PENDAHULUAN
1
BAB II
SINDROM MENOPAUSE
2.1 Definisi
2
menstruasi, pertanda bahwa hilangnya kemampuan untuk memiliki anak.
Menopause bersamaan dengan penurunan estrogen (hormon seks wanita yang
utama) menjadi 1/10 dari jumlah sebelumnya.11,12
Kurun waktu 4-5 tahun setelah Menopause disebut pramenopause,
sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa
pascamenopause. Masa pramenopause, menopause dan pascamenopause dikenal
sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa
tersebut disebut sebagai sindroma klimakterik. Menopause dapat terjadi juga
segera setelah pembedahan pembuangan ovarium.10,11,13
Perimenopause mengacu pada tahun-tahun sekitar menopause dimana
fungsi ovarium mulai berubah. Jumlah sel telur menurun dan ovarium menjadi
lebih resisten terhadap aksi Follicle – Stimulating Hormon (FSH), ovaroum mulai
menghasilkan penurunan jumlah estrogen, progesteron dan androgen. Hilangnya
negative feedback dari estrogen ovarium menyebabkan peningkatan sekresi FSH
dan Luteinizing Hormon (LH). Terdapat juga penununan sekresi inhibin
glikoprotein (secara selektif menghambat FSH). Aksi peristiwa ini mengakibatkan
peningkatan FSH menjadi menetap, yang dapat menjadi tanda bahwa menopause
sudah dekat.9
Gejala vasomotor mulai terjadi pada masa ini. Penyebab pasti dari gejala
ini tidak diketahui. Mungkin terkait pada sekresi LH. Gejala ini memperlihatkan
terjadi secara bersamaan dengan jumlah LH yang naik turun dan tidak FSH.9,12,13,14
Gejala didahului adanya tanda prodromal secara subjektif bahwa flush sedang
dimulai. Keadan ini dapat diukur, terjadi peningkatan panas diseluruh permukaan
tubuh, dan temperatur pusat yang menurun pada waktu singkat, flush tidak
dilepaskan dari panas tubuh yang terakumulasi tapi lebih merupakan eksitasi yang
tidak sesuai secara tiba-tiba dari mekanisme pelepas panas. Hubungan ini terhadap
naik turunnya LH dan perubahan temperatur dalam otak tidak dimengerti.
Pengamatan bahwa flush terjadi setelah hipofiksetomi mendukung bahwa
mekanisme ini tidak dibangkitkan secara langsung oleh pelepasan LH.14
Hot Flush digambarkan berupa onset yang tiba-tiba dari memerahnya kulit
bagian kepala, leher dan dada bersamaan dengan perasaan panas tubuh yang hebat
3
dan diakhiri oleh (Kadang-kadang) keringat yang banyak. Lamanya flush
bervariasi dari beberapa detik sampai beberapa menit, frekuensi yang jarang dapat
berulang tiap 30 menit. Akhirnya flush menjadi lebih sering muncul dan hebat
pada malam hari, ketika wanita terjaga dari tidur atau selama masamasa stres.
Meskipun Flush dapat terjadi pada premenopause, pada kebanyakan wanita ini
berakhir 1-2 tahun,4,6 tetapi sebanyak 25% lebih lama dari 5 tahun.12,14
Siklus menstruasi mungkin anovulasi, menimbulkan menstruasi hilang
atau perdarahan yang iregular. Dengan penurunan jumlah estrogen wanita dapat
mengalami insomnia, masalah dengan konsentrasi, kehilangan memori jangka
pendek dan iritabel, akhirnya produksi estrogen dan progeteron ovarium
berhenti.1 dan hal ini mempredisposisi untuk terjadinya osteoporosis, dan
penyakit kardiovaskuler. Pada menopause yang alami ovarium tetap utuh dan
terus mensekresi androgen termasuk testosteron dan androspenedion yang dapat
diubah menjadi estron (estrogen lemah) tapi produksi testosteron ovarium turun
menjadi 30% (ini menerangkan 40%) produksi testosteron pascamenopause)
dimana sisanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Androgen dari kedua sumber
diaromatisasi pada beberapa jaringan perifer, khususnya sel lemak menjadi estron.
Oleh karena itu wanita yang obesitas dapat memiliki jumlah estrogen endogen
pascamenopause yang lebih tinggi dan lebih sediki gejala defisiensi estrogen yang
muncul.9,11
Estrogen memiliki efek yang luas pada sistem saraf pusat, memperlihatkan
kemampuannya untuk merubah konsentrasi dan ketersediaan neurotransmiter
seperti serotonin dan noradrenalin. Contohnya estrogen meningkatkan jumlah
pemecahan dari monoamine oxiduse, sehingga menghasilkan jumlah katekolamin
juga serotonin lebih tinggi. Estrogen juga meningkatkan ikatan dari agonis GABA
dan reseptor GABA yang upregulasi menjadi berubah pada keadaan depresi.
Dalam hal efeknya terhadap sistem dopamin beberapa penelitian mendukung
bahwa estrogen meningkatkan sensifitas dari sistem dopaminergik. Namun
penelitian-penelitian lain telah menunjukkan estrogen dapat juga memiliki efek
penghambat aktifitas dopamin, khususnya reseptor D2. Meskipun estrogen
4
memiliki beberapa pengaruh pada sistem dopamin, ini belum jelas apakah efek ini
bermakna atau relevan secara klinis.15
2.3 Etiologi
5
3. Gejala-gejala seksual
Rasa tidak nyaman dan nyeri selama berhubungan seksual diakibatkan
penipisan lapisan vagina dan sekresi atau lendir pada vagina mulai menurun
sekseri lender berkurang
6
mungkin hadir saat FSH mendekati jumlah ini, pada wanita dengan
gambaran klinis yang tipikal. FSH dapat digunakan hanya untuk menegakkan
diagnosis menopause, tidak untuk memantau pengganti estrogen, karena
meskipun dosis tingi dari estrogen menghambat FSHtapi hanya sebagian
(inhibin juga menghambat FSH).9,10
Wanita seharusnya mengevaluasi tanda-tanda defisiensi estrogen, setiap
tahun setelah memeriksakan kandungan (ginekolog mereka dan seharusnya juga
memeriksakan kadar FSH. Saat mereka mendekati usia menopause.9
2.7 Penatalaksanaan
7
Syarat minimal yang harus dipenuhi sebelum pemberian estrogen dimulai adalah:
- Tekanan darah tidak boleh tinggi
- Pemeriksaan sitologik normal
- Besar uterus normal
- Tidak ada varises di ekstremitas bawah
- Tidak gemuk
- Kelenjar tiroid normal
- Kadar normal: Hb, Kolesterolm HDL trigliserida, kalsium, fungsi hati
-Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemi, diabetes mellitus perlu
dikonsultaikan lebih dahulu ke spesialis penyakit dalam
8
2. Memberikan vitamin dan suplemen tertentu yang berkhasiat memperlambat
penuaan.
3. Rehabilitasi dan stabilitasi fisik harus dilakukan dengan berolahraga secara rutin.
Olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh pasca menopause adalah sexercice
(olahraga seks) agar otot-otot atau jaringan payudara, pinggul, serta alat
kelaminluar dan dalam bisa kencang kembali.
4. Hubungan intim yang teratur akan membuat organ seksual tetap peka rangsangan
dan berfungsi dengan baik.
5. Mengonsumsi makan yang bergizi, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian yang
banyak mengandung asupan nutrisi yang dapat membantu proses pemulihan.
6. Merawat tubuh, wajah, serta rambut agar senantiasa bersih dan awet muda.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
10. Jacoeb, TZ, Masa Klimakterium dan Senium. Ilmu Kandungan Eds.
Wiknjosastro, H. Saifuddin, AB., Rachimhadhi. T. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1997.96-102
11. Berga, SL.m Parry, BL. Psychiatry and Reproductive Medicine. Kaplan &
Kaplan Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Eds. Sadock, BJ.
Sadock, VA. 7th. Edition. Philadelphia Lipincott Williams & Wilkins.
2000.1950-2.
12. Hoyer, WJ., Raybash, JM. Roodin, PA. Adult Development and Aging. 4th
Edition. USA. McGraw-Hill. 1999.58-60,466-7.
11
13. Kaplan, HL., sadock, BJ. Synopsis of Psychiatry. 8 th Edition, Baltimore.
Lippincott Williams & Wilkins. 1998.809.
16. Patria F. Gambaran Densitas Masa Tulang pada Wanita Menopause yang
Menderita Ostopenia Osteoporosis dan Mendapat Terapi Fitoestrogen di
RSPUN Cipto Mangunkusumo. Jakarta: Hubungan Antara Sindrom
Menopause Dengan Kualitas Hidup Perempuan Menopause. (Ruri Yuni
Astari et al.)184 Universitas Indonesia; 2009.
17. Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI. Menopause Transition in William
Gynecology. Second Edition. China : MCGraw Hill CompaniesI 2012.p
554-575
12