Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian PMS

Sindroma Pramenstruasi (PMS) adalah suatu keadaan medis yang terjadi pada wanita sebelum
mengalami menstruasi. PMS merupakan kondisi medis yang mempengaruhi aktivitas sosial,
produktivitas kerja, dan kualitas hidup. Ketika akan menghadapi pramenstruasi, umumnya wanita
akan timbul rasa cemas dalam dirinya (Wahyuni dan Ricka 2010).

PMS adalah sekumpulan gejala seperti gejala fisik, gejala mental, gejala psikologis yang muncul
selama satu minggu hingga beberapa hari sebelum terjadinya menstruasi. Sindroma pramenstruasi
akan menghilang saat menstruasi terjadi dan terkadang sampai menstruasi berhenti. Selain itu,
perubahan emosional dapat terjadi selama fase luteal (pasca ovulasi) berhubungan dengan siklus
saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dari menstruasi.

Kecenderungan yang terjadi pada wanita sebelum menstruasi adalah perubahan emosional.
Perubahan emosional yang dimaksud dapat berupa perasaan cemas, marah bahkan sedih yang
terjadi secara tiba-tiba. Biasanya perubahan ini dapat berubah dalam waktu yang berdekatanan.
Sindroma perubahan emosional pada pramenstruasi ini biasanya timbul 6-10 hari sebelum
terjadinya menstruasi dan dapat hilang saat sedang menstruasi. Rentang 1-2 minggu atau 7-10 hari
wanita akan mengalami PMS sebelum mengalami menstruasi dan PMS akan berhenti ketika mulai
siklus menstruasi.

2. Etiologi

Penyebab terjadinya sindroma pramenstruasi masih banyak yang belum dapat diketahui secara
pasti. Diduga sindroma pramenstruasi terjadi adanya perubahan faktor hormonal. Apabila seseorang
kurang melakukan aktivitas fisik misalnya hanya berbaring atau imobilisasi fisik dapat menyebabkan
defisiensi/kekurangan endorfin dalam tubuh yang mengakibatkan wanita cenderung mengalami
sindroma pramenstruasi. Endorfin merupakan hormon pembunuh rasa sakit alami yang dihasilkan
oleh otak, dan juga dapat menimbulkan rasa senang, akan tetapi jika kita melakukan aktivitas fisik
seperti berolahraga dapat merangsang dan menimbulkan reaksi pada hormon endorfin yang mana
menyebabkan rasa tenang, senang dan mengurangi sindroma pramenstruasi terjadi.

Adapun faktor yang berhubungan dengan kejadian PMS antara lain :

1. Faktor hormonal
Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh suatu kelenjar endokrin, yang disekresikan ke dalam darah
untuk sampai ke sel sasaran di jaringan lain dalam tubuh tempat hormon tersebut menimbulkan
efek fisiologis Ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron, terutama meningkatnya
hormon estrogen dapat menyebabkan gejala depresi dan beberapa gangguan mental. Kadar
estrogen yang meningkat ini akan mengganggu proses kimia tubuh termasuk vitamin B6 (piridoksin)
yang dikenal sebagai vitamin anti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Di
samping itu, pada sebuah penelitian ditemukan bahwa PMS biasanya lebih mudah terjadi pada
wanita yang peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid.

2. Faktor kimiawi

Adanya kadar serotonin yang tidak menentu, serotonin sendiri mempengaruhi suasana hati
seseorang. saat wanita mengalami menstruasi, kadar serotonin akan rendah.

Faktor kimiawi juga berhubungan dengan kejadian PMS. Zat kimia tertentu seperti serotonin dan
endorfin dapat mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Perubahan senyawa kimia serotonin
merupakan salah satu penyebab dari PMS. Serotonin merupakan suatu zat kimia yang diproduksi
tubuh secara alami, yang dapat berguna untuk kualitas tidur yang normal. Hal ini dikarenakan, zat ini
sangat mempengaruhi suasana hati seseorang yang berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan,
ketertarikan, kelelahan, perubahan pola makan, kesulitan untuk tidur, agresif dan peningkatan
selera. Sedangkan endorfin merupakan senyawa kimia mirip opium yang dibuat di dalam tubuh yang
terlibat dalam sensasi euphoria dan persepsi nyeri. Namun, dikarenakan kadar endorfin di dalam
darah berfluktuasi, tetapi tidak mencerminkan aktivitas di dalam otak, penjelasan keterkaitan
endorfin dengan kejadian PMS ini belum memiliki cukup teori yang mendukung.

3. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan faktor keturunan, ini dapat dilihat dari riwayat keluarga. adanya
hubungan signifikan antara riwatar keluarga dengan kejadian PMS. Beberapa penelitian menemukan
adanya hubungan riwayat ibu dan saudara kandung perempuan dengan kejadian PMS. apabila ibu
atau saudara kandung perempuan mengalami PMS, itu pun memungkinkan seseorang dapat
mengalami PMS yang mana akan diturunkan dengan keturunan berikutnya.

Hal ini dikarenakan faktor genetik ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan perubahan hormon
dan serotonin di dalam tubuh. Penelitian terbaru pada perilaku manusia, telah meneliti peran
genetik dalam etiologi dari PMS, dimana terdapat varian pada gen reseptor estrogen alpha yang
dapat menyebabkan risiko kejadian PMS.

4. Faktor psikologis

Stress mempengaruhi seseorang mengalami PMS. Tekanan psikologis dapat memperberat adanya
gangguan PMS seperti mudah marah dan cemas.
5. Kalsium

Pemenuhan kalsium pada tubuh berpengaruh pada gangguan mood. Seseorang yang mengkonsumsi
kalsium dapat mengurangi gejala seperti gelisah, hidrasi dan depresi pada saat terjadi sinroma
pramenstruasi. Sumber utama kalsium didapat dari susu dan hasil olahan seperti yogurt dan keju.

6. Vitamin B6

Piridoksin atau B6 merupakan bagian dari vitamin larut air, yang wujudnya seperti kristal putih dan
tidak berbau; memiliki sifat yang tahan terhadap panas; serta tidak tahan terhadap cahaya dan tidak
stabil dalam larutan alkali. Piridoksin memiliki keterkaitan sendiri dengan kejadian sindrom
pramenstruasi. Salah satu penyebab PMS adalah karena kurang asupan piridoksin. Hal ini
dikarenakan piridoksin sangat penting dalam pembentukan serotonin yang berkaitan dengan
kejadian PMS. Sehingga apabila tubuh mengalami kekurangan piridoksin, akan terjadi gejala-gejala
yang berhubungan dengan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur
yang. merupakan gejala dari sindrom pramenstruasi. Piridoksin juga diketahui dapat memperbaiki
gejala-gejala gangguan mood dan perilaku yang berlangsung selama PMS, seperti kegelisahan,
hidrasi,depresi, dan mual.

3. Gejala PMS

Gejala

Pada masa PMS gejala yang sering muncul antara lain rasa nyeri atau kembung di daerah bawah
perut, nyeri pada payudara, tumbuh jerawat, susah mengontrol emosi, sering merasa sedih atau
marah dalam beberapa hari sebelum menstruasi.

Gejala PMS pada wanita yang sering terjadi adalah perubahan emosional seperti mudah marah, rasa
tertekan/stress, suasana hati yang berubah-ubah, bahkan badan terasa bengkak. Selama wanita
sudah memasuki menstruasi kebanyakan terjadi adanya gejala berupa kram pada perut/disminore,
payudara terasa nyeri, murung dan ingin marah yang disebabkan karena perubahan hormonal,
prostaglandin, diet, obat-obatan, dan gaya hidup.

Gejala lain yang terjadi saat PMS adalah keletihan, mood depresi, perasaan sedih maupun cemas
yang terjadi secara tiba-tiba, nyeri pada daerah punggung, bahkan sampai menyebabkan gangguan
tidur. Umumnya gejala seperti itu terjadi pada wanita dengan kategori masa remaja akhir dan
dewasa awal dengan umur 18-27 tahun.
Gejala yang paling banyak dialami wanita saat mengalami sindroma pramenstruasi adalah mudah
tersinggung dan perubahan mood dengan jumlah sebesar 100%. Lalu urutan kedua disusul mudah
marah dengan jumlah sebesar (97,2%), payudara nyeri (94,4%), dan perubahan nafsu makan
(94,4%).

Tidak semua gejala sindroma pramenstruasi tiap wanita sama, masing-masing wanita tentunya
mengalami gejala yang berbeda. Beberapa gejala yang terjadi yaitu gejala fisik seperti adanya
gangguan gastrointestinal adalah sakit pinggang, perubahan nafsu makan, mual, muntah, kram
abdominal, bahkan badan terasa sakit. Gejala pada payudara adalah nyeri, bengkak, megeras. Gejala
pada kulit seperti adanya kemerahan, rasa terbakar, timbul jerawat. Gejala vaskuler dan neurologi
adalah pusing, sakit kepala, kelelahan, nyeri sendi, dan bahkan kejang otot. Berbagai gejala
emosional pada perubahan suasana hati yang paling sering adalah mudah marah, cemas, mudah
tersinggung, gelisah, agresif, hipersensitiv secara emosional, bahkan murung. Gejala pada perubahan
mental adalah kurang konsentrasi, bingung, dan pelupa. Dan perubahan tingkah laku adalah pola
tidur terganggu, nafsu makan berkurang.

Beberapa wanita ada juga yang mengalami gejala PMS yang berlanjut 1- 2 hari atau 24- 48 jam
pertama menstruasi, dan selama beberapa hari ke depan siklus menstruasi akan mereda.

PMS merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita, yag biasanya ditandai dengan
gejala fisik dan emosional yang konsisten. Gejala fisik yang paling sering dialami wanita yaitu kram
atau nyeri perut, nyeri sendi, otot atau punggung, nyeri pada payudara, sakit kepala dan perut
kembung. Ada pun gejala emosional yang sering dialami seorang wanita pada saat PMS yaitu
terdapat wanita yang menderita depresi, kecemasan mudah marah, emosi sangat mudah tersingung,
mudah menangis, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

4. Dampak & Komplikasi PMS

Dampak PMS

PMS berdampak pada penurunan produktivitas kerja seperti semangat kerja menurun sehingga
malas dalam bekerja atau bagi remaja menjadi malas untuk sekolah.

Dampak lain adalah iritabilitas emosional dan tingkah laku, depresi, gelisah, kelelahan , konsentrasi
berkurang, pembengkakan dan rasa tidak nyaman pada payudara dan nyeri di daerah perut.

Komplikasi PMS

Pada kasus tertentu, PMS dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut ini:
Premenstrual dysphoric disorder (PMDD), yaitu PMS yang memiliki gejala lebih parah

Terganggunya aktivitas sehari-hari

Bulimia

Hipertensi

Kapan harus melakukan pemeriksaan??

Umumnya, gejala premenstrual syndrome bisa hilang dengan sendirinya ketika sudah mulai
memasuki fase menstruasi. Namun, perlu melakukan pemeriksaan ke bidan/dokter jika gejala PMS
dirasa sudah sangat mengganggu atau berlangsung terus-menerus dan tidak kunjung membaik.

5. Upaya Mencegah PMS

Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS yaitu paritas, status perkawinan, usia, stress, diet,
kekurangan zat gizi, dan kegiata fisik. Bagi wanita yang pernah melahirkan gejala PMS akan semakin
berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan
komplikasi seperti toksemia. PMS sering manggangu dengan bertambahnya usia, terutama antara
usia 30-45 tahun. Stres, faktor kebiasaan makan (seperti tinggi gula), kuranya zat gizi (terutama B6),
dan kurang olahraga serta beraktivitas fisik dapat memperberat PMS.

Adapun upaya mencegah terjadi nya PMS yaitu menurut WHO, aktivitas fisik adalah gerakan tubuh
yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Wanita yang melakukan
olahraga lebih sedikit mengalami gejala PMS dari pada wanita yang tidak rutin melakukan olahraga
menurut pernyataan. Sedangkan pada anak dan remaja dapat dilakukan upaya pemberian
informasi/ pendidikan mengenai depresi yang dilakukan oleh konselor disekolah. Kompenen
pemecahan masalah antar pribadi dan displin siswa yang sering muncul bersama depresi, serta
diajarkan bagaimana cara pengambilan keputusan dan cara mengatasi konflik.

Sementara ahli lain juga berpendapat upaya mengatasi PMS yaitu dengan farmakologi, psikoterapi
(relaksasi, kognitif), perubahan gaya hidup, seperti olahraga, modifikasi diet, seperti mengurangi
kafein, mengurangi konsumsi garam meningkatkan protein pada setiap menu, konsumsi makanan
kaya vitamin dan mineral, mengurangi gula dan lemak dan mengurangi minuman berakohol. Asupan
zat gizi dengan kejadian PMS dengan tinggi lemak, tinggi karbohidrat, tinggi natrium dan rendah
kalsium akan meningkatkan resiko mengalami PMS. Pemberian kalsium murni terbukti secara
signifikan menghasilkan 50% pengurangan gejala PMS.

Selain itu, bahwa upaya untuk meminimalkan keluhan menstruasi dari segi makanan adalah dengan
mengurangi konsumsi garam, kopi, gula dan makanan yang mengandung karbohidrat sederhana,
seperti roti dan mie, serta dengan meningkatkan konsumsi sayur dan buah (termasuk jus),
meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, E, Zink (Zn), zat besi (Fe),
kallsium, agnesium, chromium dan asam lemak omega , omega 6 dan meningkatkan konsumsi
protein hewani.

6. Upaya mengatasi PMS

Upaya mengatasi PMS

1. Faktor Aktivitas Fisik

Secara psikologis aktivitas fisik akan membangun dan meningkatkan kemampuan dalam diri
seseorang untuk mengatasi PMS.

2. Magnesium

Sayuran hijau, seperti bayam, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, oatmeal, yogurt, kedelai,
alpokat, pisang merupakan sumber magnesium terbaik.

Magnesium memegang peranan penting dalam > 300 jenis sistem enzim di dalam tubuh, karena
magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator, termasuk metabolisme
zat gizi makro. Sehingga magnesium sangat penting baik tubuh, seperti mengendorkan otot,
melemaskan saraf, dan mencegah kerusakan gigi. Karena pada dasarnya hormon estrogen
mempengaruhi metabolisme magnesium. Magnesium juga berfungsi dalam membantu relaksasi
otot, transmisi sinyal syaraf, mengurangi migren, dan sebagai penenang ilmiah yang dibutuhkan oleh
perempuan saat mengalami PMS.

Adapun upaya cara mengatasi terjadinya PMS yaitu meliputi dengan melakukan kompres air hanggat
jika mengalami nyeri, memijat atau massege, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup. Adapun
menurut ahli lain untuk mengatasi PMS yaitu dengan cara mengatasi PMS terbagi menjadi 2 macam
antara lain secara farmakologi dan nofarmakologi seperti pengaturan nutrisi, latihan aerobic,
relaksasi, sedangkan penatalaksanaan farmakologi antara lain penggunaan hormonal dan obat-
obatan analgetik

RANGKUMAN

PMS adalah gangguan yang sering terjadi mulai seminggu sampai sepuluh hari hari sebelum wanita
mengalami menstruasi. Penyebab PMS ini berupa adanya perubahan faktor hormonal. Apabila
seseorang kurang melakukan aktivitas fisik misalnya hanya berbaring atau imobilisasi fisik dapat
menyebabkan defisiensi atau kekurangan endorfin dalam tubuh yang mengakibatkan wanita
cenderung mengalami PMS.

Adapun Gejala–gejala yang timbul dapat berupa gejala fisik, psikologis, dan emosional seperti nafsu
makan menurun, malas beraktifitas dan perubahan emosi yang tidak stabil.

Cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan cara memperbaiki gaya hidup seperti melakukan
aktifitas fisik, asupan magnesuim yang cukup contohnya dengan mengkonsumsi kacang-
kacangan,dan sayuran hijau, dan Untuk mengurangi dampak dari PMS ini disarankan untuk
menghindari tekanan psikologis.

Anda mungkin juga menyukai