TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menopause
2.1.1. Definisi
Menopause adalah perdarahan surut fisiologik yang terakhir dalam seumur
hidup wanita, yang menunjukkan berakhirnya kemampuan bereproduksi dan
berhenti haid atau menstruasi. Wanita dapat dikatakan sudah mencapai
menopause jika sudah tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara
berurutan atau tidak dan disertai dengan tanda gejala.34
Menopause diartikan sebagai suatu keadaan ketika wanita berhenti
mendapatkan menstruasi karena mencapai akhir kehidupan reproduktif alami. Hal
ini tidak terjadi langsung, namun melalui proses bertahap dimana wanita akan
mengalami peri-menopause sebelum sampai pada post-menopause.34
Fase transisi dikenal dengan sebutan peri-menopause yang merupakan
waktu ketika wanita mencapai menstruasi terakhir, dan secara endokrionologikal,
biologikal dan klinis mendekati menopause. Durasi panjangnya fase transisi ini
biasanya 4 tahun, namun akan lebih pendek pada perokok dibanding non
perokok.35 Rerata usia untuk menopause adalah 51 tahun, dengan rentang usia
antara 39 – 59 tahun.35
2.2. Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan skeletal yang paling sering terjadi,
ditandai oleh massa tulang yang rendah, perubahan struktur tulang
mikroskopis, dan peningkatan fraktur tulang. Fraktur osteoporosis paling
sering terjadi di pergelangan tangan, panggul, panggul, dan tulang
belakang. Osteoporosis adalah masalah perawatan kesehatan paling umum
kedua di dunia setelah penyakit kardiovaskular. Osteoporosis terutama
mempengaruhi wanita setelah menopause.37
Osteoporosis ditandai dengan berkurangnya massa tulang tanpa
perubahan rasio mineralisasi menjadi tulang non-mineral. Penurunan
massa tulang dan kepadatan tulang dikaitkan dengan peningkatan
kerapuhan tulang dan risiko patah tulang. Osteoporosis adalah proses
umum yang mempengaruhi seluruh kerangka tetapi beberapa tulang lebih
terpengaruh dan lebih mungkin patah daripada yang lain. Tulang
trabekular memiliki persentasi mengalami pengeroposan yang lebih tinggi
daripada tulang kortikal dan karena itu lebih beresiko osteoporosis dan
fraktur kerapuhan.37
Kekuatan tulang bergantung pada kepadatan mineral tulang
(BMD), arsitektur tulang dan total massa tulang. BMD menyumbang 70 -
80% dari kekuatan dan kompresi tulang. Oleh karena itu, BMD adalah
faktor penentu utama kekuatan tulang dan ini dapat diukur secara akurat
dan dapat diandalkan, diagnosis osteoporosis dilakukan dengan
pengukuran BMD bersama dengan fitur klinis. Risiko patah tulang pada
orang tua tidak hanya tergantung pada kepadatan tulang tetapi juga faktor-
faktor lain, seperti ketidakstabilan postural, kecenderungan jatuh,
gangguan kekuatan otot dan koordinasi neuromuskular. Sebagian besar
dari faktor-faktor ini meningkat seiring bertambahnya usia dan patah
tulang dapat terjadi karena salah satu dari faktor-faktor ini yang mungkin
juga disebabkan oleh penurunan kekuatan tulang dan geometri pinggul.
Oleh karena itu, meskipun scan DEXA adalah penyelidikan paling penting
untuk menilai BMD dan untuk menggambarkan osteoporosis tetapi
perannya terbatas hanya untuk memprediksi diagnosis individu dan
pemantauan respon pengobatan. 38
Osteoporosis terbagi menjadi dua kategori yaitu osteoporosis
primer dan sekunder. Osteoporosis primer terjadi karena faktor penuaan
yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang, sedangkan osteoporosis
sekunder terjadi karena penggunaan obat – obatan jangka panjang seperti
glukokortikoid dan penyakit tertentu seperti malabsorpsi.40 Osteoporosis
primer paling umum terjadi dan sering disebut juga “age-related
Osteoporosis” atau osteoporosis pascamenopause karena biasanya
osteoporosis ini terdiagnosa pada usia lanjut dan wanita
pascamenopause.41 Menopause dikaitkan dengan pembentukan tulang,
ketidakseimbangan resorpsi, dan akhirnya tulang keropos. Prevalensi
osteoporosis dan komplikasi yang terkait meningkat dengan harapan hidup
dan dapat menjadi perhatian kesehatan yang penting.39
Gambar 2.8. Tulang Trabekular Terkena Osteoporosis (Kanan) 37
2.2.1. Patogenesis
Pada kondisi normal, pada tulang kerangka akan terjadi suatu
proses yang berlangsung secara terus menerus dan terjadi secara
seimbang, yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang
(remodeling). Setiap perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya
apabila proses resorbsi lebih besar daripada proses pembentukan tulang,
maka akan terjadi pengurangan massa tulang dan keadaan inilah yang
kita jumpai pada osteoporosis.37
c. Pemeriksaan biokimia
Pada masa lalu untuk menentukan tingkat aktivitas OBL (bone
formation) dipergunakan parameter biokimiawi kadar alkali fosfatase serum,
sedangkan untuk aktivitas OKL (bone resorption) adalah hidroksiprolin.
Pengembangan dan pemahaman kemudian mengenai metabolisme tulang
menunjukkan bahwa kedua parameter tersebut ternyata memiliki spesifitas dan
sensitivitas yang rendah. Alkali fosfatase temyata selain diproduksi oleh OBL
(50 %) temyata dibuat pula di hati (50 %) dan usus (minimal). Teknologi saat
ini telah mampu untuk menera keberadaan alkali fosfatase yang hanya
diproduksi OBL dan oikenal sebagai BAP (bone specific alkaline
phosphatase) serta osteokalsin serum. Kedua zat terakhir ini merupakan
materi penguat ikatan mekanik antara molekul kolagen dan serat kolagen.37
Dari penelitian yang intensif saat ini telah ditemukan parameter yang
dapat diandalkan, yang merupakan produk kolagen tulang yang akan
dilepaskan ke dalam sirkulasi darah bila terjadi gangguan coupling secara dini.
Parameter ini adalah deoxypyndinoline dan pyndinolme cross links (rasio
pyndinolin/kreatinin dalam urin menunjukkan nilai cross links). Parameter ini
relatif spesifik untuk kolagen tulang, dan dilepaskan setelah terjadi degradasi
kolagen, dan tidak dimetabolisme oleh hati.37
Saat ini pemeriksaan hidroksiprolin sudah tidak dilakukan lagi,
sedangkan pemeriksaan kadar deoxypyndinoline atau pyndinoline crost links
sulit dilakukan oleh karena mahal.37
Saat ini, penanda biokimia dari perombakan tulang digunakan untuk
memperkirakan persentasi kehilangan tulang dan menilai resiko fraktur pada
wanita pascamenopause. Perkiraan persentase perombakan tulang dapat
didapatkan melalui determinasi konsentrasi serum maupun urin dari protein
spesifik yang merupakan representatif dari proses perombakan tulang. Protein ini
terbagi atas penanda pembentukan tulang dan penanda resorpsi tulang. Penanda
pembentukan tulang yang paling spesifik dan sensitif adalah osteocalcin dan
alkaline phospatase, yang merupakan indikasi aktivitas osteoblastik, dimana
penanda resorpsi tulang; tartrate resistant acid phospatase dan cross-linked
telopeptides, merefleksi aktivitas osteoklastik.44
2.3.1. Pencegahan
Nutrisi umum yang baik: Diet seimbang diperlukan untuk pengembangan
massa tulang yang baik. Puncaknyamassa tulang juga tergantung pada asupan
protein dan jugatingkat aktivitas.43
Dianjurkan untuk kebutuhan hariankalsium dalam berbagai situasi
ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
adalah bahwa penyerapan kalsium lebih baik dengan makanan dan efek samping
gastrointenstinalkalsium sitrat paling sedikit dibandingkan dengan kalsium
senyawa lainnya.43
Pada pasien dengan osteoporosis penting dilakukan penilaian dari serum
Vitamin D. Vitamin D ditemukan pada makanan seperti minyak ikan, susu UHT,
sereal dan roti. National Osteoporosis Foundation merekomendasi dosis vitamin
D sebesar 800-1000 IU untuk pasien diatas 50 tahun. Namun, pada ahli sepakat
bahwa dosis seharusnya adalah 1000-2000 IU (maks. 4000IU/hari).47 Saat ini,
kadar normal adalah 30-32 ng/ml (maks. 60ng/ml).43
Mengurangi konsumsi alcohol, kafein,dan merokok juga dapat mencegah
terjadinya bone loss yang berlebihan. Latihan Fisik: Latihan fisik regular rutin
selama 30-40 menit/hari meningkatkan kekuatan otot dan juga terbukti
meningkatkan kekuatan tulang. Namun pasien dengan osteoporosis parah harus
menghindari latihan fisik berat seperti mengangkat beban atau latihan menolak
dan menarik berlebihan.43
2.4. Osteocalcin
2.4.1. Definisi
Osteocalcin (OC) adalah protein non-kolagen mayoritas dan paling sering
dikarakterisasi dari tulang manusia dewasa. Osteocalcin memiliki afinitas tinggi
untuk kalsium dan menunjukkan konformasi kompak calcium dependent alpha
helical, di mana residu -carboxyglutamic acid (Gla) mengikat dan
mempromosikan penyerapan hydroxyapatite dalam matriks tulang, dengan cara
ini terjadi mineralisasi tulang. OC, protein spesifik-tulang yang disintesis oleh
osteoblas dalam tulang., memiliki berat molekul 5.800 Da dan mengandung 49
asam amino, termasuk 3 residu gamma karboksil asam glutamat yang
memfasilitasi pengikatan OC ke hydroxyapatite dalam tulang.12
Fraksi OC, yang mengalami gamma-carboxylation yang tidak sempurna,
disebut sebagai undercarboxylated osteocalcin (ucOC). Konsentrasi serum ucOC
adalah penanda pergantian tulang (bone turnover) dan status vitamin K dalam
tulang. Selain itu, osteocalcin juga dilepaskan dari matriks tulang ke dalam darah
selama resorpsi tulang, yang menunjukkan bahwa osteocalcin juga merupakan
penanda pergantian tulang.13
Kadar OC serum dapat dideteksi dengan berbagai tes, seperti tes
menggunakan antibodi monoklonal terhadap fragmen OC N-mid dan OC N-
terminal. Kekurangan kalsium dan fosfor pada wanita osteoporosis menurunkan
pembentukan kristal hydroxyapatite, yang membuat osteokalsin bebas beredar di
dalam darah. Ini mungkin menjelaskan peningkatan konsentrasi kadar OC serum
pada wanita pasca menopause yang mengalami osteoporosis.12
Pada manusia, berbagai bentuk osteocalcin bersirkulasi. Sintesis
osteoblastik berkontribusi terhadap osteocalcin yang bersirkulasi. Studi selama
tahun 1990 menegaskan bahwa fragmen yang lebih kecil berasal dari aksi
cathepsin K dan matriks metalloproteinase selama resorpsi tulang juga telah
diidentifikasi. Fragmen ini dengan cepat dibersihkan oleh ginjal. ucOC telah
dianggap sebagai pengukur nutrisi vitamin K. Vitamin K adalah kofaktor pasca-
translasi untuk --carboxylationdari protein yang tergantung pada vitamin K,
termasuk osteocalcin.Selain itu, peningkatan kadar serum ucOC telah terbukti
berhubungan dengan peningkatan risiko patah tulang pinggul, dan densitas massa
tulang yang rendah (BMD) dari pinggul dan tulang belakang pada wanita pra dan
pascamenopause.12
2.4.3.4.Studi Klinis
Peran baru OC dalam pemberian sinyal endokrin telah menyediakan
peluang dalam penelitian klinis. OC dianggap sebagai penanda penting aktivitas
tulang, dan telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan mengevaluasi efek
farmakologi pada metabolisme tulang. Selain itu, ditunjukkan bahwa tulang
adalah organ endokrin yang melepaskan ucOC, yang berpartisipasi dalam regulasi
metabolik internal dan berkorelasi erat dengan beberapa penyakit.19