. Benda itu
disebut flagela atau yang sering disebut juga bulu cambuk. Flagela merupakan
bagian dari struktur sel yang berbentuk batang atau spiral dan terletak pada dinding
sel dan berfungsi sebagai alat gerak.
Berbeda dari makhluk hidup lain yang membutuhkan oksigen, ada beberapa jenis
bakteri yang bisa hidup tanpa oksigen. Bakteri jenis itu disebut anaerob. Contohnya,
Micrococcus denitrificans yang dapat merombak senyawa menjadi metan.
Adapula jenis bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup atau disebut juga
bakteri aerob. Salah satu contohnya, bakteri nitrifikasi yang bisa mengubah amonia
menjadi nitrat.
Klasifikasi bakteri
Pada pengelompokan ini, bakteri dibedakan menjadi bakteri gram negatif, bakteri
gram positif, dan bakteri tidak berdinding sel.
1. Bakteri Cyanobacteria
Kebutuhan energi didapat dari proses fotosintesis yang membutuhkan sinar
matahari, layaknya tumbuhan. Contoh kelompok Cyanobacteria adalah alga biru dan
hijau.
2. Bakteri Autotrof
Mereka dapat memproduksi makanannya sendiri. Bakteri autotrof dibedakan lagi
menjadi dua. Yakni, fotoautotrof kemoautotrof.
Fotoautotrof membutuhkan energi dari cahaya matahari untuk memproduksi
makanan dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi organik. Contohnya,
bakteri hijau dan bakteri ungu.
3. Bakteri Heterotrof
Kelompok bakteri ini memperoleh makanan dari organisme lain. Ada enam jenisnya.
Yakni, parasit (mendapat makanan dari bakteri/inangnya. Contohnya Borellia),
Saprofit (mendapat makanan dari sisa organisme mati. Contohnya,
Methanobacterium), patogen (dapat menyebabkan penyakit. Contohnya,
Clostridium).
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifa:
Parasit obligat: Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi
paru-paru penderita AIDS).
Parasit fakultatif: Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi
bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit: Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana
yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen. Jamur
berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.
REPRODUKSI JAMUR
Reproduksi pada jamur terdiri atas dua yaitu reproduksi secara generative (seksual) dan
vegetative (aseksual). Berikut penjelasannya Grameds!
Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang berkromosom diploid (2n). Zigosporangium yang
berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis yang menghasilkan zigospora
haploid didalam zigosporangium. Zigospora haploid akan berkecambah membentuk sporangium
bertangkai pendek dengan kromosom haploid. Sporangium haploid akan menghasilkan spora-
spora yang haploid yang memiliki keanekaragaman genetik. Bila spora-spora haploid jatuh di
tempat yang sesuai, spora akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa
akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid.
2. Struktur sel yang menyusun tubuh fungi bersifat eukaryotic (inti selnya memiliki membran inti) dan
memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
3.Tidak berklorofil sehingga tidak bisa membuat makanan sendiri.
4. Bentuk tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yanng bersel banyak (multiseluler).
Jenis-jenis fungi Kingdom fungi dibagi menjadi empat divisi. Perbedaan dari empat divisi tersebut
terletak pada struktur hifa dan struktur penghasil sporanya. Berikut adalah empat jenis fungi:
1. Zygomycota Zygomycota memiliki hifa yang bercabang dan tidak bersekat sehingga tampak
seperti pipa. Jenis fungi ini berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Contoh dari kelompok
zygomycota adalah Murcor mucedo, Rhizopus oryzae, Rhizopus nodusus, dan Plasmopora viticola.
Jamur tempe dan jamur roti merupakan kelompok jamur zygomycota karena struktur tubuhnya
memiliki hifa yang bercabang.
2.Ascomycota Ascomycota memiliki tubuh yang terdiri dari hifa yang bersekat.
Perkembangbiakannya secara vegetatif dan generatif. Contoh yang termasuk kelompok ascomycota
adalah Saccaharomyces cerevisiae, Penicillium notatum, Aspergillus oryzae, Aspergillus wentii, dan
Neurospora sitophila.
.3. Basidiomycota Basidiomycot pada umumnya berukuran besar sehingga mudah dilihat tanpa alat
bantu seperti lup atau mikroskop. Contoh fungi yang termasuk basidiomycota adalah Vovariella
volvacea, Auricularia polytrica, Pleurotus, Amanita muscaria, dan Exobasidium vexans.
4.Deutermycota Deutermycota disebut fungi yang tidak sempurna karena belum diketahui tingkat
seksualnya. Alat perkembangbiakan generatifnya pun belum dikenali. Contoh fungi yang termasuk
deutermycota adalah Helminthosprium oryzae, Sclerotium rolfsii, Tinea versicolor, dan
Epidermophyton floocossum.
3. ALGA
PENGERTIAN ALGA
CIRI-CIRI PROTOZOA
Morfologi protozoa bervariasi, fisiologi dan metabolismenya disesuaikan dengan kebutuhan
mereka; nutrisi adalah heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup bebas,
mereka memiliki siklus hidup yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas dan
parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk lain tahan (kista).
Bentuk dan ukuran protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk lonjong atau membola, ada yang
memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat tingkat yang
berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1 nanometer; yang lain, seperti
Amoeba proteus berukuran 600 nanometer atau lebih. Beberapa siliata yang umum mencapai ukuran
2.000 nanometer atau 2 mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa perbesaran.
Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti) sehingga substansi genetic
atau kromosomnya terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti
(caryotheca).
Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda.
Protozoa termasuk kategori organisme heterotrof karena organisme ini tidak bisa
menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup.
Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak.
Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.
Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit
dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi
selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan
tropozoit maka protozoa akan membentuk cysta.
Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup
dalam lingkungan kering maupun basah.
Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara konjugasi.
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) dan
bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik
(memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan
sendiri melalui fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya).
Bagian tubuh yang digunakan sebagai alat utama untuk melakukan pergerakan yakni
flagela, silia, pseudopodia.
Protozoa mempunyai 2 jenis cara hidup, ada yang hidup dengan cara berkelompok, ada
yang hidup sendiri.
SISTEM REPRODUKSI PROTOZOA
Pada protozoa proses reproduksi terjadi secara seksual dan juga aseksual. Namun proses
reproduksi yang sering dilakukan adalah melalui cara aseksual yakni pembelahan biner. Tahap
pembelahan menggunakan cara mitosis yang hasilnya akan terbentuk dua sel anakan. Dari
beberapa jenis protozoa seperti halnya plasmodium akan melakukan proses reproduksi melalui
cara aseksual dengan menggunakan skizogoni yang pada umumnya terjadi dibagian dalam sel
inang, selanjutnya masing-masing bagian yang terdapat pada inti akan diusir menuju keluar
secara bersamaan beserta bagian dari sitoplasma sehingga pada akhirnya terbentuklah protozoa
baru.
Sedangkan proses reproduksi melalui cara seksual yang terjadi pada protozoa bisa terjadi dengan
cara konjugasi, yang akan menggabungkan berbagai materi genetik yang diambil dari bagian sel
satu ke bagian sel yang lainnya. Bisa juga dengan menggunakan gamet melalui bantuan orang
lain untuk melakukan perkawinan sehingga membentuk zigot. Proses reproduksi secara seksual
yang terjadi pada plasmodium ialah nyamuk, zigot yang dihasilkan akan mengalami proses
mitosis sehingga akan menghasilkan banyak sporozoit.
KLASIFIKASI PROTOZOA
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Mari kenali klasifikasi protozoa dalam empat
kategori berikut ini:
RHIZOPODA
Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan
menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, contohnya
pada Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli, dan Entamoeba histolytica.
Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil bersifat amorf atau dapat
berubah – ubah bentuknya. Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :
Ordo Lobosa: Mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang
jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
Ordo filose: Mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-cabang.
Ordo foraminifera: Mempunyai pseudopodia panjang dah halus.
Ordo helioza: Mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radien dan antarfilamen
tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
Ordo radiolarian: Mempunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun
radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).
Ciri-ciri dari rizhopodia adalah sebagai berikut :
Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan dengan banyak kandungan zat organik di
dalamnya.
Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki
semu.
Bentuk tubuh secara fisik seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan
endoplasma.
Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan lainnya.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil terdapat pada semua
rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil berfungsi
sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat
ekskresi.
Contoh dari Rhizopoda adalah sebagai berikut :
Sporozoa melakukan pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative pembelahan berganda kemudian akan
menghasilkan banyak anak baru. Secara generative yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase
vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara seperti Plasmodium
dengan fase generative pada nyamuk Anopheles betina. Ciri-ciri dari Sporozoa adalah sebagai
berikut :
Melakukan reproduksi dengan cara seksual bisa ditemukan pada nyamuk melalui proses
peleburan terhadap dua gamet.
Melakukan reproduksi dengan cara aseksual ditemukan pada sporozoa melalui proses
pembentukan spora pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan sporogoni) atau bisa juga
melalui proses pembelahan diri pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan schizogoni).
Mempunyai sifat parasit yang bisa ditemukan pada manusia dan juga hewan.
Mempunyai sel satu.
Tidak mempunyai peralatan untuk bergerak pada anggota tubuhnya.
Contoh dari Sporozoa adalah sebagai berikut :
Plasmodium vivax adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit makara
tertiana.
Plasmodium falcifarum adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit
malaria tropika.
Plasmodium malariae adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit
malaria kuartana.
Plasmodium ovale adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan malaria oval.
CILIATA
Memiliki bentuk relatif tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti
dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempat-tempat
yang berair misal: sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi yang
hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.
Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh. Pencernaan makanan secara internal pada
vakuola makanan. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan menggetarkan rambut
(silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air
masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Anggota ciliata ada yang hidup
bebas seperti Paramecium candatum, adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus
ovalis dan Balantidium coli. Ciri-ciri dari Ciliata adalah sebagai berikut :
Mempunyai 2 bagian inti sel yakni bagian alat reproduksi seksual dan juga alat
reproduksi aseksual.
Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara Asexual, dan Sexual (konjugasi)
Perkembangbiakan ciliate Asexual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan
pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst.
Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan
makronucleus.
Perkembangbiakan ciliate secara Sexual (konjugasi). Caranya adalah dua sel saling
mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang
mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan
melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu
pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Mempunyai bagian alat yang digunakan
untuk bergerak dalam bentuk rambut getar yang terdapat di bagian dinding sel.
Habitatnya bisa ditemukan di area air tawar yang terdapat banyak kandungan zat organik.
Mempunyai sel satu.
Mempunyai bentuk pada bagian tubuh yang tidak berubah-ubah atau tetap.
Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah sebagai berikut :
Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik.
Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang banyak protozoa.
Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.
Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan
yang banyak mengandung sampah organik.
MANFAAT PROTOZOA
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut adalah zooplankton yang merupakan salah satu
sumber makanan bagi hewan air, termasuk udang, ikan, dan kepiting yang secara ekonomi
bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa anatara lainmengatur jumlah bakteri di alam, karena
protozoa adalah predator bakteri. Foraminifera, kerangka kosong mengendap di dasar laut dan
membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai pedoman untuk keberadaan minyak bumi.
5.ARCHEA
Ciri-ciri arkea
Meskipun domain Bakteri, Archaea, dan Eukarya
didirikan berdasarkan kriteria genetik, sifat biokimia
juga menunjukkan bahwa archaea membentuk
kelompok independen dalam prokariota dan mereka
berbagi sifat dengan bakteri dan eukariota. Contoh
utama dari sifat-sifat ini meliputi:
1.Dinding sel: hampir semua bakteri mengandung
peptidoglikan di dinding selnya; Namun, archaea dan
eukariota kekurangan peptidoglikan. Berbagai jenis
dinding sel ada di archaea. Oleh karena itu, tidak
adanya atau adanya peptidoglikan merupakan ciri yang
membedakan antara archaea dan bakteri.
2.Asam lemak: bakteri dan eukariota menghasilkan
lipid membran yang terdiri dari asam lemak yang
dihubungkan oleh ikatan ester ke molekul gliserol.
Sebaliknya, archaea memiliki ikatan eter yang
menghubungkan asam lemak dengan molekul gliserol.
Meskipun beberapa bakteri juga mengandung lipid
terkait eter, tidak ada archaea yang ditemukan yang
mengandung lipid terkait ester.
3. Kompleksitas RNA polimerase: transkripsi dalam
semua jenis organisme dilakukan oleh enzim yang
disebut RNA polimerase, yang menyalin cetakan DNA
menjadi produk RNA. Bakteri mengandung RNA
polimerase sederhana yang terdiri dari empat
polipeptida. Namun, baik archaea dan eukariota
memiliki banyak RNA polimerase yang mengandung
banyak polipeptida. Misalnya, RNA polimerase dari
archaea mengandung lebih dari delapan polipeptida.
RNA polimerase eukariota juga terdiri dari sejumlah
besar polipeptida (10-12), dengan ukuran relatif dari
polipeptida yang mirip dengan RNA polimerase
archaeal hyperthermophilic. Oleh karena itu, RNA
polimerase archaeal lebih mirip RNA polimerase
eukariota daripada bakteri.