Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep menopause

2.1.1 Definisi menopause

Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita ketika

tahun- tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita

menimbulkan rasa cemas atau risu , sementara bagi yang lain mendatangkan

kepercayaan diri (suparni ,2016 dalam sebtalesy & mathar ,2019)

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yang dapat diartikan dengan

sebutan ‘’bulan’’ yang secara bahasa disebut dengan ‘’menocease’’ yang

mempunyai arti berhentinya masa menstruasi. Menopause merupakan berhentinya

menstruasi secara permanen yang disebabkan produksi hormon estrogen yang

diproduksi oleh ovarium. Fungsi ovarium mulai berhenti dalam memproduksi

hormon estrogen dan progesteron. (Mulyani, 2013).

2.1.2 Pembagian menopause

a. Pra – menopause

Kekacauan pola menstruasi , perubahan psikologis dan perubahan

psikologis dan fisik (48- 55 tahun ).

b. Menopause

Menstruasi berhenti, penongkatan peubahan fisik dan psikilogis (56- 60 )

c. Pasca Menopause

Keluhan perubahan fisik dan psikologis makin brrkurang (60- 65 tahun).


(Imelda fitri ,2017)

2.1.2 Gejala menopause

1. Gejala umum

a. Haid kadang datang kadang tidak.

b. Haid yang keluar sangat sedikit.

c. Adaya gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran

pembuluh darah .

d. Pusing di sertai sakit kepala .

e. Berkeringat tidak hentinya .

f. Gangguan syaraf .

2. Gejala psikologik

Jantung berdebar , perasaan tegang atau tertekan , sulit tidur , mudah

tersiggung , mudah panik, sukar berkonsentrasi , mudah lelah, hilangnya

minat pada banyak hal , perasaan tidak bahagia , mudah menangis.

3. Gejala somatik

Perasaan kepala pusing, atau badan terasa tertekan , sebagian tubuh terasa

tersutuk duri , sakit kepala , nyeri otot atau persedian , dan kesukaran

bernapas .

4. Gejala vasomotor

5. Gejala panas (hot flashes) dan berkeringat di malam hari . (Imelda

fitri,2017).
2.1.4 Fisiologi menopause

Fertilisasi menurun secara dratis pada wanita saat memasuki usia 35 tahun

dan lebih cepat lagi setelah usia 40 tahun. Percepatan setelah usia 40 tahun

meungkin merupakan tanda pertama dari kegagalaan ovarium yang akan terjadi.

Walaupun folikel – folikel ovarium terlihat melalui USG, Namun usaha

menginduksi ovulasi buatan dengan menyuntikan gonadotropin kemungkinan

besar tidak berhasil setelah usia lebih dari 45 tahun. Ini menunjukkan adanya

gangguan fisiologis yang berkembang di dalam oosit atau folikel sebelum mereka

menghilang . sekitar 3-4 tahun sebelum menopause kadar FSH mulai meningkat

sedikit dan produksi esterogen , inhibin dan progesterone ovarium menurun.

Lamanya siklus menstruasi cenderung memendek seiring dengan fase folikular

yang secara progesif memendek. Akhirnya ovulasi dan mentruasi benar – benar

berhenti .

Usia onset menopause hanya sedikit mengalami perubahan sepanjang

waktu. Usia menopause dipengaruhi oleh bebargai faktor. Usia menopause ibu

dapat di jadikan perkiraan untuk usia menopause anak perempuannya. Usia

menarche tidak mempengaruhi usia menopause. Perokok mengalami menopause

pada usia yang dini dari pada bukan perokok.

Walaupun kegagalan ovarium merupakan komponen utama pada

menopause , namun perubahan fungsional pada tingkat hipofisi juga terjadi.

Perubahan muncul dalam ritme intrinsic , yang mengontrol waktu tidurbdan aksis

neuroendokrin. Perubahan dalam osilator sirkadian tersebut menyebabkan

hilangnya sekresi melatoin nocturnal dan mengubah waktu tidur, menurunkan


kemampuan respon aksis gonadotropin terhadap umpan balik steroid , dan

menurunkan produksi steroid adrenal. Penuaan juga berhubungan dengan

penurunan yang lebih namun pada fungsi saraf dopaminergic dan noradrenergik

sentral. Defisiensi estrogen selanjutnya menyebabkan defisiensi dopamine dengan

meningkatkan rasio norepinefrin terhadap dopamin.

Selama menopause , penurunan produksi estrogen dan inhibisi ovarium

mengurangi sinyal umpan balik negatif terhadap hipofisis dan hipotalamus dan

menyebabkan peningkatan yang progesif pada meregulasi FSH, makan kada FSH

meningkatkan secara tidak proporsional terhadap kadar LH. Jika terdapat

keraguan , maka peningkatan kadar FSH serum ysng menetap memsdtiksn

disgnosis menopause. Walaupun produksi esterogen dan androstenedion .

meyoritas biosintesis steroid terjadi di dalam kelenjar dan sangat sedikit terjadi

didalam stroma. Sel hilus memiliki asal- usul embriologis yang sama dengan sel

leydig testis , yang merupakan sel pensekresi androgen pada pria .

Walaupun produksi estrogen ovarium berhenti saat menopause Wanita

pasca menopause tidak sepenuhnya mengalami defisiensi estrogen. Jaringan –

jaringan perifer seperti lemak, hati dan ginjal menghasilkan enzim aromatase dan

dapat mengubah androgen yang bersirkulasi menjadi estrogen. Perbedaan utama

antara estrogen yang langsung disekresi oleh ovarium dengan estrogen yang

berasal dari konversi di perifer adalah estron. Estron merupakan esterogen yang di

hasilkan dari aromatisasi androstenedion, suatu androgen utama yang disekresi

oleh ovarium pasca menopause dan kelenjar edrenal. Estron merupakan estrogen

yang sangat lemah dibadingkan dengan estradiol. Pada kosentrasi yang biasa
ditemukan pada wanita pascamenopause, estron tidak memberikan proteksi

terhadap dampak jangka panjang defisiensi estrogen. Wanita pasca menopause

yang obesitas dapat memproduksi estron dalam jumlah besar . jumlah estron

endogen yang besar ini memberikan perlindungan terhadap stimulasi esterogen

yang tidak dilawan oleh progesterone pasca ovulasi akan meningkatkan resiko

terjadinya hyperplasia dan karsinoma endometrium. Endometium tidak pernah di

konversi dari keadaan proliferarif yang fisiologis menjadi bentuk sekretorik dan

pertumbuhan yang tidak terkontrol ini dapat menimbulkan perubahaan

neoplastik.resiko terhadp simulasi endometrium yang serupa juga terjadi pada

wanita yang hanya mendapatkan esterogen sebagai pengganti hormon pasca

menopause. (Imelda fitri,2017).

2.1.5 Perubahan fisiologi pada wanita menopause

1. Perubahan pada tulang

Hilangnya masa tulang pada wanita sebenarnya di mulai pada usia 30-an.

Keadaan ini terjadi lebih cepat saat menopause. Kehilangan masa tulang yang

masih cepat terjadi pada 3-4 tahun pertama setelah menopause . gejala ini terjadi

lebih cepat pada wanita yang merokok dan sangat kurus. Tempat yang paling

seing terjadi lokasi fraktur akibat osteoporosis adalah korpus vertebra, suatu

akibat yang secara klinis mungkin di keluhkan sebagai nyeri punggung dan

berkembangnya dowagers hump. Femur bagian atas , humerus, iga, dan lengan

bagian distal juga terkena akibat kehilangnya massa tulang paska menopause .

faktur femur bagian atas yang mengenai sendi panggul dapat membahayakan

nyawa karena resiko tromboemboli vena yang menyertai.


Osteoporosis yang di sebabkan oleh defisensi esterogen yang

berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa peruban komposisi

kimianya. Pembentukan tulang oleh osteoklas meningkat. Tulang trabecular

adalah yang pertama terkena, diikuti oleh tulang kortikal. Esterogen tampaknya

berkerja berlawanan dengan efek hormon paratiroid (PTH) Pada mobalisasi

kalsium. Hal ini mumgkin terjadi sebagai efek langsung dari esterogen pada

tulang karena resptor esterogen di temukan pads sel- sel tulang yang dikultur.

2. Perubahan kardiovaskular

Reseptor estrogen terdapat pada pembuluh darah dan esterogen secara

klinis menurunkan reistensi vaskuler dan meningkatnya aliran darah. Suatu

mekaniseme yang mungkin bagaimana estrogen dapat memperbaiki aliran darah

adalah melalui kemampuan dakam menurunkan produksi endotelin, suatu

vasokonstriktor yang poten, oleh endoteli vaskuler. Terapi esterogen juga

berhubungan dengan meningkatnya lipoprotein rendah (LDL). Terapi pengganti

hormone(HRT) paska menopause memiliki efek kardiovaskuler yant tidak

menguntungkan . ( Imelda fitri . 2017 :239-240 ).

2.1.6 Penanganan dari menopause

a. Mengkonsumsi sayur dan buah segar

b. Mengkonsumsi vitamin D

c. Pemberian hormone progesteron

d. Pemeriksaan cermat terhadap payudara , mulut Rahim dan tubuh

Rahim secara berkala.


2.1.7 Cara mengatasi masalah menopause

a. Olahraga

b. Mengkonsumsi makanan .

c. Menghindari berbagai macam minuman kafein , alcohol, minuman

bersoda

d. Selalu sabar dan tenang . ( Imelda fitri , 2017).

2.1.8 Faktor Penyebab menopause

Secara umum , penyebab menopause adalah turunya produktifitas hormon

Esteogen dan progestron yang berfungsi untuk merasang indung telur melepaskan

sel telur . sel telur yang telah di lepaskan kedalam Rahim , akan memebgaruhi

penebalan dinding Rahim untuk mempersiapkan proses kehamilan apabila sel

telur berhasil di guahi , namun apabilla tidak terjadi pembuahan, penebalan

dinding Rahim akan meluruh dan keluar melewati vagina yang di sebutu dengan

menstruasi . turunya produktifitas hormon esterogen dan progesterone yang

merukan penyebab utama terjadi menopause bisa di sebabkan oleh beberapa hal

yaitu :

a. Usia : pertambahan usia menyebabkan ovarium kurang peka terhadap

rangsangan hormon LH dan hormon FSH yang dihasilkan oleh kelenjar

hipofisis di otak . akibatnya ovarium melepaskan sedikit estrogen dan

progesterone yang berpengaruh terhadp penyebab menopause.

b. Buatan : operasi pengangkatan ovarium yang di sebabkan sarangan kanker

atau virus. Kedua buah kandung ovarium yang telah diangkat akan
menyebabkan sel telur tidak dapat melepaskan hormon esterogen dan

hormon progesteron sehingga dapat memicu terjadinya menopause.

c. Bahan kimia : bahan kimia sepertinya sibutramin hidroklorida yang

terkandung dalam obat pelangsing. Mampu memengaruhi pelepasan

hormon LH dan FSH oleh kelenjar hipofis otak. Bahan kimia sibutramin

hidroklorida ini berkerja dengan cara menekan susunan saraf pusat .

reseptor hormon FSH dan LH yang minim akan mempengaruhi kinerja sel

telur dan hormon estrogen yang di lepaskan , sehinggga berpengaruh juga

terhadap menopause

d. Penyakit: berapa jenis penyakit seperti kista pada indung telur atau kanker

serviks yang membutuhkan pengobatan dengan kemoterapi atau radiasi

akan menyebabkan produktivitas hormon esterogen terganggu atau

berhenti.

e. Kafein : menurut penelitian terakhir yang di publikasikan dam the

American journal of clinical nutrition, disebutkan bahwa kandungan

kafein pada kopi dan the yang di komunsi jangka panjang akan

menyebabkan turunya hormon esterogen bagi wanita ras kulit putih. (koes

irianto , 2015)

2.1.9 Perubahan fisik

Perubahan fisik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya usia,

pengobatan medis, status gizi, pendidikan, sosial ekonomi, atau karena pengaruh

budaya dan lingkungan. Usia seseorang semakin bertambah maka perkembangan

fisik pada tubuh seseorang pun akan berubah. Perubahan fisik ini biasanya terlihat
jelas pada rentang masa kanak-kanak memasuki masa remaja dan pada masa

dewasa menjelang masa lansia. Jika tidak ditanggapi secara benar fase perubahan

ini akan menjadi masalah bagi masing-masing individu, sehingga perlu

pengetahuan yang cukup tentang pendidikan seksual. Pengetahuan yang cukup

akan membantu seseorang memahami dan mempersiapkan masa di setiap

perubahan ini dengan baik. (Marmi, 2013).

2.1.10 kecepatan atau ketelambatan wanita mengalami menopause

Selain faktor gaya hidup dan genetic yang menentukan cepat atau

lambatnya menopause , faktor yang lainnya adalah :

a. Sejarah keluarga : masa menopause seorang wanita cenderung

di usia yang sama , saat ibu atau saudara wanita lainnya

mengalami menopause . tapi pernyataan ini masih dapat di

perdebatkan

b. Tidak pernah melahirkan : beberapa penelitian menujukkan ,

wanita yang belum melahirkan akan mengalami menopause

lebih awal .

c. Kondisi jantung : sakit jantung sering di kaitan dengan

menopause dini, di perkirakan berkaitan dengan

meningkatnya kadar korestrol dan tekanan darah tinggi .

d. Terapi kanker masa kecil : terapi kanker diusi anak –a anak

seperti kemoterapi dan radiasi pelviks juga di kaitakan dengan

menopause dini .
e. Histerektomi : Penangkatan rahim biasanya tidak berakibat

menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur .

hanya saja , operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya

menopause. (koes irianto,2015)

2.1.11 Masalah keperawatan menopause

Asuhan keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk

meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi stress serta ketakutan klien.

Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan

kesehatan dan mencegah komplikasi. Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana

klien dan pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan memaknai

setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan reproduksinya (Reeder, 2013).

2.1.12 Dampak menopause bagi kesehatan

jangka pendek:

1. Hot flush yaitu rasa panas di dada yang menjelejar ke wajah yang

sering timbul pada malam hari.

2. Gangguan psikologis : depresi , mudah tersinggung , mudah marah,

kurang percaya diri ,gangguan gairah seksual, perubahan prilaku.

3. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang

produksi air mata .

4. Gangguan saluran kemih dan alat kelamin mudah infeksi , nyeri

sanggama , prndarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat

kelamin.

Jangaka pendek :
1. Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita

akibat kurangnya hormon esterogen sehingga tulang menjadi rapuh

dan mudah patah

2. Penyakit jantung korener , berkurangnya hormon esterogen . dapat

menurunkan kadar kolestrol baik (HDL) dan meningkatkan kadar

korestrol jahat (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit

jantung korener pada wanita

3. Kepikunan (dimensia tipe Alzheimer), kekurangan hormon

esterogen memepengaruhi susunan saraf pusat , sehingga

menyebabkan kesulitan konsentrasi , kehilangan ingatan pada

peristiwa jangka pendek. . ( koes Irinto , 2015).

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis (know- how) yang di

miliki oleh manusia. Pengetahuan yang di miliki seseorang sangat penting bagi

intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat di simpan dalam buku, teknologi,

praktik , dan tradisi . pengetahuan yang di simpan tersebut dapat mengalami

tranformsi jika di gunakkan sebagai mestinya.pengrtahuan berperan penting

terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat, atau organisasi

(basuki,2017dalam sanifah 2018 ). Pengetahuan perempuan tentang menopause akan

sangat penting karena akan dapat menumbuhkan efek positif pada penataan kondisi

psikologis. Kesiapan mental dan pengetahuan yang cukup akan memudahkan seseorang
dalam mengontrol depresi, kecemasan, serta gangguan emosional sangat mungkin

menurunkan masalah tidur. (Wahyuni ,2018 ).

2.2.2 Jenis – jenis pengetahuan

Di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan

kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki

manusia ada empat, yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan

filsafat, dan pengetahuan agama.

a. Pengetahuan biasa Pengetahuan biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat

dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan dengan good sense,

karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik. Common

sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk

menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.

b. Pengetahuan ilmu Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science.

Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan

mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari

pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan

dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai

metode.

c. Pengetahuan filsafat Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari

pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih

menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu, dan

biasanya memberikan pengetahuan yang lebih menekankan pada universalitas

dan kedalaman kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan

yang reflektif dan kritis.


d. Pengetahuan agama Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh

dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini

oleh para pemeluk agama.Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya

diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib

diyakini oleh para pemeluk agama. (Edu, 2014).

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat, yakni :

(Notoatmodjo, 2014)

1. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehensif) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu

terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada

tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan,


atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2016), ada faktor penyebab yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu:

1. Tingkat pendidikan

Pendidikan ialah salah satu usaha untuk meningkatkan karakter seseorang

agar orang tersebut dapat memiliki kemampuan yang baik. Pendidikan ini

mempengaruhi sikap dan tata laku seseorang untuk mendewasakan melalui

pengajaran.

2. Informasi

Informasi ialah suatu pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman, atau instruksi. Informasi ini juga sebenarnya dapat ditemui


didalam kehidupan seharihari karena informasi ini bisa kita jumpai

disekitar lingkungan kita baik itu keluarga,kerabat, atau media lainnya.

3. Lingkungan

Lingkungan ialah segala suatu yang ada disekitar individu, baik itu

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

4. Usia

Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuannya semakin membaik.

2.3 Pengukurann pengetahuan

2.3.1 Konsep Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2014). Menurut Nurhasim (2013) Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden

yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

pertanyaan subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif,

misalnya pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan

menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan –


pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0

untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah

skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

prosentase kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (76 -

100%), sedang atau cukup (56 – 75%) dan kurang (<55%). (Arikunto 2013).

2.3.2 Cara mengukur tingkat pengetahuan Pengukuran pengetahuan

Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0

untuk jawaban salah. Berdasarkan skala data rasio maka rentang skor pengetahuan

yaitu 0 sampai 100 (Arikunto, 2013). Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan

wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur

dari subjek penelitian. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan

seseorang ditetapkan menurut hal-hal berikut :

1). Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

2). Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis

3). Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi

2.4 Stress

2.4.1 Pengertian stress

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh

perubahan dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT Donsu,

2017). Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah

tuntutantuntutan eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam


lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres

juga bias diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang tidak

menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017).

Stress kejadian eksternal dan situasi lingkungan yang membebani kemampuan

adaptasi individu meliputi emosional dan kejiwaan. (hidayaah ,2013)

2.4.2 Jenis-jenis Stress

Menurut Jenita DT Donsu (2017) secara umum stres dibagi menjadi dua

yaitu :

a. Stres akut Stres yang dikenal juga dengan flight or flight response. Stres

akut adalah respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau

ketakutan. Respons stres akut yang segera dan intensif di beberapa

keadaan dapat menimbulkan gemetaran.

b. Stres kronis Stres kronis adalah stres yang lebih sulit dipisahkan atau

diatasi, dan efeknya lebih panjang dan lebih.

Menurut Priyoto (2014) menurut gejalanya stres dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Stres Ringan

Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti

banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi stres ringan

berlangsung beberapa menit atau jam saja. Ciri-ciri stres ringan yaitu semangat

meningkat, penglihatan tajam, energy meningkat namun cadangan energinya

menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih

tanpa sebab, kadangkadang terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otak,


perasaan tidak santai. Stres ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk

berpikir dan berusaha lbih tangguh menghadapi tantangan hidup.

b. Stres Sedang

Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan. Penyebab stres

sedang yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit, atau

ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga. Ciri-ciri stres sedang yaitu sakit

perut, mules, otot-otot terasa tengang, perasaan tegang, gangguan tidur, badan

terasa ringan.

c. Stres Berat

Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat

berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti perselisihan

perkawinan secara terus menerus, kesulitan financial yang berlangsung lama

karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan keluarga, berpindah tempat tinggal

mempunyai penyakit kronis dan termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada

usia lanjut. Ciri-ciri stres berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial,

sulit tidur, negatifistic, penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan

meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, gangguan sistem

meningkatm perasaan takut meningkat.

2.4.3 Dampak Stres

Stres pada dosis yang kecil dapat berdampak positif bagi individu. Hal ini

dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk menghadapi tantangan.

Sedangkan stres pada level yang tinggi dapat menyebabkan depresi, penyakit
kardiovaskuler, penurunan respon imun, dan kanker (Jenita DT Donsu, 2017).

Menurut Priyono (2014) dampak stres dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Dampak fisiologik

a. Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system tertentu

1). Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.

2). Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri.

3). Sistem pencernaan : mag, diare.

b. Gangguan system reproduksi

1). Amenorrhea : tertahannya menstruasi.

2). Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang produksi

semen pada pria.

3). Kehilangan gairah sex.

c. Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan,

dll.

2. Dampak psikologik

a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama dan

punya peran sentral bagi terjadinya burn-out.

b. Kewalahan/keletihan emosi.

c. Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya rasa

kompeten dan rasa sukses.

3. Dampak perilaku

a. Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering

terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.


b. Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan

mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil klangkah

tepat.

c. Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran.

2.4.4 Tahap stress

Tahapan stres dikemukakan oleh (Robert J. Van Amberg, dalam Yosep

2016) sebagai berikut :

1. Stres Tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkat stres paling ringan dan disertai dengan

perasaan-perasaan sebagai berikut :

a. Semangat besar.

b. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.

c. Energi dan gugup berlebihan, diikuti kemampuan menyelesaikan

pekerjaan lebih dari biasanya.

Tahapan ini biasanya menyenangkan dan semangat menjadi bertambah

tetapi tanpa disadari bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang

menipis.

2. Stres Tingkat II

Pada tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai

menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi

tidak lagi cukup sepanjang hari.

3. Stres Tingkat III


Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin Nampak. Pada tahapan

ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban

stres dikurangi dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau

relaksasi guna memulihkan suplai energi.

4. Stres Tingkat IV

Pada tahapan ini sudah menunjukkan gejala yang lebih buruk yang

ditandai dengan ciri-ciri :

a. Tenaga yang digunakan untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat

sulit.

b. Kegiatan - kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.

c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi suatu pergaulan sosial dan

kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.

d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan sering terbangun

dini hari.

5. Stres Tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dibandingkan dengan

tingkat stres IV, ditandai dengan :

a. Keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion)

b. Tidak mampu mengerjakan pekerjaan sederhana

c. Perasaan takut yang semakin menjadi, mimpi buruk

6. Stres Tingkat VI

Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat

darurat, ditandai dengan :


a. Denyut jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang

dikeluarkan, karena stres tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.

b. Nafas terasa sesak bahkan dapat megap-megap.

c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.

d. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak bisa lagi, pingsan atau

collap.

2.4.5 Pengukuran Tingkat stress

Depression Anxiety Sress Scale oleh Lovibond merupakan seperangkat

yang terdapat tiga skala keadaan diri untuk di rancang untuk mengukur emosi

negatif yang terdiri dari depresi, kecemasan dan stress. (Lovibond dalam

Psychology Foundation of Australia, 2014) menyatakan bahwa terdapat 14 item

dengan isi yang serupa dalam kuisioner DASS. Skala untuk mengukur stress yaitu

menilai kesulitan untuk tenang, kegugupan, murah marah dan gelisah. Kepekaan

maupun ekspresi yang lebih dan kurang bersabar. DASS sub- skala stress :

1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi pemarah karena hal – hal sepele

2. Saya sering bereaksi berlebihan terhadap dalam situasi tertentu.

3. Saya memiliki kesulitan dalam bersantai

4. Saya merasa diri saya mudah merasa kesal

5. Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas

6. Saya menemukan diri saya menjadi mudah sabar ketika dalam keadaan

tertunda (misalnya : macet saat perjalanan, sering menunggu).

7. Saya merasakan jika saya mudah tersingung

8. Saya merasa kesulitan dalam beristirahat


9. Saya merasa bahwa saya mudah marah

10. Saya merasa sulit untuk tenang jika ada yang membuat saya kesal.

11. Saya sulit untuk sabra dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang

sedang saya lakukan.

12. Saya sering merasa gelisah

13. Saya tidak perduli pada apapun yang menghalangi saya melakukan apa

yang saya inginkan

14. Saya gampang gelisah

Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu

0 : tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah

1. : sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang – kadang

2. : sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau

lumayan sering

3. : sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali sejumlah nilai untuk masing

- masing dari pertanyaan yang diselesaikan oleh masing - masing

responden, masing masing sub skala, kemudian evaluasi sesuai indeks

tingkat keparahan di bawah ini : tingkat stress :

 Ringan : 0 – 21

 Sedang : 22 – 4

2.5 Hubungan pengetahuan tentang menopause dengan tingkat stress


Dengan bertambahnya usia harapan hidup dan meningkatnya status

kependudukan wanita maka bertambah pula permasalahan yang terjadi pada

wanita terutama masalah kesehatan. Pada masanya seorang wanita akan

menghadapi satu fase dimana menurunnya fungsi seksual dengan mengalami

menopause dimana kondisi semacam ini akan menjadi hal yang lumrah

dalam rentang waktu 12 bulan artinya wanita akan mulai beradaptasi

menerima hal tersebut rentang waktu 12 bulan.

Menopause pada wanita banyak menimbulkan berbagai problematika

karena tidak semua wanita mampu menerima adanya menopause ditambah

lagi dengan ketidaktahuan yang menimbulkan gejala stress karena mengalami

"berhentinya" menstruasi. Stres yang dialami oleh wanita menopause akan

menimbulkan berbagai macam permasalahan dalam psikologis diantaranya

penurunan konsep diri wanita menopause. Ketidaktahuan akan apa yang harus

dilakukan, pola pikir yang berubah terkait penerimaan diri membuat wanita

semakin sulit untuk mengahadapi stres yang menimpa dirinya.

Terjadinya perubahan fisik dan psikologis pada wanita saat datang

fase menopause mengakibatkan adanya goncangan jiwa dimana muculnya rasa

was-was, ketakutan, nervous bahkan merasa merana, sedih, gugup, lekas

emosi, mudah tersinggung, stress dan tekanan mental yang semua itu akan

mempengaruhi konsep diri yang ada pada wanita menopause. Sedangkan

wanita dikatakan siap jika tingkat ketahanan stress mampu diredam

sehingga ia memiliki kesiapan diri yang bagus hasil dari konsep diri yang

positif, tentu hal ini juga tidak terlepas dari usia, dukungan suami, kepribadian,
strata sosial, pendidikan dan juga pekerjaan. Pada tahun 2020 jumlah wanita

yang hidup dalam usia menopause berkisar 30,3 juta atau setara dengan 15,3

% dari seluruh populasi. Dengan rerata usia 49-53 tahun. Usia harapan hidup

yang tinggi mengakibatkan peningkatan kejadian menopause pada wanita.

Sekitar tahun 2025 jumlah wanita di Indonesia diprediksi yang akan

mengalami menopause diperkirakan berjumlah 60 juta wanita. Sedangkan

menurut WHO akan meningkat sebesar 1,2 miliar pada tahun 2030.

(widiyaningsih 2020) .

2.6 Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran adalah ketentuan yang di terima oleh public juka

hendak memecahkan masalah yang ditampilkan agar penelitian ada batas yang

jelas mengenai penyelesaiannya (syifa dan Bethani ,2017 ). Kerangka pemikiran

pada penelitian ini adalah

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
Tingkat Pendidikan
Menopause Informasi
Lingkungan
Factor yang mempengaruhi Pengetahuan Usia
menopause:
Usia
Buatan
Bahan kimia
Penyakit Stress
Kafein

Jenis-jenis stress:
Stress akut
Stress kronis
2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah rumusan penelitian

dimana rumusan masalah tersebut dinyatakan dalam bentuk pertanyaan ( sugiono ,

2017 ), Adapun hipotensis dalam penelitian ini adalah

Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan tentang menopause dengan tingkat stress

pada wanita menopause di Desa langonsari.

Hi: Terdapat hubungan pengetahuan tentang menopause dengan tingkat stress

pada wanita menopause di Desa langonsari.

Anda mungkin juga menyukai