Anda di halaman 1dari 19

Masalah yang mungkin terjadi pada masa

perimenopause ( kesehatan dan psikologi)


Perimenopausal dan postmenopausal

DEWI ROSTIANINGSIH, SST., M. Kes


Tujuan Instruksional Umum
(TIU)

Setelah mengikuti mata kuliah ini, peserta didik


mampu memahami tentang Masalah yang
mungkin terjadi pada masa perimenopause
( kesehatan dan psikologi) Perimenopausal dan
postmenopausal

Tujuan Instruksional Khusus


(TIK)

Mampu mengaplikasikan konsep Masalah yang


mungkin terjadi pada masa perimenopause
( kesehatan dan psikologi):
Perimenopausal dan postmenopausal
Masalah yang mungkin terjadi pada masa
perimenopause ( kesehatan dan psikologi)
Perimenopausal dan postmenopausal
Pengertian

1. Perimenopausal

merupakan masa transisi menopause yang terjadi beberapa tahun


sebelum menstruasi benar-benar berhenti, biasanya pada 1-2
tahun sebelum menopause terjadi hormon estrogen berkurang
secara drastis.

Saat melalui fase perimenopause, Wanita akan mengalami


beberapa gejala akibat perubahan kadar hormon di dalam tubuh,
gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi tidak
teratur. Ketidakteraturan siklus ini bisa berupa :
1) Menstruasi tiba lebih cepat atau lebih lambat
2) Menstruasi berlangsung lebih singkat atau lebih lama
Lanjutan

Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin jarang, selain


gangguan menstruasi gejala lainnya yang dapat terjadi perimenopause adalah :

1) Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang muncul secara
mendadak
2) Gangguan tidur yang bisa disertai dengan atau tanpa keringat malam
3) Perubahan mood, misalnya mudah tersinggung. Kondisi ini dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya depresi.
4) Gangguan kognitif, misalnya sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
5) Sakit kepala di masa awal perimenopause
6) Nyeri saat berhubungan seksual, karena berkurangnya cairan pelumas vagina
7) Penurunan gairah seksual dan kesuburan
8) Pengeroposan tulang yang dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis
9) Perubahan kadar kolesterol , yaitu meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL)
dan menurunnya kadar kolesterol baik (HDL)
Faktor Penyebab

Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap Wanita. Namun ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan Wanita memasuki fase perimenopause lebih
cepat, yaitu :

 Histerektomi
Pengangkatan Rahim akan meningkatkan resiko seseorang mengalami menopause lebih
cepat terutama jika kedua indung telur (ovarium) juga ikut diangkat.
 Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih
beresiko untuk mengalami kodisi serupa.
 Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih
awal daripada Wanita yang tidak merokok.
 Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini
Lanjutan

Ketidak nyamanan umum pada perimenopause

Salah satu masalah yang sering dibahas adalah


hot flashes atau serangan panas luar biasa
yang bergerak naik ke kepala dengan sangat
cepat dan membuat berkeringat. Jika keringat
ini muncul di malam hari, kondisi ini kerap
disebut dengan istilah keringat malam.

Batasan usia dari perimenopause


Usia rata-rata memulai menopause adalah 51
tahun. Mayoritas Wanita berhenti menstruasi
antara usia 45 hingga 55 tahun.
Gejala Psikologis

Gejala psikis yang menonjol pada


Wanita menopause seperti mudah
tersinggung, kecemasan, gangguan
daya ingat, stress, depresi, tertekan,
gugup dan kesepian. Ada juga
Wanita yang kehilangan harga diri
karena menurunnya daya tarik fisik
dan seksual, merasa tidak
dibutuhkan. Semua tanda dan gejala
tersebut mulai datang pada waktu
yang lebih awal sekitar 3-5 tahun
sebelum menopause atau
sebanding dengan usia 40-45
tahun.
2. Pengertian Syndrome Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata Mens yang berarti bulan dan
peuseis yang berarti penghentian sementara . Secara linguistik kata yang lebih
tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya menstruasi. Dalam
pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid
untuk selamanya.

Penyebab Syndrome Menopause

Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang Wanita


bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit
memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya ovarium tidak lagi melepaskan sel
telur dan menstruasi akan berhenti. Rata – rata percepatan penghabisan folikel
dan penurunan fertilitas dimulai pada umur 37-38 tahun, menopause terjadi
pada umur rata – rata 50-51 tahun, jumlah folikel yang tersisa turun dibawah
ambang kritis sekitar 1000. setelah menopause tidak ada folikel ovarium yang
tersisa. Terjadi peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH 3 kali lipat
dan kadar maksimal dicapai saat 1-3 tahun pascamenopause., selanjutnya
terjadi penurunan bertahap walaupun sedikit.
lanjutan
Tanda dan Gejala

1) Gejala Vasomotor
a. Hot Flashes
Hot flashes yaitu perasaan panas, gerah bahkan rasa seperti terbakar pada area wajah,
lengan, leher, dan tubuh bagian atas serta munculnya keringat berlebih khususnya pada
malam hari. Terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam pembuluh darah wajah, leher,
dada dan punggung. Keadaan ini berlangsung selama 3 sampai 5 menit, walaupaun
intensitas dan durasinya bisa bervariasi pada setiap Wanita. Pada beberapa orang keluhan
ini disertai gejala palpitasi yaitu rasa berdenyut pada kepala, leher, nyeri kepala kadang
mual dan ansietas.
b. Kesulitan tidur
Gangguan tidur atau dapat diistilahkan insomnia sering menjadi keluhan pada Wanita
menopause. Insomnia merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang ingin tidur, tetapi
mengalami kesulitan untuk memulai tidur, sulit mempertahankan keadaan tidur dan bangun
terlalu pagi. Keluhan lain yang sering terjadi adalah sering terbangun dari tidur dan sulit
untuk tidur lagi setelah bangun malam. Kurang nyenyak dalam tidur dapat menurunkan
kualitas hidup seseorang, estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur dan reseptor
estrogen ditemukan dalam otak yang mengatur tidur.
Lanjutan

c. keringat berlebih
Disebut juga hiperhidrosis nocturnal sering terjadi pada malam hari meskipun kondisi tubuh
sedang rileks dan cuaca tidak panas. Penurunan hormon noradrenalin menimbulkan
vasodilatasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit sedikit meningkat dan menimbulkan
perasaan panas.

d. Palpitasi
Adalah suatu kondisi Ketika jantung berdetak cepat berulang kali tanpa ada tanda-tanda
berhenti. Palpitasi pada masa menopause dapat disebabkan karena adanya penurunan
hormon estrogen yang mempengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis.

e. Gangguan punggung dan tulang


Kadar estrogen yang berkurang pada saat menopause akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Tubuh mengatasi masalah ini dengan
menyerap Kembali kalsium yang terdapat dalam tulang. Akibatnya tulang menjadi keropos
dan rapuh. Linu dan nyeri yang dialami Wanita menopause berkaitan dengan kurangnya
penyerapan kalsium.
Lanjutan
2) Gejala Psikologis

Gejala - gejala yang terjadi pada aspek psikologis maupun kognitif Wanita :
a. Perubahan Emosi
Perubahan emosi disini tampak pada kelelahan mental, menjadi lekas marah, dan perubahan suasana
hati yang begitu cepat, biasanya perubahan yang terjadi tidak Disadari oleh Wanita tersebut. Sulit
membuat keputusan, rasa bersalah, rasa sedih dan dorongan untuk menanggis, terkadang penderita
depresi cenderung suka makan, minum, merokok, dan terkadang bisa pula kehilangan nafsu makan.
Pendekatan khusus seperti obrolan ringan dengan sahabat atau siapa saja yang pernah mengalamihal
yang sama sering kali dapat menjadi dukungan emosi terbaik.

b. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung


Penurunan kadar estrogen berpegaruh terhadap neurotransmiter yang ada di otak. Neurotransmiter yang
terdapat di otak antara lain : dopamin, serotonin, dan endorfin. Dopamin mempunyai fungsi untuk
mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh dan seksual. Serotonin berfungsi untuk mempengaruhi
suasana hati dan aktivitas istirahat. Sedangkan endorfin menjalankan fungsi yang berhubungan dengan
ingatan dan perasaan seperti rasa nyeri dan sakit.

c. Depresi
Adalah gangguan perasaan yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan. Pada masa menopause,
anak – anak yang sudah tumbuh dewasa cenderung sibuk dengan urusan masing-masing, saat itulah
Wanita menopause benar-benar merasa kehilangan perannya.
3) Gejala Urogenital

Uretra dan vagina sama-sama berasal dari sinus urogenital dan duktus muller. Selain itu pula,
di uretra dan vagina banyak dijumpai reseptor estrogen, sehingga kedua organ tersebut
mudah mengalami gangguan begitu kadar estrogen serum mulai berkurang.

a. Vagina kering ( Vaginal dryness)


Dialami akibat berkurangnya produksi estrogen selama perimenopause. Keadaan ini dapat
menyebabkan atropi urogenital dan perubahan dalam kuantitas dan komposisi sekresi
vagina. Perkiraan prevalensi vaginal dryness diantara Wanita perimenopause lanjut antara
18-21%.

b. Masalah pada kandung kemih dan saluran kemih


Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung kemih dan
saluran kemih. Menurunnya kadar estrogen juga akan menyebabkan terjadinya penurunan
kontrol dari kandung kemih. Sehingga sulit untuk menahan buang air kecil.
Adanya gejala lemah otot disekitar kandung kemih, akan meningkatkan resiko terkena infeksi
saluran kemih.
Pengertian

3. Postmenopausal

Terjadi setelah satu tahun seorang Wanita mengalami menopause. Pada saat ini, tanda
menopause, seperti hot flushes lama – kelamaan akan hilang. Namun resiko Kesehatan yang
berhubungan dengan hormon estrogen akan meningkat pada Wanita setelah menopause.

Beberapa resiko Kesehatan yang disebabkan karena rendahnya kadar estrogen dalam tubuh
adalah :
1) tulang keropos
Kadar estrogen yang rendah dalam tubuh menyebabkan berkurangnya massa tulang, sehingga
resiko untuk mengalami tulang keropos lebih besar. Lebih buruknya lagi, hal ini dapat
meningkatkan resiko osteoporosis.
2) Perubahan kulit
Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh dapat menyebabkan berkurangnya kadar kolagen,
kolagen merupakan jaringan yang membentuk kulit. Sehingga, Wanita yang sudah menopause
biasanya akan memiliki kulit lebih tipis, lebih kering, dan kulit keriput. Selain itu, lapisan vagina
dan saluran kencing juga akan menipis dan melemah, dan hal inilah yang menyebabkan seorang
Wanita merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.
3) Perubahan gigi dan gusi
Seperti jaringan kolagen, kadar estrogen yang rendah dalam tubuh juga akan menyebabkan
berkurangnya jaringan ikat. Hal ini menyebabkan Wanita memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
kehilangan gigi atau mengalami peyakit gusi.
Lanjutan

4) masalah seksual

Disfungsi seksual pada Wanita masa premenopause dan pascamenopause secara luas
didefinisikan oleh DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) sebagai
sebuah gangguan dalam proses yang memiliki karakteristik siklus respon seksual atau rasa
sakit terkait dengan hubungan seksual.

Klasifikasi disfungsi seksual pada Wanita, yaitu :


1) Gangguan Hasrat seksual
2) Gangguan orgasme
3) Gangguan gairah seksual
a. gangguan gairah seksual yang hipoaktif
b. gangguan aversi seksual
4) Gangguan nyeri seksual
a. dispareunia
b. vaginismus
5) Gangguan nyeri seksual nonkoitus
Lanjutan

Penurunan dari estrogen, progesteron, dan testosteron sangat berpengaruh terhadap


fungsi seksual Wanita. Dengan berkurangnya estrogen dapat menyebabkan
hilangnya lubrikasi dari vagina dan vagina akan menipis dan memendek. Dimana
hal ini akan menyebabkan dispareunia. Pada Wanita yang teratur melalukan
hubungan seksual gejala ini akan berkurang. Bila keadaan tersebut tidak diterapi
maka akan menyebabkan rasa gatal dan panas pada vulva dan vagina, infeksi pada
saluran kemih yang disebabkan karena peningkatan Ph vagina yang menyebabkan
berkembangnya bakteri koliform, dan inkontinensia uri (stress inkontinensia
maupun urge kontinensia). Keringnya vagina, rasa sakit dan dispareunia terjadi pada
65% Wanita pascamenopause.

Bersamaan dengan penurunan minat seksual, androgen yang bersirkulasi menurun


selama tahun-tahun akhir reproduksi dengan kadar androgen pada usia 45 tahun
sekitar satu setengah dari wanita yang berusia 20-an.
Hatur Nuhun
DAFTAR PUSTAKA
Lumongga, Namora. (2016). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksinya
ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologinya. Jakarta : Kencana
Suparni, ita. Dkk. (2016). Menopause dan Masalah Penanganannya. Yogyakarta : CV Budi
Utama
Yorinda, cintika. Dkk. (2019). Menopause Kesehatan Reproduksi Wanita Usia Lanjut. Jawa
Timur : Uwais Inspirasi Indonesia
Dartiwen. Dkk. (2022). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Remaja dan Perimenopause.
Yogyakarta : CV Budi Utama
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42810/ManuskripDepresi%20dan%20
Cemas%20Masa%20Perimenopause%20dan%20Pascamenopause.pdf?sequence=1&isAllowe
d=y
file:///C:/Users/MII/Downloads/919-1389-1-SM.pdf
http://eprints.ums.ac.id/46220/24/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.bookingdokter.com/article/perbedaan-perimenopause-menopause-dan-postmenop
ause
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/46220/24/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.bookingdokter.com/article/perbedaan-perimenopause-menopause-dan-p
ostmenopause
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2201/3/BAB%20II.pdf
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/download/2411/1956
http://repository.unimus.ac.id/2738/4/BAB%20II.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2201/3/BAB%20II.pdf
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/download/2411/1956
http://repository.unimus.ac.id/2738/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai