Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERIMENOPAUSE DAN POSTMENOPAUSE

Dosen Pengajar : Mastina, S.ST, M.Keb


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Perimenopause

Disusun Oleh :
Kelompok 13

1. Nada Romadhona Yanuar 22251156P


2. Desandriani Aulia Fadyah 22251159P
3. Sry Eridayani 22251148P
4. Yulia Afriani 22251185P

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang


telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalahini.Penulis menyusun makalah yang berjudul “Perimenopause Dan
Postmenopause “Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis susun ini masih
ada kekurangan dan kelemahan. Penulis menyusun makalah ini atas dasar teori
yang sudah ada dalam berbagai sumber .
Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnannya
dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Palembang, Maret 2023


Penulis

13
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perimenopause ........................................................... 3
B. Pengertian Menopause ................................................................. 6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................... 12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang
dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yangdirasakan
tidak menyenagkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk
benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi
antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan
seperempat lainnya terus mentruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat
monopaause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat
membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah
kondisi yang dapt menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut.
Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi
beban pada saat terjadinya proses menopause ini
Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi : haid berhenti secara
permanen secara 1 tahun. Perimenopause adalah masa yang mengarah pada
menopause umum nya berlangsung 3 sampai 5 tahun. Pascamenopause adalah
dimulai 1 tahun setelah haid terakhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah menopause itu ?
2. Kapan menopause itu dimulai ?
3. Apa tipe sebab menopause ?
4. Bagaimana gejala menopause ?
5. Bagaimana fisiologi pada wanita menopause ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perimenopause

Perimenopause diartikan sebagai periode atau waktu sekitar menopause


mengacu pada waktu di mana terjadi periode transisi alami menuju menopause atau
berakhirnya menstruasi, menandai akhir tahun reproduksi. Perimenopause juga
disebut transisi menopause.
Pada wanita, perimenopause terjadi pada usia yang berbeda-beda. Pada
umumnya, perimenopause ini terjadi pada usia 30 lebih dari 40 tahun. Namun, pada
beberapa wanita dapat terjadi pada usia yang lebih muda karena beberapa faktor
tertentu.
Tingkat estrogen dalam tubuh naik dan turun selama perimenopause. Siklus
menstruasi dapat memanjang atau memendek secara tidak teratur, dan mungkin
mulai memiliki siklus menstruasi di mana ovarium tidak melepaskan sel telur
(ovulasi). Beberapa wanita mungkin mengalami gejala, seperti menopause,
misalnya hot flashes, gangguan tidur dan vagina kering.
1. Faktor Risiko Perimenopause
Perimenopause adalah fase normal dalam kehidupan. Seiring dengan
bertambahnya umur, semua wanita memiliki risiko yang sama akan terjadinya
perimenopause. Beberapa wanita, periode ini dapat terjadi lebih awal. Faktor-
faktor risiko tertentu yang dapat menyebabkan perimenopause pada usia lebih dini,
antara lain:

 Merokok;
 Riwayat keluarga mengalami menopause dini;
 Pengobatan kanker dengan kemoterapi atau terapi radiasi panggul;
 Histerektomi atau pengangkatan rahim; dan
 Riwayat operasi pengangkatan ovarium (indung telur). Bila salah satu
ovarium diangkat, ovarium yang tersisa dapat berhenti bekerja lebih cepat
dari normalnya.
2. Penyebab Perimenopause
Perimenopause adalah perjalanan alamiah seorang wanita dan merupakan hal
yang normal terjadi. Seiring dengan pertambahan usia, produksi estrogen dan
3
progesteron naik dan turun secara tidak beratutan. Perubahan pada tubuh selama
perimenopause merupakan hasil dari peningkatan dan penurunan estrogen yang
tidak beraturan.
3. Gejala Perimenopause
Gejala utama dari fase perimenopause adalah siklus menstruasi yang tidak
beraturan. Kondisi ini terjadi karena ovulasi (pengeluaran sel telur) tidak dapat
diprediksi. Lamanya waktu menstruasi dapat lebih lama atau lebih pendek dan
menstruasi dapat datang lebih cepat atau lebih lama dari siklus normalnya. Saat
mendekati fase menopause, siklus menstruasi makin memanjang atau menstruasi
semakin jarang. Apabila selama 12 bulan berturut-turut tidak terjadi periode
menstruasi, maka menopause telah terjadi, dan periode perimenopause berakhir.
Gejala-gejala lain yang dapat terjadi pada fase perimenopause yang disebabkan
karena penurunan hormon estrogen yang mulai terjadi antara lain:
 Hot flashes atau perasaan panas pada wajah dan tubuh;
 Gangguan tidur seringkali disebabkan oleh hot flash atau keringat malam,
tetapi gangguan tidur dapat terjadi tanpa adanya hot flash;
 Perubahan mood, seperti perubahan suasana hati yang cepat, menjadi lekas
marah atau depresi dapat terjadi selama perimenopause;
 Vagina menjadi lebih kering, lubrikasi dan elastisitas vagina berkurang. Hal
ini dapat membuat hubungan seksual terasa menyakitkan;
 Infeksi saluran kemih. Kadar estrogen yang rendah juga membuat kandung
kemih lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih;
 Menurunnya libido. Selama perimenopause, gairah dan keinginan seksual
dapat menurun. Pengeroposan tulang. Seiring dengan menurunnya kadar
estrogen, kehilangan tulang lebih cepat daripada proses pembentukannya
dan dapat meningkatkan risiko osteoporosis; dan
 Peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kadar kolesterol
baik (HDL) yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
4. Diagnosis Perimenopause
Perimenopause adalah proses bertahap. Perimenopause tidak dapat didiagnosa
hanya dengan satu tanda atau pemeriksaan. Dokter akan menanyakan usia,

4
riwayat menstruasi, dan gejala atau perubahan tubuh yang dialami dan sudah berapa
lama gejala berlangsung
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan untuk
memeriksa kadar hormon reproduksi, estrogen dan progesteron. Sekali lagi, karena
perimenopause ini adalah proses bertahap, maka pemeriksaan ini dilakukan
beberapa kali dalam jangka waktu tertentu untuk melihat penurunan kadar hormon
tersebut.
5. Komplikasi
Menstruasi yang tidak teratur adalah ciri khas perimenopause. Komplikasi yang
dapat terjadi pada masa perimenopause ini adalah perdarahan menstruasi hebat
yang dapat terjadi lebih dari 7 hari atau lebih dan dapat mengakibatkan anemia.
Komplikasi lainnya adalah perdarahan diluar siklus menstruasi yang berat atau
disebut dysfunctional uterine bleeding.
6. Pengobatan Perimenopause
Pengobatan perimenopause ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan
gejalanya, tetapi bukan untuk menghentikan kondisi dari perimenopause ini.
Beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati gejala
perimenopause adalah
 Terapi pengganti hormon. Terapi pengganti hormon estrogen dalam bentuk
pil, estrogen tempel pada kulit, gel atau krim dapat menjadi pilihan
pengobatan yang efektif untuk menghilangkan hot flash perimenopause.
 Estrogen vagina dalam bentuk krim atau tablet yang dimasukkan kedalam
vagina. Obat-obatan jenis ini dapat membantuk lubrikasi vagina dan dapat
membantu meringankan kekeringan pada vagina dan ketidaknyamanan
dengan hubungan seksual.
 Antidepresan seperti golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
dapat mengurangi gejala hot flash menopause atau pada wanita yang dengan
gangguan mood.
 Gabapentin. Gabapentin dapat membantu mengurangi hot flash. Obat ini
dapat diberikan pada wanita yang tidak dapat menggunakan terapi
pengganti estrogen karena alasan kesehatan tertentu.

5
7. Pencegahan Perimenopause
Perimenopause adalah kondisi normal yang akan terjadi pada setiap wanita.
Tidak ada upaya pencegahan tertentu untuk menghindari seorang wanita agar
tidak terjadi kondisi perimenopause ini. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
agar mencegah perimenopause ini datang pada usia lebih dini dari normalnya.
Beberapa upaya tersebut adalah
 Makanan sehat.
 Hindari alkohol dan kafein.
 Olahraga teratur dan aktivitas fisik teratur
 Berhenti atau hindari rokok.

B. Definisi Menopause
Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ‘men’ yang
berarti bulan, dan kata ‘peuseis’ yang berarti penghentian sementara. Pengertian
menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun
kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas
atau risau, sementara bagi yang lain mendatangkan rasa percaya diri. Secara
linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya
menstruasi.
Masa sebelum menopause adalah perimenopause (dekat) dan masa setalah
menopause adalah postmenopause. Sebetulnya tahun tahun yang membawa pada
menopause adalah saat wanita merasakan apa yang pada umumnya kita pikir
sebagai gejala menopause. Kadang kadan bertahan sepanjang 6 samapai 8 tahun,
adalah saat fluktuasi hormonan sering terjadi dan kacau, ketidakteraturan mens
adalah de rigueur, dan banyak wanita merasa lepas kendali dan bingung tentang
apa yang terjadi pada diri mereka.
1. Mulainya Menopause
Bagi sebagian besar wanita, menopause mulai antara usia 40 dan 58,
meskipun 47 tahun adalah angka rata rata, dan menopause penuh terjadi rata rata
usia 51 tahun. Satu faktor yang telah terbukti mempengaruhi awal menopause
adalah saat wanita mendapatkan histerektomi. Histerektomi menyebabkan alami
muncul dua sampai tiga tahun lebih awal dari normal pada sebagian besar wanita.
Histerektomi adalah pengangakatan operatif rahim, tetapi ovariumnya diberikan

6
utuh. Masa menstruasi berhenti saat rahim diangkat, karena lapisan rahim itu yang
berdarah selama menstruasi. Meskipun setelah histerektomi seorang wanita tidak
lagi mengalami pendarahan menstruasi, bila ovarium tidak diangkat, sisa dari siklus
menstruasi akan berlanjut menghasilkan telur, estrogen, dan progesteron. Jadi, bagi
wanita yang telah mendapatkan histerektom, saat menopuase dapat sulit untuk
dinilai, karena harus berdasarkan pada berbagi gejala daripada berhentinya
perdarahan.
2. Tipe Sebab Menopause
Menopause dapat menjadi kejadian yang terjadi secara alami atau perubahan
hidup yang timbul akibat intervensi medis.umumnya, sebab menopause dapat
dikategorisasikan sebagai berikut.
a) Menopause Alami
Menopause alami adalah akhir dari tahun reproduksi wanita. Ditandai dengan
tidak hadirnya siklus mentruasi selama satu tahun penuh. Hal ini dapat terjadi antara
usai 40 dan 58 tahun, dengan rata rata usai kurang lebih 51 tahun.
b) Menopause prematur
Menopause prematur adalah saat siklus menstruasi wanita berhenti selama
satu tahun penuh sebelum usia 40 tahun. Ini dapat terjadi akibat berbagai berbagai
alasan, termasuk genetik, proses autoimun, atau intervensi medis, seperti
kemoterapi. Wanita yang menjalani menopause awal memiliki risiko kanker
payudara dan ovarium lebih kecil, tetapi memiliki risiko terkena osteoporosis lebih
besar
c) Menopause Beralasan Atau Medis
Menopause medis, kadang-kadang disebut menopuase beralasan, disebabkan
pada saat ada kerusakan parah (seperti yang disebabkan oleh kemoterapi yang
digunakan selama pengobatan kanker) atau pengangkatan operasi pada ovarium
(menopuase akibat bedah). Lebih dari 50 persen wanita pda kemoterapi
dilemparkan ke dalam keadan menopause sementara, dan kadang- kadang menetep.
Wanita yang lebih tua (lebih dari 45 tahun) cenderung lebih mengalami menopause
permanen akibat kemoterapi daripada wanita yang lebih muda (35 dan kurang).
Setelah pengangkatan ovarium (ooforektomi), mula

7
menopause mendadak, dan wanita cenderung medapatkan gejala menopause yang
cukup parah.
3. Gejala Menopause
Gejala yang paling umum dialami selama transisi menopause adalah serangan
rasa panas (hot flashes). Serangan rasa panas adalah sensas dari panas seluruh tubuh
dan kemerahan pada wajah sering disertai dengan keringat, jantung berdebar-debar,
dan perasaan tidak nyaman seluruh tubuh. Serangan rasa panas biasanya berkisar
antara satu dan lima menit dan sering diikuti oleh mengigil. Lebih dari 80 persen
wanita perimenopause di Amerika Serikat mengalami serangan rasa panas, tanpa
memperhitungkan status sosioekonomik, usia, ras, jumlah kehamilan, usia pada saat
mulai siklus menstruasi atau menopuase.
4. Fisiologi Menopause
Ovarium memiliki lebih kurang 700.000 sel telur saat lahir yang belum
berkembang.Pada masa pubertas, usia 8-12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dari
fungsi endokrin. Selanjutnya, pada usia 12-13 tahun seorang perempuan akan
mendapatkan menarche (menstruasi untuk pertama kalinya). Sepanjang siklus
menstruasi ada 400-500 sel telur yang dihasilkan setiap bulannya dan menurun
setiap tahun. Masa pubertas adalaH akibatkan kelenjar pituitary yang berada pada
basis otak mensekresikan LH (luteinizing hormone) dan follicle stimulating
hormone (FSH). LH dan FSH berperan dalam maturasi folikel pada ovarium dan
menghasilkan sel telur setiap bulannya. Masa ini juga disebut masa subur (fertil)
yang dapat berlangsung sampai usia sekitar 45 tahun. Pada masa ini perempuan
dapat mengalami kehamilan dan melahirkan. Setelah itu seorang perempuan
memasuki fase klimakterium, yaitu masa peralihan memasuki periode non-
produktif.
Ovarium memproduksi tiga hormon yang sangat penting yaitu estrogen,
progesteron, dan androgen. Estrogen secara endogen memproduksi estrone (E1),
estradiol (E2), estriol (E3).Estradiol (E2) diproduksi oleh folikel ovarium dominan
selama siklus menstruasi bulanan dan merupakan estrogen alami yang paling
ampuh. Estrone (E1) adalah bentuk dominan estrogen selama menopause.
Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen masih tinggi,
namun semakin berkurang ketika memasuki masa perimenopause dan

8
paskamenopause. Pada perimenopause, ovarium mulai menyusut dan folikel
menghilang dalam waktu yang cepat. Level hormon mengalami fluktuasi seiring
dengan upaya ovarium dalam mengatur produksinya.Selanjutnya ovarium menjadi
resisten terhadap FSH, dan kelenjar pituitary berusaha menjaga produksi hormon
estrogen.Hal ini menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan tidak dapat
diprediksi. Ketika menstruasi tidak datang selama satu tahun dan terjadi
peningkatan level FSH (lebih dari 30-40 IU), seorang perempuan telah mencapai
periode menopause. Pada saat menopause, estrogen masih tetap diproduksi oleh
ovarium dan tidak langsung berhenti, namun ovarium berhenti menghasilkan sel
telur. Rata-rata usia mulainya menopause adalah sekitar 52 tahun dan biasanya
menstruasi mulai tidak teratur dan berhenti antara usia 45 sampai dengan 55 tahun
(Ganong, 2002).
5. Perubahan-perubahan organik
1) Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi :
a. Ovarium
Pada ovarium yang gagal , keseimbangan antara hormone estrogen dan
progesterone akan hilang dengan menurunnya aproduksi hormone, sehingga
menimbulkan pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa
wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama tahun-tahun klimakterium
dan yang lain merasakannya untuk pertama kali.
b. Uterus
Uterus mengecil, di sebabkan oleh menciutnya selaput lender Rahim (atrofi
endometrium) juga di sebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk
jaringan ikat antar sel serabut dan pembuluh otot Rahim menebal dan menonjol.
c. Vagina dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan
vulva, lipatan-lipatan berkurang secret menjadi encer, sering timbul gatal dan nyeri
waktu senggama.

9
2) Perubahan pada susunan ekstragenital
a. PenimbunanLemak (adipasitas), Penyebaran lemak terdapat pada
tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar 20,00% wanita
klimakterium mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga ada
hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar
metabolism lemak.
b. Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Akibat gejolak panas terjadi suatu
peningkatan tekanan darah.Pada wanita usia 45 – 70 tahun di ketahui
peningkatan tekanan darah tersebut di mulai selama klimakterium.
c. Hiperkolesterolemia, Penurunan atau hilangnya kadar estrogen
menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total.
d. Aterosklerosis, Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolestero
lmenyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis.
e. Perubahan psikologis, Pada wanita yang menghadapi periode menopause,
munculnya simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya
perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurang dan
berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya
menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen),
remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa.
6. Mencegah Pemunculan Menopause
Tidak semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi
estrogen pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan,
karena tidak semua peremuan mengalami gejala menopause yang demikian
mengganggu sehingga memerlukan estrogen pengganti. Di masyarakat Asia pada
umumnya, gejala menopause tidak banyak dikeluhkan karena secara kultural orang-
orang yang menjadi lanjut usia justru mendapatkan kedudukan sosial yang
terhormat. Perempuan yang masih tetap aktif ketika memasuki masa menopause
juga tidak mengalami gejala menopause yang berarti.

10
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejala
menopause.
1. Olah Raga (exercising)
Tetap berusaha agar hidup aktif akan menekan gejala insomnia,
memperlambat osteoporosis dan penyakit jantung, dan juga mencegah
“hot flashes”.
2. Berhenti Merokok
Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya menopause.
Berhenti merokok juga akan meringankan gejala-gejala menopause.
3. Mengkonsumsi Kalsium
Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause, sebaiknya
mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian
besar dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa
jenis sayuran (antara lain brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan
kurang mencukupi, dapat juga memakan tablet kalsium.
4. Vitamin Tambahan
Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui
makanan kita sehari-hari. Tetapi adakalanya terutama mereka yangaktif,
memerlukan juga tambahan vitamin. Vitamin yang diperlukan antara
lain B1, B2, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak
usia menopause memerlukan vitamin-vitamin aktioksidan seperti
vitamin A dan E.
5. Kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen atau estrogen yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap, tempe,tahu,
tauco atau susu kedelai.

11
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
Menopouse merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan
siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk
bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 –
50 tahun. Pada saat menopous wanita akan mengalamin perubahan-perubahan
didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Menopous
merupakan proses peralihan dari massa produktif menuju perubahan secara
peralahan-lahan kemasa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon
estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia.
Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal
itu diikuti dengan berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun
psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut.
Fase menopous disebut juga sebagai fase klimakterium atau pergantian tahun yang
berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dalam fungsi-fungsipsikis dan
fisik, sedang vitalitasnya menjadi semakin mundur dan berkurang.
C. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan sarannya kami sampaikan terima
kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, A. 2003. Monopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirihardjo.
Green,Wendy. 2013. Lima Puluh Hal Yang Bisa Anda Lakukan Hari Ini Untuk
Mengatasi Menopause. Jakarta: PT Gramedia.
Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan bagi wanita. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya.
Proverawati, Atika. 2010. menopause dan sindrom premenaupose.Yogyakarta:
Nuha medika.
Tagliaferri, dkk. 2007. The new menopause book. Jakarta:PT Indeks

14

Anda mungkin juga menyukai