Anda di halaman 1dari 17

TELAAH LITERATUR

“PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN


PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM”

OLEH:

KELOMPOK I

DOSEN PEMBIMBING: Putri Widita Muharyani, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga laporan Telaah Literatur mengenai Pengaruh Teknik Marmet
terhadap Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum ini dapat terselesaikan dan kami
mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya
Reguler 2016 dapat mengikuti proses belajar pada mata kuliah Blok Keperawatan Keluarga
ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang teknik marmet yang digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI.

Dengan selesainya laporan ini, kami berharap dapat berbagi pengetahuan mengenai
Teknik Marmet untuk Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai referensi bagi tenaga kesehatan. Terselesaikannya laporan ini tidak
terlepas dari bantuan beberapa pihak khususnya dosen pembimbing kami Putri Widita
Muharyani, S.Kep., Ns., M.Kep serta kerja sama kelompok satu.

Kami sadar bahwa laporan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Indralaya, Januari 2019

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................. 3


1.2 Tujuan ................................................................................. 5
1.3 Manfaat ................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep ASI ................................................................... 6

2.2 Konsep Teknik Marmet ................................................................... 9

BAB III ANALISIS JURNAL

3.1 Analisis Jurnal .............................................................................. 16


3.2 Tabel PICO .............................................................................. 22
3.3 Pembahasan .............................................................................. 30

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................. 34

Daftar Pustaka ............................................................................. 35

Lampiran

iii
“THE EFFECT OF MARMET TECHNIQUE ON INCREASING ASI
PRODUCTION IN POSTPARTUM MOTHER”

ABSTRACT

Background: Breast milk is a type of food that satisfies all elements of the baby's needs,
both physical, psychological, social and spiritual. Breast milk contains nutrients, hormones,
elements of immune growth, anti-allergies, and anti-inflammation. One of them is colostrum
which contains a lot of white blood cells, proteins and antibodies that can provide protection
for babies up to the age of 6 months. Decreasing breast milk production in the first days after
giving birth can be caused by a lack of stimulation of the hormone prolactin and oxytocin
which plays a role in the smooth production of breast milk. The Marmet technique aims to
empty the milk from the lactiferous sinuses located below the areola so that it is hoped that
emptying the breast milk in the lactiferous sinus will stimulate the release of prolactin.
Expending the hormone prolactin is expected to stimulate mammary alveoli to produce
breast milk.

Objective: to know and analyze interventios of Marmet Technic to Increasing Breastmilk


Production for Postpartum.

Method: The method used to compile the review literature is done using electronic data
base, articles search method using Perpustakaan Nasional Republik Indonesia and
neliti.com. Inclusion criteria for the articles is the articles that publishing less than five
years. Keywords used are therapy, marmet technique, increasing breastmilk production The
articles that used in the review literature was obtained from various research journals
international and national. But there are five articles that fill up the inclusion criteria and
have detail explanation about marmet technic for increasing breastmilk.

Results: The marmet techniques can be categorized as safe and effective interventions to
increase for post-partum mothers who experience problems with breast milk production. The
marmet can techniques increase for the spending of breastmilk.

Keywords: therapy, marmet technique, increasing breastmilk production

1
“PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM”

ABSTRAK

Latar Belakang : ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan
bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, dan anti inflamasi. Salah satunya adalah kolostrum yang
banyak mengandung sel darah putih, protein dan antibodi yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan. Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama
setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan
oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Teknik marmet bertujuan
untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga
diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang pengeluaran
prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang mammary alveoli
untuk memproduksi ASI.

Tujuan: Untuk mengetahui intervensi teknik marmet yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada Ibu Postpartum .

Metode : metode yang digunakan untuk menyusun literatur review dilakukan menggunakan
electronic data base, metode pencarian jurnal menggunakan Perpustakaan Nasional
Indonesia, dan neliti.com. Kata kunci yang digunakan yaitu terapi, teknik marmet,
peningkatan produksi ASI. Adapun kriteria inklusi artikel yaitu artikel yang terbit pada lima
tahun terakhir. Artikel yang digunakan dalam literatur review diperoleh dari berbagai jurnal
penelitian nasional dan internasional, terdapat 579 artikel ilmiah yang didapatkan pada
mesin pencarian namun hanya dipilih lima artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat
menjelaskan secara rinci penggunaan teknik marmet untuk meningkatkan produksi ASI .

Hasil: Teknik Marmet dapat dikategorikan sebagai salah satu intervensi yang aman dan
dapat diterapkan pada klien masalah produksi ASI, serta teknik marmet dari beberapa artikel
yang ditelaah terbukti dapat meningkatkan produksi ASI.

Kata Kunci : terapi, teknik marmet, peningkatan produksi ASI.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menyusui merupakan kejadian alamiah. Namun, untuk dapat berhasil menyusui&
dengan optimal, seorang ibu harus mengetahui tentang air susu ibu (ASI) itu sendiri serta
penatalaksanaan menyusui. (Utami, 2009 dalam Widiastuti, Arifah & Rachmawati,
2015). ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, dan anti inflamasi. Salah satunya adalah kolostrum
yang banyak mengandung sel darah putih, protein dan antibodi yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan. ASI diproduksi oleh kelenjar payudara pada
bulan terakhir pada masa kehamilan. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan
kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun
meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Produksi ASI semakin efektif dan terus-
menerus meningkat pada 10-14 hari setelah melahirkan. (Prasetyono, 2009 dalam
Risnawati & Tristanti, 2018).

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan Menteri Kesehatan nomor:


450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di
Indonesia. Pada tahun 2012 telah terbit Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33 tentang
Pemberian ASI Eksklusif dan telah diikuti dengan diterbitkannya 2 (dua) Peraturan
Menteri Kesehatan yaitu : Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu dan Permenkes
Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya (Depkes
gizi, 2013).

Anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup
dalam enam bulan pertama kehidupan dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai
menyusui pada hari pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian bayi baru
lahir hingga 45 persen. Selain manfaat bagi bayi, ibu yang memberikan ASI eksklusif
juga berkecenderungan lebih kecil untuk menjadi hamil lagi dalam enam bulan pertama
setelah melahirkan dan lebih cepat pulih dari persalinan. Meskipun manfaat-manfaat dari
menyusui ini telah didokumentasikan di seluruh dunia, hanya 39 persen anak-anak di

3
bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2012. Angka global ini hanya
meningkat dengan sangat perlahan selama beberapa dekade terakhir, sebagian karena
rendahnya tingkat menyusui di beberapa negara-negara besar, dan kurangnya dukungan
untuk ibu menyusui dari lingkungan sekitar (Unicef, 2013).

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 masih menunjukkan rata-rata angka
pemberian ASI eksklusif di dunia baru berkisar 38 persen. Di Indonesia meskipun
sejumlah besar perempuan (96%) menyusui anak mereka dalam kehidupan mereka,
hanya 42% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Pada saat anak-anak mendekati ulang tahunnya yang ke dua, hanya 55% yang masih
diberi ASI. Jika dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka
tersebut masihlah jauh dari target.

Berdasarkan data yang dikumpulkan International Baby Food Action Network (IBFAN)
2014, Indonesia menduduki peringkat ke tiga terbawah dari 51 negara di dunia yang
mengikuti penilaian status kebijakan dan program pemberian makan bayi dan anak
(Infant-Young Child Feeding).

Pengeluaran air susu ibu (ASI) secara dini adalah syarat penting dalam mendukung
pemberian ASI eksklusif. WHO menetapkan target pemberian ASI eksklusif di tahun
2025 sekurang- kurangnya 50%. Alasan paling umum ibu mengakhiri menyusui adalah
bahwa susu ''kering''. Akan tetapi, menurut beberapa penelitian, alasan-alasan yang tepat
terkait dengan ini adalah stres, kecemasan, dan bekerja di luar rumah. Ibu yang cemas
dan stres dapat menghambat pengeluaran ASI, karena pengeluaran ASI akan
berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman (Dennis & McQueen, 2009
dalam Risnawati &Tristianti, 2018; Utami, 2009 dalam Widiastuti, Arifah &
Rachmawati, 2015).

Colin dan Scott (2002) dalam penelitiannya yang dilakukan di Australia menjelaskan
bahwa 29 persen ibu postpartum berhenti menyusui karena produksi ASI berkurang.
Fenomena yang ditemukan di lapangan bahwa produksi dan ejeksi ASI yang sedikit pada
hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI secara dini.
Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan
oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam

4
kelancaran produksi ASI (Mardiyaningsih, 2011; Widiastuti, Arifah & Rachmawati,
2015).

Hakikatnya, tidak ada ibu yang memproduksi ASI sedikit. Dari 100 ibu bersalin, hanya
dua ibu yang benar- benar memiliki produksi ASI sedikit dan yang lainnya memiliki
produksi ASI yang banyak. Ibu perlu mendapatkan penatalaksanaan dini supaya ibu
dapat memahami hal-hal penting yang dapat meningkatkan produksi ASI serta upaya
agar pengaliran ASI dapat berhasil dengan baik. Jika menyusui di periode awal kelahiran
tidak dapat dilakukan, upaya yang dapat dilakukan sebagai alternatif terbaik berikutnya
adalah memerah atau memompa ASI selama 10 - 20 menit tiap dua sampai tiga jam
sekali hingga bayi dapat menyusu. Tindakan ini dapat membantu memaksimalkan
reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui
pada bayi ( Utami, 2009; La Leche Leageu International, 2013).

Teknik marmet merupakan kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara
sehingga refleks ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara marmet bertujuan
untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga
diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang
pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang
mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau
dikosongkan dari payudara akan semakin baik produksi ASI di payudara. (La Leche
Leageu International, 2013 dalam Widiastuti, Arifah & Rachmawati, 2015; Hormann,
2006 dalam Ningrum, Titisari, Setyarini & Kundarti, 2017).

Oleh karenanya, berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan telaah literatur dengan tujuan untuk membuktikan efektivitas teknik
marmet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post partum

1.2 Tujuan
Tujuan dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui intervensi teknik marmet yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi ASI pada Ibu Postpartum

5
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui intervensi teknik marmet yang dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi ASI pada Ibu Postpartum
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan intervensi teknik marmet yang
dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI pada Ibu
Postpartum
c. Untuk mengetahui tingkat keefektifan Untuk mengetahui intervensi
teknik marmet yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi
ASI pada Ibu Postpartum

1.3 Manfaat

a. Bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat dapat dijadikan sebagai referensi yang
untuk mengatasi klien yang mengalami masalah pada produksi ASI pada Ibu
Postpartum.
b. Bagi institusi pendidikan dapat menjadi dasar pengembangan materi asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami masalah pada produksi ASI pada Ibu
Postpartum.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.2 Konsep Teknik Marmet

2.2.1 Pengertian Teknik Marmet

Teknik marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu yang harus mengeluarkan ASI
nya karena medis. Teknik memerah ASI dengan tangan tersebut yaitu teknik
marmet. Teknik tersebut lebih nyaman, aman, praktis dan mudah dilakukan.
Terknik marmet dilakukan karena kesulitan dalam mengeluarkan ASI nya saat bayi
menyusu. Kemudian ia menemukan suatu metode memijat dan menstimulasi agar
refleks keluarnya ASI lebih optimal (Suryoprajogo, 2009). ASI bisa keluar lancar
dan membutuhkan waktu sekitar masing-masing payudara 15 menit. Cara ini sering
disebut juga dengan back to nature karna caranya sederhana dan tidak membutuhkan
biaya (Rahayu, 2008).

2.2.2 Manfaat Teknik Marmet

Teknik marmet yaitu memadukan pemijatan dan memerah payudara (sel-sel pembuat
ASI dan saluran ASI) untuk meningkatkan hormon oksitosin (Roesli, 2009).
Hormone oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang berisi
ASI yang dikeluarkan melalui putting susu (Purwanti, 2004). Disaat yang sama
untuk pengeluaran ASI merupakan tugas hormon prolaktin yang terstimuli oleh
hormon oksitosin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang
mammary alveoli untuk memproduksi ASI. (La Leche Leageu International, 2013
dalam Widiastuti, Arifah & Rachmawati

2.2.3 Prosedur Teknik Marmet

Cara memerah ASI dr. Marmet (Roesli, 2009):

a. Pijat payudara
b. Perah payudara selama 5-7 menit
c. Pijat payudara
d. Perah payudara selama 3-5 menit
e. Pijat payudara

7
f. Perah payudara selama 2-3 menit

Cara memijat payudara (Roesli, 2009)

a. Mulai dari pangkal payudara, tekan payudara menggunakan dua jari (Gambar
1.3) atau tiga jari (Gambar 2.4) ke permukaan dada. Buat gerakan
melingkar pada satu daerah payudara. Pijat selama beberapa detik kemudian
pindahkan jari ke daerah lain. Lakukan pijatan dengan arah pijatan spiral
seperti (Gambar 1.2), dilanjutkan dengan mengelilingi payudara atau secara
radial (Gambar 3.4) menuju ke puting susu.
b. Kepalkan tangan, kemudian tekan ruas ibu jari kedinding dada
(Gambar 5). Pindahkan tekanan berturut dimulai dari telunjuk, jari
tengah, jari manis dan kelingking kearahputing (Gambar 6). Ulangi gerakan
tersebut pada daerah lain dengan cara yang sama. Untuk bagian bawah
payudara tekanan dimulai dari tekanan ruas jari kelingking sampai ke ibu jari.

Cara memerah ASI dengan teknik marmet (Nurdiansyah, 2011).

8
a. Sebelum memerah payudara, lakukan pemijatan payudara menggunakan
tangan dengan gerakan memutar dari arah dada menuju aerola.
b. Memijat daerah aerola dengan jari telunjuk dan ibu jari untuk menonjolkan
puting.
c. Perah payudara dengan menggunakan telapak tangan dengan posisi ibu ajari
berada diatas payudara.
d. Arahkan gerakan mulai dari pangkal payudara menuju aerola sampai ASI
keluar.

9
BAB III

ANALISIS JURNAL

3.1 Analisis Jurnal

10
3.2 Tabel Analisis PICO

11
3.3 Pembahasan

12
BAB IV

PENUTUP

13
DAFTAR PUSTAKA

La Leche League International [home page on internet]. How to get your milk supply off
to a good start [update 2013 March 26; cited 2019 January 20]. Available from:
http://www.lalecheleague.org/nb/nbjulaug05p142.html

Mardiyaningsih E, Setyowati S, Sabri L.(2011) Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet


dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Post Seksio di Rumah Sakit wilayah
Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Sudirman.

Nurdiansyah, N. (2011). Buku Pintar Ibu & Bayi. Jakarta: Bukune

Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Bidan. Jakarta :
EGC

Rahayu, S. (2008). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Roesli, U. (2009). Panduan Praktis Menyusui (Rev). Jakarta: Pustaka Bunda

Suryoprajogo. 2009. Kekuatan Menyusui . ISBN. Yogyakarta

Utami R.( 2009) Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda

14

Anda mungkin juga menyukai