Anda di halaman 1dari 10

Makalah menopause

Tugas Promosi Kesehatan


menopause

Disusun oleh :
Nama : SUSARI AFDELINA
NIM : 13211381

Dosen pembimbing :
Yani Maidelwita, SKM, M.BIOMED

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul MENOPAUSE dapat selesai dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Promosi Kesehatan,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Padang, desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN. 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan. 2

BAB II
PEMBAHASAN 3
2.1 Defenisi. 3
2.2 Etiologi. 4
2.3 Tahap Menopause. 4
2.4 Fase-fase Pada Menopause 5
2.5 Tanda dan Gejala.. 6
2.6 Perubahan-Perubahan Organik.. 6
2.7 Kebutuhan Wanita Menopause.. 8
2.8 Penatalaksanaan. 9

BAB III
PENUTUP 13
A. Kesimpulan.. 13
B. Saran 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak
menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar
memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50,
sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi
sampai melewati umur 50 tahun. Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan
bagi wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi
tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan
dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang
wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-
anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu
menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini. Sebenarnya, sulit atau mudahnya
menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual.
Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga
akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak
nyamanan ini bisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir
positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila
wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan
dan menekan hidupnya.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause
ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi
tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih
terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga
yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini.
Berdasarkan penjelesan tersebut, sangat penting untuk memberikan informasi secara benar
dan tepat tentang bagaimana menjalani masa menopause dengan lebih menyenangkan.
Apalagi, informasi atau pengetahun yang bisa diperoleh masyarakat mengenai hal ini sangat
terbatas.

1.2 Rumusan masalah


1. Menjelaskan tentang pengertian klimakterium
2. Menjelaskan etiologi klimakterium
3. Menjelaskan Tahap menopause
4. Menjelaskan Fase-fase menopause
5. Menjelaskan Tanda dan gejala
6. Menjelaskan Perubahan-perubahan Organik
7. Menjelaskan Kebutuhan wanita menopause
8. Menjelaskan Penatalaksanaan imakterium pada menopause
1.3. Tujuan:
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian klimakterium
Agar mahasiswa memahami penyebab dari klimakterium

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Istilah klimakterium berasal dari kata Yunani yang berarti anak tangga dan mengandung
hubungan yang sama dengan menopause seperti istilah pubertas dengan menarche.
Klimakterium merujuk pada waktu dalam kehidupan seorang wanita yang dikenal kaum
awam sebagai perubahan hidup. Klimakterium adalah masa yang bermula dari tahap
reproduksi sampai berakhir pada awal senium, yaitu pada wanita berumur 40 65 tahun.
Masa klimakterium ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologi dan vegetatif.
Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala dari
menurunnya fungsi ovarium ini ditandai dengan hentinya menstruasi pada seorang wanita
yang disebut menopause.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. perdarahan haid
yang terakhir yang terjadi pada usia 40 65 tahun. Menopause merupakan suatu fase dalam
kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Jumlah folikel yang
mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang
cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan
terjadinya menopause.
Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormon
merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh (tidak
semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh
yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui saluran terbuka keluar, tetepi langsung
disalurkan ke dalam darah melalui perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada
disekitar kelenjar tersebut. Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi
oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testotesron, dimana setelah mencapai
menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi. Estrogen dan progesteron pada wanita
disebut hormon kelamin (sex hormones). Esrtogen pada wanita menampilkan tanda-tanda
kewanitaan, seperti kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam setiap bulan,
kadar estrogen dan progesteron bergelombang, bergantian naik turun.
Gelombang itu yang menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen
yang hanya dihasilkan oleh indung telur selam persediaan sel tulur masih ada. Tugas estrogen
sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum dikeluarkan. Oleh karena itu selam estrogen
masih ada, sel telur tetap akan diproduksi. Kemudian setelah wanita berusia sekitar 45 tahun,
ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen
akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang
berarti berhentinya masa kesuburannya.
2.2 Etiologi
Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hal ini
disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan gonadotropin
dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam produksi hormon
ovarium yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros
diatasnya.Yang pertama-tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya
produksi steroid ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di
hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin Releasing
Hormon = GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan hormone
gonadotropin dengan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mengalami kenaikan yang lebih
tinggi dari LH (Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi petunjuk yang
baik untuk menentukan apakah seorang wanita berada dalam proses menopause. Peninggian
kadar hormone gonadotropin ini akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun
setelah menopause dan kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa
senium dengan kadar yang lebih tinggi dari masa reproduksi.
Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan menopause yang
terjadi sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini (menopause
praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti
penyakit, obat-obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone
steroid ovarium maka dapat kita kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon
progesterone yang merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama
kali, sedangkan estrogen mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun.
Estrogen juga dapat dihasilkan oleh organ-organ ekstragenital seperti kelenjar adrenal.
Hormone androgen juga mengalami penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang
dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar adrenal.

2.3 Tahap menopause


Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause
dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid
benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan
fisik yang berarti.
2. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa
dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

2.4 Fase-fase pada menopause


Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa fase:
1. Fase hipolutein sampai alutein
Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti gangguan produksi
progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi estrogen. Karena itu terjadi gangguan
siklus haid yang menjurus terjadinya perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi
ovulasi maka hormone folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin
yang berlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan kestabilan emosi,
dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika.
2. Fase hipofolikulin
Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang gonadotropin
maka hormone folikelpun makin lama makin berkurang, walaupun terdapat sumber estrogen
lain. Hal ini akan menyebabkan involusi alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh
estrogen terhadap genetalia dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina.
3. Fase poligonadotorpin
Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior mengeluarkan
hormonnya tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan hiperfungsi beberapa kelenjar yang
tergantung dari hipofise.
Pembentukan berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid
dan Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan miksedema
klimakterik. Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin akan menyebabkan
kelenjar adrenal seolah-olah merupakan gonad ketiga. Hal ini akan mengakibatkan
meningginya hormon pria dan pada saat yang sama menurunnya estrogen dari ovarium.
Secara klinis hal ini akan tampak sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat
dan dalam dll. Akibat meningkatnya adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita
klimakterik menjadi hipersensitif.

Ada empat tahapan menopause, yaitu premenopause, perimenopause, menopause dan


postmenopause.

Premenopause
Premenopause adalah istilah untuk menggambarkan periode jeda sebelum wanita memasuki
menopause. Premenopause ini mengacu pada masa sejak pertama kali mengalami haid hingga
terakhir kalinya seorang wanita mengalami haid.

Perimenopause
Perimenopause ditandai oleh perubahan hormon dengan beberapa gejala menopause dan
biasanya terjadi di usia 40-an. Perimenopause ini biasanya berlangsung untuk jangka waktu 2
sampai 6 tahun sebelum terjadinya menopause. Pada tahap ini, siklus menstruasi menjadi
semakin tidak teratur sebelum berhenti sepenuhnya. Menstruasi dapat menjadi lebih ringan
atau lebih berat atau bahkan tidak adanya menstruasi sesekali. Sampai menstruasi berhenti
total, masih ada kemungkinan untuk hamil. Kadar hormon yang berfluktuasi menyebabkan
gejala menopause seperti hot flashes, keringat malam dan insomnia. Kadar estrogen yang
rendah pada periode ini dapat menyebabkan kekeringan vagina dan iritasi.

Menopause
Menopause terjadi ketika seorang wanita tidak haid selama 12 bulan. Wanita tidak tahu
mereka berada di menopause sampai 1 tahun tanpa periode berlalu. Kebanyakan wanita
mencapai menopause antara usia 45 dan 55, tetapi menopause dapat terjadi sebagai awal
sebagai 30-an atau 40-an atau mungkin tidak terjadi sampai seorang wanita mencapai 60-an.

Postmenopause
Postmenopause dimulai 12 bulan setelah periode terakhir dan berlangsung sampai kematian.
begitu Anda melewati tahap pascamenopause, berarti Anda tidak akan menstruasi lagi dalam
sisa umur Anda. Wanita postmenopause dengan kadar estrogen yang rendah mungkin pada
peningkatan risiko osteoporosis dan harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D yang
memadai dan melakukan pemeriksaan tes skrining untuk kepadatan tulang yang rendah.

Kesiapan mental, kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya dan wawasan mengenai
menopause akan menentukan kesiapan seseorang menghadapi kecemasan saat memasuki
masa menopause. Bila seorang wanita tidak siap secara mental menghadapi fase menjelang
menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan dukungan positif, maka akan
berakibat tidak baik. Wanita tersebut bisa menjadi kurang percaya diri, merasa diacuhkan,
tidak dihargai, stres dan mengalami kecemasan berkepanjangan tentang perubahan fisiknya
dikarenakan fisiknya tidak seindah dulu.

2.5 Tanda dan Gejala


Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola
haidnya. Selain itu yang ditemukan juga adalah:
1. Gejala vasomotorik : berupa gejala primer defisiensi estrogen. Hal ini diikuti dengan
ketidakseimbangan vasomotor sentral. Pada kelompok gejala ini termasuk gejolak panas/hot
flushes, vertigo, keringat banyak dan parestesia.
2. Gejala konstitusionil : gejala sekunder akibat tidak langsung dari menurunnya kadar
estrogen terhadap suatu keadaan. Misalnya mudah tersingung, sakit kepala dan migraine,
keluhan kardiovaskuler, nyeri otot dan panggul.
3. Gejala psikologis dan neurologis : Meliputi keadaan depresi, kelelahan badan, susah tidur
dan rasa khawatir/anxiety.
4. Gejala-gejala lain : Termasuk didalamnya gangguan haid, keluhan vaginitis atrofikan
seperti dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, disuria dan gangguan libido.
2.6 Perubahan-perubahan Organik.
A. Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi :
1. Ovarium :padaovarium yang gagal , keseimbanganantara hormone estrogen dan
progesterone akan hilang dengan menurunny aproduksi hormone, sehingga menimbulkan
pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan
bahwa sindrom memburuk selama tahun tahun klimakterium dan yang lain merasakannya
untuk pertama kali.
2. Uterus: uterus mengecil , di sebabkanolehmenciutnyaselaput lender Rahim (atrofi
endometrium) juga di sebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat
antar sel serabut dan pembuluh otot Rahim menebal dan menonjol.
3. Vagina dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan
lipatan berkurang secret menjadi encer, sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.
B. Perubahan pada susunan ekstragenital
1. PenimbunanLemak (adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar
20,00% wanita klimakterium mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga ada
hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolism lemak.
2. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah.Pada wanita usia 45 70 tahun
di ketahui peningkatan tekanan darah tersebut di mulai selama klimakterium.
3. Hiperkolesterolemia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan
penurunan lemak total.
4. Aterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolestero lmenyebabkan meningkatnya factor
resiko terhadap terjadinya aterosklerosis.
5. Perubahan psikologis
Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom psikologis
sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari
berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche
pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah
tetapi ada juga yang biasa.
Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain:
merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak
berguna tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Bagi wanita yang
menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan (stressor) dan
berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat
menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya.
Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Allah
(Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau,
kemungkinan stres yang dialami tidak seberat dibanding wanita yang mempersepsikan
menopause itu sebagai momok atau kiamat.

2.7 Kebutuhan wanita menopause


1) Gizi yang Dibutuhkan oleh Wanita Menopause
Jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55% lebih jenis
yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan berkisar 20-30%(hindari lemak
hewani). Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai
dengan vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000- 1.200 mg dan 500 IU vitamin D per hari
dapat meningkatkan efektifitas kalsium dan melindungi tulang terhadap osteoporosis.
Kesehatan perempuan di masa menopause dapat tetap dipelihara melalui pemanfaatan bahan
alami yang memiliki kandungan sediaan serupa khasiat hormon estrogen.
Salah satu bahan alami itu adalah tempe. Di samping tempe yaitu tahu, tauco, susu kedelai,
kacang tunggak, bengkuang, tokbi hingga biji-bijian seperti gandum, wijen maupun
mengandung unsur mineral dan vitamin bermanfaat bagi perawat kesehatan organ tubuh serta
alat reproduksi.
2) Pola makan sehat menuju menopause
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah
berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan
hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu
jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini
merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak
terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu
bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih
mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak
mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman
berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk
mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang
wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa
pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya
mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen.
Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah
jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua
jenis sereal, sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya
fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera.
Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim
kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu
Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel
diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan
bengkuang, agar-agar rumput laut.
3) Olahraga teratur menjelang menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar
lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu
mengandalikan berat badan.
Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula
darah.
b. Menjaga kepadatan tulang.
c. Menjaga massa otot.
d. Membakar kalori lemak.
e. Mengurangi stress
f. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
g. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.

2.8 Penatalaksanaan
Dasar penatalaksanaan klimakterium seperti dapat dilihat dalam skema dibawah ini meliputi :
1) Penatalaksanaan Umum
Perlu ditekankan bahwa masa ini bukan berarti berakhirnya suatu kehidupan melainkan justru
berarti mulainya suatu tingkat kehidupan yang baru. Proses menjadi tua serta menopause ini
sedapat mungkin diterangkan dalam bahasa yang dapat dimengerti. Hubungan erat yang
saling percaya antara dokter pasien dan sebaliknya sangat membantu mengatasi masalah ini
dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Usaha ini dilakukan pada fase dengan gejala-
gejala yang ringan saja. Beberapa peneliti mengatakan bahwa psikoterapi dangkal saja sudah
akan sangat banyak menolong.

2) Pengobatan simtomatik non-hormonal


Gejala klimakterium yang cukup berat harus diobati baik secara medikamentosa ataupun
dengan cara lain. Pengobatan yang tepat disesuaikan dengan keadaan penderita. Untuk gejala
yang ringan maka sering dipakai sedatif, spasmolitika, dan bermacam-macam obat
turunannya. Bagi gejala yang berat seperti gejolak panas yang berat, maka sedatif dan obat
depresan lainnya tidak banyak pengaruhnya.
3) Pengobatan hormonal
Pada dasarnya menopause adalah suatu defisiensi hormonal yang terjadi secara fisiologis.
Tujuan pengobatan adalah mencapai keseimbangan hormonal kembali.Pada umumnya yang
harus diobati adalah defisiensi estrogen.
Dengan pengobatan substitusi estrogen dapat ditemukan beberapa keuntungan disamping
beberapa kerugian :
a. Pengendalian reaksi vasomotor
b. Pengurangan reaksi emosional
c. Pencegahan dan pengobatan genetalia
d. Pemeliharaan kulit yang baik
e. Pencegahan dan pengendalian osteoporosis
f. Berkurangnya resiko terjadinya aterosklerosis
g. Pencegahan dan pengendalian perdarahan tak teratur.
Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai pengaruh yang buruk
maka pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang terbaik. Sedangkan sedatif dan
obat tranquilizer merupakan obat yang mempunyai cara kerja yang berlainan sehingga hanya
dapat dipakai pada kasus dengan gejala ringan saja.
Pengobatan dengan estrogen konjugasi 1,25 mg perhari selama 20 hari dengan interval 7-8
hari sebagai pengobatan awal selama bulan pertama, dilanjutkan dengan dosis sama setiap 4
hari untuk 3 minggu dengan interval 7-8 hari selama bulan ke 2 dan kemudian 1,25 mg setiap
7 hari, untuk 3 minggu dengan interval yang sama pada bulan ke 3 dan seterusnya,
pengobatan ini merupakan cara yang efektif untuk penanganan kasus-kasus klimakterium.
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina
(sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk
mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko
menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya
pemakaian estrogen.
Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim.
Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya
kanker endometrium.
Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita :
a. Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
b. Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
c. Penyakit hati akut
d. Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk
mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan
susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk :
1) Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
2) Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
3) Mencegah terjadinya osteoporosis.

Beberapa efek samping dari TSH :


a. Perdarahan vagina
b. Nyeri payudara
c. Mual
d. Muntah
e. Perut kembung
f. Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli
menganjurkan:
1) Menambahkan progesteron terhadap estrogen
2) Menambahkan testosteron terhadap estrogen
3) Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
4) Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear
sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
5) Pembedahan Sekitar 40-70% wanita dengan perdarahan abnormal pada masa
premenopause akan sembuh dengan tindakan kuretase saja dan tidak membutuhkan
pengobatan lebih lanjut. Selanjutnya jika terjadi perdarahan lagi dalam masa 6 bulan dan
tidak ada kecurigaan terhadap kemungkinan keganasan/hyperplasia maka pengobatan
substitusi masih ada tempatnya. Sedangkan perdarahan berulang setelah 6 bulan maka perlu
dilakukan kuretase ulang dan bila dianggap perlu dapat dilakukan histerektomia.
Beberapa hal yang mempercepat menopause :
1. tuberkolosis dan penyakit kronis lain
2. pemakaian obat steroid
3.Obat penurun berat badan
4. olahraga yang terlalu berat
Tips Untuk Memperlambat Menopause :
a. Hindari makanan yang instan
b. Makan makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya,
bengkuang dan lainnya
c. Olah raga teratur
d. Terapkan pola hidup sehat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menopouse merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi
yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal
wanita akan mengalami menopause antara usia 40 50 tahun. Pada saat menopous wanita
akan mengalamin perubahan perubahan didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh
bertambahnya usia. Menopous merupakan proses peralihan dari massa produktif menuju
perubahan secara peralahan lahan kemasa non produktif yang disebabkan oleh
berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia.

Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan
berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. Fase menopous disebut juga
sebagai fase klimakterium atau pergantian tahun yang berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak
perubahan dalam fungsi fungsi psikis dan fisik, sedang vitalitasnya menjadi semakin
mundur dan berkurang.

B. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan
sarannya kami sampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai