Anda di halaman 1dari 21

Premenstrual Syndrome

Anda mungkin pernah merasakan tubuh tidak nyaman menjelang menstruasi?


Anda akan merasakan gejala fisik hingga emosional pada saat mendekati waktu
haid. Tanda seperti ini biasa disebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS) atau
sindrom pramenstruasi. Penasaran apa itu PMS Anda bisa menyimak ulasan
berikut ini!

Menjelang menstruasi, biasanya wanita sering mengeluh merasakan tidak


nyaman pada tubuhnya, terutama di area perut dan payudara. Ya, hal ini sering
disebut sebagai Premenstrual Syndrome (PMS) atau sindrom pra-haid.
Pernah merasakan suasana hati berubah atau tubuh secara fisik terlihat berbeda
sebelum datangnya menstruasi? Ketika Anda mengalami PMS bisa mengganggu
kehidupan sehari-hari. Anda akan merasa bad mood seharian belum lagi menahan
rasa yang tidak nyaman nyeri otot dan sendi. Sebenarnya menstruasi merupakan
hal wajar yang alami bagi setiap perempuan. Jika PMS mengganggu aktivitas
Anda, Anda mungkin mengalami Premenstrual Syndrome (PMS). PMS adalah
perubahan yang bisa terjadi baik fisik maupun emosional sehingga mempengaruhi
Anda di berbagai tingkatan. Biasanya perubahan ini bisa terjadi satu hingga dua
minggu menjelang waktu menstruasi Anda. Setelah selesai menstruasi sindrom ini
akan hilang dengan sendirinya.

Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi adalah gejala-gejala


yang dialami wanita sebelum memasuki masa bulanan
(menstruasi). Gejala tersebut berupa perubahan fisik, perubahan perilaku, dan
perubahan emosi.
Umumnya, gejala PMS muncul 1–2 minggu sebelum hari pertama menstruasi
setiap bulannya. Tingkat keparahan gejala yang muncul berbeda-beda pada setiap
wanita, mulai dari ringan, seperti kelelahan, hingga gejala yang lebih parah,
seperti depresi.

Premenstrual syndrome atau yang biasa disebut PMS, merupakan kumpulan


gejala fisik maupun emosional yang dirasakan banyak wanita pada satu atau dua
minggu sebelum haid (menstruasi).
Sebanyak 90 persen wanita merasakan sindrom pra-haid ini dengan gejala
perut begah, nyeri payudara, sakit kepala, serta mood swing. Banyak peneliti
percaya bahwa PMS atau sindrom pra-haid terjadi akibat perubahan kadar
hormon seks dan serotonin pada awal siklus menstruasi

Tingkat estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita akan meningkat selama
waktu-waktu tertentu dalam sebulan. Nah, peningkatan hormon inilah yang
dapat menyebabkan perubahan suasana hati, rasa cemas, dan lekas marah.
Faktor Pendukung Terjadinya Sindrom Pra-Menstruasi

Tidak semua wanita merasakan kondisi ini. Selain itu, tingkat keparahan PMS bisa
berupa ringan hingga parah. Pada sindrom pra-haid yang parah, mungkin ini
dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seperti pergi bekerja atau sekolah.

PMS lebih berisiko dialami pada wanita dengan kondisi berikut:

 Memiliki level stress tinggi


 Memiliki riwayat keluarga yang mengalami depresi
 Memiliki riwayat depresi atau depresi pasca melahirkan
Penyebab Premenstrual Syndrome
Penyebab premenstrual syndrome belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada
beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya PMS, yaitu:

 Perubahan hormon
Naik turunnya hormon tertentu pada wanita, yaitu
hormon estrogen dan progesteron, dapat memicu terjadinya PMS. Hal ini
akan hilang jika wanita mengalami kehamilan atau telah menopause.
 Perubahan zat kimia di otak
Naik turunnya serotonin, yaitu zat kimia di otak yang mengatur suasana
hati, juga dapat memicu terjadinya PMS. Kurangnya jumlah serotonin di
otak dapat menyebabkan perubahan emosi, seperti rasa gelisah yang
berlebihan.
 Depresi. Beberapa wanita dengan PMS berat mengidap depresi yang tidak
terdiagnosis. Namun, itu bukan berarti depresi menyebabkan semua gejala
PMS.
Faktor risiko premenstrual syndrome
Premenstrual syndrome pada dasarnya dapat dialami oleh setiap wanita, tetapi
beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seorang wanita
mengalami PMS:

 Memiliki riwayat depresi


 Memiliki riwayat premenstrual syndrome dalam keluarga
 Mengalami trauma fisik atau emosi
 Merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol
 Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung tinggi garam atau
gula
 Jarang berolahraga
 Kurang beristirahat atau tidur
Gejala Premenstrual Syndrome

Gejala PMS pada setiap perempuan tentu berbeda. Biasanya ada satu tanda
sindrom pramenstruasi yang dialami perempuan setiap bulannya. Akan tetapi,
seiring bertambahnya usia gejala PMS akan bisa berubah. Sulit memang untuk
mengetahui gejala PMS dan menganalisa apakah Anda benar-benar terkena PMS?
Salah satu cara untuk memikirkannya dengan mengajukan pertanyaan. Apakah
perubahan mood ataupun fisik yang terjadi dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari Anda? Apakah mengganggu kehidupan pertemanan, rekan kerja, atau
keluarga? Jika iya, itu bisa dikatakan Anda terkena sindrom pramenstruasi atau
PMS. Ada cara lain untuk mengetahuinya dengan menganalisa bila Anda
mengalami gejala selama 5 hari sebelum menstruasi secara berturut-turut bisa
dikatakan mungkin PMS. Tetapi jangan khawatir, Anda bisa mengelola dan
menghadapi PMS ini lho! Anda bisa mengalihkannya dengan melakukan aktivitas
lain, seperti tidur, olahraga, meningkatkan pola makan. Lakukan sesuatu yang
membuat Anda happy! Anda bisa mempelajari cara-cara untuk menenangkan
pikiran dan tubuh Anda agar lebih baik. Jika cara itu tidak berhasil, konsultasikan
dengan dokter Anda.
Gejala PMS yang dialami setiap wanita dapat berbeda-beda dan berlangsung
dalam jangka waktu yang bervariasi.
Berikut ini adalah beberapa gejala perubahan fisik:

 Rasa nyeri pada payudara


 Berat badan bertambah
 Sakit kepala
 Pembengkakan pada tangan atau kaki
 Nyeri otot
 Kram perut
 Perut kembung
 Tumbuh jerawat
Beberapa gejala perubahan perilaku adalah:

 Mudah lupa
 Mudah lelah
 Konsentrasi memburuk
 Nafsu makan meningkat

Sedangkan perubahan emosi yang dapat terjadi ketika PMS adalah:

 Mudah marah
 Mudah menangis
 Rasa gelisah yang berlebihan
 Insomnia
 Gairah seks meningkat
 Depresi
Gejala Berdasarkan Tipe PMS

1. PMS-A: Kecemasan (High estrogen, low progesterone)

Tipe ini adalah yang paling banyak dialami sekitar 70 persen. Gejala yang
dirasakan kelompok ini adalah kecemasan, mudah marah, atau emosi yang tidak
stabil. Hal ini terjadi disebabkan oleh hormon estrogen tinggi sedangkan
progesteron rendah.

2. PMS-C: Mengidam (High insulin during first half of cycle)

Tipe PMS C ini dialami sekitar 30 persen wanita. Pada tipe ini, Anda cenderung
mengidam makanan-makanan tertentu seperti karbohidrat dan makanan manis.

Anda merasa tidak pernah puas apabila salah satu makanan sudah terpenuhi.
Hasilnya, saat PMS ini wanita jadi ingin makan terus menerus.  Kondisi ini
umumnya terjadi akibat kadar insulin yang tinggi selama separuh siklus haid.

3. PMS-D: Depresi

Dialami sekitar 30 persen wanita. Tipe PMS ini sering dikaitkan dengan tipe PMS-
A.  Terjadi akibat rendahnya estrogen dan serotonin, sehingga bisa memicu
depresi pada sebagian wanita sebelum ia mengalami menstruasi.

4. PMS-H: Hiperhidrasi

Tipe ini dialami sekitar 70 persen wanita dengan keluhan kenaikan sedikit berat
badan. Ini bisa terjadi akibat  retensi cairan atau pembengkakan di wajah,
payudara, tangan dan kaki.

5. PMS-P: Nyeri

Pada tipe ini, yang paling dikeluhkan dari sindrom pra-haid adalah rasa sakit yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hal ini terjadi karena aktivitas prostaglandin yang meningkat. Gejala PMS dapat
meliputi keluhan fisik dan emosi. Keluhan ini dapat berbeda-beda pada tiap
wanita dan berbeda setiap bulannya. Berikut adalah gejala yang umum
ditemukan:

 Sakit kepala
 Sensitif terhadap suara dan cahaya
 Bengkak dan nyeri pada payudara
 Perut begah
 Kram
 Diare atau konstipasi

Sedangkan gejala mental atau emosi meliput:

 Perasaan jadi sensitif, mudah sedih, menangis bahkan hingga depresi


 Mudah marah
 Lelah berlebihan
 Mengalami gangguan tidur
 Perubahan nafsu makan dan sering mengidam
 Gangguan konsentrasi dan kemampuan mengingat
 Merasa cemas dan tegang
 Perubahan mood secara cepat (mood swing)
 Penurunan gairah seksual
Kapan harus ke dokter

Umumnya, gejala premenstrual syndrome bisa hilang dengan sendirinya ketika


Anda sudah mulai memasuki fase menstruasi. Namun, Anda perlu melakukan
pemeriksaan ke dokter jika gejala PMS dirasa sudah sangat mengganggu atau
berlangsung terus-menerus dan tidak kunjung membaik.

Diagnosis Premenstrual Syndrome


Untuk mendiagnosis premenstrual syndrome, dokter akan melakukan tanya jawab
mengenai keluhan yang dialami oleh pasien, sejak kapan keluhan itu dirasakan,
dan bagaimana siklus menstruasi pasien. Catatan siklus menstruasi pasien sangat
dibutuhkan untuk mendiagnosis premenstrual syndrome.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di bagian
munculnya keluhan, seperti payudara dan perut.
Diagnosis premenstrual syndrome umumnya tidak membutuhkan pemeriksaan
penunjang apa pun. Namun, di kasus tertentu, dokter mungkin perlu melakukan
pemeriksaan penunjang, seperti tes fungsi tiroid, untuk memastikan bahwa gejala
yang dialami bukan disebabkan oleh kondisi lain.

Pengobatan Premenstrual Syndrome


Tujuan pengobatan premenstrual syndrome adalah untuk meredakan keluhan
yang dialami. Maka dari itu, pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan
gejala yang pasien rasakan.
Salah satu metode pengobatan yang dapat digunakan untuk menangani PMS
antara lain:

 Obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs  (NSAIDs), seperti ibuprofen


atau naproxen, untuk meredakan gejala fisik, seperti nyeri di perut, kepala,
atau payudara
 Obat antidepresan, seperti fluoxetine atau paroxetine, untuk meredakan
gejala emosi atau perubahan suasana hati
 Obat diuretik, seperti spironolactone, untuk meringankan gejala perut
kembung
 Pil KB, untuk menghentikan ovulasi, sehingga gejala fisik PMS mereda

Selain penggunaan obat-obatan, gejala PMS juga dapat diredakan dengan


mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, seperti:

 Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin


 Mengonsumsi makanan yang bergizi
 Membiasakan tidur 7–9 jam per hari
 Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol
 Melakukan relaksasi

Ada banyak cara untuk menghadapi PMS. Meskipun Anda tidak dapat
memperbaikinya cobalah lakukan beberapa hal di bawah ini untuk meringankan
PMS Anda.
 
 Olahraga
Berolahraga sekitar 30 menit sehari bisa menjadi aktivitas untuk menghadapi PMS
ini. Secara alami otak akan melepas zat kimiayang bernama endorfin saat
berolahraga. Dengan begitu, bisa menenangkan suasana hati Anda. Apabila Anda
rutin berolahraga juga dapat meredakan tanda PMS lain, seperti perut kembung
hingga sulit berkonsentrasi.
 
 Atur Pola Makan
Hindari makan dalam jumlah besar dua sampai tiga kali sehari karena dapat
meningkatkan kadar gula darah pada tubuh.
 
 Makan Makanan Sehat
Anda bisa mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks.
 
 Cukupi Kalsium
Selain makanan sehat, jangan lupa untuk cukupi kebutuhan kalsium. Sebaiknya
kalsium yang diperoleh dari makanan, seperti produk susu, sayuraan hijau, dan
salmon.
 
 Perhatikan Pola Hidup
Apabila Anda mengalami PMS sebaiknya jangan merokok dan kurangi kafein.
Hindari merokok dan meminum-minuman yang berkafein terlebih bila PMS Anda
keadaannya semakin buruk setelah melakukannya.
 
 Lakukan Kegiatan yang Membuat Senang
Saat PMS datang, lakukanlah kegiatan yang membuat Anda senang, seperti
banyak tidur beristirahat kurangi pekerjaan yang berlebihan atau malah Anda bisa
bekerja untuk mengurangi stres. Catat juga suasana hati Anda dalam jurnal agar
pikiran jauh lebih tenang.
 
 Pertimbangkan Obat-Obatan
Anda bisa saja mencoba pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen,
asetaminofen, atau naproxen. Namun, lihat dan pastikan untuk mengikuti aturan
dosis yang tertera pada label.
 
 Konsumsi Vitamin atau Suplemen
Sebagian wanita mengonsumsi vitamin dan mineral seperti asam folat,
magnesium, vitamin B-6, vitamin E, dan kalsium dengan vitamin D. Ada juga yang
terbantu dengan menggunakan pengobatan herbal. Apapun yang Anda pilih
tanyakan kepada dokter Anda terlebih dahulu untuk memastikan aman untuk
Anda.
 
Bagaimana? Sudah tahu kan cara menangani sindrom pramenstruasi? Cobalah
kenali tanda PMS agar Anda bisa mengendalikannya sehingga aktivitas sehari-hari
tidak terganggu. Jika keadaan Anda belum juga membaik dan mengganggu tugas
atau pekerjaan harian Anda. Ada baiknya Anda segera pergi ke dokter untuk
mengatasinya.
Komplikasi Premenstrual Syndrome
Pada kasus tertentu, PMS dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut ini:

 Premenstrual dysphoric disorder (PMDD), yaitu PMS yang memiliki gejala


lebih parah
 Terganggunya aktivitas sehari-hari
 Bulimia
 Hipertensi

Faktor Risiko Gangguan Disforik Pramenstruasi

Melansir dari Hopkins Medicine,  setiap wanita sebenarnya punya risiko


mengembangkan GDP. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan
peluangnya, seperti:

 Punya riwayat keluarga yang mengalami PMS, GDP atau depresi.


 Pernah mengalami depresi, depresi postpartum, atau gangguan mood
lainnya.
 Punya kebiasaan merokok.

Cara Mendiagnosis Gangguan Disforik Pramenstruasi

Gangguan disforik pramenstruasi merupakan kondisi kronis yang memerlukan


perawatan saat itu terjadi. Pengobatan yang dapat dilakukan termasuk modifikasi
gaya hidup dan obat-obatan. Gejala kondisi ini serupa dengan kondisi sindrom
pramenstruasi, sehingga dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan
fisik, mengumpulkan riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan tertentu untuk
diagnosis. 
Gejala yang Membedakannya GDP dengan PMS

Gejala GDP sangat mirip dengan PMS, yakni menyebabkan kembung, nyeri
payudara, kelelahan, dan perubahan dalam kebiasaan tidur dan makan. Namun,
hal yang membedakannya dengan PMS, yaitu:

 Merasa sangat sedih dan putus asa;


 Cemas atau tegang berlebihan;
 Sangat murung;
 Mudah marah. Muncul seminggu sebelum menstruasi terjadi. 

 Melewati beberapa hari pertama menstruasi.


 Mengganggu kegiatan normal sehari-hari. 
 Mengalami perasaan sedih dan cemas (gangguan suasana hati)
 Perubahan suasana hati atau peningkatan sensitivitas.
 Muncul perasaan marah atau mudah tersinggung. 
 Apatis dengan kegiatan rutin dan menarik diri dari lingkungan sosial.
 Sulit berkonsentrasi.
 Perubahan nafsu makan.
 Mengalami masalah tidur (hipersomnia atau insomnia).
 Merasa kewalahan atau kurangnya kontrol. 
 Gejala fisik disforik lainnya dapat berupa nyeri atau bengkak pada
payudara, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, kembung, dan kenaikan berat
badan. 

Depresi dan kecemasan yang ada sebelumnya diketahui sering menjadi penyebab
utama GDP pada wanita. Alasannya, perubahan hormon yang memicu periode
menstruasi mampu memperburuk gejala gangguan mood.

Untuk menangani gangguan ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi gejalanya. Beberapa perawatan umum meliputi;

 Antidepresan.
 Terapi hormon (pil KB).
 Perubahan pola makan.
 Olahraga rutin.
 Manajemen stres.
 Suplemen vitamin.
 Obat antiinflamasi.

Pencegahan Premenstrual Syndrome


Mengingat penyebab PMS tidak diketahui secara pasti, maka kondisi ini pun sulit
untuk dicegah. Upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terjadinya PMS adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Seberapa seringkah sindrom prahaid terjadi?
PMS adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Sekitar 50% dari wanita yang
menderita sindrom ini berusia sekitar 20-30 tahun. Anda dapat mengurangi risiko
Anda menderita sindrom premenstrual ini dengan mengurangi faktor-faktor risiko
Anda.
Apa saja tes yang umum dilakukan untuk mendiagnosis sindrom
prahaid?
Anda dapat mendiagnosis diri sendiri dengan menggunakan kalender
kesuburan untuk mengobservasi periode datang bulan Anda dan catat gejala-
gejalanya.
Apabila selalu terjadi saat 2 minggu sebelum atau setelah menstruasi,
kemungkinan itu adalah PMS. Tidak ada tes darah atau analisis gambar yang
dapat mendukung diagnosis.
Jika gejala tidak kunjung hilang dan mengganggu keseharian Anda, segera
hubungi dokter. Diagnosis akan dibuat ketika Anda mengalami lebih dari satu
gejala yang berulang dalam jangka waktu tertentu di luar siklus menstruasi
dan mengganggu keseharian Anda.
Dirangkum dari Healthline, dokter biasanya mencari penyebab lain, seperti:
 Anemia
 Endometriosis
 Penyakit tiroid
 Irritable bowel syndrome (IBS)
 Sindrom kelelahan kronis
 Jaringan ikat atau penyakit reumatologis
Dokter mungkin akan menanyakan soal riwayat adanya depresi atau
gangguan suasana hati di keluarga Anda untuk menentukan apakah gejala
yang Anda rasakan adalah PMS atau kondisi lain. Beberapa kondisi, seperti
hipotiroidisme dan kehamilan memiliki gejala yang mirip dengan sindrom
prahaid.
Dokter Anda mungkin meminta Anda melakukan tes hormon tiroid untuk
memastikan bahwa kelenjar tiroid Anda berfungsi dengan baik, tes kehamilan,
dan mungkin pemeriksaan panggul untuk memeriksa masalah ginekologis.
Membuat catatan tentang gejala yang Anda alami adalah cara lain untuk
menentukan apakah Anda mengalami PMS. Gunakan kalender untuk melacak
gejala sindrom prahaid dan menstruasi Anda setiap bulan.

Apa saja pilihan pengobatan untuk PMS?


PMS adalah kondisi yang sebetulnya bisa diatasi. Anda dapat melakukan
perawatan seperti diet sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
Makan makanan tinggi karbohidrat (serealia seperti roti, mie, dan nasi) yang
dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini.
Anda harus membatasi atau menghentikan kebiasaan yang membahayakan
seperti minum minuman yang mengandung kafein atau bekerja terlalu keras
saat datang bulan.
Di samping itu, dokter Anda mungkin akan menyarankan Anda untuk
menggunakan obat antidepresan, penghilang rasa sakit, obat-obat anti
kecemasan, penenang, pil KB, obat keseimbangan hormon wanita, dan obat
retensi air. Berikut penjelasannya:
Antidepresan
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), yang meliputi fluoxetine (Prozac,
Sarafem), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft) dan lainnya, telah
berhasil mengurangi gejala mood. SSRI adalah pengobatan lini pertama untuk
PMS atau PMDD parah.
Obat-obatan ini umumnya diminum setiap hari. Tetapi untuk beberapa wanita
dengan PMS, penggunaan antidepresan mungkin terbatas pada dua minggu
sebelum menstruasi dimulai.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
Konsumsi sebelum atau pada awal haid Anda, NSAID seperti ibuprofen (Advil,
Motrin IB, yang lain) atau naproxen sodium (Aleve) dapat mengurangi kram
dan ketidaknyamanan payudara.
Selain itu, Anda juga perlu mengurangi stres dengan metode relaksasi seperti
meditasi atau yoga. Pada saat yang sama, Anda juga harus berhenti merokok.
Diuretik
Ketika berolahraga dan membatasi asupan garam tidak cukup untuk
mengurangi kenaikan berat badan, pembengkakan, dan kembung dari PMS,
pil air (diuretik) dapat membantu tubuh Anda mengeluarkan cairan berlebih
melalui ginjal.
Spironolactone (Aldactone) adalah diuretik yang dapat membantu
meringankan beberapa gejala PMS.
Kontrasepsi hormonal
Obat-obatan ini dapat menghentikan ovulasi, yang dapat meredakan gejala
PMS.
Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan
Apa saja perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat mengatasi
PMS?
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut ini dapat membantu Anda
mengatasi sindrom premenstrual:
 Makan dalam porsi kecil, namun sering untuk menghindari kembung dan
rasa penuh pada perut.
 Kurangi konsumsi garam sebelum menstruasi.
 Konsumsi karbohidrat kompleks, seperti buah, sayur, dan serealia (misalnya
gandum).
 Konsumsi makanan kaya kalsium.
 Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
 Batasi jumlah coklat dan kafein (kopi, minuman ringan, teh) pada tubuh
Anda.
 Hubungi dokter apabila gejala semakin parah atau tidak membaik.
 Olahraga teratur.
Nutrisi penting untuk bantu kurangi gejala PMS
Beberapa wanita juga bisa mengonsumsi suplemen selama masa PMS untuk
mengurangi gejalanya. Jenis suplemen tersebut sebaiknya mengandung:
1. Kalsium
Zat ini berguna untuk meringankan gejala PMS, seperti kelelahan, keinginan untuk
mengonsumsi makanan tertentu,  dan depresi.Selain suplemen, Anda pun bisa
mendapat asupan kalsium dari makanan sehari-hari. Contohnya, susu, keju,
yogurt, maupun jus jeruk, sereal, dan roti yang telah ditambah kalsium fortifikasi.
2. Vitamin B6
Vitamin B6 berguna untuk meredakan gejala PMS, seperti mood swing,  mudah
marah, pikun, perut kembung, dan cemas.Vitamin ini bisa pula dijumpai pada
bahan makanan tertentu. Misalnya, ikan-ikanan, daging unggas, kentang, buah-
buahan (kecuali jeruk), dan sereal yang telah difortifikasi dengan vitamin B6, dan
tentu saja pada suplemen kalsium.
3. Magnesium
Zat ini dapat membantu dalam mengurnagi sakit kepala sebelah alias migrain saat
Anda PMS. Tapi konsumsi suplemen magnesium harus dikonsultasikan dulu pada
dokter.Magnesium sendiri bisa ditemui pada sayuran hijau (seperti bayam), ju ga
dalam kacang-kacangan, gandum utuh, dan sereal yang telah difortifikasi dengan
magnesium.
4. Omega-3 dan omega-6
Mengonsumsi 1-2 gram omega-3 atau omega-6 bisa meredakan kram saat Anda
menstruasi. Pada makanan, kedua asam lemak sehat ini dapat dijumpai dalam
biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran hijau.

Anda mungkin juga menyukai