Anda di halaman 1dari 14

promosi kesehatan pada

menopause
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar
separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti
sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50
tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini
sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh,
mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat
pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang
teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih
jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.

1.2  Rumusan masalah
1.      Menjelaskan tentang pengertian klimakterium
2.      Menjelaskan etiologi klimakterium
3.      Menjelaskan Tahap menopause
4.      Menjelaskan Fase-fase menopause
5.      Menjelaskan Tanda dan gejala
6.      Menjelaskan Perubahan-perubahan Organik
7.      Menjelaskan Kebutuhan wanita menopause
8.      Menjelaskan Penatalaksanaan imakterium pada menopause
1.3. Tujuan:
         Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian klimakterium
         Agar mahasiswa memahami penyebab dari klimakterium
BAB  II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi
Istilah klimakterium berasal dari kata Yunani yang berarti “anak tangga” dan mengandung
hubungan yang sama dengan menopause seperti istilah pubertas dengan menarche. Klimakterium
merujuk pada waktu dalam kehidupan seorang wanita yang dikenal kaum awam sebagai
“perubahan hidup”.
Klimakterium adalah masa yang bermula dari tahap reproduksi sampai berakhir pada awal
senium, yaitu pada wanita berumur 40 – 65 tahun.
Masa klimakterium ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologi dan
vegetatif.Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium.Gejala dari
menurunnya fungsi ovarium ini ditandai dengan hentinya menstruasi pada seorang wanita yang
disebut menopause.
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi
mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti.Menopause
merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa
subur.
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1972.Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
yaitu meno yang berarti bulan dan paussis yang berarti berhenti.Pada saat itu, dunia kedokteran
barat melihat menopause sebagai krisis mendis yang berpotensi menyebabkan berbagai
penyakit.Pada pertengahan abad XX pandangan ini berubah.Saat ini menopause dianggap
sebagai kejadian alami dalam hidup seorang wanita.
Di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses berubah ke
arah menopause itu sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal
sebagai masa premenopause/ klimakterium.
2.2  Etiologi
Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hal ini disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan
gonadotropin dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam produksi
hormon ovarium yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros
diatasnya.Yang pertama-tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya
produksi steroid ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di
hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin Releasing
Hormon = GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan hormone gonadotropin
dengan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari LH
(Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi petunjuk yang baik untuk
menentukan apakah seorang wanita berada dalam proses menopause. Peninggian kadar hormone
gonadotropin ini akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause
dan kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa senium dengan kadar
yang lebih tinggi dari masa reproduksi.
Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan menopause yang terjadi
sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini (menopause
praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit,
obat-obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone steroid ovarium
maka dapat kita kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone yang
merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama kali, sedangkan estrogen
mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun. Estrogen juga dapat dihasilkan
oleh organ-organ ekstragenital seperti kelenjar adrenal.Hormone androgen juga mengalami
penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar
adrenal.

2.3  Tahap menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan
pasca menopause.
1.      Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause
(biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar
terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2.      Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan
setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3.      Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita.Dengan kata lain, pascamenopause
terjadi setelah masa menopause.Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat
menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

2.4  Fase-fase pada menopause


Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa fase:
1.     Fase hipolutein sampai alutein
Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti gangguan produksi
progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi estrogen.Karena itu terjadi gangguan siklus
haid yang menjurus terjadinya perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi ovulasi
maka hormone folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin yang
berlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan kestabilan emosi,
dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika.
2.     Fase hipofolikulin
Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang gonadotropin maka
hormone folikelpun makin lama makin berkurang, walaupun terdapat sumber estrogen lain. Hal
ini akan menyebabkan involusi alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh estrogen terhadap
genetalia dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina.
3.     Fase poligonadotorpin
Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior mengeluarkan hormonnya
tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan hiperfungsi beberapa kelenjar yang tergantung dari
hipofise.
Pembentukan berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid dan
Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan miksedema klimakterik.
Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin akan menyebabkan kelenjar adrenal
seolah-olah merupakan gonad ketiga. Hal ini akan mengakibatkan meningginya hormon pria dan
pada saat yang sama menurunnya estrogen dari ovarium. Secara klinis hal ini akan tampak
sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat dan dalam dll. Akibat meningkatnya
adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita klimakterik menjadi hipersensitif.

2.5  Tanda dan Gejala


Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola
haidnya. Selain itu yang ditemukan juga adalah:
1.     Gejala vasomotorik : berupa gejala primer defisiensi estrogen. Hal ini diikuti dengan
ketidakseimbangan vasomotor sentral.Pada kelompok gejala ini termasuk gejolak panas/”hot
flushes”, vertigo, keringat banyak dan parestesia.
2.     Gejala konstitusionil : gejala sekunder akibat tidak langsung dari menurunnya kadar estrogen
terhadap suatu keadaan. Misalnya mudah tersingung, sakit kepala dan migraine, keluhan
kardiovaskuler, nyeri otot dan panggul.
3.     Gejala psikologis dan neurologis : Meliputi keadaan depresi, kelelahan badan, susah tidur dan
rasa khawatir/”anxiety”.
4.     Gejala-gejala lain : Termasuk didalamnya gangguan haid, keluhan vaginitis atrofikan seperti
dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, disuria dan gangguan libido.

2.6  Perubahan-perubahan Organik.
a)      Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi :
1.     Ovarium :padaovarium yang gagal , keseimbanganantara hormone estrogen dan progesterone
akan hilang dengan menurunny aproduksi hormone, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap
sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk
selama tahun – tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali.
2.     Uterus: uterus mengecil , di sebabkanolehmenciutnyaselaput lender Rahim (atrofi endometrium)
juga di sebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel serabut dan
pembuluh otot Rahim menebal dan menonjol.
3.     Vagina dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan –
lipatan berkurang secret menjadi encer, sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.

b)      Perubahan pada susunan ekstragenital


1.      PenimbunanLemak  (adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar 20,00%
wanita klimakterium mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan
penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolism lemak.
2.      Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah.Pada wanita usia 45 – 70 tahun di
ketahui peningkatan tekanan darah tersebut di mulai selama klimakterium.
3.      Hiperkolesterolemia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan
lemak total.
4.      Aterosklerosis
Adanyahipertensidanpeningkatankadarkolesterolmenyebabkanmeningkatnya factor
resikoterhadapterjadinyaaterosklerosis.

5.      Perubahan psikologis
Sehubungan dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis
pribadi yang bersangkutan.Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan timbulnya satu krisis.
Dan memanifestasikan diri dalam xymptom-simtom psikologis, antara lain : depresi
(kemurungan), mudah tersinggung , mudah marah, mudah curiga, di liputi banyak kecemasan,
insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah.

2.7  Kebutuhan wanita  menopause
1)      Gizi yang Dibutuhkan oleh Wanita Menopause
Jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55% lebih jenis yang
karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan berkisar 20-30%(hindari lemak hewani).
Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai dengan
vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000- 1.200 mg dan 500 IU vitamin D per hari dapat
meningkatkan efektifitas kalsium dan melindungi tulang terhadap osteoporosis.
Kesehatan perempuan di masa menopause dapat tetap dipelihara melalui pemanfaatan bahan
alami yang memiliki kandungan sediaan serupa khasiat hormon estrogen.
Salah satu bahan alami itu adalah tempe. Di samping tempe yaitu tahu, tauco, susu kedelai,
kacang tunggak, bengkuang, tokbi hingga biji-bijian seperti gandum, wijen maupun mengandung
unsur mineral dan vitamin bermanfaat bagi perawat kesehatan organ tubuh serta alat reproduksi.

2)      Pola makan sehat menuju menopause

Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita.Untuk mencegah


berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan
hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu
jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh.Hal ini merupakan
alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada
sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu
bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah
selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak
mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman
berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk
mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein.
Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang
wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa
pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi. 
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya
mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen.
Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis
kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis
sereal, sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya
fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang
terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat
menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang
terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang
mengugah selera.Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
3)      Olahraga teratur menjelang menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya.Berolahraga memungkinkan untuk membakar
lemak yang berlebih dengan lebih efisien.Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan
berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a.       Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
b.      Menjaga kepadatan tulang.
c.       Menjaga massa otot.
d.      Membakar kalori lemak.
e.       Mengurangi stress
f.       Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
g.      Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.

2.8  Penatalaksanaan
Dasar penatalaksanaan klimakterium seperti dapat dilihat dalam skema dibawah ini meliputi :
1)      Penatalaksanaan Umum
Perlu ditekankan bahwa masa ini bukan berarti berakhirnya suatu kehidupan melainkan justru
berarti mulainya suatu tingkat kehidupan yang baru. Proses menjadi tua serta menopause ini
sedapat mungkin diterangkan dalam bahasa yang dapat dimengerti. Hubungan erat yang saling
percaya antara dokter pasien dan sebaliknya sangat membantu mengatasi masalah ini dan
mencegah terjadinya kesalahpahaman.Usaha ini dilakukan pada fase dengan gejala-gejala yang
ringan saja. Beberapa peneliti mengatakan bahwa psikoterapi dangkal saja sudah akan sangat
banyak menolong.
2)      Pengobatan simtomatik non-hormonal
Gejala klimakterium yang cukup berat harus diobati baik secara medikamentosa ataupun dengan
cara lain. Pengobatan yang tepat disesuaikan dengan keadaan penderita.Untuk gejala yang ringan
maka sering dipakai sedatif, spasmolitika, dan bermacam-macam obat turunannya.Bagi gejala
yang berat seperti gejolak panas yang berat, maka sedatif dan obat depresan lainnya tidak banyak
pengaruhnya.
3)      Pengobatan hormonal
Pada dasarnya menopause adalah suatu defisiensi hormonal yang terjadi secara fisiologis. Tujuan
pengobatan adalah mencapai keseimbangan hormonal kembali.Pada umumnya yang harus
diobati adalah defisiensi estrogen.
Dengan pengobatan substitusi estrogen dapat ditemukan beberapa keuntungan disamping
beberapa kerugian :
a. Pengendalian reaksi vasomotor
b. Pengurangan reaksi emosional
c. Pencegahan dan pengobatan genetalia
d. Pemeliharaan kulit yang baik
e. Pencegahan dan pengendalian osteoporosis
f. Berkurangnya resiko terjadinya aterosklerosis
g. Pencegahan dan pengendalian perdarahan tak teratur.

Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai pengaruh yang buruk maka
pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang terbaik. Sedangkan sedatif dan obat
tranquilizer merupakan obat yang mempunyai cara kerja yang berlainan sehingga hanya dapat
dipakai pada kasus dengan gejala ringan saja.Pengobatan dengan estrogen konjugasi 1,25 mg
perhari selama 20 hari dengan interval 7-8 hari sebagai pengobatan awal selama bulan pertama,
dilanjutkan dengan dosis sama setiap 4 hari untuk 3 minggu dengan interval 7-8 hari selama
bulan ke 2 dan kemudian 1,25 mg setiap 7 hari, untuk 3 minggu dengan interval yang sama pada
bulan ke 3 dan seterusnya, pengobatan ini merupakan cara yang efektif untuk penanganan kasus-
kasus klimakterium. Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan
lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan
untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.Wanita pasca menopause
yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker
endometrium.Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. 
Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. 
Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya
kanker endometrium.
Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita : 
a.       Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
b.      Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
c.       Penyakit hati akut
d.      Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk
mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah
tidur bisa diberikan anti-depresi.

Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk : 


1)    Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan 
2)    Membantu mengurangi kekeringan pada vagina 
3)    Mencegah terjadinya osteoporosis. 
Beberapa efek samping dari TSH :
a.       Perdarahan vagina
b.      Nyeri payudara
c.       Mual
d.      Muntah
e.       Perut kembung
f.       Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli
menganjurkan:
1)      Menambahkan progesteron terhadap estrogen
2)      Menambahkan testosteron terhadap estrogen
3)      Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
4)      Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga
kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
4)      Pembedahan
Sekitar 40-70% wanita dengan perdarahan abnormal pada masa premenopause akan sembuh
dengan tindakan kuretase saja dan tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Selanjutnya jika
terjadi perdarahan lagi dalam masa 6 bulan dan tidak ada kecurigaan terhadap kemungkinan
keganasan/hyperplasia maka pengobatan substitusi masih ada tempatnya.Sedangkan perdarahan
berulang setelah 6 bulan maka perlu dilakukan kuretase ulang dan bila dianggap perlu dapat
dilakukan histerektomia.

Beberapa hal yang mempercepat menopause :


 1. tuberkolosis dan penyakit kronis lain
 2. pemakaian obat steroid
 3.Obat penurun berat badan
 4. olahraga yang terlalu berat

Tips Untuk Memperlambat Menopause :


a.       Hindari makanan yang instan
b.      Makan makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya,
bengkuang dan lainnya
c.       Olah raga teratur
d.      Terapkan pola hidup sehat.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menopause bukanlah suatu yang menakutkan.
Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila
terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah dokter untuk mendapatkan terapinya.

B.     SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan
berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya.Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang
mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam
berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan
terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang
membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga.
Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi
gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat
memasuki masa menopause nanti, yaitu:
1.      Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti).
2.      Tidak minum alkohol,
3.      Sering berolah raga secara teratur,
4.      Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber
fitoestrogen)
5.      Cukup terkena cahaya matahari.

DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo, Notoatmojo. 2009.  Pengantar pendidikan kesehatan imu dan perilaku. Yogyakarta:
andi offset

Susan G Millstein, 1993. Promoting the health of adolescent. Export universering

http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=79

sumber : http://novitaangel4.blogspot.co.id/2013/03/promosi-kesehatan-pada-menopause.html

Anda mungkin juga menyukai