PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti Premenstrual
dysphoric disorder (PMDD) bias dikatakan sangat minim. Padahal di zaman
yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan
informasi secara berkala dan meluas. Banyak masyarakat menganggap bahwa
PMDD sama dengan premenstrual syndrome (PMS). Seperti yang kita ketahui
sebenarnya adalah PMDD dan PMS benar-benar berbeda, gejala PMDD hanya
dialami 8-9% wanita saja, berbeda dengan PMS yang sebanyak 85% wanita pasti
mengalaminya, PMDD dapat dikatakan lebih ekstrim daripada PMS.
Dalam makalah ini kami berharap kami dapat memberi sedikit
pembukaan pengetahuan tentang Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) agar
masyarakat dapat mengetahui gejala apa saja yang ditimbulkan pada PMDD, dan
agar masyarakat dapat mencegah terjadinya PMDD pada diri mereka masing-
masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)?
2. Bagaimana Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) didiagnosis?
3. Bagaimana cara mengatasi Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)?
4. Bagaimana cara mengurangi gejala Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)?
C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi
ini yaitu menambah wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar
terhindar dari PMDD, dan agar masyarakat dapat mengetahui secara tepat tentang
cara mengatasi gejala tersebut. sebagai mahasiswa yang lebih mengetahui tetang
1
PMDD ini hendaknya kita dapat membantu kaum masyrakat yang belum
mengetahui tentang informasi PMDD tersebut.
D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan
tujuan umum.
1. Tujuan khusus
- Menambah pengetahuan
- Member inforamsi agar gejala PMDD dapat dicegah dan diatasi
2. Tujuan umum
Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari……...
2
BAB II
PEMBAHASAN
Meski PMDD merupakan gangguan yang lebih ekstrem dari pada gejala PMS
pada umumnya. PMDD juga dapat mengganggu produktivitas sehari-hari hingga
bahkan hubungan dengan orang-orang terdekat. Berikut adalah gejala-gejala yang
timbul pada penderita PMDD:
3
Cemas, gelisah, dan tegang meskipun tidak ada pemicu yang jelas
Tidak semangat dalam beraktivitas
Sulit untuk berkonsentrasi
Merasakan Lelah yang luar biasa
Nafsu makan menjadi berubah, kebanyakan menjadi ingin makan terus
Tidak bisa mengendalikan emosi
Susah untuk tidur
Perut kram dan kembung
Payudara berasa bengkak dan sakit
Kepala menjadipusing
Nyeri sendi di berbagai bagian tubuh
4
C. CARA MENGATASI PREMENSTRUAL DYSPORIC DISORDER (PMDD)
Beberapa obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti aspirin, ibuprofen, dan
obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory (NSAIDs) mungkin membantu gejala
sakit kepala, sakit pinggang, dan kram perut. Obat diuretik juga bisa mengatasi gejala
retensi cairan atau perut kembung. Menemui terapis juga bisa membantu penderita
menentukan strategi-strategi mengendalikan diri dalam kondisi PMDD. Penderita
mungkin akan disarankan untuk melakukan relaksasi, meditasi, yoga, dan lainnya.
Namun, hingga saat ini memang belum ada bukti penelitian bahwa hal-hal tersebut
mampu mengurangi atau membuktikan khasiatnya bagi PMDD.
5
D. CARA MENGURNAGI GEJALA PREMENSTRUAL DYSPORIC
DISORDER (PMDD)
Berbeda dengan gejala PMS yang pasti pernah dirasakan oleh 85% wanita
yang sedang menstruasi, PMDD hanya dialami oleh 3-8% wanita. Gejala-gejala yang
dialami sebenarnya akan mereda dengan sendirinya saat siklus menstruasi dimulai.
Namun, ada baiknya jika gejala-gejala tersebut ditangani dengan baik untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menangani gejala Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
4. Terapi akupuntur.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/penyakit/premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/perawatan-kewanitaan/premenstrual-
dysphoric-disorder/
https://journal.sociolla.com/lifestyle/premenstrual-dysphoric-disorder/