Anda di halaman 1dari 6

TELAAH LITERATUR TENTANG PENGKAJIAN TINGKAT KESADARAN PADA

PASIEN

Mata Kuliah Badan Hidup Dasar

Oleh :

Ledy Astridina

04021281621017

Dosen Pengampu : Eka Yulia Fitri, Y., S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

OGAN ILIR

FEBRUARI, 2020
Judul/Penulis/Tahun Population Intervention Comparison Outcome
Comparison of Glasgow 79 pasien dengan usia Pengukuran tingkat Berdasarkan hasil statistik Tidak ada perbedaan
Coma Scale and Full Outline kisaran 18-65 tahun yang kesadaran dilakukan dengan tidak ditemukan perbedaan signifikan antara
of dirawat setidaknya 24 jam di menggunakan FOUR dan yang signifikan pada nilai penggunaan FOUR dan GCS
Unresponsiveness (Four) ICU. GCS yang diukur oleh FOUR pada kelompok A dalam menilai tingkat
Score: A Prospective Study anestesiologis (Kelompok dan kelompok B pada eye, kesadaran pasien yang
Bayraktar et al., (2019) A) dan spesialis saraf motor, reflex otak, dan diberikan dengan dua
(Kelompok B). komponen respirasipengukur. Tingkat mortalitas
(p=0.604, diantara pasien dengan skor
p=0.564, p=0.140, p=0.299). rendah pada FOUR dan GCS
lebih tinggi dibandingkan
Berdasarkan hasil statistik tingkat mortalitas RS.
tidak ditemukan perbedaan
yang signifikan pada nilai
GCS pada kelompok A dan
kelompok B pada eye,
motor, dan verbal
(p=0.319, p=0.873,
p=0.705).

kelompok yang
menggunakan pengkajian
tingkat kesadaran dengan
FOUR dan GCS tidak
memiliki perbedaan yang
signifikan (p=0.05).
A. Analisis PICO

Tabel 1. Analisis PICO


B. Pembahasan
Evaluasi klinis mengenai tingkat kesadaran merupakan suatu hal fundamental dan
krusial pada pemeriksaan fungsi saraf (Temiz, Kose, Tehli, Acikel, & Hatipoglu, 2018).
Sehingga, diperlukan suatu upaya untuk menurunkan tingkat kesalahn pada saat
mengevaluasi pasien intensif dan diupayakan untuk melakukan pengkajian yang akurat.
Skala FOUR merupakan pengkajian tingkat kesadaran yang cukup mudah digunakan,
semudah GCS. Skala FOUR juga cukup mudah dipahami dan mulai digunakan secara
luas sebagai salah satu metode pengkajian tingkat kesadaran (Sahin AS, Sahin M, Ozturk
NK, Kizilates E, Karsli B, 2015 dikutip oleh Bayraktar et al., 2019).
Kelemahan penggunaan GCS salah satunya ialah tidak dapat melakukan pengkajian
secara verbal pada pasien yang terpasang intubasi, selain itu tidak terdapat pula evaluasi
refleks batang otak dan pola pernapasan. Perubahan tingkat kesadaran yang disebabkan
oleh deviasi pola pernapasan dan refleks batang otak terkadang diabakan, hal tersebut
dapat menyebabkan kesalahan penilaian pada tingkat kesadaran pasien, tingkat perbaikan
dari koma dan kematian otak (McNett et al, 2014; Okasha AS, Fayed AM, Saleh AS,
2014; Orken et al, 2010 dikutip oleh Bayraktar et al., 2019).
Parameter sistem pernapasan dapat diukur dengan skala FOUR, meskipun dengan
pasien yang terintubasi ataupun terpasang trakeostomi yang dibantu oleh ventilator
mekanik. Selain itu, terdapat juga penilaian pupil, kornea, refleks gag yang merupakan
komponen penilaian batang otak untuk menentukan kematian otak. Sehingga, skala
FOUR lebih baik digunakan sebagai pengkajian awal tanda-tanda kematian batang otak.
Skala FOUR juga memiliki kelemahan yaitu, penilaian skala behavioural tidak dapat
secara lengkap dikaji untuk menilai tingkat kesadaran (Bayraktar et al., 2019).
Pengkajian tingkat kesadaran diadaptasi dari intervensi dan juga rencana perawatan
khususnya pada pasien yang tidak sadar. Alasan tersebut pula yang menimbulkan
penelitian untuk membandingkan kereliabilitasan GCS dan Skala FOUR dari para tenaga
kesehatan (Jalali et al, 2012; Orken et al, 2010 dikutip oleh Bayraktar et al., 2019).
Menurut Okasha AS, Fayed AM, Saleh AS (2014) dikutip oleh Bayraktar et al., 2019)
skala FOUR lebih baik digunakan dibandingkan dengan GCS. Hal tersebut didukung oleh
penelitian (Jalali & Rezaei, 2014) FOUR dibandingkan dengan GCS untuk memprediksi
mortalitas dan fungsi kognitif dari status pasien dengan trauma otak pada pasien intensif.
Skala FOUR juga dianggap lebih rinci untuk menggambarkan status neurologis dengan
hasil yang cukup valid (Okasha AS, Fayed AM, Saleh AS, 2014 dikutip oleh Bayraktar et
al., 2019).
.
Menurut Wijdicks EFM, Bamlet WR, Maramattom BV, Manno EM, McClelland RL,
(2005) dikutip oleh Bayraktar et al, (2019) melaporkan jika penilaian refleks batang otak
dan parameter sistem pernapasan menggunakan FOUR lebih baik dibandingkan GCS
sebagai indikator prognostik dari mortalitas rumah sakit. Beberapa penelitian yang
melakukan perbandingan antara FOUR dan GCS melaporkan jika didapatkan hasil yang
serupa dari kedua jenis pengkajian tingkat kesadaran. Namun, Eken C, Kartal M, Bacanli
A, Eray O (2009) menyebutkan jika FOUR tidak lebih unggul disbanding GCS dalam
mengubah tingkat kesadaran pasien pada departemen gawat darurat. Menurut Bayraktar
et al., (2019) GCS dan FOUR memiliki hasil pengukuran tingkat, namun FOUR tentunya
memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan pada pasien dengan fungsi verbal yang tidak
terkaji seperti pasien yang menggunakan endotrakeal tube, trakeostomi, ataupun
terpasang ventilator mekanik.

C. Kesimpulan
Skoring system sering digunakan pada Unit Perawatan Intensif untuk mengkaji tingkat
kesadaran pada pasien yang dirawat pada departemen tersebut. Penilaian tersebut dapat
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan
umum, status neurologis, dan status kardiopulmonal. Metode yang digunakan antara lain
adalah GCS dan FOUR. Namun, GCS memiliki beberapa kelemahan dalam
penggunaannya yaitu tidak dapat mengkaji khususnya pada pasien dengan intubasi,
kerusakaan refleks batang otak dan tidak dapat menggambarkan pola respirasi pasien.
Dalam artikel yang telag ditelaah didapatkan untuk mengatasi kelemahan pada metode
GCS maka metode alternative yang dapat digunakan adalah metode FOUR.
DAFTAR PUSTAKA

Bayraktar, Y. S., Sahinoglu, M., Cicekci, F., Kara, I., Karabagli, H., Duman, A., & Celik, J.
B. (2019). Comparison of Glasgow Coma Scale and Full Outline of Unresponsiveness
(FOUR) score: A prospective study. Turkish Neurosurgery, 29(2), 285–288.
https://doi.org/10.5137/1019-5149.JTN.24175-18.2

Jalali, R., & Rezaei, M. (2014). A comparison of the diagnostic power of the Full Outline of
Unresponsiveness scale and the Glasgow coma scale in the discharge outcome
prediction of patients with traumatic brain injury admitted to the intensive care unit.
Saudi Journal of Anaesthesia, 8(2), 193–197. https://doi.org/10.4103/1658-
354X.130708

Temiz, N. C., Kose, G., Tehli, O., Acikel, C., & Hatipoglu, S. (2018). A comparison between
the effectiveness of full outline of unresponsiveness and Glasgow Coma Score at
neurosurgical intensive care unit patients. Turkish Neurosurgery, 28(2), 248–250.
https://doi.org/10.5137/1019-5149.JTN.19504-16.0

Anda mungkin juga menyukai