A. Pengertian
Seiring bertambahnya usia wanita, pada usia tertentu, wanita akan
mengalami menopause. Menopause alami merupakan akhir menstruasi yang
bukan disebabkan karena terapi medis maupun kondisi kesehatan tertentu.
Terdapat 3 fase yang terjadi, yaitu:
2. Menopause
Menopause merupakan saat dimana wanita sama sekali tidak mengalami
menstruasi. Pada fase ini, ovarium berhenti melepaskan sel telur dan
berhenti memproduksi estrogen. Menopause didiagnosis ketika seorang
wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut – turut.
3. Postmenopause
Fase ini terjadi setelah fase menopause, yaitu apabila seorang wanita sudah
melalui menopause, dimana tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan
secara berturut – turut. Pada fase ini, gejala – gejala yang dialami misalnya
sering merasa kepanasan dapat hilang. Namun pada beberapa kasus, gejala
menopause dapat bertahan lebih lama. Sebagai akibat dari menurunnya
kadar estrogen, wanita pada fase postmenopause dapat berisiko tinggi
terhadap beberapa masalah kesehatan misalnya osteoporosis dan penyakit
jantung. Pepngobatan dengan terapi hormon disertai dengan perubahan
gaya hidup dapat menurunkan risiko penyakit – penyakit tersebut.
B. Penyebab
Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita
bertambah tua. Seiring bertambahnya usia, indung telur akan semakin sedikit
memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung telur tidak lagi
melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti.
Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40
tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat:
3. Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat
merusak indung telur, sehingga memicu menopause dini.
4. Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause
1-2 tahun lebih awal daripada wanita yang tidak merokok.
5. Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini
akan lebih berisiko untuk mengalami kondisi serupa.
C. Masalah Fisik dan Psikis
Masalah Fisik
Gejala utama dari fase perimenopause adalah siklus menstruasi yang
tidak beraturan. Kondisi ini terjadi karena ovulasi (pengeluaran sel telur) tidak
dapat diprediksi. Lamanya waktu menstruasi dapat lebih lama atau lebih
pendek dan menstruasi dapat datang lebih cepat atau lebih lama dari siklus
normalnya. Saat mendekati fase menopause, siklus menstruasi makin
memanjang atau menstruasi semakin jarang. Apabila selama 12 bulan
berturut-turut tidak terjadi periode menstruasi, maka menopause telah terjadi,
dan periode perimenopause berakhir.
1. Perubahan Fisik
Siklus menstruasi yang tidak teratur menjadi gejala yang paling umum
dialami perempuan yang memasuki masa perimenopause. Perubahan
hormone membuat frekuensi menstruasi yang biasanya terjadi sebulan
sekali, kini terjadi lebih jarang atau bahkan lebih sering dari biasanya.
3. Sulit Tidur
Ciri-ciri menopause pada wanita juga dapat dilihat dari sulitnya untuk
tidur atau biasa disebut insomnia. Insomnia memang bisa menjadi tanda
dari suatu penyakit atau gangguan pada tubuh. Namun dalam kasus gejala
menopause, kesulitan tidur terjadi karena kadar estrogen dan progesterone
dalam tubuh yang terus berangsur turun. Insomnia juga dipengaruhi rasa
tidak nyaman ketika tidur karena sering berkeringat di malam hari,
sehingga kesulitan untuk memejamkan mata lagi.
Gejala ini bisa membuat kualitas tidur jadi berkurang dan membuat
tubuh terus merasa lelah dan kurang bertenaga setelah bangun tidur. Jika
gejala ini dirasa sudah mengganggu kualitas hidup, Anda bisa mengatasinya
dengan rajin berolahraga. Hindari minuman mengandung kafein yang bisa
membuat Anda semakin sulit tidur.
Masalah Psikis
Adapun, dampak psikologisnya bisa berupa gejala depresi seperti
kecemasan berlebihan, paranoia, mudah marah dan tersinggung oleh hal-hal
sepele, merasa dirinya adalah beban, sedih berlebihan, tertekan, dan selalu
berpikiran negatif hingga sulit tidur. Nah, dampak psikologis tersebut harus
benar-benar dipantau agar perempuan yang memasuki periode menopause
tidak kehilangan semangat hidupnya dan berujung pada keinginan untuk
mengakhiri hidup atau penyakit fisik seperti kanker, jantung koroner, dan
hipertensi. Psikolog RS Awal Bros Tangerang Cecilia Setiawan mengungkapkan
lebih dari 50% perempuan mengidentikkan menopause sebagai proses negatif.
Akibat perubahan hormonal, perempuan menopause cenderung mengalami
peralihan suasana hati yang drastis.
Menurut Cecilia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi gejala stres saat menopause. Salah satunya adalah melakukan
tindakan medis seperti pemberian suntik hormon estrogen untuk terapi
meredakan stres. Cara lainnya adalah memenuhi pikiran dengan bayangan-
bayangan positif. Jangan menghantui diri dengan pikiran bahwa proses
menopause adalah penghambat perempuan untuk mencapai kebahagiaan.
Anda dapat mengalihkan pikiran negatif dengan bergaul bersama sahabat-
sahabat, sharing ide dengan orang-orang terkasih, maupun melakukan
perjalanan wisata agar tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah memperhatikan gaya hidup
dan asupan makanan. Hal-hal kecil seperti berkebun, bertamasya, memasak
sajian favorit keluarga, yoga, mengikuti kegiatan organisasi, keagamaan, dan
bersosial akan membantu meredakan stres menopause. Sebuah penelitian
yang dihelat oleh Physical Fitness Research Institute, Meiji Yasuda Life
Foundation of Health and Welfare di Tokyo mengungkapkan bahwa melakukan
peregangan (stretching) setidaknya 10 menit/hari bisa meredakan gejala
depresi saat menopause. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 40
perempuan paruh baya usia 40—61 tahun. Dua puluh di antara perempuan
tersebut ditugaskan untuk melakukan peregangan selama 10 menit per hari
sebelum tidur selama tiga pekan. Sisanya ditugaskan untuk diam saja
sebelum tidur.
Untuk diketahui, dua pertiga dari partisipan peneiltian tersebut
mengaku mengalami gejala depresi menopause. Sebagian besar dari mereka
mengaku cenderung tidak aktif secara fisik selama hidupnya. Dari percobaan
itu didapatkan hasil bahwa para perempuan yang melakukan peregangan
selama 10 menit setiap sebelum tidur membuahkan kemajuan dalam
mengatasi gejala depresi dibandingkan mereka yang tidak. “Perempuan yang
kurang gerak cenderung bermasalah dengan kesehatan fisik dan mental, serta
mengalami hot flashes. Sebaliknya, gaya hidup aktif terbukti bisa mengurangi
dampak hot flashes, meningkatkan mood, dan mencegah risiko penurunan
kemampuan kognitif,” jelas Direktur Eksekutif North American Menopause
Society JoAnn Pinkerton, dikutip dari Reuters.
=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_=_ S F _=_=_=_=_=_=_=_=_