Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MENOPAUSE

Oleh :
Ermayanti, S.Kep
1814901110028

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
MENOPAUSE

A. Definisi menopause
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat
menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasi yang terakhir sampai satu
tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan.
(Haryono, 2016)

Menopause adalah kondisi normal yang dialami oleh para wanita seiring
bertambahnya usia mereka. Istilah dari menopause itu sendiri berarti wanita
mengalami berhenti dari menstruasi dan merupakan tanda akhir dari periode
reproduksinya. Biasanya, para wanita mengalami menopause pada usia 50 tahun,
sedangkan banyak pula yang mengalaminya di usia 40 tahun dan hal itu
dianamakan menopause dini sehingga dianggap tidak normal kendati ada yang
mengalaminya diusia 60 tahun, namun persentasinya amat kecil ( Haryono,
2016).

B. Etiologi menopause
Tubuh wanita mempunyai persediaan sel telur atau ovum dengan jumlah yang
terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah
kehabisan sel telur atau ovum, hal ini menyebabkan produksi hormone dalam
tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi hormone seks wanita yang tidak lain
adalah hormone esterogen dan progesterone.

Penurunan fungsi hormone dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya


penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala menopause akan mulai timbul dan
terasa meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya
perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat dan
untuk jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu
relative menjadi lebih banyak dari sebelumnya (Mulyani, 2013).
C. Manifestasi klinis menopause
Haryono (2016) mengatakan tanda gejala wanita menopause sebagai berikut :
1. Berkurangnya jumlah darah yang mengalir ke payudara menimbulkan tidak
adanya perubahan atau penambahan besar payudara ketika diberikan
rangsangan seksual.
2. Lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur disamping
kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari dan mengalami pigmentasi
serta menjadi hitam bahkan terkadang pada kulot tumbuh bintik-bintik
hitam.
3. Wanita yang menopause juga mengalami kelemahan pada tulang. Kondisi
itu disebabkan oleh hilangnya beberapa zat tulang sehingga membuatnya
tidak dapat mengakses hormon estrogen dengan baik.
4. Pada masa menopause banyak wanita yang mengalami kegemukan atau
obesitas. Hal itu di sebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh
membakar energi akibat menurunnya efektifitas proses dinamika fisik pada
umumnya.
5. Penambahan berat badan saat menopause seringkali menimbulkan penyakit
yang menahun seperti penyakit darah tinggi, penyakit diabetea dan penyakit
tulang persendian.
6. Ketika seorang wanita melewati menopause, suasana hati dan kondisi tubuh
berubah. Tubuh kehilangan hormon yang diperlukan dan menurunnya
fungsi pikiran.
7. Tubuh terasa panas di sekitar wajah dan dada yang di sebut dengan Hot
flashes, adalah tanda atau gejala yang paling menonjol dari seorang wanita
mengalami gejala menopause yakni dengan terjadinya perubahan hormonal
yang menyebabkan pembuluh darah melebar dalam upaya untuk
mendinginkan tubuh. Beberapa wanita yang mengalami gejala demikian
akan mengalami perubahan warna kulirt yang memerah atau berkeringat
selama hot flashes. Hot flashes juga dapat menyebabkan denyut jantung
meningkat. Hot flashes yang merupakan gejala normal dan dominan terjadi
pada setiap wanita menopause pada umumnya masih dapat dikendalikan
dengan menghindari alkohol, kafein, mengurangi makanan berselera pedas
dan rorko. Gejala ini dirasakan 75% dari setiap orang yang mengalami
menopause.
8. Organ wanita akan mengalami kekeringan dan meningkatnya resiko terkena
berbagai macam penyakit dan bakteri.
9. Kehilangan gairah seks. Flukstasi hormon dalam tubuh juga dapat memicu
hilangnya libido perempuan.
10. Sebagian besar wanita yang mengalami gejala menopause akan mengalami
perubahan terhadap suasana hati atau mood dan ini umumnya terjadi
sebelum dan selama menopasue. Perubahan mood ini umumnya dilatar
belakangi oleh perubahan hormon yakni hormon estrogen dan progesteron
yang berperan dalam pengaturan hormon-hormon wanita. Setiap perempuan
akan mengalami pengalaman menopause yang berbeda, beberapa
diantaranya mungkin tidak mengalami gejala yang mengganggu. Di sisi
lain, beberapa perempuan mengalami gejala yang cukup parah, seperti
mudah marah, gelisah, depresi, sulit tidur, sulit konsentrasi, kompulsif
maniak, kadang-kadang perangainya berubah, ada kekecewaan karena
merasa dirinya menjadi tua dan tidak lagi menarik.
11. Dan sebagainya, yang masing-masing wanita mempunyai pengalaman
berbeda-beda.

D. Tahapan terjadinya menopause


Haryono (2016) menyatakan ada tiga tahapan terjadinya menopause :
1. Perimenopause
Biasanya dimulai beberapa tahun sebelum menopause, ketika ovarium
memproduksi estrogen secara bertahap mulai mengurang. Perimenopause
berlangsung sampai menopause, yaitu titik ketika ovarium berhenti
melepaskan telur. Dalam satu sampai dua tahun saat perimenopause,
penurunan estrogen akan semakin cepat.
2. Menopause
Menopause adalah titik ketika itu sudah setahun seorang wanita tidak
memiliki periode menstruasi, pada tahap ini, ovarium telah berhenti
melepaskan telur dan berhenti menghasilkan sebagian besar estrogen mereka.
3. Postmenopause
Postmenopause terjadi setelah 3-4 tahun setelah menopause. Selama tahap ini,
terdapat resiko kesehatan yang berkaitan dengan hilangnya estrogen seiring
dengan meningatnya usia perempuan.

E. Gangguan psikologis pada masa menopause


Beberapa gangguan psikologis yang sering dialami oleh wanita menopause dan
menjadi keluhan sehingga merasa bahwa usia menopause merupakan akhir dari
segalanya, diantaranya adalah (Astutik, 2013):
1. Depresi
Beberapa wanita yang mengalami masa menopause tidak sekedar mengalami
perubahan mood yang sangat drastis bahkan ada yang mengalami depresi.
Wanita yang mengalami depresi akan lebih sering merasa sedih karena
kehilangan kemampuan reproduksinya. Mereka juga merasa sedih karena
kehilangan kesempatan untuk memiliki anak dan juga merasa sedih karena
kehilangan daya tarik. Seperti yang telah diketahui, sebagian besar wanita
akan merasa tertekan jika kehilangan seluruh perannya sebagai wanita.
2. Stres
Wanita yang mengalami menopause akan merasakan stress. Hal ini
disebabkan ketakutan didalam dirinya. Ketakutan tidak berprestasi lagi dalam
menjalin hubungan dengan pasangan. Selain itu stress dapat diakibatkan oleh
lingkungan, pekerjaan, pergaulan sosial, dan kehidupan berumah tangga.
3. Kecemasan
Adanya perubahan fisik yang terjadi sehubungan dengan menopause
mengandung arti yang lebih mendalam bagi kehidupan wanita. berhentinya
siklus menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaan karena
sudah tidak dapat melahirkan anak lagi. Akibat lebi jauh adalah timbulnya
perasaan tak berharga, tidak berarti dalam hidup sehingga muncul rasa
khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintainya
berpaling dan meninggalkannya. Perasaan itulah yang sering kali dirasakan
wanita pada masa menopause, sehingga sering menimbulkan kecemasan.
4. Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, tetapi setelah
mengalami menopause kecepatan mengingatnya menurun. Tidak hanya
penurunan dalam kecepatan, tetapi juga kemampuannya mengingat sehingga
sering lupa hal sederhana.
5. Gangguan fungsi kognitif
Gangguan kognitif pada wanita menopause berkaitan dengan menurunnya
hormone estrogen. Gejala ini bervariasi pada setiap individu diantara
kelelahan mental, masalah daya ingat, konsentrasi dan perubahan mood yang
berlangsung cepat. Penurunan hormone estrogen dapat menyebabkan
penurunan neurotransmitter yang ada diotak, penurunan kadar
neurotransmitter tersebut menyebabkan penurunan fungsi kognitif pada
wanita postmenopaus.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause


Menurut Astutik (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang wanita
mengalami menopause, diantaranya :
1. Usia saat haid pertama kali ( menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan hubungan antara usia
pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki
menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan,
bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua
atau lama dia memasuki menopause.
2. Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka
akan mengalamimasa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang
menikah dan tidak bekerja.
3. Jumlah anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause,
tapi beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause
4. Usia melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang
melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause.
Penilitian yang dilakukan beth Israel deacones medical centre in boston
mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun
akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena
kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja organ
reproduksi. Bahkan, akan memperlambat proses penuaan tubuh.
5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal
ini biasa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung
telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama memasuki usia menopause.
6. Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause, hal
ini erat kaitannya dengan kandungan yang ada dalam rokok yang
berpengaruh terhadap menopause.
7. Sosial ekonomi
Menopause kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi,
disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga berhubungan antara
tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam
pengaruh sosial ekonomi.
8. Cemas
Kecemasan yang dirasakan wanita akan sangat menentukan waktu
kecepatan atau bahkan keterlambatan masa-masa menopause. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecemasan diantaranya faktor keluarga dan lingkungan
sosial.
9. Stres
Jika seseorang sering stress, maka sama juga dengan cemas, yang
menyebabkan lebih dini mengalami masa-masa menopause.

G. Jenis-jenis menopause
Menurut Mulyani (2013) menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis
diantaranya :
1. Menopause premature
Menopause premature menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun.
Menopause premature ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa
menstruasi sebelumnya tetap pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes
serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-
tanda yang seperti disebutkan, perlu ada tindak lanjut kembali penyebab ini
terganggu ovarium adanya faktor-faktor yang menyebabkan menopause
premature adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit
menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun
menopause premature tidak memerlukan terapi kecuali pemberian keterangan
atau informasi terkait kepada seorang wanita yang bersangkutan.
2. Menopause normal
Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau
diawal 50 tahun.
3. Menopause terlambat
Umunya batas usia terjadi menopause adalah usia 52 tahun. Namun apabila
ada seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam arti
masih mengalami mestruasi di usia 52 tahun. Ada beberapa faktor yang
mendorong mengapa di usia 52 tahun masih ada wanita yang mengalami
menstruasi, diantaranya faktor tersebut adalah kostitusional. Fibromioma uteri
dan tumor ovarium yang menghasilkan esterogen. Wanita dengan karsinoma
endometrium sering dalam anamnesis disebut juga dengan menopause
terlambat.

H. Hormon yang berperan dalam menopause


Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam system
pendarahan darah yang akan mempengaruhi organ yang ada di seluruh tubuh.
Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan hormone
gonadotropin ke kelenjar pituitary. Selama masa reproduksi kelenjar pituitary
akan merespon dengan memproduksi dua hormone, yaitu follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteiningsing hormone (LH). Hormone ini akan menentukan
jumlah hormone esterogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium atau
indung telur.
Hormone FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan hormone
LH akan merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur. Ketika
akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin jarang terjadi.
Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak
menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk
mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak unutuk mensekresikan
hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur.

Hormone esterogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam


mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga menyebabkan banyak wanita
yang mengalami hot flush ketika kadar hormone esterogen dalam tubuh
menurun. Penurunan hormone progesterone selama masa menopause akan
menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau
marah, libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan.

Bukan berarti karena hormone esterogen turun secara drastis setelah ovarium
tidak lagi memproduksi sel telur atau ovum (sampai demgan 60%), hormone
ini tidak akan hilang seluruhnya dalam tubuh. Tubuh akan menemukan cara
untuk memproduksinya. Ketika kelenjar adrenal memproduksi
androstenedion yang akan diubah menjadi estron sehingga sengat penting
untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat dengan gaya hidup sehat dan
mengelola stress. Hal ini dikarenakan jika dalam keadaan stress maka
kelenjar adrenal tidak sanggup untuk memproduksi androstenedion (Mulyani,
2013).

I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1:
Disfungsi seksual b.d gangguan fungsi tubuh
1. Definisi
Suatu keadaan ketika individu mengalami suatu perubahan fungsi seksual.
2. Batasan Karakteristik
Gangguan aktivitas seksual Gangguan kepuasan seksual
Merasakan keterbatan seksual Penurunan hasrat seksual
3. Faktor yang berhubungan
Adanya penyaniayaan Gangguan fungsi tubuh

Diagnosa 2:
Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
1. Definisi
Ketiadaan atau defisisensi informasi kognitif yng berkaitan dengan topik
tertentu.
2. Batasan Karakteristik
Kurang pengetahuan Perilaku tidak tepat
3. Faktor yang berhubungan
Kurang informasi kurang sumber pengetahuan

J. Intervensi keperawatan
Diagnosa 1 :
Disfungsi seksual b.d gangguan fungsi tubuh
1. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) :
Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi tindakan
keperawatan dengan kriteria:
- Klien tidak menolak bila diajak berhubungan
- Vagina lembab dan elastis
2. Intervensi NIC
- Ciptakan lingkungan saling percaya dan beri kesempatan kepada klien
untuk menggambarkan masalahnya dalam kata-kata sendiri.
Rasional: kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara tentang subjek
sensitive, tapi dengan terciptanya rasa saling percaya dapat
menentukan/mengetahui apa yang dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya.
- Beri informasi tentang kondisi individu
Rasional: informasi akan membantu klien memahami situasinya sendiri.
- Anjurkan klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan pasangan/orang
dekat.
Rasional: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian
atau masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.
- Diskusikan dengan klien tentang penggunaan cara/teknik khusus saat
berhubungan (misalnya: penggunaan minyak vagina)
- Rasional: mengurangi kekeringan vagina yang dapat menimbulkan rasa
sakit dan iritasi, sehingga meningkatkan kenyamanan dalam
berhubungan.
- Kolaborasi dengan dokter.
Beri obat sesuai indikasi
Estrogen pengganti
Rasional: memulihkan atrofi genetalia, kekeringan vagina, uretra.

Diagnosa 2 :
Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
1. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan pengtahuan pasien bertambah.
- Klien tahu penyebab keadaan saat ini
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
- Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
2. Intervensi NIC
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang keadaannya
Rasional: menentukan sampai di mana tentang pengetahuan klien
tentang keadaannya/proses menopause
- Beri penjelasan tentang proses menopause, penyebab, gejala
menopause.
Rasional: memberi pengetahuan pada klien tentang menopause
- Beri penjelasan pada klien tentang proses pengobatan.
Rasional: terapi pengganti estrogen tidak mengembalikan siklus haid
normal tapi dapat menurunkan/menghilangkan gejala penyebab dari
menopause seperti: memulihkan atrofi genetalia dan perubahan dinding
uretra, menghilangkan hot flushes, dll. Terapi progesterone dan
estrogen diberi secara siklik untuk meniru siklus endometrium.
- Diskusikan tentang perlunya pengaturan/diet makanan, penggunaan
suplemen.
Rasional: meningkatkan kesehatan dan mencegah osteoporosis.
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Reni Yuli. (2013). Penatalaksanaan Dan Terapi Seks Menopause.


Yogyakarta : Fitramaya
Haryono, Rudi. (2016). Siap Menghadapi Menstruasi & Menopause. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Mulyani, Nina Siti. (2013). Menopause akhir siklus menstruasi pada wanita di usia
pertengahan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Pelaihari, Januari 2019
Ners Muda,

Ermayanti, S.Kep

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( Yuliani Budiarti, Ns., M.Kep., Sp. Mat ) ( Suci Lestari, S.,ST )

Anda mungkin juga menyukai