NIM : PO.71.39.1.18.021
Kelas : Reguler 2A
DOSEN PEMBIMBING :
NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
II. PRINSIP
Prinsip dari metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan
eksipien yang memiliki aliran dan kompresibilitas yang baik kemudian
dicetak
III. TEORI
A. Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat
berbeda ukuran, bentuk, berat, kekerasan, dan ketebalalan, daya hancurnya
dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara
pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral.
Biasanya tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi
rasa. Selain secara oral, tablet juga dapat diberikan secara sublingual,
bukal, dan melalui vagina.
Menurut FI Edisi IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Menurut Formularium Nasional Edisi II Tablet adalah sediaan padat
kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung
pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat
dengan atau tanpa zat pengisi.
Menurut FI edisi III 1979 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara
kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang
cocok.
1. Berdasarkan Prinsip Pembuatan
1. Tablet Kempa
Tablet ini dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau
cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Tablet ini dibuat dengan cara menekan masa serbuk lembab dengan
tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung
pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
3. Berdasarkan Penyalutan
a. Tablet Polos
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah
di lambung.
b. Tablet Salut Gula
Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa
lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk
melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara ( O2, kelembaban ),
menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Tablet salut gula (dragee) adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula
berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut,
seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
c. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak
dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat didalam
saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang
hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa,
hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa
asetatftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau
mengandung air.
g. Kriteria Tablet
a. Harus mengandung zat aktif dan nonaktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
g. Bebas dari kerusakan fisik
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
j. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
b. Pengikat
Zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi
tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel–partikel serbuk
dalam masa tablet yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan
kemudian untuk pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang
disebut tablet, pengikat dapat dibagi dua :
Pengikat kering (binder), pengikat kering ditambahkan kedalam
massa kering. Contoh, bahan kering yang sering digunakan:
1) Acasia 2-5 %
2) Derivat selulosa 1-5 %
3) Sukrosa 2-25 %
Pengikat Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk larutan atau
suspensi, contoh pengikat basah yang sering digunakan:
1) Derivat selulosa 1-5 %
2) Gelatin 1-5 %
3) Pasta amylum 1-5 %
4) Natrium Alginat 2-5 %
c. Penghancur
Zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk
membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat
disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam yang disebut
sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan internal dan sebagai
fasa luar yang disebut bahan eksternal.
Amylum/Kanji
Mikrokristalin Selulosa
Explotab
Kombinasi Asam (Tablet Effervesescent)
d. Pelincir
Zat yang memungkinkan aliran bahkan memasuki cetakan tablet
dan mencegah melekat nya bahan pada punch dan die membuat tablet
menjadi bagus dan mengkilap. (Ansel hal 246-247) Talcum, PEG,
Asam Stearat, dan Mg Stearat.
e. Pewarna
Pemberi rasa dan pemanis , penggunaan zat warna dan pemanis
digunakan untuk menutupi warna obat yang kurang baik , (dentifikasi
hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik).
Dibentuknya rasa , agar dapat mengurangi rasa pahit , khusus yang
sulit menelan tablet dan member rasa untuk tablet kunyah. (Lachman
hal 679-704)
Resep
V. FORMULASI MODIFIKASI
USUL:Acuan menggunakan vitamin E zat aktif diganti dengan vitamin K
1. Formulasi Usulan
No. Bahan Mg/tab Fungsi
1. Vitamin K 1 mg Zat Aktif
2. Manitol 140 mg Pengisi
140 mg
3. tablettose® Pengisi
4 Kollidon® Va 64 15 mg Pengikat
4 Magnesium Stearat 2 mg Lubrikan
5. Aerosil® 200 10 mg Absorben
Monografi Bahan :
a. Vitamin K ( Farmakope Indonesia Edisi IV hal.526)
Serbuk hablur, kuning cerah, bau khas lemah, oleh pengaruh cahaya
warna menjadi coklat muda, Titik lebur 105˚ – 107˚C. Kelarutan Praktis
tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam kloroform P dan dalam
etanol P(95%), larut dalam benzen P dan dalam minyak nabati.
b. Kollidon (Handbook Of Pharmaceutical Exipent edisi VI halaman 508;
Farmakope Indonesia Edisi III halaman 510).
Pemerian Putih sampai krem; Pahit; tidak berbau; Higroskopi (serbuk).
Kelarutan praktis larut dalam asam, kloroform, etanol, metanol, keton
dan air. Praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas stabil pada suhu 110 – 130 0C ; Mudah terurai dengan
adanya udara dari luar ; Dapat bercampur dengan air ; stabil bila
disimpan ditempat kering. OTT jika ditambahkan thimerosol akan
membentuk senyawa kompleks. Kompatibel terhadap gerak organik
alami, resin sintetik dan senyawa lainnya. Akan terbentuk senyawa
sulfathiazole, sodium salisilat, asam salisilat, fenol barbital dan
komponen lainnya. Funsi disintegran, suspending agent, pengikat
tablet. Titik leleh 150˚C.
c. Manitol ( Farmakope Indonesia edisi IV hal. 519)
Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau dan rasa
manis, Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam basah, sangat
sukar larut dalam etanol, praktis dan tidak larut dalam eter. Zat pengisi
dan pemanis
2. Perhitungan Bahan
Direncanakan bobot 1 tablet = 300 mg
Dibuat sebanyak 1.000 tablet x 300 mg = 300.000 mg
Dilebihkan 20% = 20/100 x 1000 = 200
3. Penimbangan Bahan
a. Vitamin K = 1.200 mg
b. Manitol = 168.000 mg
c. Laktosa = 168.000 mg
d. Kolidon Va 64 = 18.000 mg
e. Magnesium Stearat = 2.400 mg
f. Aerosil = 12.000 mg
Vitamin K secara farmakologi berperan dalam produksi faktor II, VII, IX,
dan X sehingga jika terjadi defisiensi, akan menyebabkan gangguan
perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin K1 yang
memiliki aktivitas serupa vitamin K alami tubuh.
Farmakodinamik
Vitamin K berperan penting terhadap produksi faktor II, VII, IX, dan X di
hati. Vitamin K berperan sebagai kofaktor enzim yang menghasilkan
residu asam gamma-karboksiglutamik. Residu ini akan mengkonversi
prekursor faktor II, VII, IX, dan X di hati menjadi bentuk aktifnya yang
kemudian akan disekresi ke dalam darah.
Farmakokinetik
Resistensi Obat
VII.PROSEDUR KERJA
1. Bahan aktif Vitamin K dan bahan tambahan (Manitol, Laktosa,
Kollidon VA 64, Magnesium stearate, Aerosil 200) ditimbang sesuai
dengan perhitungan bahan
2. Gerus Vitamin K sampai halus, Tambahkan manitol gerus homogen.
3. Tambahkan laktosa gerus homogen
4. Tambahkan Kolidon Va 64 gerus homogen
5. Tambahkan magnesium stearat, gerus homogen
6. Tambahkan aerosil, gerus homogen
7. Ayak campuran bahan tersebut dengan pengayak 0,8 mm (20 mesh)
8. Lakukan percampuran akhir semua bahan
9. Cetak tablet dengan metode kempa langsung.
10. Lakukan evaluasi tablet
VIII. EVALUASI
Evaluasi tablet
a. Pemeriksaan Organoleptik (Ansel, 1989)
Pemeriksaan organeleptik meliputi warna, rasa, bau, penampilan
(mengkilap atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat
kecacatan seperti serpihan, dan kontaminasi benda asing (rambut,
tetesan minyak, kotoran). Warna yang tidak seragam dan adanya
kecacatan pada tablet selain dapat menurunkan nilai estetikanya juga
dapat menimbulkan persepsi adanya ketidak seragaman kandungan dan
kualitas produk yang buruk.
Hasil :
No Pemeriksaan Organoleptik Hasil
1 Warna
2 Rasa
3 Bau
4 Penampilan
5 Tekstur Permukaan
b. Keseragaman Ukuran
Diameter tablet berkisar 1 1/3 sampai 3 kali tebal tablet.Cara Kerja:
20 tablet diukur ketebalan dengan jangka sorong, apabila diameter tablet
berkisar 1 1/3 sampai 3 kali tebal tablet maka dapat dikatakan ukuran
tablet seragam.
Hasil :
Tablet Ke- Diameter Ketebalan Range
4
5
Jumlah ( )
Rata-rata (
c. Keseragaman Bobot
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah ( )
Rata-rata ( )
d. Kekerasan Tablet
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness
tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi
keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian.
Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott,
1971).Keseragaman minimum 4 kg diukur dengan alat Hardness tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan sebuah
tablet dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu tablet dijepit
dengan cara memutar sampai tablet pecah dan retak. Pada saat tersebut
angka yang ditunjukkan oleh jarum adalah kekerasan tablet tersebut.
Range tablet biasa : 4 kg – 7 kg.
Hasil :
Friabilitas =
f. Waktu Hancur Tablet
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan selaput.
Nama alat : Disintegration Tester tipe ZT 2-Erweka
Cara kerja :
Pengujian waktu menggunakan 6 buah tablet
Masukkan tablet pada masing-masing tabung kecil dari keranjang.
Masukkan 1 cakram pada tiap-tiap tabung.
Gunakan air bersuhu 37 +/_ 2 c sebagai media yang ada di penangas
air yang ditermostatisasi.
Setelah alat dioperasikan ,keranjang akan bergerak keatas dan
kebawah sebanyak 30 kali dalam semenit.
Tablet hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan waktu yang ditambah sebanyak 15 menit. Semua tablet harus
hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan untuk
tablet bersalut waktunya 60 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
LAMPIRAN
Design Kotak
Brosur Enadin ®
Tablet menadion
Komposisi :
Tiap tablet menadion mengandung vitamin K 1 mg
Farmakologi :
Vitamin K secara farmakologi berperan dalam produksi faktor II, VII, IX, dan X sehingga jika
terjadi defisiensi, akan menyebabkan gangguan perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian
vitamin K1 yang memiliki aktivitas serupa vitamin K alami tubuh.
Dosis :
Oral, 5-10 mg
Indikasi :
Kontra Indikasi :
Efek Samping :
Penyimpanan :