Anda di halaman 1dari 4

Premenstrual Syndrome (PMS)

Pengertian Premenstrual Syndrom :

Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan kombinasi dari gejala-gejala yang dirasakan secara
fisik maupun emosional yang terjadi setelah proses ovulasi (proses pelepasan sel telur dari
indung telur) dan sebelum dimulainya menstruasi.

Bagi beberapa wanita, gejala PMS yang dialami hanya ringan atau bahkan sama sekali tidak
terasa. Namun bagi sebagian wanita yang lain, gejala PMS yang muncul bisa jadi sangat parah
hingga dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, termasuk bekerja dan sekolah.

Gejala PMS yang parah juga bisa menjadi tanda gangguan premenstrual disforik. PMS akan
berhenti terjadi saat Anda tidak lagi mengalami menstruasi, misalnya saat menopause maupun
masa kehamilan. Setelah proses kehamilan selesai, PMS dapat kembali dirasakan, namun dengan
gejala yang berbeda.
Tanda dan Gejala Premenstrual Syndrom :

Wanita umumnya akan mengalami setidaknya satu gejala PMS setiap bulannya. Namun gejala
yang dialami bisa berbeda pada tiap orang. Seorang wanita dapat dikatakan mengalami PMS
apabila merasakan salah satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini:

1. GejalaFisik
Meski dapat berbeda tiap wanita, gejala fisik di bawah ini umum dialami oleh wanita
sebelum menstruasi:
o Perut terasa kembung
o Payudara terasa lebih lembut dan membesar.
o Sakit kepala.
o Nyeri di persendian serta otot.
o Pembengkakan di anggota tubuh.
o Kenaikan berat badan.

2. GejalaPsikis
Selain gejala fisik, PMS juga dapat menimbulkan gejala psikis yang meliputi:
o Lebih mudah marah.
o Mudah cemas.
o Terlihat bingung.
o Lebih nyaman menyendiri.

Bagi beberapa wanita, gejala PMS yang dialami bisa lebih parah hingga mengganggu kegiatan
sehari-hari. Terlepas dari tingkat keparahan yang dirasakan, gejala umumnya akan hilang dalam
waktu 4 hari setelah menstruasi dimulai.

Penyebab Premenstrual Syndrom ( PMS ):

Hingga saat ini, penyebab dari PMS belum diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor di
bawah ini dipercaya dapat berpengaruh:

 Perubahan kadar hormon. Tanda dan gejala PMS dapat berubah seiring fluktuasi kadar
hormon di tubuh, dan menghilang saat seorang wanita hamil atau mengalami menopause.
 Perubahan zat kimia di otak. Perubahan kadar hormom serotonin (zat kimia dalam
otak) yang memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati seseorang, dapat memicu
munculnya gejala PMS. Kadar serotonin yang rendah bisa berhubungan dengan depresi
premenstrual, serta kelelahan dan masalah tidur.
 Depresi. Beberapa wanita yang mengalami gejala PMS yang parah memiliki riwayat
menderita depresi. Meski begitu, depresi bukanlah satu-satunya penyebab seorang wanita
mengalami PMS.
Diagnosis Pre Menstrual Syndrom

Tidak terdapat pemeriksaan khusus untuk mendeteksi PMS. Saat konsultasi, dokter akan
menanyakan mengenai gejala yang Anda alami. Dokter juga akan menanyakan kapan gejala
tersebut mulai terjadi serta seberapa besar gejala memengaruhi keseharian Anda.

Anda mungkin mengalami gejala PMS apabila:

 Kondisi tersebut Anda alami 5 hari sebelum menstruasi dimulai, selama 3 bulan berturut-
turut.
 Mereda dalam 4 hari setelah menstruasi dimulai.
 Gejala dirasa mengganggu kegiatan sehari-hari.

Catat gejala apa saja yang Anda alami dan seberapa parah kondisi tersebut selama beberapa
bulan. Tuliskan gejala tersebut setiap harinya di kalender maupun aplikasi pada telepon genggam
Anda. Sertakan informasi ini saat Anda berkonsultasi dengan dokter.

Cara mengobati Pre Menstrual Syndrom ( PMS )

Jika gejala PMS yang Anda alami tidak terlalu parah, perubahan gaya hidup atau pola makan
dipercaya dapat membantu meredakan kondisi tersebut. Olahraga, seperti lari, bersepeda, dan
berenang, juga diyakini mampu membantu dalam mengurangi rasa lelah serta depresi yang
muncul sebagai gejala PMS.

Olahraga tersebut juga dapat meningkatkan detak jantung serta memperbaiki fungsi paru-paru.
Anda disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur, tidak hanya saat merasakan gejala
PMS. Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit selama beberapa kali dalam seminggu.

Anda juga dapat mengubah pola makan untuk meredakan gejala PMS, berikut tips yang dapat
Anda ikuti:

 Konsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, seperti roti gandum, nasi
merah, atau kacang-kacangan. Jenis makanan ini dipercaya dapat membantu mengurangi
gangguan suasana hati serta mengatur nafsu makan.
 Konsumsi makanan yang kaya akan kandungan kalsium, seperti yogurt dan sayuran
hijau.
 Kurangi konsumsi makanan berlemak, gula, serta garam.
 Hindari mengosumsi kafein serta alkohol.
 Ubah jadwal makan Anda dari 3 kali sehari menjadi 6 kali sehari dengan komposisi 3 kali
makan hidangan utama dan 3 kali makan kudapan ringan yang sehat. Hal ini dapat
membantu kadar gula darah menjadi lebih stabil sehingga dapat membantu meredakan
gejala yang dirasakan.
Selain perubahan gaya hidup, Anda juga dapat mengonsumsi beberapa jenis obat yang bisa
membantu meredakan gejala PMS. Namun sebelum mengonsumsi obat tersebut, ada baiknya
Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan tingkat keparahan gejala yang Anda rasakan.
Obat yang biasa diberikan dokter adalah pil kontrasepsi yang dipercaya dapat membantu
meredakan gejala PMS.

Untuk mengurangi gejala nyeri dokter dapat memberikan ibuprofen atau naproxen. Sementara
untuk meredakan gejala psikis, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berjenis
antidepresan. Tidak hanya itu, dokter juga dapat meresepkan suplemen vitamin dan obat diuretik.

Cara mencegah pre menstrual Syndrom

Bagi beberapa wanita, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dapat membantu mengurangi
risiko munculnya gejala PMS, seperti di bawah ini:

 Berolahraga teratur, tiga hingga lima kali setiap minggu.


 Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
 Istirahat dan tidur yang cukup.
 Hindari kebiasaan merokok.

Kapan harus konsultasi dengan dokter ??

Apabila Anda telah mencoba berbagai cara untuk meredakan gejala PMS, namun kondisi
tersebut tak kunjung reda atau justru memburuk, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter.

Anda mungkin juga menyukai